Maharaja Perang Menguasai Langit

Hong Yu Sang Penunggang Makhluk Ganas!



Hong Yu Sang Penunggang Makhluk Ganas!

3"Penculik?" Duan Ling Tian tertegun.      2

Dengan indera pendengarannya yang tajam, dia mendengar suara dari jalan di depan. Suara itu semakin dekat dan semakin dekat diikuti oleh langkah kaki yang terburu-buru.     

"Tuan! Itu dia! Dia menculik keponakanku!" Pada saat itu, Duan Ling Tian mendengar suara teriakan dari belakang. Suara parau itu mengerikan seperti bebek yang tidak berhenti berkwek-kwek.     

"Apakah … kau bersama mereka?" Duan Ling Tian bertanya kepada gadis kecil itu sambil menatapnya dengan senyum ramah.     

Sekarang, dia menyadari bahwa dia sedang menghadapi permainan licik yang pernah dia dengar. Namun, dia sama sekali tidak khawatir. Sebaliknya, dia memberikan perhatiannya pada gadis kecil itu.     

"Mereka… Mereka memukulku… Mereka memukulku ketika aku tidak mendengarkan mereka…" Gadis kecil itu memandang Duan Ling Tian dengan matanya yang besar, polos dan berair sementara air matanya mengalir. Pada saat yang sama, dia menarik lengan bajunya yang robek untuk menunjukkan lengan kurusnya.     

Sekilas saja sudah cukup untuk membuat senyum di wajah Duan Ling Tian membeku. Matanya tampak seperti akan menyemburkan api.     

"Siapa mereka? Apakah kau mengenali mereka?" Namun, dia menekan amarahnya dan bertanya selembut mungkin agar gadis kecil itu tidak takut. Sekarang, dia hampir yakin bahwa dia hanyalah seorang gadis yang tidak bersalah.     

Gadis itu baru berusia lima atau enam. Apa yang dia tahu?     

"Mereka membawaku pergi … Ibuku sudah meninggal … Ayahku sudah meninggal … Kakekku sudah meninggal …" Gadis kecil itu merintih sambil menyeka air matanya. Air matanya mengalir di seluruh wajahnya yang kotor, membuatnya terlihat seperti anak kucing kecil yang kotor.     

Duan Ling Tian yakin gadis kecil itu telah ditipu oleh mereka.     

Bajingan itu telah menjadikannya bagian dari permainan licik mereka.     

"Tuan, itu dia! Lihat, dia membuat putriku menangis seperti ini."     

"Tuan, aku akan mengenalinya bahkan jika dia dibakar menjadi abu … Dialah yang menculik keponakanku. Keponakanku baru berusia enam tahun. Bagaimana kakak iparku akan hidup mengetahui dia diculik?" Kedua suara itu berteriak satu demi satu.     

Duan Ling Tian memperhatikan gadis kecil itu seperti seekor burung yang dikejutkan dengan dentingan tali busur saat dia mencengkram paha Duan Ling Tian lagi sementara dia mulai gemetaran. Sulit membayangkan apa yang dia alami hingga setakut ini begitu dia mendengar suara mereka.     

"Aku disini. Tidak ada yang akan menyakitimu lagi." Duan Ling Tian menggendong gadis kecil itu ke pelukannya. Pada saat yang sama, dia mulai memeriksa siapa yang menghalangi dia di depan dan di belakang. Orang di depannya adalah seorang pria paruh baya berpakaian biru sementara seorang penjaga Kota Perbukitan berdiri di sampingnya.     

Sementara itu, seorang pria paruh baya pendek, jelek, berada di belakangnya dan ada seorang penjaga Kota Perbukitan di sebelahnya juga.     

"Berandal, beraninya kau menculik putriku?! Aku membawa penjaga kota. Aku tidak sabar untuk melihat apa yang akan mereka lakukan dengan mu!" Pria paruh baya berpakaian biru itu berteriak pada Duan Ling Tian sambil menatapnya dengan mata sipit jelek itu.     

"Tuan, tolong bantu aku … Kakak iparku hanya punya satu anak," pinta pria paruh baya pendek dan jelek itu kepada penjaga Kota Perbukitan di sebelahnya.     

"Sudah sangat larut sekarang. Tidak baik bagi kami untuk mengganggu rekan-rekan penjaga penjara kami. Kalian berdua harus melihat apakah kalian dapat menyelesaikan masalah ini secara pribadi. Jika dia tidak mau melakukannya, kami akan menempatkannya di balik jeruji besi," kata salah satu penjaga Kota Perbukitan.     

"Penculik, ini hari keberuntunganmu! Jika bukan karena kami tidak ingin mengganggu rekan-rekan penjaga penjara kami, kau sudah terjebak di balik jeruji besi selamanya!" Kata penjaga Kota Perbukitan lainnya.     

Gadis kecil itu bersandar di bahu Duan Ling Tian dan berkata kepadanya dengan suaranya yang gemetar, "Kakak … Mereka palsu … Mereka bekerja sama … Mereka orang jahat. Mereka semua orang jahat."     

Bahkan, ketika orang pertama yang berpakaian sebagai penjaga Kota Perbukitan berbicara, Duan Ling Tian sudah tahu dia penipu. Meskipun dia baru saja ke Kota Perbukitan untuk waktu yang singkat, dia mendengar bahwa Kota Perbukitan ketat dengan penjaga mereka, jadi tidak mungkin mereka memiliki bajingan seperti itu yang bekerja untuk mereka.     

Meskipun suara gadis kecil itu lembut, namun tetap nyaring terdengar di jalan sepi. Empat orang di sekitar Duan Ling Tian mendengar apa yang dia katakan dan ekspresi mereka berubah.     

"Gadis bodoh, apa kau ingin mati?!"     

Alasan mengapa mereka melakukan permainan licik ini adalah untuk mendapatkan banyak Batu Malaikat; mereka hampir tidak membunuh kecuali kalau perlu.     

Itulah alasan mereka berada di Kota Perbukitan!     

Mereka tidak akan bisa tinggal di sana segera setelah mereka membunuh seseorang. Kediaman Gubernur Kota Perbukitan akan menganggap mereka telah mempermalukan kekuatan Kota Perbukitan dan akan menemukan mereka bahkan jika mereka harus merobohkan tempat itu.     

Namun, sekarang setelah gadis kecil itu mengungkap rencana mereka, mereka tidak bisa lagi peduli tentang hal itu. Mereka mengeluarkan senjata satu demi satu. Secara keseluruhan, ada empat Senjata Malaikat Kelas Terkemuka Sabuk Manusia.     

"Sejak kapan bajingan kecil yang belum berada di Tahap Penghancur Fana berani membunuh di Kota Perbukitan?" Duan Ling Tian melirik mereka berempat dengan mata yang tajam dan mengejek.     

Tepat ketika mereka berempat muncul sebelumnya, dia sudah mendeteksi basis kultivasi mereka dengan Mata Ilahi-nya. Mereka hanya berada di Tahap Restorasi Ruang.     

Pada saat yang sama, jubah ungu di tubuh Duan Ling Tian berkibar dengan auranya sebagai tokoh digdaya Tahap Penghancur Fana.     

"Seorang … tokoh digdaya Tahap Penghancur Fana!"     

Pada saat itu, raut wajah mereka berempat berubah secara drastis ketika mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan hal diluar kemampuan mereka.     

"Katakan padaku! Dari mana kalian semua menculiknya?" Duan Ling Tian memelototi mereka. Matanya yang sudah ganas tampak semakin ganas sekarang seolah-olah bisa menembus mereka.     

Mereka berempat sepertinya menyadari bahwa mustahil bagi mereka untuk lari dari Duan Ling Tian, ​​jadi mereka berlutut dan memohon, "Tuan, tolong ampuni kami! Kami membelinya dari orang lain. Kami tidak tahu dari mana asalnya."     

"Tolong ampuni kami!"     

"Tolong ampuni kami!"     

…     

Mereka berempat berlutut di tanah dan terus memohon ampun saat mereka gemetaran.     

"Membelinya dari orang lain? Di mana orang itu sekarang?" Duan Ling Tian membentak.     

"Kami tidak mengenalnya … Dia baru saja melewati Kota Perbukitan. Kami tidak tahu dari mana asalnya dan kemana dia pergi," kata pria bermata sipit itu sambil gemetaran.     

"Siapa namamu?" Duan Ling Tian melirik gadis kecil di pelukannya dan bertanya dengan lembut.     

"Sze Sze." Mungkin karena dia melihat bagaimana Duan Ling Tian mengalahkan mereka berempat dengan begitu mudah, gadis kecil itu tidak lagi takut sekarang. Dia menatapnya kagum dengan matanya yang besar dan berair. "Kakak, kau sangat kuat! Bisakah Sze Sze belajar darimu?"     

"Jika Sze Sze belajar darimu, Sze Sze tidak perlu takut pada orang jahat lagi … Orang jahat tidak akan berani memukul Sze Sze," katanya dengan serius.     

Duan Ling Tian dengan jelas merasakan keempat orang yang berlutut di tanah sedikit bergetar ketika mereka mendengar apa yang dikatakan gadis kecil itu.     

Dia mengangkat baju robek gadis kecil itu dan melihat memar di seluruh lengan dan kakinya. Memar itu tampak segar.     

"Sze Sze, katakan padaku … Apakah mereka sering memukulmu?" Duan Ling Tian mencoba yang terbaik untuk menekan amarah dalam dirinya ketika dia bertanya dengan lembut.     

"Tolong ampuni kami, Nona Muda!"     

"Tolong ampuni kami, Nona Muda!"     

…     

Pada saat itu, mereka berempat berlutut panik. Mereka benar-benar panik. Mereka semua cukup cerdik untuk mengetahui ada keinginan membunuh yang tersembunyi dalam nada suara Duan Ling Tian.     

Gadis kecil itu mengangguk. "Sze Sze tidak mendengarkan mereka. Sze Sze tidak mau berbohong. Mereka memukul Sze Sze karena itu. Mereka meminta Sze Sze untuk berbohong … Sze Sze bukan anak nakal. Sze Sze tidak ingin berbohong."     

"Aku tahu kau anak yang baik, Sze Sze. Sze Sze, ayo kita bermain. Apapun yang kau dengar nanti, jangan buka matamu sampai aku memberitahumu, ya?" Duan Ling Tian tersenyum sambil menatap gadis kecil itu.     

"Baiklah." Dia mengangguk patuh dan menutup matanya.     

Sesaat gadis kecil itu menutup matanya, kemarahan yang ditahan oleh Duan Ling Tian benar-benar meledak. Dia mengangkat kakinya dan mengerahkan Energi Sejati yang tak terkendali, menerjang ke arah empat bajingan yang berlutut di tanah.     

Keempat bajingan itu bahkan tidak sempat untuk memohon belas kasihan karena dari mengangkat kaki Duan Ling Tian saja sudah menyebabkan tubuh mereka meledak sementara darah menyembur ke mana-mana.     

"Rrraa!!"     

…     

Tidak lama setelah Duan Ling Tian membunuh keempat bajingan itu, suara raungan mengerikan terdengar dari jalan di depan. Suara itu semakin dekat dan semakin dekat dan segera tiba di jalan di seberang Duan Ling Tian.     

"Siapa itu?! Siapa yang berani membunuh di Kota Perbukitan?!" Tak lama, seorang pemuda berbaju besi yang berdiri di atas Monster Buas muncul tidak jauh dari Duan Ling Tian dengan anggun. Delapan orang berbaju besi mengikuti di belakangnya.     

Duan Ling Tian mengenali mereka adalah penjaga Kota Perbukitan hanya dengan sekilas.     

"Aku dengar lima kapten penjaga Kota Perbukitan semuanya Penunggang Makhluk Ganas. Aku ingin tahu siapa dia di antara kalian?" Duan Ling Tian memandang pemuda yang berdiri di atas Monster Buas dan bertanya.     

"Hong Yu!" Pemuda yang berdiri di atas Monster Buas menatap langsung ke mata Duan Ling Tian dan bertanya dengan dingin, "Lalu siapa kau? Mengapa kau membunuh di Kota Perbukitan? Apa kau tidak tahu aturan di sini?"     

"Kapten, empat orang telah tewas … Dua dari mereka mengenakan baju besi penjaga kota kita. Aku sudah memeriksa mereka. Baju besi itu palsuk." Dengan cepat, seorang penjaga melapor pada Hong Yu setelah memeriksa tempat kejadian.     

"Ada hukuman mati bagi mereka yang memalsukan baju besi penjaga kota!" Hong Yu menatap Duan Ling Tian dengan dingin. "Bagaimana kau akan menjelaskan tentang dua lainnya?"     

"Kapten Hong, apakah Monster Buas ini kau yang jinakkan, Serigala Bermata Darah?" Mata Duan Ling Tian tertuju pada Monster Buas di bawah kaki Hong Yu. Makhluk itu benar-benar hitam dengan mata merah dan terlihat sangat mirip dengan serigala. "Aku dengar Serigala Bermata Darah memiliki kemampuan penginderaan khusus dalam hal bau darah. Makhluk itu dapat mendeteksi darah meskipun jauh. Aku akhirnya menyaksikan kemampuannya hari ini. Makhluk ini benar-benar sesuai dengan ketenarannya."     

Tepat ketika wajah Hong Yu berubah serius dan tampak sedikit tidak sabar, Duan Ling Tian mengambil token yang diberikan oleh Pelindung Bahaya Langit dan melemparkannya kepadanya. "Aku salah satu dari kalian."     

Hong Yu meraih token itu dan mengamati dengan cermat. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru dengan keras, "Kamp Naga Tersembunyi!"     

Kamp Naga Tersembunyi!     

Saat Hong Yu berseru, delapan penjaga kota memandang Duan Ling Tian dengan kagum.     

Semua orang di Kota Perbukitan tahu tentang Kamp Naga Tersembunyi.     

Sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak peduli seberapa lemah seseorang, selama dia keluar dari Kamp Naga Tersembunyi, dia adalah orang yang luar biasa bagi mereka.     

"Meskipun kau dari Kamp Naga Tersembunyi, larangan membunuh di dalam Kota Perbukitan adalah perintah dari Tuan Gubernur Kota. Dua pria yang kau bunuh di antara keempat orang yang menyamar sebagai penjaga kota ini layak mati! Tetapi kau harus memberiku penjelasan yang masuk akal untuk dua lainnya yang telah kau bunuh." Ekspresi Hong Yu sedikit mereda setelah Duan Ling Tian menyerahkan tokennya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.