Maharaja Perang Menguasai Langit

Satu Lawan Dua



Satu Lawan Dua

3"Wakil Tuan Rumah Ren, Tetua Liu, aku ingin secara bersamaan menantang Biksu Bunga dan Jing Xu Zi!" Meskipun suara Xu Jing tidak keras, semua orang yang hadir di Perangkat Catur Gesit itu mendengar kata-katanya.     
1

Seluruh tempat itu segera menjadi sunyi.     

Ketika orang-orang yang hadir di tempat kejadian itu tersadar kembali, mereka saling memandang dengan terkejut. Beberapa dari mereka bahkan memasukkan jari ke telinga mereka untuk membersihkannya, mengira mereka salah dengar.     

Ya Tuhan!     

Apa yang baru saja mereka dengar?     

Xu Jing, Tuan Muda dari Istana Langit Terbit, mengatakan dia ingin menantang Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang sama? Kata-kata Xu Jing sangat mengejutkan semua orang yang hadir di tempat kejadian.     

Namun, kata-katanya tidak diragukan lagi merupakan penghinaan besar bagi Biksu Bunga dan Jing Xu Zi. Kedua ekspresi mereka berubah serius segera. Pada saat ini, tidak peduli seberapa baik emosi mereka, mereka tidak bisa lagi menekannya. Xu Jing sudah terlalu jauh menghina mereka!     

Setelah mendengar kata-kata Xu Jing, bahkan Duan Ling Tian terkejut. "Xu Jing ingin menantang dua Pendekar Bela diri Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan pada saat yang bersamaan?"     

"Konyol!"     

"Betapa sombongnya!"     

"Xu Jing ini ternyata ingin menantang Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang sama? Apakah dia pikir mereka lemah atau semacamnya?"     

"Humph! Sepertinya dia menjadi cukup percaya diri setelah menerobos ke Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan ... Namun, sebagai Pendekar Bela diri Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan, dia ternyata mengatakan bahwa dia ingin menantang Pendekar Bela diri dan Pendekar Dao Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan pada saat yang bersamaan. Bukankah dia hanya mencari mati?"     

"Mencari mati? Biksu Bunga dan Jing Xu Zi tidak akan berani membunuhnya... Meskipun mereka bisa melarikan diri, sekte mereka tidak bisa. Seperti kata pepatah, 'Biksu itu mungkin melarikan diri, tetapi kuil tetap ada.' Bahkan jika mereka melarikan diri, Istana Langit Terbit tidak akan membiarkan Kuil Brahma dan Kuil Murni Yang lolos begitu saja."     

Orang-orang di tempat kejadian berdiskusi di antara mereka sendiri. Mereka merasa bahwa Xu Jing telah menganggap kemampuan dirinya terlalu tinggi. Tidak disangka dia ingin menantang Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang bersamaan!     

Bahkan Ren Zhong dan Liu Hong Guang tidak menyangka Xu Jing begitu arogan.     

Karena alasan itu, mereka terdiam sesaat.     

"Tuan Muda Istana, apa yang kau coba lakukan? Apakah itu Biksu Bunga atau Jing Xu Zi, keduanya adalah lawan yang kuat. Aku tahu kepercayaan diri mu sangat meningkat setelah menembus ke Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan, tapi keduanya adalah tokoh digdaya Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan juga! Kau tidak akan bisa mengimbangi keduanya sekaligus!" Xu Cen berkata melalui Pesan Suara saat sebuah kerutan muncul di wajahnya.     

Setelah selesai berbicara, dia tidak menunggu Xu Jing menjawab saat menatap Ren Zhong dan Liu Hong Guang dengan senyum paksa di wajahnya. "Wakil Penguasa Istana Ren, Tetua Liu, Tuan Muda Istana kami bercanda!"     

Bercanda?     

Kerumunan memandang Xu Jing dengan skeptis ketika mereka mendengar kata-kata Xu Cen.     

Lelucon ini sama sekali tidak lucu.     

Namun, Xu Jing tampaknya tidak mengerti maksud Xu Cen. Saat kata-kata Xu Cen keluar dari mulutnya, dia segera menimpali, "Tetua Agung, aku tidak bercanda!" Nada suaranya dipenuhi dengan penghinaan.     

Wajah Xu Cen memerah saat mendengar nya. Dia telah mengesampingkan harga dirinya untuk membantu Xu Jing, tetapi Xu Jing bukan hanya tidak tahu berterima kasih, tetapi dia bahkan menghina Xu Cen meskipun niatnya baik.     

Xu Cen sangat marah sehingga hanya melambaikan lengan bajunya, tidak lagi berencana untuk ikut campur dalam masalah ini.     

"Tuan Muda Istana Xu, kau benar-benar ingin menantang Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang sama?" Ren Zhong bertanya dengan sungguh-sungguh sambil menatap Xu Jing.     

"Wakil Penguasa Istana Ren, jangan bilang kau pikir aku bercanda?" Xu Jing mengerutkan kening.     

"Tuan Muda Istana Xu, kau harus berpikir dua kali ... Apakah itu Biksu Bunga atau Jing Xu Zi, keduanya berada di Tahap Malaikat Sejati tahap Penguasaan seperti mu. Kau tidak akan menang melawan dua dari mereka sekalian!" Liu Hong Guang menimpali juga.     

"Terima kasih atas peringatanmu, Tetua Liu. Namun, aku sudah mengambil keputusan," jawab Xu Jing acuh tak acuh.     

"Benar, masalah ini tidak melanggar aturan Pertarungan Peringkat Langit Terbit, tetapi jika kau ingin melawan keduanya sekaligus, mereka harus menyetujuinya. Jika mereka tidak mau, tidak ada yang bisa dilakukan Tetua Liu dan aku. Kami tidak mungkin memaksa mereka untuk bertarung denganmu. Bagaimanapun, ini tidak diragukan lagi merupakan penghinaan bagi mereka," Ren Zhong memberi tahu Xu Jing dengan canggung.     

Dia bisa memahami perasaan Biksu Bunga dan Jing Xu Zi. Jika dia berada di posisi mereka, dia akan marah juga.     

Seseorang yang telah mereka kalahkan di masa lalu ingin menghadapi mereka berdua pada saat yang bersamaan! Ini benar-benar penghinaan!     

Setelah ucapan Ren Zhong, semua orang, termasuk Duan Ling Tian, ​​​​mengalihkan pandangan mereka pada Biksu Bunga dan Jing Xu Zi.     

Pada saat ini, baik Biksu Bunga dan Jing Xu Zi menunjukkan ekspresi yang sangat muram di wajah mereka. Namun, mereka tahu mereka harus memberikan jawaban sekarang.     

Mereka sudah mau menolak tantangan ini ketika Xu Jing menohok mereka dan berbicara lebih dulu, "Biksu Bunga, Jing Xu Zi, aku tahu kalian berdua adalah orang yang bangga pada kemampuan kalian sendiri, tetapi jika kalian tidak menerima tantangan ku hari ini, aku tidak punya pilihan melainkan mengatakan semua orang dari Kuil Brahma dan Kuil Murni Yang adalah sampah!"     

Sampah!     

Harus diakui bahwa kata-kata Xu Jing memang sangat provokatif.     

Paling tidak, saat kata-katanya keluar dari mulutnya, baik itu orang-orang dari Kuil Brahma atau Kuil Murni Yang, semua ekspresi mereka langsung berubah menjadi serius.     

"Sombong! Itu terlalu sombong!"     

"Kakak Senior Bunga, karena dia sangat arogan, sebaiknya kau bergabung dengan Kakak Senior Jing Xu Zi dan membunuhnya!"     

"Itu benar, Kakak Senior Bunga! Dia telah menginjak kepala kita, jadi kau tidak perlu peduli tentang hal lain! Bergabunglah saja dengan Kakak Senior Jing Xu Zi dan beri dia pelajaran yang tak terlupakan!"     

"Biksu Bunga, setujui permintaannya!"     

Di antara orang-orang Kuil Brahma, selain Kepala Biara dan pejabat tinggi yang ekspresinya benar-benar muram, semua murid bergiliran membujuk Biksu Bunga. Mereka ingin dia menyetujui tantangan Xu Jing dan bergabung dengan Jing Xu Zi.     

Itu sama di sisi Kuil Murni Yang juga.     

Selain pejabat tinggi dan Kepala Kuil Murni Yang yang tetap diam, murid-murid lainnya juga membujuk Jing Xu Zi satu demi satu.     

Kata-kata Xu Jing membingungkan banyak orang di tempat itu karena kata-katanya telah memprovokasi dua kekuatan lapis ke lima, Kuil Brahma dan Kuil Murni Yang!     

Tentu, itu bukan masalah besar bagi seseorang dari latar belakang Xu Jing untuk memprovokasi dua kekuatan ini!     

Karena Xu Jing sudah mengatakan kata-kata seperti itu, jika Biksu Bunga dan Jing Xu Zi tetap menolaknya, mereka akan mengakui bahwa orang-orang dari Kuil Brahma dan Kuil Murni Yang adalah sampah. Ini tidak diragukan lagi yang diinginkan Xu Jing.     

"Aku setuju!"     

"Aku juga setuju!"     

Dalam keadaan seperti itu, Biksu Bunga dan Jing Xu Zi tidak punya pilihan selain menerima tantangan itu. Namun, ekspresi mereka suram ketika mereka menyetujuinya. Kedua pasang mata yang menatap Xu Jing bersinar dingin.     

Keduanya telah memutuskan untuk memberinya pelajaran yang tak terlupakan bahkan jika mereka tidak bisa membunuhnya! Mereka masih bisa menahannya jika Xu Jing hanya memprovokasi mereka. Namun, mereka tidak bisa mengabaikannya dengan mudah ketika dia memprovokasi sekte masing-masing.     

Sebagai murid sekte, khususnya murid-murid luar biasa yang mewakili sekte mereka, memprovokasi sekte mereka sama dengan menggali kuburan leluhur mereka.     

Kerumunan tidak terkejut dengan keputusan Biksu Bunga dan Jing Xu Zi. Dalam keadaan seperti itu, meskipun tantangan Xu Jing adalah penghinaan, keduanya tidak punya pilihan selain menyetujuinya. Kalau tidak, itu akan sama dengan mengakui orang-orang di sekte mereka adalah sampah!     

"Xu Jing ini benar-benar gila!"     

"Apakah dia benar-benar berpikir dia tak terkalahkan setelah menerobos ke Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan? Menantang dua orang itu sendirian. Selain itu, kedua orang ini juga berada di Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan!"     

"Aku ingin melihat apakah dia masih akan sesombong ini ketika dikalahkan oleh Biksu Bunga dan Jing Xu Zi!"     

"Pada saat itu, ku pikir dia akan sangat malu sehingga dia berharap tanah menelannya."     

"Aku sangat menantikan untuk melihatnya dikalahkan oleh Biksu Bunga dan Jing Xu Zi. Dengan keduanya bergabung, aku tidak berpikir mereka akan membutuhkan lebih dari sepuluh langkah untuk mengalahkannya!"     

Ketika orang banyak mendengar Biksu Bunga dan Jing Xu Zi telah menerima tantangan Xu Jing, mereka mulai berbisik di antara mereka sendiri lagi.     

"Sangat disayangkan kekuatan di belakang Xu Jing adalah Istana Langit Terbit. Jika tidak, Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pasti akan membunuhnya!"     

"Itu benar! Dengan kehadiran Istana Langit Terbit, bahkan jika Biksu Bunga dan Jing Xu Zi mengalahkannya, mereka tidak akan membunuhnya!"     

"Huh! Ku pikir dia pasti telah mempertimbangkan hal ini. Jika tidak, dia tidak akan berani memberikan tantangan kepada Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang bersamaan."     

Banyak orang merasa itu tidak adil. Mereka mengira Xu Jing tidak akan berani mengajukan permintaan seperti itu jika dia tidak didukung oleh Istana Langit Terbit.     

"Mungkinkah Xu Jing benar-benar yakin dia bisa mengalahkan Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang sama?" Tidak seperti yang lain, dilihat dari kepercayaan diri dan kesombongan di mata Xu Jing, Duan Ling Tian bingung. Dia tidak punya jawaban untuk saat ini.     

Setelah bereinkarnasi dua kali, penilaiannya cukup akurat. Saat ini, Xu Jing memancarkan aura seorang pemenang.     

'Jika dia benar-benar cukup kuat untuk mengalahkan Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang sama, maka kekuatannya pasti berada di puncak tingkat Penguasaan tahap Malaikat Sejati! Jika dia benar-benar memiliki kekuatan seperti itu, skenario kasus terbaik bagiku adalah datang untuk seri dengannya. Mustahil bagiku untuk membunuhnya sekarang!' Hati Duan Ling Tian tenggelam saat memikirkan hal ini.     

Hanya ada satu alasan dia datang ke Pertarungan Peringkat Langit Terbit di distrik Istana Langit Terbit. Itu untuk membunuh Xu Jing, Tuan Muda Istana dari Istana Langit Terbit, jadi dia bisa membantu Han Xue Nai membubarkan pernikahannya. Namun, sepertinya membunuh Xu Jing bukanlah sebuah tugas yang mudah.     

"Kuharap dia hanya bersikap arogan dan melebih-lebihkan dirinya sendiri." Sekarang setelah sampai pada keadaan seperti ini, Duan Ling Tian hanya bisa berharap yang terbaik. Namun, dia merasa peluang nya mendapatkan apa yang dia harapkan cukup tipis.     

Karena alasan itu, hatinya diselimuti oleh awan gelap yang menekannya.     

Wuss!     

Suara angin berdesing bergema di udara saat Jing Xu Zi meninggalkan bidak catur yang dia pakai dan muncul di bidak tempat Biksu Bunga berdiri. Mereka berdiri berdampingan dengan Xu Jing berdiri tepat di seberang mereka.     

Xu Jing, Tuan Muda Istana dari Istana Langit Terbit, nyatanya telah menantang Biksu Bunga dan Jing Xu Zi pada saat yang sama. Sebelumnya, salah satu dari keduanya bisa dengan mudah menghancurkannya. Namun, dia bertekad menantang mereka berdua pada saat yang sama hari ini.     

Tidak banyak orang yang mengira Xu Jing memiliki kesempatan dalam pertarungan ini. Sebagian besar dari mereka merasa peluang Biksu Bunga dan Jing Xu Zi lebih tinggi karena kekuatan keduanya diakui secara luas oleh semua orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.