Maharaja Perang Menguasai Langit

Sesuatu Terjadi Pada Bai Li Hong?



Sesuatu Terjadi Pada Bai Li Hong?

0Han Xue Nai tahu gurunya misterius. Selain itu, gurunya tampaknya sangat kuat. Paling tidak, dia pikir gurunya lebih kuat dari musuhnya. Meskipun begitu, dia tidak berpikir gurunya begitu kuat sehingga hanya Penggandaan Wujudnya yang dapat dengan mudah membunuh Han Xin. Dia benar-benar menghancurkannya. Tidak ada kesempatan baginya untuk membalas sama sekali dari awal hingga akhir.      1

Han Xin, Tetua Tertinggi dari Istana Ombak Hijau Han, adalah seorang Tokoh digdaya Tingkat Malaikat Terkemuka tingkat Penguasaan!     

"Xue Nai, ajukan pertanyaan apa pun yang kau simpan sekarang ... Penggandaan Wujud ku hanya akan bertahan paling lama tiga puluh tarikan napas," kata wanita cantik itu dan membangunkan Han Xue Nai dari linglungnya.     

Setelah itu, dia bertanya langsung, "Guru, Penggandaan Wujud milikmu ini... Ap aitu sebenarnya?"     

"Setiap Pendekar Dao, saat mereka menembus dari Tahap Malaikat Terkemuka ke Tahap Malaikat Agung, mereka akan bisa menjadi ahli Penggandaan Wujud! Penggandaan Wujud bisa...." wanita cantik itu menjelaskan dengan sabar dalam kalimat yang mudah dimengerti saat menghadapi pertanyaan Han Xue Nai.     

"Wujud Penggandaan itu dua sampai tiga tingkat lebih lemah dari wujud yang sebenarnya?" Mata Han Xue Nai melebar saat melihat wanita cantik itu dengan terkejut setelah mendengarkan penjelasannya. "Guru, Penggandaan Wujudmu dengan mudah membunuh Han Xin yang berada di Tahap Malaikat Terkemuka Tingkat Penguasaan… Apakah ini berarti dasar kultivasimu sudah berada di Tahap Malaikat Paling Inti?"     

Tahap Malaikat Paling Inti!     

Meskipun Han Xue Nai telah mendengar tentang Tahap Malaikat Paling Inti, dia masih merasa agak berlebihan.     

Seharusnya, di Provinsi Bawah Tanah Malaikat, bahkan orang-orang terkuat di kekuatan kuasi ketiga belum menembus ke Tahap Malaikat Paling Inti!     

Wanita cantik itu tersenyum tipis. Dia tidak mengakui atau menyangkalnya.     

Namun, Han Xue Nai menganggap kediamannya sebagai tanda pengakuan. Dia menyuarakan kebingungan dalam pikirannya. "Guru, setahu ku, tidak ada tokoh digdaya Tahap Malaikat Paling Inti di Provinsi Bawah Tanah Malaikat, kau..."     

"Akhirnya saatnya aku akan memberitahumu tentang hal ini..." wanita cantik itu menyela Han Xue Nai dan berkata tanpa tergesa-gesa, "Aku dari Provinsi Atas Tanah Malaikat!"     

Provinsi Atas Tanah Malaikat!     

Meskipun Han Xue Nai sudah memiliki firasat tentang apa yang terjadi, dia tetap merasa terkejut ketika mendengar pengakuan gurunya.     

"Lalu, Guru, apakah Guru tinggal di Provinsi Atas sekarang?" Han Xue Nai bertanya sambil menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan rasa gembiranya.     

"Iya." Wanita cantik itu mengangguk dan tersenyum. "Xue Nai, setelah setengah tahun, aku akan datang dan membawamu ke Provinsi Atas. Lingkungan kultivasi di sana jauh lebih baik daripada di Provinsi Bawah."     

Pergi ke Provinsi Atas.     

Han Xue Nai merasa terkejut ketika mendengar kata-kata wanita cantik itu lagi.     

Baginya, Provinsi Atas tidak diragukan lagi adalah tempat yang misterius. Dia tidak terkejut mengenai keunggulan kultivasi di sana dibandingkan dengan Provinsi Bawah. Lagi pula, di situlah semua tokoh digdaya yang benar-benar kuat di Tanah Malaikat berada.     

Di Provinsi Bawah Tanah Malaikat, kekuatan kuasi ketiga akan mampu bertindak sesuka hati. Namun, di Provinsi Atas, ada lebih dari sekedar kekuatan kuasi ketiga. Ada kekuatan lapis ketiga, kekuatan lapis kedua, dan kekuatan lapis pertama.     

"Guru, hanya tokoh digdaya di atas Tahap Malaikat Terkemuka yang bisa melenggang dengan bebas antara Provinsi Atas dan Provinsi Bawah Tanah Malaikat. Dengan kekuatanku saat ini, sayangnya aku masih belum bisa ke sana," kata Han Xue Nai.     

Jika dia punya pilihan, dia tentu ingin pergi ke Provinsi Atas Tanah Malaikat bersama gurunya.     

Peristiwa baru-baru ini membuatnya sadar akan kelemahannya sendiri. Jika dia memiliki kekuatan gurunya, apakah Tuan Muda Istana Langit Terbit berani memaksanya menikah dengannya?     

"Gadis bodoh, kalau sendirian, tentu saja tidak bisa pergi ke Provinsi Atas tanpa memiliki basis kultivasi di atas Tahap Malaikat Terkemuka… Namun, selama ada tokoh digdaya di atas Tahap Malaikat Agung, mereka 'akan dapat membawa beberapa orang ke Provinsi Atas. Tentu saja, semakin kuat, semakin banyak orang yang bisa mereka bawa, " wanita cantik itu menjelaskan dengan sabar sambil menggelengkan kepalanya.     

"Baiklah, Guru! Setelah setengah tahun, aku akan pergi ke Provinsi Atas bersamamu, guru." Han Xue Nai sangat senang setelah mengetahui bahwa dia akan dapat pergi ke Provinsi Atas dalam jangka waktu setengah tahun ke depan.     

Setelah beberapa saat, dia ingat ketiga teman kecilnya itu. "Guru, aku ingin membawa Emas Kecil, HItam Kecil dan Putih Kecil... Apakah itu memungkinkan?"     

"Pasti." Wanita cantik itu juga mengetahui keberadaan ketiga teman kecil itu.     

Ketika wanita cantik itu melihat mata Han Xue Nai beralih seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, wanita itu tidak menunggunya untuk menyuarakan pikirannya dan segera berkata, "Selain Kakak Ling Tian-mu, aku berjanji untuk membawa siapa pun yang kau mau ke Provinsi Atas."     

"Mengapa?!" Han Xue Nai tidak tahu bagaimana gurunya bisa menebak pikirannya, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerutkan kening ketika mendengar kata-kata gurunya.     

Berdasarkan kata-kata gurunya, sepertinya gurunya berprasangka buruk terhadap Kakak Ling Tian karena dia bersedia membawa siapa pun kecuali Kakak Ling Tian?     

"Baiklah, aku tidak punya banyak waktu lagi... Ingat kata-kataku. Adapun mengenai pertanyaanmu, aku akan menjawabmu dalam waktu setengah tahun lagi." Begitu wanita cantik itu selesai berbicara, dia menghilang tanpa jejak. Han Xue Nai adalah satu-satunya orang yang tersisa di ruangan besar itu bersama dengan mayat Qing Nu.     

Han Xue Nai tidak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika melihat mayat Qing Nu lagi, tapi dia tahu tidak ada yang bisa dia lakukan.     

"Qing Nu, apakah kau melihat itu? Guru telah membalaskan dendammu..." gumam Han Xue Nai. Entah sejak kapan, air mata mulai mengalir di wajahnya.     

Dalam beberapa hari, berita kematian Tetua Tertinggi Istana Ombak Hijau Han, Han Xin menyebar ke seluruh harta Istana Ombak Hijau Han. Hal itu menyebabkan mereka yang berada di pihak Han Xin merasa gelisah dan gugup.     

Meskipun Han Xin telah mati, tidak ada yang marah tentang hal itu. Dia yang menyebabkan masalah pada dirinya sendiri karena mencoba membunuh Nona Muda Tertua Istana Ombak Hijau Han, Han Xue Nai.     

"Aku tidak menyangka Tetua Tertua begitu gila sampai-sampai ingin membunuh Nona Muda Tertua... Untungnya guru Nona Muda Tertua muncul tepat waktu, jika tidak, Nona Muda Tertua sudah mati!"     

"Benar. Kenapa saya tidak pernah menyadari betapa kejamnya Tetua Tertinggi di masa lalu?"     

"Namun, aku penasaran dari mana guru Nona Muda Tertua itu berasal? Dia ternyata bisa membunuh Tetua Tertinggi yang berada di Tahap Malaikat Terkemuka tingkat Penguasaan… Jika dia bersedia tinggal di Istana Ombak Hijau Han kita dan berjuang untuk kita, Istana Ombak Hijau Han akan mampu mengalahkan kekuatan lain dari lapis kelima bahkan jika kita tidak bisa menjadi kekuatan tingkat keempat!"     

Sebagian besar orang di kediaman Istana Ombak Hijau Han memiliki sentimen yang sama.     

Tidak seperti kematian Han Xin yang tidak dipedulikan siapa pun, kematian Qing Nu diperlakukan dengan ritual pemakaman peringkat tertinggi di Istana Ombak Hijau Han.     

Duan Ling Tian, ​​tentu saja, tidak menyadari apa yang terjadi di Istana Ombak Hijau Han sejak dia pergi.     

Saat ini, Duan Ling Tian telah kembali ke distrik Istana Bukit Selatan Yuan. Tepatnya di Negeri Angin.     

"Aku sudah kembali!" Mata Duan Ling Tian terlihat acuh tak acuh saat memandang Negeri Angin. Bagi Ibukota Negeri Angin, ia hanyalah seorang pejalan kaki biasa. Sedangkan baginya Ibukota Negeri Angin hanyalah tempat perhentian dalam perjalanan panjangnya.     

Alasan dia kembali kesini adalah karena keluarga dan teman-temannya yang masih berada di sini.     

Saat ini, Duan Ling Tian telah menyamar dengan wajah lain menggunakan Taktik Rahasia Penyamaran. Dia masih menggunakan nama Li Feng. Namun penyamaran yang ia pakai saat ini berbeda dengan penyamaran yang ia gunakan saat mengikuti Pertarungan Peringkat Langit Terbit. Dia hanya menggunakan penyamaran biasa sekarang.     

Setelah memasuki ibu kota Negeri Angin, Duan Ling Tian segera menuju ke Klan Situ. Sebelumnya, sebelum dia pergi, dia telah mengatur agar keluarga dan teman-temannya tinggal di sana.     

Klan Situ tidak banyak berubah bahkan setelah satu tahun.     

Namun, Duan Ling Tian tidak memasuki Klan Situ melalui pintu depan. Dia bahkan tidak menyapa siapa pun. Dia menyelinap diam-diam seperti tamu tak diundang. Duan Ling Tian sadar ada banyak orang yang mengawasi Klan Situ.     

Namun demikian, yang terkuat di antara mereka hanya berada di puncak Tahap Malaikat Murni. Itulah sebabnya Duan Ling Tian tidak khawatir dia akan ketahuan.     

Duan Ling Tian, ​​tentu saja, tahu mengapa orang-orang itu ada di sini. Itu karena Lempeng Belenggu Iblis di tangannya dan juga karena orang-orang yang disayanginya juga ada di Klan Situ.     

Tak lama kemudian, Duan Ling Tian tiba di tempat Bai Li Hong, Sima Chang Feng, dan yang lainnya tinggal.     

'Mm? Selain Kakak Senior, semua orang ada di sini.' Duan Ling Tian melihat Feng Wu Dao, Sima Chang Feng, dan yang lainnya sedang duduk melingkar di kediaman Bai Li Hong. Namun, ekspresi mereka suram, dan mereka semua memiliki kerutan di wajah mereka.     

'Apa masalahnya?' Hati Duan Ling Tian menjadi tidak enak ketika melihat hal ini.     

Sementara itu, sambil memperlihatkan dirinya, dia membentangkan Pengawasan Dewa-nya untuk mengawasi situasi di luar.     

Feng Wu Dao dan yang lainnya yang mengerutkan kening sepertinya menemui masalah. Tidak ada yang berbicara cukup lama.     

Mereka baru sadar kembali ketika Duan Ling Tian memperlihatkan dirinya.     

"Kau siapa?" Feng Wu Dao bertanya dengan suaranya yang dalam ketika dia mendengar Duan Ling Tian.     

Karena Duan Ling Tian saat ini sedang menyamar, wajar saja Feng Wu Dao dan yang lainnya tidak mengenalinya.     

"Paman Feng, ini aku." Dengan disaksikan oleh Feng Wu Dao dan yang lainnya, wajah Duan Ling Tian telah berubah total hanya dalam sekejap menjadi penampilan aslinya yang tampan.     

"Itu kau ..." Feng Wu Dao dan yang lainnya tertegun sejenak karena mereka belum pernah melihat teknik penyamaran seperti itu sebelumnya. Namun, mereka dengan cepat sadar kembali setelah mereka melihat penampilan asli Duan Ling Tian.     

Mereka semua terkejut. Ketika Duan Ling Tian pergi, mereka tidak tahu kapan mereka bisa melihatnya lagi. Mereka tidak berharap baru satu tahun dia sudah kembali.     

Kembalinya Duan Ling Tian seharusnya menjadi kesempatan yang membahagiakan, tetapi mereka merasa sulit untuk bahagia ketika memikirkan kesulitan Bai Li Hong.     

"Paman Feng, Guru... Dimana Kakak Senior?" Melihat ekspresi masam di wajah Feng Wu Dao dan yang lainnya, perasaan tidak menyenangkan muncul di hatinya.     

"Guru Bai Li ada di Istana Kekaisaran," kata Sima Chang Feng sambil tersenyum pahit.     

"Istana Kekaisaran?"     

Duan Ling Tian mengerutkan kening. "Mengapa Kakak Senior berada di Istana Kekaisaran? Bukankah dia Penasihat Sementara Klan Situ dan Ahli Mantra Malaikat?"     

Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan bertanya sekali lagi saat suaranya berubah lebih dalam, "Apa yang terjadi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.