Maharaja Perang Menguasai Langit

Orang Tua yang Mengerikan



Orang Tua yang Mengerikan

1Ketika Duan Ling Tian kembali ke Kamp Naga Tersembunyi, dia memperhatikan bahwa dua belas bandit lainnya selain dirinya semua sedang berkultivasi dengan tenang di kamar mereka.     
1

Adapun orang-orang yang tinggal di gubuk-gubuk reot di bawah dataran yang tinggi itu, mereka masih tetap bersikap santai seperti sebelumnya.     

Namun, dua orang yang tinggal di gubuk kayu reot itu tidak keluar untuk waktu yang lama.     

Itu adalah gubuk tempat Hou Lin dan Li Han tinggal.     

Duan Ling Tian sama sekali tidak memperhatikan hal ini karena setelah dia kembali, dia langsung masuk ke pondoknya juga. Tentu saja, pondok yang dia tinggali sekarang adalah pondok Nomor 6.     

Setelah mengalahkan Zhang Ji Long, dia sekarang menggantikannya dan menjadi anggota keenam dari 13 Bandit, dengan hanya ada lima orang di Tingkat Penguasaan Tahap Penghancur Fana yang berada di atasnya.     

"Tunggu sebentar! Ternyata salah satu dari mereka di tingkat Kesempurnaan Tahap Penghancur Fana dan empat lainnya di Tingkat Penguasaan Tahap Penghancur Fana! " Tepat saat itu, Duan Ling Tian teringat pada Ling Yun, pemuda berbaju hijau yang membawa pedang bersarung panjang di punggungnya dan juga pemimpin dari 13 Bandit itu.     

Duan Ling Tian harus mengakui bahwa ketika melihat Ling Yun, dia teringat pada Su Li, sahabatnya dari masa lalunya. Sayangnya, dia belum pernah melihat Su Li sama sekali bahkan ketika meninggalkan Benua Awan.     

Alasan dia teringat padanya adalah karena Ling Yun mirip dengan Su Li. Tentu saja, ini hanya soal pakaian.     

Setelah menutup pintunya, Duan Ling Tian memasuki Pagoda Tujuh Pusaka.     

"Tetua Huo, tolong bangunkan aku sembilan bulan lagi jika saya belum selesai," Duan Ling Tian menyuruh Tetua Huo dan kemudian naik ke tingkat kedua Pagoda Tujuh Pusaka itu untuk berkultivasi.     

Berada Sembilan bulan di dalam tingkat kedua Pagoda Tujuh Pusaka setara dengan tiga bulan di luar.     

Gubernur Kota Perbukitan akan keluar dari kultivasi tertutupnya tiga bulan lagi. Kemudian, ia akan melakukan beberapa tes dan merekrut dua atau tiga murid atau semacam itu lah.     

Duan Ling Tian sama sekali tidak tertarik.     

Tetap saja, tidak nyaman baginya untuk sama sekali tidak peduli dengan hal ini, jadi dia tidak punya pilihan selain menemani Guo Li untuk ikut bersenang-senang dan mungkin menambahkan kegiatan ini ke dalam pengalamannya.     

Jika dia secara tidak sengaja menjadi murid Gubernur Kota Perbukitan, maka, dia akan membiarkan hal itu berjalan sesuai kehendak alam.     

Jika anggota lain dari 13 Bandit tahu tentang pikiran Duan Ling Tian, ​​mereka akan menamparnya dengan keras. Bahkan Guo Li pun akan melakukannya juga!     

Alasan mereka berkultivasi secara maksimal saat ini adalah agar dapat melakukan yang terbaik dalam ujian yang ditetapkan oleh Gubernur Kota Perbukitan tiga bulan lagi, bukan?     

Menjadi murid Gubernur Kota Perbukitan adalah salah satu impian mereka yang menjadi kenyataan.     

Ketika Duan Ling Tian memikirkan Guo Li, dia langsung mendesah pada dirinya sendiri, "Dia pasti ingin menjadi murid langsung Gubernur Kota Perbukitan."     

Menurutnya, tidak diragukan lagi Guo Li memang menyedihkan. Dia adalah seorang wanita, namun dia memiliki bakat bawaan yang tidak kalah dengan pria. Selain itu, dia harus memikul beban harapan yang berat dari klannya.     

Semua ini ada harganya juga.     

Ke mana pun dia pergi, dia selalu merasa gentar, takut seseorang akan melakukan serangan diam-diam padanya dan membunuhnya.     

Jika dia bisa menjadi murid langsung Gubernur Kota Perbukitan, dia tidak perlu lagi hidup dalam ketakutan.     

"Jika aku bisa membantu mu, aku pasti akan melakukannya," gumam Duan Ling Tian.     

Guo Li adalah salah satu orang paling awal yang dia temui ketika dia tiba di Tanah Malaikat ... Saat itu, Duan Ling Tian telah membunuh ratusan Trenggiling Kelam di lautan dekat Pulau Fuyu dan sebelum dia menarik lebih banyak lagi makluk ganas yang datang, Guo Li telah memberinya peringatan.     

Meskipun peringatan Guo Li sia-sia pada akhirnya, dia tetap merasa berterima kasih padanya.     

Setelah bergaul satu sama lain dan setelah mengetahui lebih banyak tentangnya, dia menyadari bahwa dia sebenarnya adalah gadis yang sangat baik. Dia tidak ingin melihat gadis manis seperti itu binasa dari dunia ini.     

Bahkan jika hari seperti itu benar-benar datang, dia berharap itu akan terjadi saat gadis itu sudah sangat tua.     

"Dengan kecepatan kultivasi ku, tidak ada keraguan bahwa aku akan dapat menembus Tingkat menengah Tahap Penghancur Fana dalam waktu sembilan bulan! Kali ini, setelah aku membuat terobosan, aku masih perlu meluangkan waktu untuk mengembangkan teknik di taktik Bela diri Tingkat Malaikat Panah Aerolit Kolosal," Duan Ling Tian berpikir di dalam hati.     

Tak lama kemudian, Duan Ling Tian sudah duduk bersila di udara dan mulai berkultivasi dengan Batu Malaikat Kelas Lima di tangannya.     

Energi Roh Langit dan Bumi dari tingkat kedua Pagoda Tujuh Pusaka dan Energi Roh Langit dan Bumi yang berasal dari Batu Malaikat Kelas Lima terus diserap Duan Ling Tian ke dalam tubuhnya sebelum terbawa oleh sembilan naga untuk melewati lima belas Pembuluh darah malaikatnya.     

Setelah melewati lima belas Pembuluh darah malaikat itu, sudah dapat dianggap bahwa siklus peredaran Qi yang hebat telah selesai. Setelah menyelesaikan siklus peredaran darah Qi yang dahsyat itu, Energi Roh Langit dan Bumi juga berubah menjadi Energi Sejati dan memasuki Lautan Qi Duan Ling Tian.     

Energi Sejati di Lautan Qi-nya sedikit meningkat.     

Siklus seperti itu terjadi berulang lagi dan lagi seolah-olah tidak mengenal lelah.     

Kultivasi selalu berjalan sulit.     

Hanya dengan mengalami kesulitan yang paling berat, seseorang bisa berada di atas rata-rata!     

Tepat ketika Duan Ling Tian melakukan kultivasi terbaiknya dan menerobos ke Tingkat menengah Tahap Penghancur Fana, sekelompok orang berkeliaran di langit dengan cara yang mengesankan dalam sebuah kelompok besar di selatan Tanah Malaikat. Ada lebih dari 300 orang di dalamnya.     

Kecepatan mereka sangat cepat sehingga menyebabkan kehebohan.     

 "Ya ampun! Apa itu?!" Pada saat yang sama, banyak orang juga melihat langit menjadi tertutup oleh pergerakan mereka dan mereka semua menjadi terkejut.     

"Kecepatan yang gila! Basis kultivasi ku berada adalah tingkat tertinggi Tahap Penghancur Fana, tapi kecepatan ku tidak mendekati kecepatan mereka! " Seseorang yang berada di tingkat tertinggi Tahap Penghancur Fana bergumam. Hanya ada raut kebingungan di wajahnya.     

"Tahap Malaikat tingkat dasar! Ratusan orang ini berada di Tahap Malaikat tingkat dasar… Ya ampun! Ada begitu banyak tokoh digdaya Malaikat tingkat dasar! Kekuatan lapis keenam mana yang seperti lebah keluar dari sarangnya itu? "     

"Banyak sekali mereka… Sepertinya mereka berencana untuk pergi ke samudera. Aku ingin tahu apa yang mereka lakukan di sana. "     

"Aku sebenernya ingin mengikuti mereka dan melihat apa yang sebenarnya mereka lakukan, tetapi masalahnya adalah kecepatanku, aku tidak bisa mengejar mereka sama sekali!"     

…     

Banyak orang melihat ke langit dan menatap ratusan sosok itu menghilang di cakrawala dan menghilang dari depan mata mereka.     

Butuh waktu cukup lama hingga kegelisahan di hati mereka bisa ditekan.     

Wuss! Wuss! Wuss! Wuss! Wuss!     

…     

Kawanan itu, yang bergerak seperti banjir besar, melesat melintasi langit, memasuki wilayah lautan di selatan Tanah Malaikat.     

Yang berada di depan dari gerombolan itu adalah seekor makhluk ganas jenis beruang raksasa. Mata makhluk ganas yang seperti beruang itu benar-benar merah dan tubuhnya yang besar terlihat seperti sebuah gunung kecil.     

Makhluk ganas ini memiliki kecepatan sangat cepat sehingga hanya dalam sekejap mata, ia sudah meninggalkan wilayah selatan Tanah Malaikat.     

Di punggung Makhluk ganas ini berdiri seorang gadis berpakaian kuning. Tampilan kekanak-kanakan pada wajahnya yang sangat cantik dan lembut itu telah berkurang. Jelas bahwa dia adalah kecantikan yang tak tertandingi yang akan segera meninggalkan masa remajanya.     

Namun, ekspresi wajah gadis itu muram.     

Ada seorang pria paruh baya lain yang berpakaian aneh di samping Makhluk ganas itu. Fitur wajahnya sempurna tetapi gurat-gurat kehidupan tetap meninggalkan beberapa tanda di wajahnya. Saat itu, melihat gadis remaja di punggung Makhluk ganas itu, dia tersenyum dan meyakinkan, "Xue Nai, jangan khawatir. Kakak Ling Tian mu akan baik-baik saja. "     

"Paman Mu, terima kasih telah menemaniku mencari Kakak Ling Tian." Gadis berbaju kuning ini tidak lain adalah Han Xue Nai.     

"Gadis bodoh, tidak perlu berterima kasih padaku." Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya sebelum menambahkan lagi, "Selama Kakak Ling Tian tidak pergi ke Tanah Malaikat, aku pasti akan membantu mu menemukannya."     

Keyakinan besar bergema dalam kata-kata pria paruh baya itu.     

Lelucon macam apa itu!     

Kali ini, hanya dalam perjalanan ini saja, ia telah membawa lima puluh tokoh digdaya yang berada di tahap malaikat atau di atasnya bersamanya.     

Setidaknya ada 260 orang lainnya yang berada di tahap Malaikat tingkat dasar atau di atasnya.     

Bahkan jika orang-orang ini mencari di seluruh wilayah laut antara Tanah Malaikat dan Benua Awan, hal itu tidak akan memakan waktu lama. Ya, tentu saja, hal ini terutama karena orang-orang ini sangat cepat.     

"Baik." Han Xue Nai mengangguk, rasa khawatir masih terlihat di matanya.     

"Kakak Ling Tian, ​​semoga kau baik-baik saja. Jika tidak, aku, Xue Nai, tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri selamanya! " Han Xue Nai berpikir diam-diam pada dirinya sendiri. Suara dan ekspresi seorang pemuda terus muncul di benaknya. Itu tidak lain adalah Kakak Ling Tian-nya.     

Barisan ke-300 orang yang hebat ini menyapu dan kemanapun mereka terbang melewatinya, mereka terus memicu serangkaian gelombang yang mengamuk di permukaan laut. Gelombang ini kemudian memercik ke bawah dan menyebabkan Makhluk ganas di dekat permukaan laut menjadi pusing dan terpesona.     

Tidak jauh di belakang mereka, sebuah sosok tua mengikuti di belakang mereka seperti bayangan.     

Ia adalah sesosok pria tua yang berpakaian abu-abu bertubuh kurus dengan hanya ada kulit di tulangnya. Namun, matanya tampak berkilau dengan nyala hijau tua, membuatnya terlihat mengerikan dan meresahkan.     

Orang tua itu sedang memegang sebilah tongkat yang terbuat dari bahan yang tidak diketahui dan kilau hijau tua yang menutupinya yang sewarna dengan matanya, memberikan aura yang mengerikan.     

"Apakah orang-orang ini dari kekuatan lapis kelima atau enam? Apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan dengan menuju ke selatan dengan penuh kekuatan seperti itu? Arah selatan tampaknya adalah Benua Fana tempat Tuan Muda berada," lelaki tua berpakaian abu-abu itu bergumam saat hawa dingin terdengar di suaranya. "Aku ingin tahu sudah seberapa jauh peningkatan Tuan Muda sekarang. Guru meminta ku untuk menunggunya di bagian selatan Tanah Malaikat, tetapi dia masih belum datang sampai sekarang. Aku mendengar bahwa kecepatan kultivasi orang-orang di Benua Fana sangat lambat. Mungkin, aku masih perlu menunggu lebih lama lagi. Namun, orang-orang ini ternyata sedang menuju ke Benua Fana tempat Tuan Muda berada, jadi aku harus pergi dan bertanya tujuan mereka, aku tidak mungkin membiarkan mereka mengganggu perkembangan Tuan Muda. "     

Saat lelaki tua itu bergumam, dia langsung menghilang dari tempatnya seolah-olah dia baru saja menghilang dari udara.     

Pada saat yang sama, sebuah sosok muncul di depan kawanan yang terdiri dari 300 orang dengan Makhluk ganas jenis beruang yang berada di depan mereka. Ternyata ia tidak lain adalah pria tua abu-abu yang baru saja mengikuti mereka.     

Bumm!     

Hanya dengan mengangkat tangannya, tongkat di tangan lelaki tua itu bergetar saat dia menunjuk ke langit.     

Dengan segera, sebuah energi besar meledak di udara dan sebuah penghalang yang turun dari langit menyebar seolah-olah menghubungkan langit dan bumi secara bersamaan. Pada saat yang sama, kawanan orang-orang itu juga telah mendekati dirinya.     

"Sial!" Pria paruh baya berpakaian aneh yang berada di samping Makhluk ganas jenis beruang itu juga telah memperhatikan penghalang yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Wajah pucatnya langsung berubah karena perasaan ngeri.     

"Berhenti!" Dengan sebuah perintah keras dari pria paruh baya itu, kawanan besar itu mulai melambat, tetapi mereka tetap saja masih maju beberapa saat karena inersia.     

Yang melambat lebih dulu adalah Makhluk ganas jenis beruang itu. Setelah berhenti, dia menoleh ke belakang dan meraung. Gelombang suara bergulung-gulung dan menyebabkan sebuah semburan gelombang yang padat membentur muncul di langit.     

Blarr!     

Tumbukan itu meledak di udara, menyebabkan ruang angkasa sedikit bergetar.     

"Beruang Surga Neraka?" Sebuah suara tua berteriak karena terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.