Maharaja Perang Menguasai Langit

Cadangan Batu Malaikat



Cadangan Batu Malaikat

1"Aku akan pergi dan mencari Maharaja Bela Diri Ling Xuan dan mengambil kembali semua Batu Malaikat yang kau menangkan untuknya." Han Xue Nai siap berlari keluar dari kediaman saat dia berbicara.      1

"Xue Nai, kau salah paham," Duan Ling Tian seketika bereaksi dan menghentikannya tepat waktu. "Memang benar aku memenangkan tempat pertama di Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi tiga hari yang lalu, tetapi Maharaja Bela Diri memberiku semua Batu Malaikat yang aku menangkan. Totalnya ada sepuluh. Tidak lebih, tidak kurang."     

"Maharaja Bela Diri Ling Xuan temanku. Aku sudah tahu hadiah paling berharga yang diberikan Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi adalah Batu Malaikat bahkan sebelum sampai ke Pulau Kabut Tersembunyi," kata Duan Ling Tian, "Aku ikut serta dalam kompetisi hanya untuk Batu Malaikat itu."     

Han Xue Nai mengerti dan mengangguk pada saat yang sama. "Menilai dari apa yang kau katakan, Maharaja Bela Diri Ling Xuan tidak terdengar seburuk itu. Karena dia temanmu, maka aku tidak akan membuat masalah tentang hal itu."     

"Hal itu? Kau tidak akan membuat masalah?" Duan Ling Tian tertegun. "Xue Nai, apakah … Apakah dia menyinggungmu?"     

"Hmph! Dia membawamu keluar dari Benua Awan, membuatku, Putih Kecil, dan Emas Kecil mencarimu untuk sementara waktu … Aku ingin memberinya pelajaran, tapi karena dia temanmu, aku akan melepaskannya demi kau," Han Yue Nai berkata seolah-olah dia benar.     

Mendengar jawaban marahnya, Duan Ling Tian diam-diam merasa lega untuk Maharaja Bela Diri Ling Xuan Yang Hui.     

Jika iblis kecil ini mengincar Yang Hui, bahkan jika dia tidak terbunuh, Han Xue Nai mungkin akan mengulitinya.     

Sesaat kemudian, Duan Ling Tian memperkenalkan Han Xue Nai pada Ke'er dan Li Fei.     

"Kakak Ke'er, Kakak Fei'er." Han Xue Nai, yang seperti iblis kecil bagi orang lain, manis bagi Ke'er dan Li Fei. Dia bahkan memanggil mereka berdua "kakak" yang membuat mereka senang.     

Mereka bertiga merasa nyaman bersama setelah beberapa saat.     

Kedatangan Han Xue Nai dan ketiga kawannya tidak diragukan lagi merupakan kejutan besar bagi Duan Ling Tian.     

"Awalnya aku berencana untuk pergi dua hari lagi …" Duan Ling Tian menceritakan segalanya tentang dia yang membunuh putra Penguasa Pulau Kedua Chen Bei dari Pulau Kabut Tersembunyi pada Han Xue Nai tanpa menahan apa pun.     

Dia berencana untuk pergi karena dia khawatir Chen Bei akan menyerangnya ketika dia tidak lagi berguna.     

"Kakak Ling Tian, aku ingin tahu apa tujuan Pulau Kabut Tersembunyi mengadakan Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi ini … Kalau begitu, kau jangan meninggalkan Pulau Kabut Tersembunyi dulu. Mengenai Chen Bei, jangan masukkan ke hati. Akan lebih bagus jika dia melupakan pembalasan dendamnya, tapi jika dia berani membalas dendam padamu, aku pasti akan membunuhnya!" Han Xue Nai menunjukkan warna aslinya sebagai iblis kecil dengan amarah tirani yang muncul dari pipinya yang merah padam saat dia berbicara.     

Ada semburan aura dingin yang dilepaskan dari tubuhnya tanpa dia sadari, dan Duan Ling Tian diam-diam tidak bisa menahan rasa bergidik.     

"Hmm." Duan Ling Tian mengangguk, juga penasaran dengan tujuan Kompetisi Kabut Tersembunyi yang diadakan oleh Pulau Kabut Tersembunyi.     

Orang-orang pasti tahu bahwa Pulau Kabut Tersembunyi menyumbangkan banyak Batu Malaikat ke Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi.     

Sebuah Batu Malaikat dapat meningkatkan basis kultivasi tokoh digdaya Maharaja Bela Diri dan merupakan harta pusaka yang langka.     

"Xue Nai, apakah Batu Malaikat berasal dari Tanah Malaikat?" Duan Ling Tian bertanya dengan rasa ingin tahu.     

Dia tahu dari awal bahwa Batu Malaikat mirip dengan Batuan Induk.     

Namun, Sumber Energi Langit dan Bumi yang terkandung dalam Batu Malaikat tidak ada bandingannya dengan Energi Batuan Induk.     

Misalnya, jika Sumber Energi Langit dan Bumi di Batuan Induk dengan tingkat tertinggi disamakan dengan sungai, Sumber Energi Langit dan Bumi di Batu Malaikat seperti lautan luas.     

Jika dibandingkan, mereka berada berada pada tingkat yang berbeda.     

"Ya," Han Xue Nai membenarkan, "Kebanyakan Batu Malaikat dihasilkan di Tanah Malaikat … Tentu saja, sebagai salah satu dari Empat Kepulauan Malaikat di Seberang Lautan, Pulau Kabut Tersembunyi ini memiliki cadangan Batuan Induk tingkat tertinggi yang tersembunyi di bawahnya. Rata-rata, Batu Malaikat dihasilkan setiap beberapa tahun.     

"Di Benua Awan, ada dua cadangan Batuan Induk tingkat tertinggi yang dapat menghasilkan Batu Malaikat dan dimiliki oleh dua Klan Kuno. Oleh karena itu, mereka tidak tertarik dengan Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi yang diadakan oleh Pulau Kabut Tersembunyi. Mereka sama sekali tidak kekurangan Batu Malaikat," kata Han Xue Nai.     

"Aku mengerti." Duan Ling Tian menyadari.     

"Jika itu masalahnya, meskipun Maharaja Bela Diri Reinkarnasi kurang lebih terkait dengan dua Klan Kuno saat itu, tidak ada orang dari Klan Kuno yang menyebutkan Batu Malaikat kepadanya," Duan Ling Tian berpikir dalam benaknya.     

Dalam ingatan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi, tidak ada catatan tentang Batu Malaikat.     

"Lalu … Apakah banyak dari mereka berada di atas Tingkat Ketujuh Tahap Maharaja Bela Diri di dua Klan Kuno di Benua Awan itu?" Duan Ling Tian bertanya dengan rasa ingin tahu dengan kilatan matanya.     

"Han Li, dari Klan Han yang aku bunuh terakhir kali, mengirimkan giok pesan suara sebelum dia meninggal … Kemudian, seorang pria tua di Tingkat Kedelapan Tahap Maharaja Bela Diri dari Klan Han datang untuk melawanku. Bahkan Emas Kecil bukanlah tandingannya," kata Han Xue Nai.     

"Tingkat Kedelapan Tahap Maharaja Bela Diri?" Meskipun dia siap secara mental, Duan Ling Tian tidak bisa menahan rasa keterkejutannya.     

"Pria tua itu bahkan bukan orang yang paling kuat di Klan Han!" Han Xue Nai berseru.     

Duan Ling Tian merasakan kulit kepalanya mati rasa dan dia terkejut saat dia mendengarkan Han Xue Nai. "Sepertinya Maharaja Bela Diri Reinkarnasi tidak bertemu tokoh digdaya yang sebenarnya dari Klan Han saat itu."     

"Berdiri di puncak Benua Awan? Sekarang, sepertinya semuanya hanya lelucon!" Pada saat itu, Duan Ling Tian menyadari bahwa pertimbangan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi sebagai Maharaja Bela Diri nomor 1 di Benua Awan hanyalah apa yang diketahui umum.     

Sebenarnya ada banyak orang lain yang lebih kuat darinya di dua Klan Kuno.     

Namun, dua Klan Kuno selalu menjaga keberadaan mereka tidak menonjol dengan tidak mengungkapkan tokoh digdaya yang sebenarnya di dalam klan mereka.     

Apa yang dikatakan Han Xue Nai selanjutnya membuat kulit kepala Duan Ling Tian semakin gatal. "Sekarang kupikir-pikir … Aku harus berterima kasih kepada Klan Han karena mengetahui keberadaanmu di Pulau Kabut Tersembunyi."     

Menurut apa yang dikatakan Han Xue Nai, dia meminta bantuan dari dua Klan Kuno di Benua Awan hanya untuk mencari Duan Ling Tian … Kedua Klan Kuno itu kuat, tetapi mereka mematuhi perintah Han Xue Nai, yang hanyalah seorang gadis?     

Namun, dia merasa lega ketika memikirkannya dan mengingat latar belakang Han Xue Nai.     

"Mungkin, mereka mengetahui identitas Xue Nai," Duan Ling Tian diam-diam menduga-duga, "Tentu saja, mungkin kemampuan Xue Nai yang cukup untuk menekan tokoh digdaya dari dua Klan Kuno itu. Mereka dipaksa untuk membantunya."     

Dengan kepribadian jahat Xue Nai, yang terakhir mungkin saja terjadi.     

"Produksi Batu Malaikat dari cadangan Batuan Induk tingkat tertinggi terbatas. Apakah ada cadangan Batu Malaikat di Tanah Malaikat?" Duan Ling Tian bertanya dengan rasa ingin tahu sambil melihat ke arah Han Xue Nai.     

"Tentu saja ada," dia menegaskan, "Tapi cadangan Batu Malaikat biasanya dimiliki oleh kekuatan yang kuat. Kekuatan yang memiliki cadangan Batu Malaikat, bahkan yang paling lemah, mampu menghancurkan dua Klan Kuno Benua Awan dalam semalam serta Empat Pulau Besar Malaikat di Seberang Lautan termasuk Pulau Kabut Tersembunyi."     

"Apakah mereka sekuat itu?" Duan Ling Tian terkejut.     

"Bagi kekuatan itu, tokoh digdaya Maharaja Bela Diri bukanlah apa-apa," lanjut Han Xue Nai.     

Duan Ling Tian terdiam saat mendengar apa yang dikatakan Han Xue Nai.     

Kekuatan Tanah Malaikat berada di luar imajinasinya.     

Tentu, pada saat yang sama bergidik mendengar betapa kuat Tanah Malaikat, dia sedikit bersemangat. Dia berharap untuk pergi ke Tanah Malaikat suatu hari nanti.     

"Seharusnya tidak terlalu lama untuk hari itu datang," pikir Duan Ling Tian dalam benaknya.     

Di malam hari, dia meluangkan waktu untuk mengumpulkan kedua wanita itu. Ada sesuatu yang harus dia katakan dengan jujur ​​kepada mereka.     

"Ke'er, Fei'er Kecil … Biarkan aku bercerita pada kalian berdua tentang hal-hal yang telah aku lalui setelah kalian berdua meninggalkan Sekte Pedang Tujuh Bintang." Meskipun dia telah menghabiskan sebagian besar waktu dengan kedua wanita itu sejak mereka bersatu kembali, dia belum sempat untuk bercerita pada mereka tentang pengalamannya setelah mereka pergi.     

Dia memeluk kedua wanita itu di satu sisi lengannya dan mulai bercerita pada mereka apa yang telah dia lalui.     

Dia memulai cerita dengan Sekte Pedang Tujuh Bintang dihancurkan.     

Ekspresi mereka berubah ketika mereka mendengar tentang Sekte Pedang Tujuh Bintang yang runtuh. Tidak pernah mereka menyangka sekte itu akan mengalami malapetaka setelah mereka pergi.     

Air mata mengalir dari wajah mereka seperti hujan lebat ketika mereka mendengar bagaimana para petinggi Sekte Pedang Tujuh Bintang mengorbankan nyawa mereka sehingga kekasih mereka tetap hidup.     

Mereka baru berhenti menangis ketika Duan Ling Tian mengatakan kepada mereka bahwa dia tidak hanya membalas dendam untuk Sekte Pedang Tujuh Bintang, tetapi bahkan membangunnya kembali.     

Selanjutnya, dia bercerita pada mereka tentang Feng Tian Wu.     

Pada awalnya, Ke'er baik-baik saja sementara Li Fei merasa bermusuhan terhadap Feng Tian Wu.     

Namun, ketika mereka mendengar bagaimana Feng Tian Wu rela mengorbankan nyawanya sendiri dan meledakkan Raga Jiwa Api-nya untuk menyelamatkan Duan Ling Tian dan akhirnya kehilangan ingatannya, permusuhan dalam diri Li Fei menghilang. Hanya simpati yang tersisa.     

Setelah itu, Duan Ling Tian menceritakan segalanya tentang pengalamannya. Wajah-wajah cantik para wanita itu menegang dan mata mereka penuh perhatian setiap kali dia bercerita tentang bagian-bagian yang mengharukan dari apa yang dia alami.     

Meskipun mereka tahu Duan Ling Tian berhasil membalikkan situasi yang berisiko, mereka tidak bisa tidak khawatir.     

Selanjutnya, dia memberi tahu mereka tentang Han Xue Nai juga.     

Keduanya terkejut mengetahui Han Xue Nai berasal dari Tanah Malaikat yang misterius.     

Sebelum ini, mereka pernah mendengar tentang Tanah Malaikat dari Duan Ling Tian. Selain itu, mereka juga mengetahui kalau mertua mereka sekarang berada di Tanah Malaikat.     

Setelah malam bercerita, Duan Ling Tian mengubah pengalaman utamanya sepanjang tahun menjadi kata-kata dan membagikannya dengan dua wanita di pelukannya.     

"Bajingan, aku tidak tahu kalau kau telah melalui begitu banyak! Dibandingkan dengan apa yang kau lalui, cerita kami terdengar membosankan sekarang," desah Li Fei.     

Sejak dia dan Ke'er meninggalkan Sekte Pedang Tujuh Bintang saat itu, mereka pergi ke Sekte Yin Yang, di mana keadaan berubah secara drastis kemudian. Mereka pergi ke Lembah You Han setelah meninggalkan Sekte Yin Yang.     

Selanjutnya, mereka berangkat ke Pulau Kabut Tersembunyi.     

Dibandingkan dengan apa yang telah dialami Duan Ling Tian, ​​pengalaman mereka sangat sederhana.     

"Tuan Muda," Ke'er memeluk Duan Ling Tian dengan erat karena dia masih dihantui oleh cerita-cerita mendebarkan yang telah dia ceritakan sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.