Maharaja Perang Menguasai Langit

Kemana Perginya Lempeng Belenggu Iblis itu?



Kemana Perginya Lempeng Belenggu Iblis itu?

2Alasan Ye Mu Bai datang ke sini adalah agar bisa menyaksikan kematian Duan Ling Tian dengan mata kepalanya sendiri.      0

Duan Ling Tian telah membunuh saudara ketiganya dan membuatnya sangat membencinya. Dia ingin mencabik Duan Ling Tian menjadi ribuan serpihan, tetapi tidak memiliki kemampuan itu dan hanya bisa bergantung pada Raja Qian. Namun, tampaknya orang yang dia pikir dapat dia andalkan juga tidak dapat melakukan apa pun pada Duan Ling Tian.     

Awalnya, dia juga ingin tahu tentang Lempeng belenggu iblis, tetapi dia benar-benar kehilangan minat ketika mengetahui Duan Ling Tian telah membunuh Lin Dong. Tentu saja, kurangnya minat itu banyak berkaitan dengan kesadaran dirinya. Dia tahu dia tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan Lempeng belenggu iblis itu.     

Ye Mu Bai memandang Duan Ling Tian. Dia benar-benar ingin maju dan membalas dendam untuk saudara ketiganya dengan tangannya sendiri.     

Namun, ketika mengingat bagaimana Duan Ling Tian mampu membunuh seorang tokoh digdaya Tahap malaikat, dia menjadi takut. Pada akhirnya, dia bahkan tidak berani melihat Duan Ling Tian.     

Saat ini, 90% dari orang-orang yang hadir memperhatikan kediaman Raja Qian dan kediaman Raja Rong karena pertarungan mereka. Sepertinya mereka telah melupakan Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian mencibir saat melihat Raja Rong dan Raja Qian hendak bertarung.     

"Apakah ia tidak menyadari bahwa Lempeng belenggu iblis itu tidak ada di dalam Cincin ruang-nya?" Saat itu, sebuah suara terdengar di telinga Duan Ling Tian. Itu adalah suara Tetua Huo, roh penjaga Pagoda Tujuh Pusaka.     

"Dia pasti tidak punya waktu untuk memeriksa apakah Lempeng belenggu iblis itu sudah berada di dalam Cincin ruangnya. Lagipula, Lempeng belenggu iblis itu menghilang di tangannya begitu dia berpikir akan memasukkannya ke dalam Cincin ruang. Wajar saja dia mengira Lempeng belenggu iblis itu sudah berada di dalam Cincin ruang-nya, "Duan Ling Tian menjawab melalui Pesan suara.     

"Mungkin, tidak akan pernah terpikir olehnya - bahkan dalam mimpinya - bahwa Anda memiliki Pagoda Tujuh Pusaka," jawab Tetua Huo.     

Tetua Huo berdiri di tingkat pertama dari Pagoda Tujuh Pusaka. Di tangannya, ada tablet batu dengan sudut yang terkelupas. Itu tidak lain adalah Lempeng Belenggu Iblis itu.     

Sebelumnya, ketika Duan Ling Tian melemparkan Lempeng belenggu iblis ke Raja Qian, dia telah mengubah Pagoda Tujuh Pusaka menjadi setitik debu dan mengendalikannya untuk mengikuti dan tetap dekat dengan Lempeng Belenggu Iblis itu. Kemampuan untuk mengontrol Pagoda Tujuh Pusaka adalah sesuatu yang dia peroleh setelah dia memulihkan level ketiga dari Pagoda Tujuh Pusaka.     

Kemampuannya untuk mengontrol Pagoda Tujuh Pusaka hanya terbatas pada pergerakannya, tapi itu sudah lebih dari cukup baginya.     

Sebelumnya, ketika Raja Qian hendak memasukkan Lempeng belenggu iblis ke dalam Cincin ruang miliknya hanya dengan sebuah pikiran, Duan Ling Tian telah mengaktifkan Pagoda Tujuh Pusaka pada waktu yang tepat dan memasukkan Lempeng Belenggu Iblis itu ke dalamnya.     

Raja Qian tidak memeriksa apakah Lempeng belenggu iblis telah memasuki Cincin ruang miliknya. Sejauh yang dia ketahui, Lempeng belenggu iblis tergeletak dengan aman di dalam cincinnya. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa Lempeng belenggu iblis itu tidak ada di dalam Cincin ruang-nya.     

"Lihat pertarungan di angkasa itu! Keduanya hanya akan berakhir dengan sia-sia!" Duan Ling Tian memandang mereka dengan dingin. Dia senang melihat mereka bertarung.     

Menurutnya, Raja Qian menginginkan kematiannya jadi dia adalah musuhnya. Raja Rong juga bukan orang baik.     

Duan Ling Tian tidak tertarik dengan hasil pertarungan tersebut. Selain itu, dia tahu Raja Qian pada akhirnya akan menemukan bahwa Lempeng belenggu iblis itu tidak ada di dalam Cincin ruang-nya. Karena alasan itu, dia memutuskan untuk pergi lebih dulu.     

"Tuan Muda Hang, aku akan meninggalkan kakak senior ku dan yang lainnya dalam perlindunganmu," kata Duan Ling Tian kepada Situ Hang melalui Pesan suara.     

"Guru Duan, kau akan pergi?" Situ Hang mengalihkan pandangannya dari Raja Rong dan Raja Qian kepada Duan Ling Tian ketika mendengar Pesan suara dari Duan Ling Tian itu.     

"Iya." Duan Ling Tian mengangguk.     

Situ Hang, tentu saja, mencoba membujuknya untuk tetap tinggal, tetapi Duan Ling Tian menolaknya.     

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Bai Li Hong dan yang lainnya, Duan Ling Tian meninggalkan tempat itu dengan tenang. Dia tidak kembali ke ibu kota Negeri angin. Sebagai gantinya, dia terus menuju ke arah timur laut.     

Tujuannya adalah Istana Bukit Selatan Yuan. Ini bukanlah tujuan akhirnya. Tujuan terakhirnya adalah Istana Ombak Hijau Han.     

Dia sudah menanyakan tentang lokasi Istana Ombak Hijau Han ketika berada di ibu kota Negeri angin. Dari Negeri angin, seseorang harus menempuh perjalanan hingga setengah wilayah Istana Bukit Selatan Yuan agar bisa sampai di sana.     

Tentu saja, Bai Li Hong, Sima, dan yang lainnya merasa enggan berpisah dengan Duan Ling Tian. Namun, mereka tahu ada hal-hal yang perlu dilakukan Duan Ling Tian. Bagi Duan Ling Tian, ​​keselamatan kedua tunangannya adalah yang terpenting sekarang.     

Sebelumnya, Duan Ling Tian telah berbicara kepada mereka tentang tujuan perjalanannya. Karena alasan itu mereka tidak menahannya untuk tetap tinggal.     

Dari kejauhan, Raja Rong dan Raja Qian terus bertarung.     

Berdiri di belakang Raja Qian, selain dari dua lelaki tua itu, Situ Ming juga merupakan tokoh digdaya Tahap malaikat. Secara keseluruhan ada tiga tokoh digdaya Tahap malaikat. Awalnya ada empat, tapi Ye Feng telah terbunuh oleh Lempeng Belenggu Iblis itu.     

Raja Rong hanya memiliki dua tokoh digdaya Tahap malaikat di sisinya. Tokoh digdaya Tahap malaikat lainnya juga telah teribunuh oleh Lempeng Belenggu Iblis itu karena dia adalah seorang Pendekar Iblis.     

Berdasarkan hal itu, terlihat Raja Qian berada di atas angin. Karena alasan itu, Raja Rong tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa melihat saat Raja Qian pergi.     

"Aku seharusnya membawa lebih banyak orang bersamaku." Ekspresi Raja Rong menjadi sangat serius. Dia menyesal tidak membawa lebih banyak tokoh digdaya Tahap malaikat bersamanya. Karena ini, dia tidak berdaya menghentikan Raja Qian pergi.     

"Ayo pergi! Ayo kembali! Kumpulkan orang-orang dan kita berjalan-jalan ke kediaman Adik Keempat, Raja Qian." Ketika Raja Rong memikirkan Lempeng belenggu iblis yang berada di tangan Raja Qian itu, dia, tentu saja, merasa tidak puas. Dia mengatupkan giginya saat kembali ke kediaman Raja Rong dan bersiap untuk mengumpulkan anak buahnya sehingga bisa menekan Raja Qian agar berbagi Lempeng belenggu iblis itu dengannya.     

Ketika orang-orang yang hadir melihat Raja Rong dan Raja Qian pergi, mereka tahu tidak ada lagi pertunjukan yang bisa ditonton.     

Ketika mereka tersadar kembali, mereka segera berbalik untuk melihat tempat terakhir kali mereka melihat Duan Ling Tian hanya untuk menemukan bahwa dia telah pergi.     

"Di mana Duan Ling Tian?"     

"Kapan dia pergi? Aku tidak menyadarinya sama sekali!"     

"Sebelumnya, kita sangat fokus pada Raja Rong dan Raja Qian, kita sama sekali tidak memperhatikannya. Wajar saja kita tidak memperhatikan kepergiannya!"     

Karena tidak ada lagi pertunjukan yang perlu ditonton, dan sang pemeran utama, Duan Ling Tian, ​​juga telah pergi, orang-orang mulai bubar satu per satu.     

Tentu saja, ada banyak tokoh digdaya Tahap malaikat dari berbagai sekte yang saling memandang sebelum mulai mencari dengan teliti di sekitarnya. Niat mereka adalah untuk menemukan Duan Ling Tian dan merebut Taktik Bela Diri tingkat Malaikat Sabuk Manusia kelas tertinggi darinya. Selain itu, karena Duan Ling Tian memiliki Taktik Bela Diri tingkat Malaikat Sabuk Manusia kelas tertinggi dan Lempeng belenggu iblis, dia mungkin memiliki pusaka lainnya juga. Karena alasan itu, mereka dengan tekun mencarinya.     

Sayangnya, usaha mereka sia-sia karena Duan Ling Tian sudah lama pergi.     

Ketika kelompok anggota Klan SItu kembali ke ibukota Negeri angin, Situ Hao bertanya kepada Situ Hang melalui Pesan suara, "Hang'er, apakah Guru Duan mengucapkan selamat tinggal kepada mu sebelum dia pergi?"     

Situ Hang mengangguk.     

"Apakah Guru Duan kembali ke Klan Situ?" Situ Hao bertanya lagi.     

Situ Hang menggelengkan kepalanya. "Dari nada bicara Guru Duan, kurasa dia tidak akan kembali ke ibu kota lagi. Sebelum pergi, dia memintaku untuk menjaga Penasihat Sementara Bai Li dan beberapa orang lainnya dengan baik. Jelas dia pergi untuk selamanya dan mempercayakan perlindungan mereka kepadaku. "     

"Sayang sekali." Situ Hao menghela nafas. Bahkan ia pun merasa terkejut dengan aksi Duan Ling Tian hari ini. Dia tidak mengira dia menjadi begitu kuat dan Lempeng Belenggu Iblis itu, Senjata Malaikat Super yang berada di peringkat ke Sepuluh Senjata Malaikat Terhebat, ternyata miliknya. Duan Ling Tian masih menjadi Penasihat Sementara Klan SItu kemarin dulu!     

'Ku pikir Guru Duan adalah orang yang telah menghancurkan Sekte Dunia Kelam. Karena dia memiliki Lempeng belenggu iblis, tidak mengherankan jika dia mampu membunuh Tetua Tertinggi dari Sekte Dunia Kelam, 'pikir Situ Hao dalam hati.     

Namun, ketika mengingat Lempeng belenggu iblis saat ini berada dalam kepemilikan Raja Qian, dan klan mereka berada di bawah kediaman Raja Rong yang berseberangan dengan kediaman Raja Qian, Situ Hao mulai khawatir lagi.     

Raja Qian yang memiliki Lempeng belenggu iblis akan menjadi seperti harimau bersayap. Raja Rong bahkan mungkin tidak bisa mengalahkannya.     

Jika Raja Rong gagal dalam perebutan takhta, Raja Qian akan menjadi penguasa Keluarga Kerajaan Negeri angin. Saat itu, Klan Situ mereka pasti tidak akan memiliki akhir yang baik. Dia tahu betapa kejamnya Raja Qian. Karena alasan itu, hatinya dipenuhi dengan rasa khawatir ketika memikirkan hal ini.     

Meskipun Bai Li Hong dan yang lainnya bepergian bersama dengan orang-orang dari Klan Situ, topik diskusi mereka, yang dilakukan melalui Pesan suara, sangat berbeda.     

"Aku benar-benar merasa tidak puas!" Chen Shao Shuai berkata melalui Pesan suara, " Lempeng Belenggu Iblis itu adalah salah satu dari Sepuluh Senjata Malaikat terhebat yang berada di Peringkat Sepuluh Senjata Malaikat Super di Tanah Malaikat, tetapi telah diambil oleh Raja Qian begitu saja!"     

"Itu benar! Raja Qian adalah musuh bebuyutan Raja Rong, dan Klan Situ ada di pihak Raja Rong. Jika Raja Qian memperoleh kekuasaan, itu tidak akan baik bagi kita juga," Nangong Yi menimpali.     

Sima dan yang lainnya juga khawatir. Hanya Bai Li Hong yang tetap tenang seolah-olah dia sama sekali tidak khawatir.     

Sementara itu, Raja Qian dan anak buahnya sudah kembali ke kediaman miliknya. Begitu dia kembali, dia tersenyum saat bersiap untuk mengeluarkan Lempeng belenggu iblis itu dari Cincin ruangnya.     

Namun, ketika dia ingin mengeluarkan Lempeng belenggu iblis itu, dia menemukan bahwa semua yang disimpannya berada di dalam cincin itu kecuali Lempeng belenggu iblis yang telah lenyap tanpa jejak.     

'Mustahil!' Ini adalah pikiran pertama yang muncul di benaknya. Dia merasa tidak mungkin bahwa Lempeng Belenggu Iblis itu tidak ada di Cincin ruang miliknya. Dia secara langsung telah memasukkannya ke dalam.     

Saat itu, tidak ada orang di sampingnya sehingga tidak mungkin mereka mengambil Lempeng belenggu iblis itu.     

Raja Qian langsung mencari dengan seksama di dalam Cincin Ruangnya dengan sungguh-sungguh, meneliti setiap item yang ada di sana. Namun, dia tetap tidak menemukannya pada akhirnya.     

Bulir-bulir keringat langsung keluar di dahinya, dan ekspresinya berubah menjadi serius. "Apa yang terjadi? Siapa yang bisa memberitahuku apa yang terjadi?"     

Pada saat itu, Raja Qian juga mulai kehilangan ketenangannya.     

"Yang Mulia Keempat?" Saat itu, dua lelaki tua di belakangnya menyadari ada sesuatu yang salah. Ketika mengetahui bahwa Lempeng belenggu iblis itu tidak ada di dalam Cincin Ruang Raja Qian, mereka langsung terkejut.     

Apa yang sedang terjadi?     

Tentu saja, mereka tidak meragukan kata-kata Raja Qian. Mereka telah bersumpah dengan sumpah sambaran petir ketika berjanji untuk setia kepadanya. Karena alasan itu, mereka tahu Raja Qian tidak akan menipu mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.