Maharaja Perang Menguasai Langit

Di Yong Sang Penguasa Pulau Sabit



Di Yong Sang Penguasa Pulau Sabit

2"Beraninya kau membuat keributan di depanku. Kau cari mati!" Han Xue Nai marah.      2

Pada saat ini, orang-orang yang berada di sana menatapnya dengan ketakutan.     

Jika mereka tidak menyaksikan kejadian itu sendiri, mereka tidak akan percaya gadis muda yang tampak tidak berbahaya itu telah membunuh Penguasa Pulau Pertama Pulau Karang hanya dalam sekejap.     

Pada saat ini, gadis muda berpakaian kuning itu telah berubah menjadi Iblis Kecil yang tidak berani mereka singgung.     

"Kertas kuning apa yang dia lempar tadi?"     

"Aku tidak tahu … Aku hanya melihatnya melemparkan kertas kuning sebelum dia berkata, 'Muncul'. Penguasa Pulau Pertama Pulau Karang mati setelah itu."     

"Kertas kuning itu sangat menakutkan!"     

"Dia yang menakutkan … Aku tidak percaya dia memiliki sesuatu seperti itu."     

Orang-orang yang menonton berbisik di antara mereka sendiri.     

Kertas kuning dengan torehan di atasnya terpatri dalam benak mereka. Akan sulit bagi mereka untuk melupakannya.     

Tang Zhen, Penguasa Pulau Pertama Pulau Kabut tersembunyi menarik napas dalam-dalam. Tatapan matanya rumit. Dia tidak menyangka gadis muda berpakaian kuning yang mengikutinya sampai ke Pulau Bulan Sabit memiliki teknik seperti itu.     

Kemampuan Liu Zhong tidak lebih lemah dari kemampuannya.     

Bukankah itu berarti gadis berpakaian kuning itu bisa membunuhnya juga jika dia mau?     

Setelah membunuh Liu Zhong, mata Han Xue Nai beralih ke arah Luo Zhu Feng dan Lin Tai. Menyebabkan raut wajah mereka berubah.     

"Hmph!" Han Xue Nai mendengus dan mengangkat tangannya saat semua orang menatapnya. Embusan angin dingin dan menusuk tulang menerpa dan membekukan Luo Feng Zhu dan Lin Tai bahkan sebelum mereka sempat bereaksi.     

Pa! Pa!     

Selanjutnya, kedua patung es bergetar ketika retakan yang menakutkan mulai menyebar. Akhirnya, mereka berubah menjadi tumpukan es yang hancur dan jatuh ke tanah.     

Semua orang yang menyaksikan tidak bisa menahan untuk tidak menarik napas dalam-dalam. Ada ketakutan di mata mereka ketika mereka melihat Han Xue Nai lagi.     

Sementara itu, ada dua siluet yang berdiri tinggi di atas udara. Seorang pria paruh baya tinggi dan berotot seperti banteng dan tiga pria tua. Ketiga pria tua itu berdiri di belakang pria paruh baya itu, menunjukkan pria paruh baya itu memegang posisi lebih tinggi dari mereka.     

Pria paruh baya itu mengenakan baju besi hitam, dan dia tampak seperti seorang jenderal perkasa.     

Namun, ada ketakutan di matanya yang besar dan cerah. Rasa takut muncul dari lubuk hatinya dan datang dari jiwanya.     

"Siapa sebenarnya dia?" Pria paruh baya itu bergumam pelan. Jika seseorang mendengarkan dengan seksama, dia dapat merasakan sedikit getaran dalam suaranya.     

"Penguasa Pulau, dia seseorang yang dibawa oleh Tang Zhen, Penguasa Pulau Pertama Pulau Kabut tersembunyi ke sini," kata salah satu pria tua itu.     

Jika Duan Ling Tian ada di sini, dia pasti mengenali orang yang saat ini berbicara. Dia adalah Wakil Penguasa Pulau Bulan Sabit yang telah mengatur tempat tinggal mereka dua setengah bulan yang lalu.     

Xiao Kun!     

Identitas orang itu terlihat jelas dengan cara Xiao Kun memanggilnya sebagai 'Penguasa Pulau '.     

Dia adalah Di Yong sang Penguasa Pulau Bulan Sabit.     

Tubuh kekar Di Yong membuatnya tampak seperti banteng dari jauh. Matanya berbinar dengan kebijaksanaan. Terlihat dia tidak hanya berotot tapi juga punya otak.     

Wajar saja. Tidak mungkin dia seseorang yang biasa-biasa saja karena dia adalah Penguasa Pulau Bulan Sabit, pulau terkemuka dari Empat Pulau di Seberang Lautan.     

"Aku tidak percaya dia memiliki Jimat Keramat … Dia pasti berasal dari Tanah Malaikat," kata Di Yong serius.     

"Jimat Keramat?" Ketiga pria tua terkejut ketika mereka mendengar ucapan Di Yong.     

"Penguasa Pulau, apakah Anda mengatakan dia menggunakan Jimat Keramat sebelumnya?" Xiao Kun menarik napas dalam-dalam. Dia tidak percaya.     

"Aku yakin begitu. Meskipun ini pertama kalinya aku melihat Jimat Keramat, dari catatan Jimat Keramat di buku-buku kuno … Mengatakan 'Muncul' setelah melemparkannya adalah cara untuk menggunakan Jimat Keramat itu," kata Di Yong.     

"Jimat Keramat … Hanya Pendekar Dao di atas Tahap Malaikat Tingkat Dasar yang bisa menorehkannya. Selain itu, tidak semua Pendekar Dao di atas Tahap Malaikat Tingkat Dasar memiliki kemampuan untuk menoreh Jimat Keramat."     

"Dikatakan bahwa seseorang harus berbakat dalam aspek tertentu untuk dapat menoreh Jimat Keramat … Jika tidak, bahkan seorang Pendekar Dao Tingkat Malaikat tidak akan bisa menorehnya," kata kedua pria tua itu segera dengan ekspresi serius.     

"Seseorang di bawah Tahap Malaikat Tingkat Dasar dari Tanah Malaikat yang memiliki Jimat Keramat … Dia pasti memiliki latar belakang yang kuat … Jika tidak, tidak mungkin baginya untuk memiliki Jimat Keramat itu." Di Yong menarik napas dalam-dalam. "Gadis ini entah memiliki tokoh digdaya di atas Tahap Malaikat Tingkat Dasar atau kekuatan yang kuat dari Tanah Malaikat yang mendukungnya."     

"Tidak peduli apapun juga … Dia bukanlah seseorang yang bisa disinggung Pulau Bulan Sabit. Penguasa Pulau, apakah kita masih melanjutkan rencana itu? Jika kita menyinggung kekuatan atau tokoh digdaya di belakang gadis ini, Pulau Bulan Sabit kita …" Meskipun Xiao Kun tidak menyelesaikan ucapannya, Di Yong dan dua pria lainnya tahu apa yang akan dia maksud.     

Kedua orang tua itu seperti Xiao Kun, mereka juga Wakil Penguasa Pulau Bulan Sabit.     

"Rencana itu terus berjalan. Kita akan mengalihkan perhatiannya ketika rencana itu terjadi … Kita tidak bisa menyinggung perasaannya, tapi bukan berarti kita tidak bisa menghindarinya, kan?" Mata Di Yong berbinar.     

"Selama rencana itu membuahkan hasil, kemampuan Penguasa Pulau pasti akan meningkat! Pada saat itu, dengan kemampuan Anda, Anda dapat menguasai wilayah terpencil Tanah Malaikat. Bahkan tidak masalah jika Anda harus menyerahkan Pulau Bulan Sabit," kata Wakil Penguasa Pulau Bulan Sabit lainnya.     

"Tepat sekali." Wakil Penguasa Pulau Bulan Sabit terakhir juga menyetujui.     

"Jika itu masalahnya, kita akan melanjutkan rencana itu … Namun, sayang sekali Luo Feng Zhu tewas," kata Xiao Kun.     

"Ya,sayang sekali," Di Yong mengangguk. "Meskipun rencana itu terus berjalan … Kita harus sepenuhnya siap menghadapi gadis ini. Kita akan sangat sibuk dalam setengah bulan ke depan."     

Segera setelah itu, Di Yong dan tiga Wakil Penguasa Pulau Bulan Sabit pergi.     

Tidak ada yang memperhatikan kehadiran mereka dari awal sampai akhir.     

Segera, berita tentang Han Xue Nai membunuh Penguasa Pulau Pertama Pulau Karang dan Luo Feng Zhu, orang yang berada di peringkat No. 1 Kompetisi Bela Diri Pulau Karang, menyebar ke seluruh Pulau Bulan Sabit.     

Pada saat ini, semua orang di Pulau Bulan Sabit mengetahui tentang iblis dari Pulau Kabut Tersembunyi.     

Iblis yang membunuh Liu Zhong, Penguasa Pulau Pertama Pulau Karang hanya dengan satu pukulan.     

Bahkan Tang Zhen, Penguasa Pulau Pertama Pulau Kabut Tersembunyi yang kemampuannya setara dengan Liu Zhong tidak akan bisa melakukan itu.     

Sejak saat itu, kebanyakan orang dari Pulau Kabut Tersembunyi bertingkah seperti tikus yang melihat kucing setiap kali mereka melihat Han Xue Nai.     

Hanya Duan Ling Tian dan yang lainnya yang sudah mengenal Han Xue Nai tetap tidak terpengaruh.     

Meskipun Ke'er, Li Fei, dan Maharaja Bela Diri Qing Xuan mengenalnya, teknik Xue Nai tetap mengejutkan mereka.     

"Tuan Muda," Ke'er menyerahkan sesuatu kepada Duan Ling Tian.     

"Token Malaikat?" Duan Ling Tian mengenali token malaikat pada pandangan pertama. Ke'er memberinya token malaikat yang berisi Panah Aerolit Kolosal. "Ke'er, kau tidak perlu mengembalikan ini kepadaku untuk saat ini … Aku belum bisa menggunakannya."     

"Kau dan Fei'er Kecil akan membutuhkannya sampai kalian berdua mengkultivasikan Panah Aerolit Kolosal sampai ke puncaknya," kata Duan Ling Tian.     

Sama seperti orang lain, kedua wanita itu membutuhkan token malaikat setiap kali mereka mengkultivasikan Taktik Bela Diri Tingkat Malaikat karena mereka hanya dapat membaca bagian dari informasi dalam token malaikat.     

Mereka tidak seperti Duan Ling Tian. Dia bisa mempelajari segala sesuatu tentang Taktik Bela Diri Tingkat Malaikat di token malaikat sekaligus dan memasukkannya ke dalam ingatannya.     

Mereka hanya dapat mengambil lebih banyak informasi tentang Taktik Bela Diri Tingkat Malaikat setelah memahami informasi yang telah mereka pelajari dan kultivasikan hingga tingkat tertentu.     

Mereka hanya bisa mempelajari semua yang ada di token malaikat setelah mereka mengkultivasikan teknik ke Tahap Penguasaan … Tahap Penguasaan adalah tahap keempat dari teknik Taktik Bela Diri Tingkat Malaikat.     

Tahap Kesempurnaan merupakan tahap di atasnya. Itu adalah tahap kelima dan yang tertinggi.     

"Tuan Muda, aku dan Kakak Fei'er telah mencobanya berkali-kali selama periode waktu ini … Kami tidak memiliki bakat dalam memanah. Lebih baik kami terus berkultivasi dengan pedang," kata Ke'er, "Jadi tidak ada gunanya kami menyimpan token malaikat ini."     

Duan Ling Tian tersadar. Dia mengerti apa yang Ke'er katakan.     

Jika dia bukan penembak jitu yang luar biasa di kehidupan masa lalunya, dia tidak akan bisa menguasai dan membiasakan dirinya dengan memanah begitu cepat dalam kehidupan ini.     

Siapa pun bisa memanah, tapi menembak dengan tepat tanpa meleset bukanlah hal mudah, apalagi membunuh dua burung, tiga burung, empat burung, atau bahkan lima burung dengan satu anak panah …     

"Aku tahu tempat yang bagus untuk berkultivasi pedang," kata Duan Ling Tian sambil tersenyum setelah menyimpan token malaikat itu.     

"Dimana itu?" Mata Ke'er berbinar.     

"Aku akan membawamu dan Fei'er Kecil ke suatu tempat setelah kita selesai dengan Pulau Bulan Sabit … Sepanjang jalan, kalian berdua dapat memberi hormat kepada Kakak Yang Xue, dan kita bisa mampir ke Sekte Pedang Tujuh Bintang untuk mengunjungi Guru Kepala Qin Xiang," kata Duan Ling Tian.     

"Hmm," Ke'er mengangguk. Mata indahnya menjadi merah ketika Duan Ling Tian menyebut Yang Xue.     

Waktu berlalu dengan tenang.     

Selama setengah bulan berikutnya, selain berkultivasi, Duan Ling Tian juga memahami dua Penguasaan dan mengkultivasikan teknik Panah Aerolit Kolosal.     

Selain teknik bertahan Lonceng Panah Kolosal yang belum bisa ia kultivasikan, ia mengkultivasikan teknik lainnya juga meskipun ia kebanyakan berfokus pada dua teknik itu.     

Serangan Aerolit dan Penyelarasan Raga dan Panah.     

Duan Ling Tian saat ini telah mengkultivasika kedua teknik ini ke Tahap Pemahaman Inti.     

"Nak, Serangan Aerolit-mu akan mencapai Tahap Inti dalam beberapa hari." Suara Wang Ba terdengar di benak Duan Ling Tian setengah bulan berikutnya.     

"Aku yakin aku akan bisa menerobos dalam sepuluh hari … Sayangnya, Penguasa Pulau Bulan Sabit segera memilih murid istimewanya. Aku tidak punya cukup waktu," kata Duan Ling Tian.     

"Dengan kemampuanmu saat ini … Selama gadis itu tidak bertarung denganmu, tidak sulit bagimu untuk menjadi murid istimewa Penguasa Pulau Bulan Sabit," kata Wang Ba.     

"Xue Nai? Dia tidak tertarik menjadi murid istimewa Penguasa Pulau Bulan Sabit … Dia hanya ingin bersenang-senang." Duan Ling Tian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.     

"Bagaimana denganmu? Apa kau tertarik untuk menjadi murid istimewa Pulau Bulan Sabit?" Wang Ba bertanya kepada Duan Ling Tian sebelum dia berkata dengan nada meremehkan, "Menurut dugaanku, Penguasa Pulau Bulan Sabit paling tinggi berada di Tahap Penghancur Fana … Apalagi, dia hanya berada di tingkat yang lebih rendah dari Tahap Penghancur Fana."     

"Apa kau benar-benar ingin semut seperti itu menjadi gurumu?" Wang Ba bertanya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.