Maharaja Perang Menguasai Langit

Dua Ekor Naga Langit Cakar Lima



Dua Ekor Naga Langit Cakar Lima

2Di sebuah tempat terpencil dan misterius di Tanah Malaikat.     2

Jauh di dalam pegunungan yang dikelilingi oleh awan, sesosok tubuh melayang ke langit dari sebuah gua raksasa dan langsung menuju ke cakrawala dan seakan sosoknya menguasai langit.     

Saat awan di langit itu terberai, sosoknya muncul secara perlahan.     

Ia adalah seorang pria paruh baya berjubah emas dengan perawakan yang besar. Wajahnya tampan, dan kulitnya sejernih batu giok. Matanya tampak agung tanpa terlihat ganas. Dia seperti sebuah menara ketika melayang di udara, sikapnya tampak mengesankan.     

"Sudah 30 tahun sejak aku berkultivasi secara tertutup… Aku ingin tahu bagaimana kabar Yong'er," pria paruh baya itu tiba-tiba bergumam pada dirinya sendiri. Sebuah ekspresi lembut yang jarang terlihat muncul di wajah bangsawannya. Seolah-olah kata 'Yong'er' memiliki kemampuan magis.     

Seolah-olah dia telah teringat akan sesuatu, wajah pria paruh baya berjubah emas itu tiba-tiba menjadi gelap, dan kelembutan di wajahnya menghilang tanpa jejak. "Hurmph! Jika bukan karena orang-orang tua yang terus-menerus mengawasiku, aku tidak perlu menunggu sampai selama ini untuk pergi.... Beri aku waktu 1.000 tahun lagi, dan aku tidak lagi takut pada beberapa kakek tua itu. "     

Wusss!     

Tubuh pria paruh baya itu berkelebat di langit. Setelah beberapa saat, dia sudah muncul di sebuah ngarai terpencil di bagian yang lebih dalam pegunungan itu. Ngarai itu tertutup rumput yang tinggi. Sangat jelas terlihat bahwa hanya sedikit yang datang ke sini.     

Dengan menyibakkan rumput ilalang liar itu, pria paruh baya itu berjalan menuju ke sebuah gua terpencil.     

Awalnya, gua itu terlihat gelap seperti langit malam, tapi saat pria paruh baya itu melewati beberapa belokan, seberkas cahaya muncul di depan matanya… Saat pria paruh baya itu berjalan ke arah cahaya itu, cahayanya menjadi lebih terang. Pada akhirnya, cahaya itu menjadi sedikit terlalu menyilaukan.     

Namun, pria paruh baya itu sama sekali tidak terpengaruh oleh cahaya yang menyilaukan itu. Dia terus bergerak maju hingga mencapai sumber cahaya itu.     

Gua itu luas, dan ada tumpukan mutiara yang tinggi seperti gunung di sana.     

Mutiara ini adalah sumber dari cahaya putih yang menyilaukan itu.     

Jika Duan Ling Tian ada di sini, dia akan dapat mengidentifikasi tumpukan mutiara yang bergunung-gunung itu sebagai Mutiara Kemilau hanya dengan memandang sekilas. Apalagi, mutiara terkecil di antaranya setidaknya berukuran sebesar kepalan tangan pria dewasa. Yang berukuran besar terlihat luar biasa! Berukuran seukuran bola basket. Salah satunya saja akan dianggap sebagai harta karun yang tak ternilai di Benua Fana.     

Namun, di mata pria paruh baya berjubah emas itu, Mutiara-mutiara Kemilau ini hanyalah aksesori, dan sama sekali tidak menarik baginya.     

Setelah berjalan melewati gua yang dipenuhi dengan Mutiara Kemilau itu, pria paruh baya berjubah emas itu memasuki sebuah gua kecil.     

Gua kecil itu dilengkapi dengan perabotan sederhana. Selain sebuah tempat tidur, hanya ada sebuah meja. Saat ini, baik tempat tidur maupun mejanya tertutup oleh lapisan debu.     

"Yong'er!" Pria paruh baya berjubah emas itu berteriak dengan nyaring saat itu. Sebuah aura menakutkan muncul dari tubuhnya saat gelombang-gelombang udara yang tak terlihat menyapu, menyebabkan tempat tidur dan meja itu bergetar.     

Saat ini, tatapan pria paruh baya berjubah emas itu tertuju pada permukaan meja itu.     

Sebuah kotak indah terbuka di atas meja itu. Kotak itu terisi dengan pecahan kristal yang berkilauan. Jika seseorang menyatukan pecahan-pecahan itu, mereka akan membentuk sebuah mutiara transparan kecil. Lebih tepatnya, itu adalah sebuah Mutiara Jiwa.     

Mutiara Jiwa adalah sejenis mutiara yang menyimpan sebagian dari jiwa manusia atau binatang. Benda itu bisa digunakan untuk menentukan apakah seseorang masih hidup atau tidak.     

Jika Mutiara Jiwa itu utuh, itu berarti pemilik Mutiara Jiwa itu masih hidup. Namun, jika Mutiara Jiwa itu hancur, itu berarti pemilik Mutiara Jiwa itu sudah mati.     

Huekk!     

Pria paruh baya berjubah emas itu sangat marah sehingga darah dan energinya yang vital mengalir ke jantungnya. Tanpa ada angin dan hujan, dia memuntahkan seteguk darah menyembur ke penjuru gua.     

Tubuh pria paruh baya berjubah emas itu bergetar hebat saat berkata dengan suara yang sangat dingin, "Aku tidak peduli siapa pun itu! Kau telah membunuh Yong'er-ku jadi aku akan membantai seluruh klanmu! " Sebuah gelombang suara yang menggelegar menyapu dan menjungkir balikkan tempat tidur dan meja yang ada di dalam gua kecil itu.     

Arrrgggh!     

Pria paruh baya berjubah emas itu tiba-tiba meraung keras sambil menundukkan kepalanya. Detik berikutnya, Seberkas cahaya emas keluar dari tubuhnya. Itu seperti cahaya agung yang terpancar dari matahari.     

Bumm! Bumm! Bumm! Bumm! Bumm!     

…     

Pada saat berikutnya, bumi bergetar dan gua kecil itu terbelah oleh sebuah kekuatan yang tidak diketahui.     

Selain itu, gua besar dan seluruh gunung yang menyembunyikan gua-gua kecil ini tiba-tiba runtuh dan memicu debu yang membumbung ke langit.     

Arrrgggh! Arrrgggh!     

Pada saat yang sama, terdengar raungan naga yang keras menyebar ke segala penjuru.     

Seekor naga langit dengan cahaya emas membubung ke langit dari tengah gunung yang runtuh itu. Cahaya keemasan terpancar dari tubuhnya seperti nyala api emas yang membara.     

Saat dia meraung, naga emas yang panjangnya ratusan meter itu melonjak lebih tinggi ke awan.     

Awan membuntuti naga itu saat dia mengitarinya.     

Jika ada seseorang di sini, orang itu akan dapat melihat bahwa setiap kaki naga langit emas itu memiliki cakar lima... Tidak diragukan lagi itu adalah Naga Langit Cakar Lima. Selain itu, itu adalah Naga Emas Cakar Lima.     

Di dalam klan naga di Tanah Malaikat, Naga Langit cakar Lima tidak diragukan lagi adalah naga yang paling kuat.     

Namun, ada juga pembagian hierarkis di antara Naga Langit Cakar Lima.     

Naga Iblis Cakar Lima adalah yang paling menakutkan. Diikuti oleh Naga Emas Cakar Lima.     

Hampir semua Pemimpin Klan dari klan naga adalah Naga Emas Cakar Lima ... Hanya Naga Emas Cakar Lima yang layak untuk memimpin seluruh klan naga.     

Sedangkan Naga Langit Cakar Lima lainnya, mereka, paling banyak, adalah tetua yang membantu Pemimpin Klan naga untuk mengelola klan.     

"Di Jue?" Karena keributan besar yang diakibatkan oleh Naga Emas Cakar Lima itu, tiga lelaki tua segera mendatanginya. Ketiga lelaki tua ini memiliki perawakan yang besar juga dan tampak seperti menara yang tinggi.     

Saat ini, mereka mengerutkan kening saat melihat Naga Emas cakar Lima yang terus berputar-putar di mengelilingi awan itu.     

Arrrgggh!     

Naga Emas Cakar Lima itu membumbung tinggi ke awan. Dia mengangkat kepalanya yang besar saat matanya yang besar mendarat pada ketiga pria tua itu. "Itu semua gara-gara kalian kakek-kakek tua! Jika bukan karena kalian, Yong'er tidak akan mati! " Ketika Naga Emas Cakar Lima itu mencapai akhir kalimatnya, dia meraung dengan marah.     

"Di Yong?" Salah satu lelaki tua itu tercengang. "Bukankah dia sudah lama mati?"     

"Hurmph! Tidak bisakah kalian mengerti kata-katanya? Seperti yang diduga Pemimpin Klan, Di Yong tidak mati sebelumnya! Dia disembunyikan oleh ayahnya, Di Jue! " Orang tua lainnya mendengus. "Sepertinya klan naga kita harus berterima kasih kepada siapa pun yang membantu membunuh Di Yong karena membantu kita menghilangkan masalah!"     

"Di Jue, beraninya kamu ?! Beraninya kau mengabaikan aturan klan! Hari ini, apa pun yang terjadi, aku akan menahan mu dan membawa mu pulang untuk bertemu Pemimpin Klan menerima ganjaran atas kejahatan mu! " Lelaki tua yang terakhir menggeram marah.     

Arrrgggh!     

Naga Emas Cakar Lima itu meraung lagi dengan marah. Detik berikutnya, tubuh raksasanya yang panjangnya ratusan meter menggeliat bergetar saat ekornya menghantam seperti cambuk raksasa pada ketiga lelaki tua itu.     

"Di Jue, beraninya kau!" Ketiga lelaki tua itu tidak menyangka Di Jue begitu berani dan sembrono. Dia ternyata berani menyerang mereka! Mereka sangat marah dan segera kembali ke bentuk aslinya.     

Hanya dalam sekejap mata, tiga naga langit lainnya muncul.     

Namun, ketiga Naga Langit itu hanya Naga Langit cakar empat… Meskipun mereka hanya Naga Langit cakar empat, kekuatan mereka juga luar biasa. Ketiganya bergabung dan berhasil menahan serangan dari Naga Emas Cakar Lima.     

"Tangkap dia! Bawa dia pada Pemimpin Klan, dan biarkan Pemimpin Klan memutuskan hukumannya! " Salah satu Naga Langit cakar empat berwarna hijau meraung. Tubuh raksasanya yang panjangnya beberapa ratus meter bergetar saat melilit Naga Emas Cakar Lima itu dan mengikatnya seperti tali rami.     

Naga Emas Cakar Empat lainnya menyerbu dan menggunakan dua cakar mereka untuk memegang erat kepala Naga Emas Cakar Lima itu.     

Arrrgggh!     

Melihat bagaimana Naga Langit Cakar Empat terakhir menyerbu ke arahnya juga, Naga Emas Cakar Lima itu merasakan bahaya yang dia hadapi. Dia tiba-tiba memancarkan sinar terang seolah-olah telah berubah menjadi sebuah matahari yang menyilaukan.     

Di saat yang sama, sebuah garis berdarah muncul di antara alisnya.     

"Taktik Rahasia bawaan! Di Jue, kau gila! Bagaimana kau bisa menggunakan inti sari darahmu untuk mengaktifkan Taktik Rahasia bawaanmu ?!" Saat ini, Naga Emas Cakar Empat yang sedang menyerang Naga Emas Cakar Lima itu menghentikan gerakannya, ada sebuah ekspresi ngeri di wajahnya. Ada sedikit kepanikan di mata kedua Naga Langit Cakar Empat yang saling menjalin mengikat tubuh Naga Emas Cakar Lima itu.     

Bumm! Bumm! Bumm! Bumm! Bumm!     

Detik berikutnya, seberkas cahaya keemasan meledak di langit seperti sebuah nyala api emas.     

Tiga Naga Langit cakar empat itu kesemuanya ditelan oleh api emas itu.     

Sementara itu, Naga Emas Cakar Lima itu juga telah menyingkirkan ikatan di tubuhnya. Namun, tidak ada rasa gembira sama sekali di matanya karena terlepas dari kekangan itu. Sebaliknya, rasa takut bisa terlihat di dalamnya.     

Tatapannya tertuju di kejauhan.     

Ada seekor Naga Langit Cakar Lima yang bergerak menembus awan saat ketiga cakarnya memegang tiga Naga Langit cakar empat. Hanya Tuhan yang tahu apakah mereka hidup atau mati. Tentu saja, mereka adalah naga yang berubah bentuk dari ketiga lelaki tua itu sebelumnya.     

Naga Langit Cakar Lima itu seluruhnya berwarna merah. Sisiknya yang tampak merah darah terlihat megah karena berkilau.     

Naga Darah Cakar Lima!     

Di antara Naga Langit Cakar Lima di klan naga, ia hanya kalah dari Naga Iblis Cakar Lima dan Naga Emas Cakar Lima.     

Tidak seperti Naga Emas Cakar Lima sepanjang 400 meter, Naga Darah Cakar Lima ini memiliki panjang lebih dari 500 meter ... Tubuhnya bahkan lebih besar dari Naga Emas Cakar Lima, dan memancarkan aura yang menindas.     

"Di Jue, kau terlalu sembrono!" Tiba-tiba suara gemuruh bergema di langit. Naga Darah Cakar Lima itu berkata, "Bukan hanya kau dengan egois menyelamatkan Naga Iblis Cakar Lima, tapi kau juga telah memantik intisari darah dan menggunakan Taktik Rahasia bawaan untuk melukai anggota klanmu sendiri! Kau telah melakukan kejahatan di atas kejahatan! Apakah kau mengakui kejahatan yang kau lakukan? " Mata Naga Darah Cakar Lima itu berkedip saat dia bertanya dengan suara yang dalam.     

"Tetua Xue, aku mengakui kejahatan ku." Di hadapan Naga Darah Cakar Lima, Naga Emas Cakar Lima itu merasa ketakutan.     

Meskipun dia adalah Naga Emas Cakar Lima dan memiliki bakat bawaan yang jauh lebih besar dari Naga Darah Cakar Lima, Naga Darah Cakar Lima di depannya adalah seorang tokoh digdya tua di klan naga.     

Dia lahir lebih dulu ribuan tahun dari pada Di Jue.     

Dia sama sekali bukan tandingannya.     

"Karena kau telah mengakui kejahatan mu, kau ikut aku ke Ruang Pengadilan!" Naga Darah Cakar Lima itu memberi perintah.     

"Tetua Xue, aku pasti akan pergi ke Ruang Pengadilan. Namun, aku harus meninggalkan klan naga sebelum itu! Aku harus menemukan orang yang membunuh anak ku untuk membalaskan dendamnya!" Naga Emas Cakar Lima itu berteriak.     

"Di Jue, apa kau mencoba melakukan tawar-menawar denganku?" Sebersit rasa tidak sabar mulai terdengar dalam nada suara Naga Darah Cakar Lima itu.     

"Tetua Xue, aku tahu tidak mungkin melawan dirimu dengan kekuatan ku saat ini. Namun, aku tidak akan mengikuti mu ke Ruang Pengadilan bahkan jika aku harus memantik semua inti sari darahku! " Hati Naga Emas Lima Cakar itu telah dipenuhi dengan tekad.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.