Maharaja Perang Menguasai Langit

Bertindak Tidak Gegabah



Bertindak Tidak Gegabah

3"Apa?!" Duan Ling Tian tidak menyangka Tetua Huo memintanya untuk menyerahkan Pagoda Tujuh Pusaka kepada Di Yong dan menceritakan rahasianya.      2

Tunggu sebentar!     

Pagoda Tujuh Pusaka sepertinya tidak memiliki rahasia, kan?     

Pagoda Tujuh Pusaka tidak menolaknya masuk karena telah mengakui dia sebagai pemiliknya. Ini karena jiwa Duan Ling Tian berasal dari Planet Yan Huang.     

Bahkan jika dia menyerahkan Pagoda Tujuh Pusaka kepada orang lain, dia tetap tidak bisa memutuskan hubungannya dengan Pagoda Tujuh Pusaka … Pagoda Tujuh Pusaka seperti melekat padanya.     

"Tetua Huo, bahkan jika aku menyerahkan Pagoda Tujuh Pusaka kepadanya, aku tetap tidak bisa memaksa Pagoda Tujuh Pusaka untuk mengakui dia sebagai pemiliknya … Mungkinkah ini cara yang Anda sarankan?" Tanya Duan Ling Tian.     

"Aku tidak memintamu untuk benar-benar menyerahkan Pagoda Tujuh Pusaka itu kepadanya! Aku mengatakan kepadamu untuk menyerahkan pagoda itu kepadanya untuk sementara waktu untuk mengulur waktu," Tetua Huo menjelaskan.     

Duan Ling Tian akhirnya tersadar.     

Pada saat ini, tatapan Duan Ling Tian mendarat pada Cincin Ruang di tangan Di Yong.     

Cincin Ruang itu miliknya dan Lempeng Belenggu Iblis ada di dalam cincin itu.     

"Selama aku bisa mengeluarkan Lempeng Belenggu Iblis, akan mudah bagiku untuk membunuh Di Yong!" Duan Ling Tian berpikir dalam hati.     

Segera setelah itu, cahaya terang menerangi pikiran Duan Ling Tian. Tatapannya langsung berbinar seolah dia mengingat sesuatu.     

"Tetua Huo, Aku punya ide … Kau hanya perlu bermain bersama denganku," Duan Ling Tian memberi tahu Tetua Huo.     

"Nak, waktumu tinggal tiga tarikan napas lagi … Jika kau tidak bisa mengambil keputusan, aku akan menunjukkan kepadamu arti 'lebih baik mati!'" Suara dingin Di Yong bergema di udara.     

"Pagoda Tujuh Pusaka ada di Cincin Ruang di tanganmu itu," kata Duan Ling Tian dengan tenang sambil menatap Di Yong.     

"Humph! Aku sudah memeriksa Cincin Ruangmu setelah melakukan Klaim Kepemilikan Darah! Pagoda itu tidak ada di dalam! Nak, aku memperingatkanmu, jangan main-main denganku!" Di Yong mendengus saat niat membunuh muncul di matanya. Seolah-olah dia akan melahap seseorang.     

"Kau telah melihat betapa menakjubkan pagoda itu … Selama aku mau, aku bisa mengubah ukurannya sesukaku. Aku sudah mengubahnya menjadi ukuran setitik debu sebelum aku menyimpannya di Cincin Ruang," Duan Ling Tian berkata dengan nada yang tidak terburu-buru atau lambat ketika dia menatap Di Yong dengan acuh tak acuh, "Jangankan kau, bahkan aku tidak bisa menemukan lokasinya di Cincin Ruang jika aku tidak menetapkan kepemilikan atasnya.     

Di Yong mengerutkan kening setelah mendengar ucapan Duan Ling Tian.     

Sebelumnya, dia telah menyaksikan dengan matanya sendiri bagaimana pagoda yang setinggi orang dewasa telah berubah menjadi pagoda kecil antik sebelum jatuh ke telapak tangan Duan Ling Tian.     

Karena itulah, dia tidak curiga ketika Duan Ling Tian mengatakan ukuran pagoda dapat diubah.     

Dengan betapa menakjubkan pagoda itu, menyusut seukuran setitik debu bukanlah hal yang mustahil sama sekali.     

"Aku hampir tertipu olehmu." Tatapan Di Yong semakin tajam saat dia tersadar. Dia berkata kepada Duan Ling Tian dengan dingin, "Aku percaya ukuran pagoda dapat diubah dan dapat berubah menjadi ukuran setitik debu … Namun, pagoda itu belum tentu berada di Cincin Ruang! Mungkin, tersembunyi di suatu tempat di tubuhmu … Sedangkan alasanmu mengatakan padauk bahwa pagoda itu ada di Cincin Ruang … Ya, sudah jelas kau hanya ingin aku menyerahkan Cincin Ruang sehingga kau dapat menggunakan Lempeng Belenggu Iblis untuk membelenggu dan membunuhku! Apa kau pikir aku akan tertipu oleh tipuanmu?"     

Di Yong tampak yakin ketika dia mencapai akhir kalimatnya.     

"Harus kuakui, imajinasimu bisa menjadi sangat liar … Kalau begitu, kau bisa menyiksaku sesukamu. Aku akan memberi tahumu 'kebenaran' yang ingin kau dengar ketika ajalku tiba!" Duan Ling Tian melirik Di Yong dengan pandangan menghina. "Namun, aku khawatir hasilnya akan tetap sama pada akhirnya."     

Dari awal sampai akhir, Di Yong menatap tajam ke mata dan raut wajah Duan Ling Tian.     

Dia memperhatikan Duan Ling Tian sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berbohong. Hal ini mulai membuatnya ragu.     

Mungkinkah … pagoda itu benar-benar menyusut menjadi setitik debu dan disimpan dalam Cincin Ruang oleh Duan Ling Tian?     

Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa itu masuk akal.     

"Sekarang kau bisa menggunakan teknikmu … Jangan pernah berpikir untuk mendapatkan pagoda itu lagi," kata Duan Ling Tian dengan acuh tak acuh, tanpa rasa takut.     

Mata Duan Ling Tian berbinar ketika dia melihat tatapan Di Yong tertuju pada Dantian-nya. Dia tahu apa yang dipikirkan Di Yong. Dia langsung menyeringai. "Apa? Kau pikir Lempeng Belenggu Iblis tidak akan bisa membelenggumu setelah kau melumpuhkan Dantianku? Jangan lupa, aku sudah memasukkan energi yang dapat mengaktifkan Lempeng Belenggu Iblis sejak lama. Bahkan jika kau melumpuhkan basis kultivasiku, Lempeng Belenggu Iblis tetap bisa diaktifkan oleh energi yang sebelumnya aku masukkan ke dalamnya. Membunuhmu akan mudah. Kau pastinya mengetahui hal ini lebih baik dari siapa pun."     

Ketika Duan Ling Tian mencapai akhir kalimatnya, ada sedikit ejekan di matanya.     

Wajah Di Yong langsung berubah muram.     

Sebelumnya, dia diliputi oleh pikirannya sendiri dan lupa tentang ini.     

"Benar, ada hal lain yang harus kukatakan padamu. Pagoda itu adalah harta yang sangat langka! Bahkan memiliki hubungan dekat dengan Sepuluh Senjata Malaikat di Tanah Malaikat," Duan Ling Tian berbohong tanpa mengedipkan matanya saat dia memandang Di Yong.     

Setelah dia melihat ketertarikan di mata Di Yong, dia terus berbohong, "Kesepuluh Senjata Malaikat itu sebenarnya berasal dari roh pagoda di pagoda itu."     

Saat kata-kata Duan Ling Tian keluar dari mulutnya, mata Di Yong langsung cerah dan napasnya mulai menjadi semakin cepat.     

Kesepuluh Senjata Malaikat sebenarnya berasal dari roh pagoda di pagoda itu?     

Untuk sesaat, hatinya mendidih dan keinginannya untuk mendapatkan pagoda misterius itu menjadi semakin kuat. Namun, pikirannya masih jernih dan dia tidak lengah.     

Di Yong memasang wajah tenang dan menekan emosinya ketika dia bertanya kepada Duan Ling Tian, ​​"Apa kau pikir aku akan mempercayaimu begitu saja? Bukti apa yang kau miliki?"     

"Bukti? Nah, kau dapat mengetahuinya apakah itu benar setelah kau mengambil pagoda itu … Saat aku menghapus kepemilikanku pada pagoda dan menyerahkannya kepadamu, kau dapat menghubungi roh pagoda di pagoda itu," Duan Ling Tian menjawab dengan acuh tak acuh, "Saat itu, kau bisa mengetahuinya dari roh itu. Dengan basis kultivasimu di Tahap Penghancur Fana Tingkat Menengah, jangan bilang kau takut aku menipumu? Bahkan jika aku menjadi ancaman bagimu dan ingin menggunakan Lempeng Belenggu Iblis, kau selalu dapat membunuhku sebelum Lempeng Belenggu Iblis membelenggumu, kan?" Duan Ling Tian terus berkata.     

"Hurmph! Tentu saja, aku dapat membunuhmu hanya dalam sekejap! Namun, aku mungkin akan mati juga! "Di Yong mendengus.     

Jika Duan Ling Tian benar-benar mengeluarkan Lempeng Belenggu Iblis dan dia berhasil membunuh Duan Ling Tian sebelum Lempeng Belenggu Iblis membelenggunya, dia kemungkinan besar juga akan mati.     

"Apa? Kau pikir aku mau mati bersamamu?" Duan Ling Tian tertawa terbahak-bahak. Sedikit ejekan terlihat di matanya seolah-olah dia mengejek Di Yong karena terlalu banyak berpikir.     

Setelah mendengarnya, mata Di Yong langsung berbinar. Dia mengangguk. "Aku akan mengembalikan Cincin Ruang kepadamu, tetapi aku akan memantau setiap tindakanmu. Jika kau berani mengambil Lempeng Belenggu Iblis, aku akan langsung membunuhmu!"     

"Aku dengan senang hati mengeluarkan pagoda untukmu, tetapi kau harus bersumpah menggunakan Serangan Petir Sembilan Sembilan bahwa kau tidak akan membunuhku atau mempersulit aku setelah kau mendapatkan pagoda!" Duan Ling Tian berkata dengan sungguh-sungguh, "Kalau tidak, aku tidak akan melakukan apa yang kau inginkan bahkan jika aku mati!"     

"Sepakat! Selama kau tidak menipuku dan menyerahkan pagoda itu kepadaku agar mengakui aku sebagai tuannya, aku bersedia bersumpah." Saat kata-kata Di Yong keluar dari mulutnya, dia menusuk jarinya dan mulai membuat sumpah.     

Sembilan sambaran petir bergema di langit, Sumpah Sambaran Petir Sembilan Sembilan, menanggapi sumpah Di Yong.     

Menurut Di Yong, dia tidak peduli apakah dia membunuh Duan Ling Tian atau tidak selama dia mendapatkan pagoda itu. Meskipun bakat bawaan Duan Ling Tian bagus, dia tidak pernah menganggapnya serius.     

Pada saat ini, Di Yong mulai lengah.     

Dia bisa melihat betapa tulusnya Duan Ling Tian karena dia memintanya untuk bersumpah. Dia merasa lebih nyaman sekarang.     

"Jangan main-main dan jangan meragukan kekuatanku." Setelah mengucapkan sumpah, Di Yong menyerahkan Cincin Ruang kepada Duan Ling Tian. Pada saat yang sama, dia membentangkan Energi Spiritualnya dan mengunci Duan Ling Tian … Jika Duan Ling Tian berani mengambil Lempeng Belenggu Iblis, dia akan segera membunuhnya.     

Dia telah hidup bersama dengan Duan Ling Tian selama beberapa waktu sehingga dia tahu Duan Ling Tian tidak akan memilih untuk mati bersama dengannya.     

Karena itulah, dia tidak khawatir Duan Ling Tian akan membuat pilihan yang ekstrem.     

Setelah Duan Ling Tian mengambil kembali Cincin Ruangnya, dia melakukan Klaim Kepemilikan Darah lagi sebelum memasukkannya ke jarinya.     

Sementara itu, jantungnya tersentak ketika Pagoda Tujuh Pusaka di telinganya berubah semakin kecil dengan cepat. Setelah itu berubah menjadi ukuran setitik debu, pagoda itu melayang dan mendarat di tangannya.     

"Aku sudah mengambilnya," kata Duan Ling Tian.     

"Hah?" Setelah mendengarnya, Di Yong segera melihat ke arah tangan Duan Ling Tian. Tetap saja, dia tidak bisa melihat apa-apa sama sekali. Dia tidak bisa menahan diri dari mengerutkan kening.     

Ketika dia melihat sebuah titik di tangan Duan Ling Tian yang tumbuh semakin besar menjadi pagoda antik, matanya langsung berbinar seperti bintang-bintang di langit malam.     

"Sungguh harta yang luar biasa!" Renung Di Yong.     

"Selesai! Aku telah menghapus Klaim Kepemilikanku." Segera setelah itu, Duan Ling Tian menyerahkan Pagoda Tujuh Pusaka pada Di Yong. "Selama kau membentangkan Energi Spiritualmu ke atas mutiara itu, mutiara itu akan mengakuimu sebagai pemiliknya. Maka, kau tidak akan lagi ditolak oleh energinya."     

"Kau menggunakan ini untuk membuatnya mengakuimu sebagai tuannya sebelumnya?" Tanya Di Yong saat matanya berbinar.     

Dia masih ingat, pada saat itu, baik dia atau Han Xue Nai, tidak ada satupun dari mereka yang bisa menyentuh pagoda ini sama sekali. Duan Ling Tian, sebaliknya, sudah mengambil pagoda di tangannya hanya dalam sekejap mata.     

Pada saat itu, dia sama sekali tidak berpikir untuk menggunakan Energi Spiritualnya.     

"Iya. Sekarang, tetapkan kepemilikan sebelum kau mengambilnya. "Duan Ling Tian mengangguk.     

Setelah mendengarnya, Di Yong membentangkan sebagian dari Energi Spiritualnya ke dalam mutiara di bagian atas Pagoda Tujuh Pusaka. Energi Spiritual yang tersisa masih terkunci pada Duan Ling Tian.     

Dia khawatir Duan Ling Tian tiba-tiba akan bergerak pada saat ini.     

'Lihatlah betapa berhati-hatinya kau.' Ketika Di Yong dengan hati-hati mengambil Pagoda Tujuh Pusaka, Duan Ling Tian menyeringai dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.