Maharaja Perang Menguasai Langit

Dua Buah Mantra Malaikat Bintang Tiga Lainnya



Dua Buah Mantra Malaikat Bintang Tiga Lainnya

1"Sekarang 10 hari telah berlalu ... Kurasa Kakak Senior sudah selesai menuliskan dua Mantra Malaikat Bintang Tiga lainnya di Busur Penembak Matahari-ku, kan?" Setelah meninggalkan Pagoda Tujuh Pusaka, Duan Ling Tian meninggalkan pelataran luar dan kawasan memasuki pelataran dalam.     2

"Apakah kau melihat itu? Itu Duan Ling Tian! " Tidak seperti sebelumnya, dia segera dikenali ketika memasuki kawasan pelataran dalam. Sejumlah mata murid pelataran dalam tertuju padanya kemanapun dia pergi.     

'Tidak heran para murid pelataran luar itu menatapku dengan cara berbeda ketika aku meninggalkan pekaranganku ... Sepertinya berita tentang Kakak Senior mengambil murid atas nama gurunya dan menjadikanku sebagai adik juniornya telah menyebar.' Dia belum pernah keluar lagi  sejak meninggalkan rumah Bai Li Hong sepuluh hari yang lalu.     

Dia baru meninggalkan tingkat kedua dari Pagoda Tujuh Pusaka setelah berlalu sebulan. Sebulan setara dengan sepuluh hari di dunia luar.     

Dia tahu berita itu telah menyebar ketika mengingat murid-murid pelataran luar yang menatapnya dengan hormat sepanjang perjalanannya ke sini dan ekspresi rumit di mata para murid pelataran dalam itu.     

Tak lama setelah itu, Duan Ling Tian telah tiba di rumah Bai Li Hong.     

"Tuan Muda Ling Tian, ​​silakan masuk." Bahkan pelayan di rumah Bai Li Hong sekarang bersikap menghormati Duan Ling Tian. Dia memperlakukan Duan Ling Tian sebagai majikan keduanya.     

"Adik Junior." Bai Li Hong menyambut Duan Ling Tian dari jauh. Dia bersikap sangat ramah.     

"Kakak Senior," Duan Ling Tian menjawab sambil tersenyum.     

"Aku harap ini tidak mengecewakan mu." Bai Li Hong segera mengeluarkan Busur Penembak Matahari milik Duan Ling Tian dan menyerahkannya kepadanya.     

Duan Ling Tian segera memperhatikan Busur Penembak Matahari itu setelah menerimanya dari tangan Bai Li Hong. Dengan segera, dia sudah melihat ada dua Mantra Malaikat tambahan di atasnya. "Kakak, apa jenis dua Mantra Bintang Tiga yang kau tuliskan untukku?"     

"Kedua Mantra Malaikat Bintang Tiga itu adalah Mantra Malaikat Peledak dan Mantra Malaikat Perapuh," kata Bai Li Hong sambil tersenyum, "Ini adalah dua Mantra Malaikat Bintang Tiga yang ku pilih khusus untuk mu. KU pikir ini akan berjalan dengan baik dan bekerja dengan baik bersama dengan Mantra Malaikat Penembus. "     

"Saya ingin tahu lebih banyak tentang itu." Duan Ling Tian memperlihatkan ekspresi penasaran di wajahnya.     

"Tidak ada gunanya membicarakannya. Mari kita pergi keluar sekte ini dan bereksperimen dengan makhluk buas di luar, " saran Bai Li Hong.     

"Itu sebuah ide yang bagus." Duan Ling Tian mengangguk. Memang, tidak ada gunanya membicarakannya. Lebih baik mempraktikkannya.     

Setelah itu, Duan Ling Tian dan Bai Li Hong meninggalkan Sekte Terang Bulan dan tiba di luar kediaman Sekte Terang Bulan.     

Ini adalah pertama kalinya Duan Ling Tian meninggalkan Sekte Terang Bulan sejak tiba di sana hampir empat bulan yang lalu.     

"Hmph! Kau beruntung Bai Li Hong bersamamu. " Sebuah siluet menjulang di sisi gerbang besar Sekte Terang Bulan. Dari kejauhan ia terlihat buram, membuat orang mengira itu hanyalah sebuah khayalan belaka.     

Namun, akan terlihat seperti seseorang bila diperiksa lebih dekat. Jika yang melihat itu adalah seorang murid pelataran luar, mereka akan bisa mengatakan itu adalah tetua pelataran luar Huang Cheng hanya dengan pandangan sekilas.     

Meskipun Huang Cheng hanya seorang tetua pelataran luar, dan basis kultivasinya tidak sekuat Bai Li Hong, dia memiliki sebuah taktik rahasia untuk menyembunyikan lokasinya yang ia peroleh ketika masih muda ... Sekarang basis kultivasinya berada di tingkat Kesempurnaan Tahap Malaikat Dasar, mustahil bagi orang untuk bisa melihatnya jika mereka bukan seorang tokoh digdaya di tahap Malaikat. Itulah mengapa Bai Li Hong tidak bisa mendeteksi kehadirannya.     

Dia telah memerintahkan untuk menjaga gerbang sekte  belum lama ini… Selain beberapa murid pelataran luar, biasanya juga akan ada seorang tetua pelataran luar yang bertanggung jawab menjaga gerbang utama Sekte. Tentu saja, Huang Cheng memiliki motif tersembunyi saat membuat permintaan ini.     

Targetnya adalah Duan Ling Tian!     

Dia akan mengikuti Duan Ling Tian jika berani meninggalkan Sekte Terang Bulan bila tanpa ada pengawalan dari tokoh digdaya yang menemaninya. Dia akan membunuh Duan Ling Tian saat berada jauh dari kediaman Sekte Terang Bulan. Dia kemudian bisa mengambil Cincin Ruang dan Kartu Kristal-nya.     

Tujuannya adalah untuk mengambil kembali Poin Prestasinya yang hilang diambil Duan Ling Tian dan membunuhnya untuk melampiaskan kemarahannya.     

Tentu saja, Duan Ling Tian tidak menyadari ada orang lain di Sekte Terang Bulan yang sedang merencanakan kematiannya selain Liu Huan.     

Duan Ling Tian mengikuti Bai Li Hong ke tempat terpencil, jauh dari kediaman Sekte Terang Bulan. Ada banyak makhluk buas di tempat itu.     

Makhluk buas adalah binatang liar di Tanah Malaikat. Mereka serupa dengan hewan ganas di Benua Fana yang saling membunuh satu sama lain untuk bertahan hidup dan hanya yang kuat yang akan bertahan hidup.     

Setiap makhluk buas yang perkasa memiliki wilayahnya sendiri. Mereka sangat menjaga teritorial dan akan bertarung sampai mati jika seseorang memasuki wilayah mereka.     

"Daerah ini adalah wilayah makhluk buas Tahap Malaikat Awal," kata Bai Li Hong kepada Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian mengangguk.     

Bai Li Hong memberitahunya tentang tempat ini sebelum mereka tiba.     

Tempat ini disebut Bukit Monster.     

Semua makhluk buas di atas Tahap Malaikat Dasar memiliki wilayah mereka sendiri di sini dan merupakan raja di wilayah mereka.     

Bamm !     

Begitu Bai Li Hong mengangkat tangannya dan mengayunkannya ke bawah, sebuah kekuatan tak terlihat menghantam tanah di depan mereka. Tidak hanya salah satu pohon besar yang hancur, tapi sebuah lubang raksasa juga muncul di tanah.     

"Hati-Hati! Ia akan datang, "Bai Li Hong berkata," Tembak dia dengan sekuat tenaga saat dia muncul ... Tapi jangan menembak pada titik vitalnya. "     

"Jangan tembak pada titik vitalnya?" Duan Ling Tian terkejut. "Lalu bagaimana kita membunuhnya?"     

"Lakukan saja seperti yang ku katakan. Namun, kau harus mengaktifkan ketiga Mantra Malaikat pada saat yang sama tanpa ketinggalan satu pun," Bai Li Hong mengingatkannya.     

Duan Ling Tian mengangguk.     

Segera setelah itu, seekor monster raksasa muncul di depan mata Duan Ling Tian dengan didahului oleh suara lolongan. Itu adalah seekor makhluk buas yang sebesar gunung. Bumi berguncang hebat karena langkahnya.     

Wujud makhluk buas itu sangat aneh. Duan Ling Tian merasa sulit menemukan kata-kata untuk menggambarkannya.     

Ia memiliki kepala segitiga dengan mata besar di setiap sudutnya. Ketiga mata itu menyorot dirinya dan Bai Li Hong dengan ganas.     

Blarr!     

Ketika sebuah ledakan keras bergema di udara, Duan Ling Tian melihat makhluk buas seperti gunung itu menghentakkan kakinya. Ia melesat ke langit seperti meriam, dan langsung mengarah pada dirinya dan Bai Li Hong.     

Duan Ling Tian memusatkan kekuatan pada mata kirinya dan mengaktifkan Bola Mata yang Aneh secara diam-diam dalam momen kritis itu.     

Tiba-tiba, kecepatan makhluk buas itu melambat dalam pandangan mata kiri Duan Ling Tian. Namun, tetap saja masih cukup cepat. Suara gemuruh angin bergema di belakangnya.     

Duan Ling Tian mengangkat Busur Penembak Mataharinya dengan tangan kiri dan membentuk Energi Sejati Panah dengan tangan kanannya. Dia kemudian memasang sebatang anak panah pada busurnya.     

Saat ia menarik tali busurnya, gelombang Energi Sejati itu bergejolak dari Laut Qi-nya yang melalui Pembuluh Darah Malaikat yang berjumlah lebih dari 70 itu. Energi itu menyembur ke tali busur yang dia tarik dan mengaktifkan ketiga Mantra Malaikat yang dipasang di tali busur itu.     

Mantra Malaikat Penembus!     

Mantra Malaikat Peledak!     

Mantra Malaikat Peluruh!     

Ketiga Mantra Malaikat itu semuanya adalah Mantra Malaikat Bintang Tiga.     

Sementara ia memegang busur dan anak panahnya, mata kiri Duan Ling Tian terfokus pada targetnya, perut bagian bawah makhluk buas itu. Titik itu tidak dianggap sebagai titik vital.     

'Karena ada Mantra Malaikat Penembus, panah itu akan menembus tubuh Makhluk buas itu... Tapi karena itu bukan titik vitalnya, itu paling-paling hanya akan melukainya.' Meskipun Duan Ling Tian menyimpan banyak kekhawatiran, dia memilih untuk mendengarkan Kata-kata Bai Li Hong.     

Wuss!     

Di saat Duan Ling Tian melepaskan jari-jarinya, Panah Energi Sejati yang dipegangnya segera berubah menjadi sebuah petir berwarna hijau dan melesat ke udara.     

Karena ada Mantra Malaikat Penembus, panah itu tampak seperti meteor yang sedang jatuh merobek angkasa saat ditembakkan ke udara.     

Hanya dalam sekejap mata, Energi Sejati Panah itu merobek sisik Makhluk buas itu di perut bagian bawahnya, dan ia berteriak kesakitan. Anak panah itu menembusnya. Kepala anak panah itu terlihat keluar dari punggungnya hanya dalam sekejap kemudian.     

"Perhatikan baik-baik!" Pada detik itu juga, Bai Li Hong berseru. Suaranya itu terdengar seperti sebuah ledakan ketika memasuki telinga Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian melakukan apa yang ia perintahkan. Adegan yang terjadi di hadapan mereka terlihat berhenti di mata kiri Duan Ling Tian.     

Semuanya terjadi dalam sekejap mata.     

Detik berikutnya, Duan Ling Tian terkejut melihat Panah Energi Sejatinya yang menembus tubuh makhluk buas itu dengan mudah karena Mantra Malaikat Penembus itu mulai berkilauan dengan seberkas cahaya hijau.     

Setelah itu, cahaya hijau yang terang itu meledak.     

Blarr!     

Setelah ledakan itu, api Energi Sejati yang berwarna hijau yang meledak itu menyebabkan lubang besar di perut bagian bawah makhluk buas itu. Lubang itu cukup besar untuk dilewati oleh dua orang dewasa pada saat bersamaan.     

'Mantra Malaikat Peledak?' Saat mereka mendengarkan teriakan dahsyat dari makhluk buas itu, ketiga kata ini segera muncul di benak Duan Ling Tian.     

Apa pun yang terjadi di hadapan mereka itu bukanlah hasil perbuatannya.     

Satu-satunya hal yang mungkin menyebabkannya adalah Mantra Malaikat.     

'Mantra Malaikat Peluruh adalah satu-satunya yang tersisa.' Seolah-olah membaca pemikiran Duan Ling Tian, ​​asap hitam mulai muncul dari tubuh makhluk buas itu. Asap hitam itu mulai menyebar dan bagian-bagian yang dilewatinya akan lenyap setelah itu.     

Lubang di perut Makhluk buas itu menjadi semakin besar.     

Daging makhluk buas itu benar-benar luruh ketika asap hitam itu menyebar ke tubuhnya. Seolah-olah telah tersiram dengan asam sulfat atau bubuk pengurai.     

Rintihan makhluk buas itu semakin pelan dan kecil. Setelah beberapa saat, suara itu berhenti sama sekali.     

Pada akhirnya, tubuh makhluk buas itu luruh hingga lenyap sama sekali. Yang tersisa hanyalah awan asap yang hitam melayang ke udara lalu menghilang.     

Duan Ling Tian terkesima.     

Seekor makhluk buas di Tahap Malaikat Awal yang masih hidup sedetik yang lalu telah menghilang sepenuhnya hanya dalam sekejap mata.     

Ada banyak Mantra yang serupa dengan Mantra Malaikat Peluruh dalam ingatan Maha raja Bela Diri Reinkarnasi. Maha raja Bela Diri Reinkarnasi bahkan telah menggunakan sebagian di antaranya sebelumnya.     

Namun, Mantra itu hanya dapat digunakan untuk melawan Pendekar Bela Diri dengan basis kultivasi yang biasa-biasa saja. Mantra-mantra itu tidak berguna saat digunakan melawan Pendekar Bela Diri dengan basis kultivasi yang hebat.     

Namun, Mantra Malaikat itu berhasil mengubah makhluk buas di Tahap Malaikat Awal itu menjadi abu.     

Duan Ling Tian merasa sangat-sangat terguncang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.