Maharaja Perang Menguasai Langit

Gagak Emas Berkaki Tiga



Gagak Emas Berkaki Tiga

3"Itu tidak benar!" Han Xue Nai, yang baru saja menebak sebelumnya, ia sepertinya tiba-tiba memikirkan sesuatu dan menggelengkan kepalanya untuk menyangkal teorinya sendiri. "Ada desas desus mengatakan bahwa Pagoda Langit Maha Luas berada di tangan seorang tokoh digdaya Tahap Malaikat teratas. Tidak mungkin benda itu muncul di sini. "     2

"Jika bukan Pagoda Langit Maha Luas, lalu apa itu?" Di Yong memandang pagoda mungil dan indah di tangan Duan Ling Tian itu dan bergumam. Ia mengerutkan kening, merasa benar-benar tidak mengerti.     

Saat itu, baik Han Xue Nai, Di Yong maupun ketiga Wakil Penguasa pulau Bulan Sabit, tidak satupun di antara mereka menyadari saat tubuh Duan Ling Tian bergidik tanpa sadar.     

Secara bersamaan, ada sebuah kilatan di kedalaman matanya.     

"Aku ingat! Aku ingat sekarang!"     

Duan Ling Tian merasa sangat bersemangat saat melihat pagoda kecil yang ada di tangannya. "Pagoda Tujuh Pusaka… Dalam mitos dan legenda kuno Hua di Bumi di dalam kehidupan masa laluku, itu adalah Pusaka Langit Tertinggi di tangan Raja Langit dengan Pagoda di Tangan, Li Jing!"     

Ada beberapa versi tentang legenda Raja Langit dengan Pagoda di Tangan, Li Jing. Namun demikian, semua versi menyebutkan Pusaka Langit Tertinggi di tangannya adalah Pagoda Tujuh Pusaka!     

Namun, Duan Ling Tian dengan cepat kembali menjadi tenang. Mungkin ini hanya sebuah kebetulan bahwa memiliki nama yang sama.     

Di masa lalu, ia tidak pernah percaya pada mitos dan legenda kuno dari kehidupan masa lalunya karena terlalu konyol.     

Namun, ia berubah pikiran setelah tiba di dunia ini.     

Selain itu, tidak akan ada asap tanpa api, jadi pasti ada kebenaran dalam mitos dan legenda kuno yang diturunkan.     

Jika legenda itu nyata, maka mungkin karakter legendaris itu juga nyata.     

"Kau yang berasal dari Negeri Yan Huang. Mengapa kau muncul di sini? " Tiba-tiba, suara tua itu terdengar lagi dan mengejutkan Duan Ling Tian.     

Kali ini, Duan Ling Tian mendengarnya dengan jelas. Suara yang hanya bisa didengarnya ini berasal dari tingkat paling bawah dari Pagoda Tujuh Pusaka itu.     

"Kau siapa?" Duan Ling Tian bertanya dengan rasa penasaran dengan mengirimkan Pesan Suara ke bagian bawah Pagoda Tujuh Pusaka.     

"Aku? Akulah satu-satunya Gagak Emas Berkaki Tiga. Orang-orang dari Negeri Yan Huang menghormati ku sebagai burung madu langit," lanjut suara lama itu, mengungkapkan identitasnya.     

"Burung Gagak Emas Berkaki Tiga? Burung madu langit? "     

Duan Ling Tian terkesima saat Pesan Suaranya menyebabkan rasa terkejut dan tidak percaya. "Kau... Tunggu, apakah kau Gagak Emas Berkaki Tiga legendaris terakhir yang lolos dari panah Hou Yi?"     

Duan Ling Tian teringat pada legenda tentang Hou Yi menembak matahari di kehidupan sebelumnya.     

Legenda mengatakan bahwa di zaman kuno, ada sebelas matahari di langit. Salah satunya awalnya ada di sana, sementara sepuluh lainnya muncul kemudian.     

Sepuluh matahari tambahan itu sebenarnya adalah sepuluh ekor gagak emas yang nakal. Mitosnya adalah bahwa mereka adalah putra Maharaja Langit saat itu.     

Kemunculan sebelas matahari itu menyebabkan kemarau dan bumi menjadi kering dan membuat kehidupan orang-orang menjadi sulit.     

Saat itu, seorang manusia tokoh digdaya bernama Hou Yi menembak sembilan burung gagak emas itu secara berurutan dengan keahliannya yang tak tertandingi. Hanya satu burung yang lolos.     

"Aku tidak mengira kau akan mengetahui tentang hal ini. Itu sudah lama sekali," lanjut suara tua itu dengan kalem dan tenang.     

Namun, cara ia mengatakannya tidak diragukan lagi telah menegaskan identitasnya.     

Dia adalah Gagak Emas Berkaki Tiga yang lolos dari panah Hou Yi dalam mitos dan legenda kuno dari kehidupan masa lalu Duan Ling Tian. Ia juga adalah burung madu langit yang dikenal kemudian oleh generasi mendatang.     

"Kau… Apakah kau benar-benar Gagak Emas Berkaki Tiga itu?" Duan Ling Tian diam-diam tersentak, dan berkata dengan penuh semangat, "Jadi, apakah itu berarti kau berasal dari Bumi seperti aku?"     

"Bumi?" Nada Gagak Emas Berkaki Tiga dipenuhi dengan kebingungan.     

"Negeri Yan Huang itu berada di Bumi," Duan Ling Tian menjelaskan.     

"Negeri Yan Huang… Aku sudah lama meninggalkan tempat itu. Aku bahkan tidak ingat sudah berapa lama. Sedangkan Bumi yang kau sebutkan, kami menyebutnya Planet Yan Huang," kata Gagak Emas Berkaki Tiga itu.     

"Planet Yan Huang adalah kampung halaman ku." Saat Gagak Emas Berkaki Tiga itu berbicara, nadanya menjadi agak sentimental.     

"Planet Yan Huang?" Duan Ling Tian tercengang. Ini adalah pertama kalinya ia mendengar bahwa Bumi memiliki nama lain, tetapi itu bukanlah inti persoalannya saat ini.     

"Bagaimana kau bisa sampai di sini?"     

Burung Gagak Emas Berkaki Tiga bertanya lagi, "Aku merasa jiwamu memiliki aura Negeri Yan Huang. Kampung halaman mu juga pasti dari Planet Yan Huang. "     

"Aku terbunuh dalam sebuah kecelakaan karena aku dikhianati. Kemudian, jiwa ku menyeberang ke dunia ini dan bereinkarnasi ke tubuh lain," kata Duan Ling Tian sambil tersenyum pahit.     

"Bisakah itu benar-benar terjadi?" Nada suara Burung Gagak Emas Berkaki Tiga itu dipenuhi dengan rasa terkejut. Terbukti, ia tidak bisa memahami pengalaman Duan Ling Tian.     

"Bagaimana denganmu? Bagaimana caranya kau datang ke sini? " Duan Ling Tian bertanya dengan agak bersemangat di dalam hatinya.     

Gagak Emas Berkaki Tiga berasal dari Bumi seperti dirinya! Namun, ia hanyalah seorang manusia biasa di Bumi, tetapi Gagak Emas Berkaki Tiga itu adalah suatu keberadaan yang perkasa dalam mitos dan legenda kuno yang memiliki kekuatan yang sebanding dengan para dewa.     

Hatinya dipenuhi dengan rasa ingin tahu tentang bagaimana Gagak Emas Berkaki Tiga itu bisa sampai di sana.     

"Mungkin, aku bisa kembali ke Bumi," Duan Ling Tian diam-diam berpikir.     

"Aku datang dengan Pagoda Tujuh Pusaka. Sebelum Li Jing terbunuh, ia dengan paksa mengoyak ruang dan waktu dan melemparkan Pagoda Tujuh Pusaka itu ke dalam lubang hitam."     

Gagak Emas Berkaki Tiga mengingat, "Pagoda Tujuh Pusaka menjadi sangat rusak setelah dilemparkan ke dalam lubang hitam itu. Bahkan aku pun terluka parah. Aku belum bangun sampai seratus tahun yang lalu, dan kemudian aku mulai pulih dari luka yang kualami. "     

"Li Jing? Maksudmu Raja Langit dengan Pagoda di Tangan, Li Jing? Ayah Nezha? " Duan Ling Tian diam-diam tersentak lagi dan bertanya.     

"Ya itu dia." Kemudian, Gagak Emas Berkaki Tiga itu mengejek, "Dia orang yang tidak berguna! Dipankara, biksu tua itu yang sebenarnya memberikan Pagoda Tujuh Pusaka itu kepadanya, tapi semua itu sia-sia!"     

"Pagoda Tujuh Pusaka itu telah rusak. Tidak hanya aku terluka parah, tetapi bahkan enam Pusaka Langit Tertinggi lainnya di dalam Pagoda Tujuh Pusaka itu juga rusak. Aku bahkan tidak tahu kapan mereka bisa dipulihkan," desah Gagak Emas Berkaki Tiga itu.     

"Enam Pusaka Langit Tertinggi lainnya?" Mata Duan Ling Tian berbinar saat mendengarnya.     

Namun, sebelum ia sempat melanjutkan pertanyaannya kepada Burung Gagak Emas Berkaki Tiga itu, suara Di Yong sudah bergema di telinganya, "Nak, semuanya sudah selesai antara kau dan aku, jadi aku harus pergi sekarang dan pergi ke Tanah Malaikat."     

Di Yong kemudian pergi setelah berbicara dengan Duan Ling Tian. Ia bahkan tidak memberi tahu ketiga Wakil Penguasa Pulau Bulan Sabit.     

Setelah itu, Duan Ling Tian memanggil Han Xue Nai dan membawa ketiga Wakil Penguasa pulau itu untuk kembali ke Pulau Bulan Sabit.     

Setelah mereka kembali ke Pulau Bulan Sabit, Duan Ling Tian kembali ke kediamannya yang selama setahun terakhir ia tinggali sambil mengurung di kamarnya. Dia bahkan tidak pernah punya waktu untuk menyapa kedua wanita dan tiga teman kecilnya itu.     

Ketika Duan Ling Tian telah kembali ke kamarnya, ia menatap tajam pada Pagoda Tujuh Pusaka di tangannya dan bertanya, "Sebelumnya, kau mengatakan bahwa ada enam Pusaka Langit Tertinggi lainnya di dalam Pagoda Tujuh Pusaka ini, bukan?"     

"Tentu saja! Pagoda Tujuh Pusaka dikenal sebagai Pagoda Tujuh Pusaka karena ada Tujuh Pusaka di dalamnya," kata Gagak Emas Berkaki Tiga itu.     

"Tujuh Pusaka? Di samping enam Pusaka Langit Tertinggi itu. Bagaimana dengan sebuah pusaka lainnya? " Duan Ling Tian bertanya dengan bingung.     

"Satu-satunya pusaka lainnya tentu saja adalah aku," ungkap Gagak Emas Berkaki Tiga itu.     

"Aku hampir melupakanmu." Duan Ling Tian tersenyum canggung dan bertanya lagi, "Apa itu keenam Pusaka Langit Tertinggi lainnya?"     

"Keenam Pusakan Langit Tertinggi lainnya itu adalah Pedang Langit Permata Jasper, Tombak Kuno Dewa, Tongkat Semesta, Payung Jaring Langit, Tongkat Sabut Ekor Kuda, dan Lembing Perang Dewa."     

"Bisakah kau meminjamkan salah satunya kepadaku?" Duan Ling Tian bertanya dengan semangat membara di matanya.     

Enam buah Pusaka Langit Tertinggi… Orang akan tahu bahwa itu adalah pusaka hebat hanya dari namanya. Jika ia bisa mendapatkannya, bukankah ia akan menjadi tidak terkalahkan?     

Itu adalah Pusaka Langit Tertinggi!     

Di hadapan Pusaka Langit Tertinggi, bahkan sepuluh Senjata Malaikat Super terhebat di dalam Sepuluh Peringkat Senjata Malaikat yan Agung di Tanah Malaikat tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan benda itu.     

"Jika kau ingin menggunakannya, pergi dan ambil sendiri! Benda-benda itu masing-masing berada di tingkat kedua hingga tingkat ketujuh Pagoda Tujuh Pusaka," kata Gagak Emas Berkaki Tiga itu.     

"Ambil sendiri? Bagaimana aku bisa mendapatkannya?"     

Duan Ling Tian memandangi Pagoda Tujuh Pusaka yang ada di tangannya. "Mungkinkah aku harus mencari tempat yang luas dan meminta Pagoda Tujuh Pusaka ini untuk membesar agar aku bisa masuk?"     

"Saat kami berada di dasar laut, Pagoda Tujuh Pusaka sudah menetapkan dirimu sebagai pemiliknya. Sekarang, kau hanya memerlukan sebuah pemikiran untuk memasuki Pagoda Tujuh Pusaka ini."     

"Sebuah pemikiran?" Duan Ling Tian memandangi Pagoda Tujuh Pusaka yang ada di tangannya. Dengan sebuah pemikiran, ia merasakan seberkas kilatan muncul di depan matanya dan kemudian menemukan bahwa dia telah berada di sebuah tempat yang aneh.     

Tempat itu adalah sebuah ruang yang lega dan luas.     

Saat pertama kali masuk, ia merasakan aura membara di wajahnya seolah-olah berada di dalam sebuah dunia api. Namun, aura terbakar itu segera menghilang beberapa saat kemudian.     

Di saat yang sama, Duan Ling Tian melihat seekor burung besar yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Burung itu adalah seekor burung besar dengan api emas yang menyelubunginya.     

Perbedaan terbesar antara burung ini dan burung biasa adalah ia memiliki tiga buah kaki. Burung biasa hanya memiliki dua buah kaki.     

"Kau… Apakah kau Gagak Emas Berkaki Tiga?" Duan Ling Tian tersentak dan bertanya dengan ekspresi wajah terkejut saat melihat burung yang menyala-nyala itu memancarkan suatu aura yang kuat.     

"Benar."     

Burung yang menyala-nyala itu, yang adalah Gagak Emas Berkaki Tiga, mengangguk. "Ini adalah tingkat pertama Pagoda Tujuh Pusaka. Pagoda Tujuh Pusaka ini telah rusak parah setelah tiba di sini melalui lubang hitam. "     

"Sejauh ini, baru tingkat pertama yang telah pulih. Karena alasan itu, aku bisa dibangunkan," lanjut Gagak Emas Berkaki Tiga itu.     

Dia adalah salah satu dari tujuh pusaka dari Pagoda Tujuh Pusaka yang menjaga tingkat pertama Pagoda Tujuh Pusaka yang merupakan tingkatan yang paling penting. Untuk menuju tingkat kedua, seseorang harus melewati tingkat pertama.     

"Baru saja, kau mengatakan bahwa Pagoda Tujuh Pusaka telah menetapkan aku sebagai pemiliknya? Sejak kapan itu terjadi?" Duan Ling Tian bertanya.     

Saat ini, yang paling ingin ia ketahui adalah ia ingat bahwa dirinya tidak pernah melakukan klaim kepemilikan apapun terhadap Pagoda Tujuh Pusaka itu.     

Menetapkan kepemilikan biasanya membutuhkan Klaim Kepemilikan Darah, bukan?     

"Ketika Pagoda Tujuh Pusaka membantu mu bereinkarnasi, dia telah menetapkan dirimu sebagai tuannya," jelas Gagak Emas Berkaki Tiga itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.