Maharaja Perang Menguasai Langit

Gubernur Kota Ombak Hijau



Gubernur Kota Ombak Hijau

1"Meskipun Istana Ombak Hijau Han adalah sekte lapis kelima dan sebauh kekuatan yang terkenal di Provinsi Bawah Tanah Malaikat, ia masih jauh dari sebanding dengan Istana Langit Terbit."      2

"Itu benar. Istana Langit Terbit adalah kekuatan lapis ke empat dan kekuatannya jauh mendominasi Istana Ombak Hijau Han! Bahkan Tuan Penguasa Istana Ombak Hijau Han tidak berani bertindak sembarangan di depan Tuan Muda Istana Langit Terbit sama sekali. Bagaimanapun, Tuan Muda Istana Langit Terbit mewakili seluruh Istana Langit Terbit! "     

"Penguasa Istana Langit Terbit memiliki empat orang anak, tetapi hanya satu orang putra. Karena alasan itu, dia sangat disayangi dan manja. Aku mendengar hal itu sejak muda, tidak ada yang tidak dapat dilakukan oleh Tuan Muda Istana Langit Terbit jika dia mau."     

"Betapa berbeda kehidupan yang dia jalani! Dari saat dia datang ke dunia ini, dia telah dicap sebagai Tuan Muda Istana Langit Terbit tapi lihatlah kita! Kita hanya bisa bekerja keras dengan kekuatan kita sendiri."     

"Benar. Membandingkan dirimu dengan orang lain secara terus menerus hanya akan membuat dirimu marah!"     

…     

Saat percakapan antara mereka bertiga mencapai akhir, mereka menghela nafas emosional, merasa cemburu atas hak istimewa yang dimiliki Tuan Muda Istana Langit Terbit.     

"Istana Langit Terbit? Kekuatan lapis ke empat?" Duan Ling Tian mengerutkan kening. "Tuan Muda Istana Langit Terbit menyukai Nona Tertua Istana Ombak Hijau Han. Dan menurut apa yang dikatakan pelayan barusan, Xue Nai adalah Nona Tertua Istana Ombak Hijau Han. Jadi, apakah ini berarti dia telah jatuh hati pada Xue Nai? Dasar Binatang! Dia masih seorang gadis belia! "     

Dalam ingatan Duan Ling Tian, ​​Han Xue Nai tetaplah gadis belia yang tidak akan pernah tumbuh dewasa, selalu tampil seperti seorang gadis berusia lima belas hingga enam belas tahun.     

Dia tidak tahu bahwa Han Xue Nai telah lama mematahkan belenggu teknik kultivasi dan telah tumbuh menjadi dewasa sekarang.     

"Kekuatan lapis ke empat ... Istana Langit Terbit ..." Ketika Duan Ling Tian meninggalkan restoran itu, hatinya juga terasa sedikit berat.     

Kekuatan lapis ke lima sudah menjadi raksasa baginya, apalagi kekuatan lapis ke empat.     

Saat ini, dia bukan lagi pemula yang baru saja tiba di Tanah Malaikat, dan dia juga sekarang sudah memiliki pemahaman yang baik tentang Tanah Malaikat.     

Juga termasuk fakta bahwa Tanah Malaikat terbagi menjadi Provinsi Atas dan Provinsi Bawah.     

Saat ini, dia berada di Provinsi Bawah Tanah Malaikat.     

Di Provinsi Bawah Tanah Malaikat, kekuatan lapis ke keempat sudah menjadi kekuatan lapis teratas dan ada tokoh digdaya yang tak terhitung banyaknya. Selain itu, mereka bahkan memiliki tokoh digdaya yang jauh melebihi Tahap Malaikat Terkemuka yang merupakan tahap setelah Tahap Malaikat Sejati.     

Dalam kekuatan lapis ke enam, tokoh digdaya terkuat biasanya juga hanya berada di Tahap Malaikat Sejati.     

Kekuatan lapis ke kelima, di sisi lain, memiliki tokoh digdaya Tahap Malaikat Terkemuka.     

Dalam kekuatan lapis ke empat, bahkan ada tokoh digdaya yang telah melampaui Tahap Malaikat Terkemuka.     

Dalam perjalanan kembali ke penginapan, Duan Ling Tian berpikir, 'Saat ini, aku bahkan belum melangkah ke Tahap Malaikat Murni. Bahkan jika aku menggunakan Lempeng Belenggu Iblis, aku hanya bisa membunuh Pendekar Iblis Tahap Malaikat Murni. Seorang Pendekar Iblis Tahap Malaikat Terkemuka akan lebih dari cukup untuk menghancurkan ku seketika. Sepertinya yang paling penting sekarang adalah meningkatkan basis kultivasi ku. Aku hanya perlu satu langkah lagi untuk dapat melakukan terobosan ke Tahap Malaikat Murni dengan sukses. '     

Tentu saja, selain Lempeng Belenggu Iblis, Duan Ling Tian masih bisa membunuh Pendekar Iblis Tahap Malaikat Terkemuka dengan bantuan Pedang Langit Permata Jasper miliknya.     

Ketika dia masih berada di Sekte Terang Bulan, tokoh digdaya Tahap Malaikat pertama yang telah terbunuh oleh Pedang Langit Permata Jasper-nya adalah Tetua tertinggi Sekte Terang Bulan yang berada di Tahap Malaikat Murni tingkat dasar.     

Kemudian, Duan Ling Tian baru saja membuat terobosan ke tingkat tertinggi Tahap Malaikat Dasar dan telah menggunakan hampir 90% kekuatannya untuk membunuhnya menggunakan Pedang Langit Permata Jasper itu.     

Terakhir kali, saat menghadapi Lin Dong yang baru saja melakukan terobosan ke Tingkat dasar Tahap Malaikat Murni, meskipun Duan Ling Tian juga telah membunuhnya dengan sabetan pedangnya, dia hanya menggunakan hampir 50% dari kekuatannya. Dengan kata lain, Duan Ling Tian saat ini telah dua kali menebaskan Pedang Langit Permata Jasper secara berturut-turut dan membunuh dua tokoh digdaya yang berada di Tingkat dasar Tahap Malaikat Murni.     

Tentu saja, itu hanya berlangsung dalam dua serangan.     

Setelah membunuh dua tokoh digdaya tingkat dasar Tahap Malaikat Murni, seluruh kekuatannya akan habis dan dia akan jatuh pada kondisi yang lemah.     

Saat itu, siapa pun bisa membunuhnya.     

'Jika aku menggunakan lebih dari 90% kekuatanku untuk mengaktifkan Pedang Langit Permata Jasper, seharusnya tidak masalah bagiku untuk bisa membunuh seseorang yang berada di tingkat Menengah Tahap Malaikat Sejati. Namun, hampir tidak mungkin bagiku untuk membunuh seseorang yang berada di tingkat Penguasaan tahap Malaikat Sejati. ' Duan Ling Tian memahami kekuatannya sendiri dengan cukup baik.     

Meskipun Pedang Langit Permata Jasper menantang langit, namun tetap membutuhkan kekuatan sebagai penyangga. Semakin banyak kekuatan yang dimasukkan ke dalam Pedang Langit Permata Jasper itu, kekuatan yang akan dikeluarkan juga semakin besar.     

Saat ini, jika dia tidak melakukan upaya apa pun, dengan seluruh kekuatannya saat menggunakan Pedang Langit Permata Jasper, dia hanya akan bisa membunuh paling tinggi seorang tokoh digdaya Tahap Malaikat Sejati tingkat Menengah.     

'Namun, jika aku sudah berhasil mencapai Tahap Malaikat, ini akan berbeda. Saat itu, tidak akan sulit bagiku untuk membunuh seorang tokoh digdaya Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan dengan bantuan Pedang Langit Permata Jasper. Aku mungkin bisa membunuh seseorang yang berada di puncak Tahap Malaikat Sejati juga! ' Duan Ling Tian merasa yakin akan hal ini.     

Setelah membuat terobosan ke Tahap Malaikat, selain meningkatkan kekuatannya dalam berbagai aspek, Energi sejati-nya akan berubah menjadi Sumber Sejati dan pada gilirannya, juga berubah menjadi Sumber Sejati Matahari.     

Saat itu, manfaat pencerahan yang dilakukan oleh Tetua Huo untuknya juga akan terungkap secara bertahap.     

Justru karena inilah Duan Ling Tian menantikan Tahap Malaikat.     

Namun, meskipun dia menantikannya, dia sekarang terjebak pada langkah terakhir pada Tahap Malaikat Sejurus. Dia hanya satu langkah lagi dari melewati ambang pintu untuk memasuki Tahap Malaikat.     

Tepat pada langkah terakhir inilah Duan Ling Tian tidak tahu harus berbuat apa.     

Sama seperti tahap kedua dari Pedang Hati Penguasa, dia masih belum bisa menemukan kesempatan itu.     

Namun, di antara keduanya, Duan Ling Tian merasa bahwa basis kultivasinya kemungkinan besar akan membuat terobosan lebih dulu dibandingkan dengan Pedang Hati Penguasa karena yang terakhir terlalu mendalam. Sampai saat ini, dia masih belum bisa menemukan titik terobos tahap kedua dari Pedang Hati Penguasa.     

Tanpa disadari Duan Ling Tian telah kembali ke penginapannya.     

Setelah kembali ke penginapannya, dia beristirahat sepanjang hari sebelum sampai pada kesimpulan. 'Aku akan pergi ke Istana Kecil Ombak Hijau Han di Kota Ombak Hijau besok pagi. Saat itu, aku akan meminta mereka untuk memberi tahu Xue Nai tentang diriku sebagai teman Xue Nai. Jika dia mengetahui bahwa aku datang ke Kota Ombak Hijau, dia pasti akan datang menemui ku. '     

Sekarang setelah dia punya rencana, Duan Ling Tian langsung mengambil keputusan.     

Tentu saja, hatinya tidak dapat beristirahat 100% dengan damai karena tahu bahwa situasi yang sedang dihadapi Xue Nai sekarang tidak terlalu menjanjikan.     

'Dengan kepribadian Xue Nai, pasti mustahil baginya untuk menyukai Tuan Muda Istana Langit Terbit. Aku yakin dia pasti akan menolak pernikahan itu. Namun, aku penasaran apakah dia sudah ditahan di Istana Ombak Hijau Han atau belum. Jika dia ditahan, aku harus pergi sendiri ke Istana Ombak Hijau Han. ' Saat Duan Ling Tian memikirkan hal itu, ia mengerutkan keningnya.     

Dia sudah lama mengenal Xue Nai, jadi dia tahu kepribadiannya dengan cukup baik.     

Xue Nai telah memberitahunya sebelumnya bahwa calon suaminya hanya dapat memiliki dirinya sebagai istri satu-satunya. Itu adalah prinsipnya.     

Xue Nai memuja konsep monogami.     

Hal itu bukan hal yang aneh dan jarang ditemui dalam kehidupan masa lalu Duan Ling Tian, ​​jadi dia tidak menganggap gagasan Xue Nai ini salah.     

Namun, di dunia ini, pemikiran gadis itu memang agak tidak konvensional.     

Ini karena yang kuat menguasai dunia ini. Adalah benar-benar normal bagi tokoh digdaya untuk memiliki banyak wanita, atau lebih dari sepuluh, atau bahkan beberapa lusin wanita pada saat yang sama selama dia bisa mengatasi mereka.     

Tentu saja, karena hal inilah Duan Ling Tian merasa bahwa Han Xue Nai tidak akan pernah menyetujui pernikahan antara dirinya dan Tuan Muda Istana Langit Terbit.     

'Kuharap Fei Kecil memang berada di Istana Ombak Hijau Han. Jika ya, anak ku pasti sudah lahir sekarang juga. ' Saat Duan Ling Tian memikirkan hal itu, sebuah senyum hangat merayap di sudut mulutnya.     

Keesokan paginya, Duan Ling Tian menanyakan arah dan menuju ke Istana Kecil Ombak Hijau Han.     

Saat orang yang bertanggung jawab atas keamanan Istana Kecil Ombak Hijau Han, yang juga merupakan Gubernur Kota Ombak Hijau, mendengar bahwa dia adalah teman dari Han Xue Nai, dia secara langsung datang menyambut Duan Ling Tian.     

Istana Kecil Ombak Hijau Han juga merupakan Kediaman Gubernur Kota Kota Ombak Hijau yang terletak di sebelah timur kota. Area yang ditempatinya sangat luas dan tidak lebih kecil dari Klan Situ di ibu kota Negeri Angin.     

Dengan diantar oleh pengawal kediaman Gubernur Kota, Duan Ling Tian memasuki istana utama Kediaman Gubernur Kota dan bertemu dengan sang Gubernur, yang juga bertanggung jawab atas Istana Kecil Istana Ombak Hijau Han. Ketika pria paruh baya berparas tampan yang mengenakan jubah perak panjang ini berdiri di sana dan menatap Duan Ling Tian, ​​ia langsung memberinya rasa tekanan yang tak terlihat.     

"Apakah kau mengatakan bahwa kau adalah teman Nona Tertua?" Melihat bagaimana ekspresi Duan Ling Tian tetap tidak terpengaruh meskipun auranya terkunci padanya, rasa terkejut terbersit di kedalaman matanya.     

Ketika orang ini masuk ke istana utamanya, dia sudah tahu bahwa ia adalah seorang pemuda yang belum memasuki Tahap Malaikat dan melihat vitalitas tubuhnya, dia seharusnya berusia kurang dari 40 tahun.     

Meskipun usianya masih muda, dia bisa tetap tidak terpengaruh meskipun auranya menjadi sasaran tekanan. Bahkan di kalangan generasi muda di Istana Ombak Hijau Han mereka, tidak banyak orang yang bisa melakukan hal itu     

"Benar." Duan Ling Tian mengangguk.     

"Siapa namamu?" tanya pria paruh baya itu lagi.     

"Ling Tian," jawab Duan Ling Tian. Dia tidak menyebutkan nama belakangnya karena dia membutuhkan nama lain untuk penyamaran lain yang dia pakai saat ini.     

Meskipun demikian, dia tahu bahwa Xue Nai akan langsung bisa menebak bahwa itu dirinya jika mendengar nama itu.     

Tentu saja, dia punya alasan untuk menyamarkan wajahnya dan juga menyembunyikan identitasnya.     

Setelah meninggalkan Negeri Angin, Duan Ling Tian sudah tahu fakta tentang Lempeng Belenggu Iblis tidak berada di tangan Raja Qian akan terungkap dan saat itu, dia akan menjadi sasaran semua orang.     

Pada saat itu, semua orang akan sangat percaya bahwa Lempeng Belenggu Iblis ada bersama seseorang bernama Duan Ling Tian.     

Selain itu, orang-orang yang pernah melihatnya sebelumnya juga bisa menggambar wajahnya dan mencarinya kemana-mana.     

Meskipun berita tentang Lempeng Belenggu Iblis belum menyebar ke Istana Ombak Hijau Han, Duan Ling Tian sudah bisa memprediksi bahwa berita mengenai lempeng yang ada di tangannya itu pasti akan menyapu seluruh distrik Istana Ombak Hijau Han seperti topan tidak lama setelah itu. Saat itu, orang-orang di Istana Ombak Hijau Han juga akan tahu tentang Duan Ling Tian dan bahwa dirinyalah yang membawa Lempeng Belenggu Iblis itu bersamanya.     

Karena dia telah memperhitungkan hal ini, dia memutuskan untuk mengubah penampilannya untuk menghindari masalah yang tidak perlu.     

Saat berita tentang Lempeng Belenggu Iblis itu menyebar, tokoh digdaya yang akan tertarik padanya bahkan mungkin termasuk tokoh digdaya Tahap Malaikat Terkemuka. Sebelum dia memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi Lempeng Belenggu Iblis itu, dia tidak akan pernah dengan mudah mengungkapkan identitasnya.     

Ini juga mengapa dia mengubah penampilannya dan tidak menyebutkan nama aslinya.     

"Ling Tian? Nama yang bagus sekali," puji pria paruh baya itu sebelum memberi tahu Duan Ling Tian lagi, "Kau mengatakan bahwa Kau adalah teman Nona Tertua, tetapi aku tidak dapat mempercayaimu sepenuhnya. Bagaimana kalua begini? Aku akan mengatur agar kau bisa tinggal di dalam kediaman Gubernur Kota sementara waktu dan setelah aku mengirim anak buah ku untuk memastikan hal ini, aku akan meminta orang-orang ku untuk membawa mu menemuinya nanti. "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.