Maharaja Perang Menguasai Langit

Membalikkan Keadaan



Membalikkan Keadaan

3Segera setelah itu, Lempeng Belenggu Iblis tiba di hadapan Raja Qian. Cahaya hitam yang mengelilinginya juga mulai memudar. Kemudian, Lempeng Belenggu Iblis kembali ke penampilannya yang sederhana dan mendarat di tangan Raja Qian yang terjulur.      1

Wajah Raja Qian dipenuhi dengan rasa senang saat Lempeng Belenggu Iblis itu jatuh ke tangannya.     

Saat ini, semua orang, selain Duan Ling Tian, ​​memperhatikan Raja Qian. Lebih tepatnya, perhatian mereka tertuju pada Lempeng Belenggu Iblis itu.     

Sejak Lempeng Belenggu Iblis itu muncul, ia ditakdirkan untuk menjadi pusat perhatian.     

Wuss!     

Ketika mata semua orang, termasuk Lin Dong, mengarah pada Lempeng Belenggu Iblis di tangan Raja Qian, sebuah suara pedang terdengar berdesing di udara lalu dengan cepat menghilang. Hanya tokoh digdaya Tahap malaikat yang berada di sana yang bisa mendengarnya dengan jelas. Dan itu termasuk Lin Dong juga.     

"Sial!" Begitu Lin Dong mendengar suara design pedang itu di udara, dia tahu apa yang sedang terjadi. Dia bisa merasakan aura menakutkan mengarah padanya. Aura itu dipenuhi dengan niat membunuh, menyebabkan rasa ngeri terbit di wajahnya. Itu telah ditakdirkan menjadi ekspresi terakhir yang dia miliki di wajahnya.     

Ketika kelompok tokoh digdaya Tahap malaikat itu menoleh, mereka hanya melihat seberkas sinar pedang menghilang ke cakrawala.     

Sementara itu, tubuh Lin Dong telah terpotong menjadi dua.     

Sedangkan lawan Lin Dong, Duan Ling Tian, ​​masih mempertahankan sikap tubuh akan menghunus pedang. Namun, dia telah menyimpan pedang yang baru saja ia gunakan sebelumnya. Pedang itu digantikan oleh sebilah pedang sepanjang tiga kaki yang terbentuk dari Energi Sejati. Auranya menusuk dan terus menerus menembakkan berkas sinar pedang.     

"I-Itu ..." Kelompok tokoh digdaya Tahap malaikat yang baru tersadar kembali merasa bingung ketika melihat Lin Dong terbunuh begitu saja. Mereka tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi.     

Apakah Lin Dong yang telah berhasil menembus ke Tahap malaikat baru saja terbunuh oleh pedang Duan Ling Tian hanya dalam satu gerakan?     

"Perhatian Lin Dong tertuju pada Lempeng Belenggu Iblis, yang memberi Duan Ling Tian kesempatan untuk membunuhnya dengan serangan mendadak, kan?" Banyak hati tokoh digdaya Tahap malaikat tersentak saat mereka berspekulasi di antara mereka sendiri.     

Namun, spekulasi ini segera ditolak.     

Bahkan jika itu adalah sebuah serangan mendadak, tidak mungkin bagi Pendekar Bela Diri yang bukan Tahap malaikat bisa mempengaruhi seorang tokoh digdaya Tahap malaikat bahkan jika tokoh digdaya Tahap malaikat itu baru saja membuat terobosan.     

Ada sebuah jurang besar antara tokoh digdaya yang belum mencapai Tahap malaikat dan tokoh digdaya Tahap malaikat. Keduanya berada di dua kelompok yang berbeda.     

Karena alasan itu, tidak mungkin Duan Ling Tian membunuh Lin Dong bahkan jika itu dilakukan dengan serangan mendadak. Namun, kenyataan itu berada di depan mata mereka. Mereka tidak punya pilihan selain mempercayai nya.     

Hanya kelompok tokoh digdaya Tahap malaikat yang memperhatikan hal itu. Adapun yang lainnya, perhatian mereka masih tertuju pada Lempeng Belenggu Iblis di tangan Raja Qian. Godaan Lempeng Belenggu Iblis itu terlalu kuat, mereka bahkan tidak menyadari bahwa Lin Dong telah terbunuh.     

Tentu saja, itu karena mereka tidak mendengar suara desing pedang di udara yang langsung menghilang begitu muncul.     

Kelompok tokoh digdaya Tahap malaikat itu merasa bingung. Mereka semua memandang Duan Ling Tian dengan terkejut sebelum mereka teringat Kembali pada Lempeng Belenggu Iblis itu. Dalam sekejap, perhatian mereka kembali ke Raja Qian.     

Antara kematian Lin Dong dan Lempeng Belenggu Iblis, jelas hal yang terakhir lebih menarik bagi mereka.     

Dua orang tua yang telah kembali ke sisi Raja Qian berkata kepadanya, "Yang Mulia Keempat, Lin Dong sudah mati."     

"Apa?!" Raja Qian tersentak saat mendengar kata-kata kedua lelaki tua itu. Seolah seember air dingin telah disiramkan ke wajahnya, ia langsung tersadar kembali.     

Dia melihat ke angkasa di tempat di mana dia terakhir kali melihat Lin Dong. Namun, hanya ada kabut darah samar yang tersisa di langit. Lin Dong, di sisi lain, menghilang tanpa jejak.     

"Apa yang terjadi? Siapa yang membunuhnya?" Raja Qian benar-benar bingung dengan hal ini.     

Tentu saja, tidak terlintas dalam pikirannya bahwa Duan Ling Tian telah membunuhnya. Bagaimanapun, Duan Ling Tian hanyalah seorang Pendekar Bela Diri Tahap Malaikat Dasar. Tidak mungkin baginya untuk menjadi ancaman bagi Lin Dong.     

Saat ini, mereka yang lain mulai memperhatikan bahwa ada sesuatu yang salah.     

"Di mana Lin Dong?"     

"Mengapa Lin Dong pergi?"     

Banyak orang yang bingung. Mereka melihat ke kiri dan ke kanan, tetapi mereka tidak bisa menemukan Lin Dong sama sekali.     

Jika mereka turun ke tanah dari langit, mereka akan melihat dua bagian jasad Lin Dong yang terpisah dan berlumur darah.     

Meskipun kelompok tokoh digdaya Tahap malaikat tahu apa yang telah terjadi, mereka tidak merasa perlu menjelaskan karena semua perhatian mereka berada pada Lempeng Belenggu Iblis yang ada di tangan Raja Qian. Karena alasan itu, orang-orang tetap tidak mengerti untuk waktu yang cukup lama.     

Namun, mereka tidak terlalu peduli dengan hilangnya Lin Dong. Mereka lebih tertarik dengan Lempeng Belenggu Iblis itu. Namun Bai Li Hong, di sisi lain, sepertinya tahu apa yang terjadi, tapi dia tetap bertanya pada Duan Ling Tian melalui Pesan Suara, "Adik Junior, Lin Dong…"     

"Jangan khawatir, Kakak Senior. Lin Dong sudah mati. Dia bukan lagi ancaman bagiku," jawab Duan Ling Tian melalui Pesan Suara.     

"Apakah kau menggunakan pedang itu?" Bai Li Hong bertanya. Selain dari pedang itu, dia tidak bisa memikirkan cara lain yang bisa dilakukan oleh adik juniornya itu untuk membunuh Lin Dong yang telah menerobos ke Tahap malaikat.     

"Iya." Duan Ling Tian mengangguk.     

"Kau tidak memperlihatkannya, kan?" Bai Li Hong bertanya lagi.     

"Tidak." Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya lalu menjelaskan, "Pada saat itu ketika aku bergerak, semua perhatian mereka tertuju pada Lempeng Belenggu Iblis di tangan Raja Qian. Tidak ada yang memperhatikan aku. Ketika mereka menyadari apa yang terjadi, aku sudah menyimpan pedang itu. "     

Setelah mendengar penjelasan itu, Bai Li Hong menghela nafas lega lalu bertanya, "Adik junior, jangan bilang kau benar-benar memberikan Lempeng Belenggu Iblis itu kepada Raja Qian?"     

"Tidak mungkin! Lihat saja, Kakak Senior," kata Duan Ling Tian melalui Pesan Suara. Nada suaranya dipenuhi dengan rasa senang.     

Bai Li Hong merasa terkejut saat mendengar hal itu. Dia langsung berbalik saat melihat Lempeng Belenggu Iblis yang ada di tangan Raja Qian.     

Karena semua orang di tempat kejadian memperhatikan Lempeng Belenggu Iblis yang berada di tangan Raja Qian, dia menyadari bahaya yang ditimbulkannya. Hanya dengan pikiran, dia mencoba memasukkan Lempeng Belenggu Iblis itu ke dalam Cincin Ruang miliknya.     

Begitu dia memikirkannya, Lempeng Belenggu Iblis di tangannya itu segera menghilang. Tentu saja, dia mengira Lempeng Belenggu Iblis itu telah tersimpan di dalam Cincin Ruangnya.     

Dia langsung menunjuk pada kedua pria tua di belakangnya. "Ayo kembali ke kediaman Raja Qian!"     

Begitu selesai berbicara, dia berbalik untuk pergi.     

Namun, apakah dia bisa pergi hanya karena dia menghendakinya?     

"Adik keempat, seperti kata pepatah, 'Mereka yang telah melihatnya juga harus mendapat bagian.' Jangan bilang kau berencana menyimpan Lempeng Belenggu Iblis itu seorang diri? " Raja Rong berkata dengan tenang ketika dua tokoh digdaya Tahap malaikat yang tersisa di belakangnya menghadang jalan Raja Qian. Seolah-olah dia tidak berniat membiarkan Raja Qian pergi jika tidak berbagi dengannya.     

Hati Raja Rong masih sakit karena kehilangan Pendekar Iblis Tahap Suci-nya. Jika dia membiarkan Raja Qian mengambil Lempeng Belenggu Iblis itu, dia akan kehilangan tokoh digdaya Tahap malaikat secara sia-sia.     

Wajar saja dia merasa tidak rela. Bahkan jika dia tidak kehilangan tokoh digdaya Tahap malaikat, dia tetap tidak akan melepaskan Senjata Malaikat Super seperti Lempeng Belenggu Iblis itu.     

Ekspresi Raja Qian berubah muram saat melihat anak buah Raja Rong menghalangi jalannya. Wajah Raja Qian langsung berubah muram. Dia bahkan tidak repot-repot memanggilnya sebagai Kakak Kedua saat berkata, "Raja Rong, Lempeng Belenggu Iblis itu telah diberikan kepadaku oleh Duan Ling Tian. Apa hubungannya denganmu?"     

"Hurmph!" Raja Rong mendengus dan mengabaikan kata-katanya.     

Tidak peduli apapun, dia harus memiliki bagian dari Lempeng Belenggu Iblis. Bahkan jika dia tidak bisa memiliki semuanya seorang diri, dia tidak akan membiarkan Raja Qian memilikinya hari ini.     

Tentu saja, dia tahu apa yang akan terjadi jika seseorang memiliki Lempeng Belenggu Iblis.     

Jika Raja Qian mendapatkan Lempeng Belenggu Iblis itu, dia akan menjadi seperti harimau yang memiliki sepasang sayap.     

Sebagai saingan Raja Qian, tentu saja, dia tidak akan membiarkan Raja Qian menjadi harimau bersayap. Karena alasan ini, tidak mungkin dia membiarkan Raja Qian pergi dengan Lempeng Belenggu Iblis itu.     

Terlepas dari orang-orang dari kediaman Raja Rong, tokoh digdaya Tahap malaikat dari sekte lain juga menyimpan pandangan yang rakus di mata mereka ketika melihat Lempeng Belenggu Iblis itu. Namun, dihadapkan dengan kekuatan kediaman Raja Qian dan kediaman Raja Rong, mereka hanya rela berdiri di samping sambil menonton pertunjukan dan merasa tidak berdaya.     

Saat ini, beberapa tokoh digdaya Tahap malaikat akhirnya mengetahui bahwa Duan Ling Tian adalah orang yang telah membunuh Lin Dong saat mereka menonton pertunjukan lainnya.     

Keributan langsung terjadi.     

Duan Ling Tian berhasil membunuh Lin Dong dengan serangan mendadak hanya dengan sebuah tebasan pedang?     

Meskipun serangan mendadak bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan, fakta bahwa tokoh digdaya yang belum berada di Tahap malaikat membunuh tokoh digdaya Tahap malaikat melalui sebuah serangan mendadak, bahkan terhadap seorang tokoh digdaya Tahap yang baru saja membuat terobosan tetap mengejutkan semua orang.     

Perhatian semua orang langsung beralih pada Duan Ling Tian.     

"Duan Ling Tian membunuh Lin Dong?"     

"Betapa cepat keadaan berbalik! Ketika Duan Ling Tian menunjukkan kecepatannya yang lebih cepat dari Lin Dong, ku pikir Lin Dong akan mati. Namun, ketika Lin Dong menerobos ke tahap Malaikat, ku pikir Duan Ling Tian akan mati. Aku tidak menyangka yang mati pada akhirnya adalah Lin Dong! "     

"Sebelumnya, perhatian Lin Dong telah tertuju pada Lempeng Belenggu Iblis seperti kita. Karena alasan itu, dia tidak lengah dengan pertahanannya saat melawan Duan Ling Tian. Jika tidak, Duan Ling Tian tidak akan berhasil dengan serangan mendadaknya!"     

"Huh! Meskipun istilah 'serangan mendadak' tidak terdengar terlalu bagus, berapa banyak Pendekar Bela Diri Tahap Malaikat Dasar di Tanah Malaikat yang bisa membunuh seorang tokoh digdaya Tahap Malaikat dengan serangan mendadak? Setidaknya, aku sudah tidak pernah mendengar ada orang yang bisa melakukan hal itu! "     

"Itu benar! Bahkan jika Duan Ling Tian membunuhnya dengan serangan mendadak, dia tetap merasa bangga! Bagaimanapun, dia telah membunuh tokoh digdaya Tahap malaikat meskipun basis kultivasinya baru berada di Tahap Malaikat Dasar!"     

…     

Awalnya, serangan mendadak adalah suatu hal yang tercela. Namun, ketika itu diterapkan pada pertarungan antara tokoh digdaya yang belum mencapai Tahap Malaikat dengan tokoh digdaya Tahap Malaikat, tidak ada yang akan menganggapnya tercela, terutama ketika yang terakhir terbunuh oleh yang pertama. Selain itu, pertarungan mereka adalah Duel Kematian selama ini.     

Lin Dong terbunuh karena lengah. Dia hanya mencari mati, dia tidak bisa menyalahkan orang lain sama sekali.     

"Guru Duan membunuh Lin Dong?" Di antara sekelompok orang dari Klan Situ, selain Situ Hao dan Situ Hou yang sudah mengetahui bahwa Duan Ling Tian telah membunuh Lin Dong, Situ Hang terkejut oleh berita yang baru saja didengarnya. Dia tidak memperkirakan keadaan akan berbalik secepat ini.     

Faktanya, dia telah kehilangan semua harapan sebelum nya.     

"Haha… Duan Ling Tian benar-benar hebat! Memangnya kenapa jika Lin Dong berhasil menembus Tahap malaikat? Dia tetap saja terbunuh oleh Duan Ling Tian pada akhirnya!" Chen Shao Shuai tertawa bangga seolah-olah dialah yang membunuh Lin Dong, bukan Duan Ling Tian.     

"B-Bagaimana hal itu bisa terjadi?" Di antara sekelompok orang di kediaman Raja Qian, Ye Mu Bai terus menggelengkan kepalanya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Duan Ling Tian telah membunuh Lin Dong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.