Maharaja Perang Menguasai Langit

Ketua Sekte Dunia Kelam



Ketua Sekte Dunia Kelam

1"Ketua Klan, telah terjadi pembantaian di markas Sekte Dunia Kelam di ibu kota. Wakil Ketua Sekte, Zhou Shu, dan Tan Chi, dan dua tetua lainnya semuanya terbunuh oleh seorang tokoh digdaya yang tidak dikenal," Situ Hou dengan cepat berkata kepada Situ Hao begitu memasuki ruangan. Ada sedikit rasa senang dalam suaranya saat dia berbicara.      0

Sekte Dunia Kelam bisa dianggap sebagai lawan mereka juga sampai batas tertentu. Tidak diragukan lagi hal yang baik bahwa Sekte Dunia Kelam bertemu dengan nasib malang.     

Setelah Situ Hao mendengar kata-katanya, dia dan Situ Hang saling memandang pada saat yang sama, berbagi pandangan penuh pengertian.     

"Guru Duan!" Keduanya berkata serempak.     

"Guru Duan? Bagaimana dengan Guru Duan?" Ketika Situ Hou mendengar kata-kata mereka, dia merasa bingung.     

"Kakek Hou, kau bilang bahkan Wakil Ketua Sekte Dunia Kelam, Zhou Shu, sudah terbunuh?" Situ Hang bertanya lagi.     

"Iya." Situ Hou mengangguk. "Zhou Shu sudah mati. Sepertinya dia dipenggal. Banyak orang membicarakan hal ini. Banyak dari mereka berspekulasi bahwa ini dilakukan oleh tokoh digdaya Tahap Malaikat karena orang itu telah membunuh Zhou Shu dengan mudah. ​​Meskipun sudah lebih dari sepuluh tahun, Zhou Shu masih menduduki peringkat ke-30 di Peringkat Langit. "     

"Zhou Shu tetap di tempat itu karena dia tidak menantang mereka yang berada di peringkat di atasmya. Banyak orang berspekulasi bahwa kekuatannya sudah cukup baginya untuk masuk sepuluh besar Peringkat Langit," lanjut Situ Hou.     

"Ya. Jika kita membandingkan kekuatannya dengan Nyonya Feng dari Sekte Kobar Api, aku khawatir dia bahkan lebih kuat dari wanita itu." Situ Hang mengangguk.     

"Sepertinya Guru Duan sangat kuat sekarang untuk bisa membunuh Zhou Shu."     

Situ Hao berseru, "Dengan kekuatan Guru Duan, seharusnya tidak sulit baginya untuk memasuki tiga besar Peringkat Langit sama sekali."     

"Iya." Situ Hang mengangguk setuju.     

"Apa?!" Ketika mendengar percakapan ayah dan anak itu, Situ Hou menatap mereka dengan terkejut. "Ketua Klan, kau ... A-apakah kau mengatakan bahwa orang yang membunuh Zhou Shu adalah Guru Duan?"     

"Hang'er, beritahu Tetua Hou apa yang baru saja kau katakan padaku," kata Situ Hao kepada Situ Hang.     

Segera setelah itu, Situ Hou mengetahui tentang apa yang terjadi dari Situ Hang.     

"Kakak senior Guru Duan dan teman-temannya diperbudak oleh Sekte Dunia Kelam?"     

Situ Hou mengerutkan kening. "Kita harus membantu Guru Duan dalam masalah ini ... Namun, karena ini menyangkut Sekte Dunia Kelam, kita tidak bisa membuat keputusan gegabah. Jika tidak, klan mungkin mengalami perubahan yang menghancurkan klan! Selain itu, karena markas Sekte Dunia Kelam di ibu kota telah mengalami kehancuran, Situ Ming dan orang-orangnya pasti akan mencurigai kita. "     

"Sudah pasti mereka akan mengawasi kita bahkan jika mereka tetap berpura-pura sopan ... Jika kita membantu Guru Duan saat ini dan menuntut kembalinya orang-orang itu dari Sekte Dunia Kelam, mereka mungkin akan mengambil keuntungan situasi ini dan memulai perang saudara di dalam klan. "     

Perang saudara!     

Akan menjadi bencana bagi klan jika itu terjadi. Di Negeri Angin, ada banyak kekuatan lapis ke tujuh yang kekuatannya tidak kalah dengan Klan Situ. Namun, banyak dari mereka telah lenyap atau merosot menjadi kekuatan tingkat delapan atau tingkat kesembilan karena pertikaian.     

Karena alasan itu, semua orang akan mencoba menghindari pertikaian di dalam klan. Karena begitu itu dimulai, orang lain akan memanfaatkan kesempatan itu.     

"Guru Duan tidak ingin kita ikut campur dalam masalah ini," kata Situ Hang.     

"Guru Duan berkata dia mungkin akan memberi kita kejutan ... Apakah ini yang dia maksudkan ketika dia membunuh Zhou Shu dan yang lainnya?" Situ Hao bertanya-tanya.     

"Kedengarannya sangat mungkin." Situ Hou mengangguk.     

"Karena sesuatu yang begitu besar terjadi pada markas Sekte Dunia Kelam di ibu kota, orang-orang Situ Ming pasti akan pergi menyelidiki. Hang'er, pergi dan lihat apakah Guru Duan kembali," kata Situ Hao kepada Situ Hang.     

Situ Hang mengangguk lalu pergi.     

Sementara itu, di sisi lain kediaman Klan Situ, banyak orang berkumpul di sebuah halaman yang luas.     

Pemimpin dari orang-orang itu adalah seorang pria paruh baya. Jika Duan Ling Tian ada di situ, dia akan dapat mengenali pria ini sebagai Tuan Kedua Klan Situ yang pernah dia temui, Situ Ming.     

"Tuan Kedua, aku khawatir tidak sesederhana itu sesuatu yang begitu besar terjadi di markas Sekte Dunia Kelam di ibukota ... Apakah menurut anda itu ada hubungannya dengan Ketua Klan dan orang-orangnya?" Seorang pria tua berkata sambil melihat Situ Ming.     

"Aku pikir itu pasti dilakukan oleh Ketua Klan dan orang-orangnya. Markas Sekte Dunia Kelam di ibukota telah beroperasi dengan lancar di sini selama bertahun-tahun ... Mengapa hal seperti itu terjadi begitu tiba-tiba?" Seorang pria paruh baya berkata.     

"Aku tidak berpikir ini ada hubungannya dengan Ketua Klan dan orang-orangnya ... Pelakunya mungkin musuh dari Sekte Dunia Kelam. Bagaimanapun, sebagian besar orang di sekte itu adalah Pendekar Iblis, dan mereka dikenal karena temperamennya yang kasar. Mungkin, mereka telah menyinggung beberapa tokoh digdaya dan menyebabkan sendiri bencana itu, " kata seorang peria paruh baya. Kata-katanya terdengar sangat rasional.     

"Kedengarannya sangat mungkin." Banyak orang setuju dengan kata-kata pria paruh baya itu.     

"Baiklah. Berhenti bertengkar… Kita akan mendapat jawabannya ketika Tetua Zhong kembali," kata Situ Ming sambil tersenyum.     

Jelas Situ Ming sangat dihormati oleh orang-orang ini. Begitu dia berbicara, seluruh tempat itu menjadi sunyi. Begitu sunyi sehingga suara jarum yang jatuh pun bisa terdengar.     

Tetua Zhong yang disebut Situ Ming juga merupakan Tetua Tertinggi seperti Situ Hou.     

Lima belas menit kemudian, seorang lelaki tua botak berpakaian abu-abu masuk. Matanya tampak setajam elang. Tidak ada yang berani menatap matanya saat dia melihat sekeliling.     

Orang tua botak itu tidak lain adalah Situ Zhong. Dia tampak seperti Situ Ming ketika memasuki halaman itu dan berkata, "Situ Hao dan Situ Hou tidak melakukan hal ini ..."     

Setelah Situ Ming mendengar kata-kata Situ Zhong, dia mengangguk dan menghela nafas lega.     

Segera setelah itu, seseorang mencibir. "Huh! Ternyata, ini benar-benar pekerjaan salah satu musuh Sekte Dunia Kelam ... Sekte Dunia Kelam benar-benar telah memilih orang yang salah untuk disinggung. Sekarang mereka telah kehilangan tokoh digdaya Tahap Malaikat Sejurus seperti Zhou Shu, bagaimana sekte itu akan bangkit? Siapa yang akan mereka andalkan? "     

Untuk sesaat, banyak orang silih berganti membuat komentar yang merendahkan.     

Sebagai tokoh inti dalam faksi Situ Ming, mereka tentu saja menyadari hubungan mereka dengan Sekte Dunia Kelam. Mereka tahu kerugian Sekte Dunia Kelam juga merupakan kerugian mereka.     

"Baiklah, tidak ada gunanya membicarakan hal ini sekarang. Yang paling penting adalah mencari orang yang telah disinggung oleh Sekte Dunia Kelam itu," kata Situ Ming dengan frustrasi.     

Faksi Situ Ming masih dalam kekacauan karena kemalangan yang menimpa markas Sekte Dunia Kelam di ibu kota ketika Duan Ling Tian dan Bai Li Hong tiba di kediaman Sekte Dunia Kelam.     

"Adik Junior, apa rencanamu?" Bai Li Hong bertanya sambil menatap Duan Ling Tian.     

"Kakak Senior, tunggu aku di sini… Aku akan mencari tempat itu dulu, dan kita akan menyelamatkan Paman Feng dan yang lainnya ketika aku kembali," kata Duan Ling Tian kepada Bai Li Hong.     

Dia tidak menunggu jawaban Bai Li Hong dan menghilang di depan mata Bai Li Hong seolah-olah dia telah menghilang secara tiba-tiba.     

Bai Li Hong tidak bisa menahan senyum pahit saat melihat hal itu. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu dengan sabar di tempat itu.     

Tidak ada Formasi Larangan Terbang di kediaman Sekte Dunia Kelam, jadi sangat mudah bagi Duan Ling Tian untuk memasuki kediaman itu. Dia tidak menemui hambatan sama sekali saat memasuki sisi timur kediaman.     

Selama perjalanan mereka ke sini, Duan Ling Tian telah mendengar dari Bai Li Hong bahwa ada dua tokoh digdaya Tahap Malaikat di Sekte Dunia Kelam. Kedua tokoh digdaya Tahap Malaikat ini adalah Ketua Sekte dan Tetua Tertinggi Sekte Dunia Kelam. Mereka biasanya berkultivasi di sisi timur kediaman karena memiliki Energi Langit dan Bumi yang kaya. Banyak Batu Malaikat kelas enam yang berasal dari cadangan Batu Malaikat tingkat tujuh Sekte Dunia Kelam berada di sisi timur kediaman. Karena alasan ini, Energi Roh Langit dan Bumi di tempat itu sangat padat.     

Duan Ling Tian memasuki sisi timur tanah Sekte Dunia Kelam dengan mudah seolah-olah dia sedang berjalan ke tempat yang tak bertuan.     

Sebagian alasannya adalah karena kurangnya orang yang ada di sisi timur kediaman. Namun, terutama sebabnya karena Duan Ling Tian jauh lebih kuat sekarang dibandingkan dengan masa lalu, orang biasa tidak akan dapat mendeteksi kehadirannya.     

"En?" Tiba-tiba, Duan Ling Tian menemukan Energi Spiritual yang kuat menyapu ke arahnya dengan cepat.     

"Pengawasan Dewa!" Duan Ling Tian langsung menemukan bahwa itu adalah Pengawasan Dewa dari seorang tokoh digdaya Tahap Malaikat.     

"Siapa kau? Mengapa kau masuk tanpa izin ke Sekte Dunia Kelam ku?" Pada saat yang sama, sebuah suara terdengar jelas di telinga Duan Ling Tian. Tidak hanya suaranya keras, tapi sepertinya itu datang dari segala arah.     

Setelah mendengar suara itu, ekspresi Duan Ling Tian tidak berubah. Dia bertanya, "Apakah kau ketua Sekte Dunia Kelam atau Tetua Tertinggi Sekte Dunia Kelam?"     

"En? Kau cukup berani bagi seorang Pendekar Bela Diri tahap Malaikat Dasar. Kau sangat tenang meskipun kau tahu aku adalah Ketua Sekte Dunia Kelam." Suara nyaring itu terdengar lagi. Kali ini sedikit kejutan terdengar di dalam suaranya ketika dia berbicara.     

"Memangnya kenapa jika kau adalah Ketua Sekte Dunia Kelam? Apa kau bisa membunuhku?" Duan Ling Tian berkata dengan ringan.     

Huff!     

Pada saat itu, sebuah embusan angin bertiup tiba-tiba. Gelombang muncul di udara dekat Duan Ling Tian sebelum sebuah sosok tinggi muncul secara tiba-tiba.     

Tentu saja, dia tidak benar-benar muncul begitu saja. Ketika Duan Ling Tian menggunakan Mata Anehnya, samar-samar dia masih bisa melihat bayangan orang yang terbang di atas itu.     

Sosok tinggi mengenakan jubah hitam dengan tepi merah itu muncul. Dia mengenakan hiasan kepala formal, membuatnya terlihat sangat berkelas.     

Setelah diperhatikan lebih dekat, terlihat sosok itu adalah seorang pria paruh baya dengan wajah seperti batu giok. Dia memiliki sepasang mata yang mempesona dan alis berbentuk pedang. Orang langsung tahu dia pasti seorang pangeran tampan dan berwajah lembut menawan ketika masih berusia muda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.