Maharaja Perang Menguasai Langit

Xiong Quan



Xiong Quan

2"Aku tidak tahu." Duan Ling Tian memaksakan sebuah senyuman sambil menggelengkan kepalanya.      0

Meskipun ayahnya yang menelantarkannya telah meninggalkan kotak batu giok yang indah itu untuknya, dia tidak tahu apa itu atau apa yang ada di dalamnya.     

Namun, ada satu hal yang diyakininya.     

Dia yakin ayahnya telah memasukkan informasi tentang benua lain di sisi seberang laut dalam ke dalam Giok Pesan Suara yang ada di dalam kotak batu giok yang indah itu.     

Tentu juga, akan ada hal-hal lain selain dari Giok Pesan Suara di dalam kotak batu giok itu.     

Duan Ling Tian memiliki firasat yang kuat tentang hal itu.     

'Mungkin aku akan bisa membukanya ketika basis kultivasi ku telah menembus ke Tahap Raja Bela diri,' pikir Duan Ling Tian pada dirinya sendiri.     

"Ayo kita pergi, Tian Wu," kata Duan Ling Tian kepada Feng Tian Wu, dan mereka melanjutkan perjalanan ke arah kota asal Xiong Quan. Mereka menuju ke sana untuk bertemu Xiong Quan dan memperbaiki Dantiannya.     

"Baik." Feng Tian Wu mengangguk patuh lalu dalam diam mengikuti Duan Ling Tian seperti bayangannya.     

Tak lama kemudian, mereka menemukan kampung halaman Xiong Quan melalui ingatan Duan Ling Tian ketika dulu mengantarkan Xiong Quan pulang. Tempat itu terletak di sebuah desa kecil terpencil di lereng pegunungan.     

Meskipun desa kecil itu terpencil, namun terlihat makmur.     

Ketika Duan Ling Tian dan Feng Tian Wu tiba di sana, mereka melihat pemandangan para laki-laki bercocok tanam sementara para perempuan menenun di berbagai penjuru desa. Ada juga anak-anak yang bermain dengan gembira.     

"Jika aku bisa menghabiskan sisa hidupku dengan orang yang aku suka di sini... mungkin aku akan bisa menganggap hidupku cukup sempurna," Feng Tian Wu bergumam pelan ketika memperhatikan suasana di desa itu. Bibirnya yang indah sedikit terbuka, dan ada sedikit aura lembut terpancar dari matanya yang tampak mampu melelehkan hati siapa saja.     

"Masuk akal kalau kau akan berpikir begitu, tapi mereka mungkin berharap memiliki kemampuan yang tangguh sehingga mereka bisa keluar dari sini dan melihat dunia," kata Duan Ling Tian sambil tersenyum kecil.     

Cara mereka berpikir tentu saja berbeda karena berada pada posisi yang berbeda.     

Feng Tian Wu dilahirkan dari kehidupan yang berada dan telah dimanja kemewahan dari kecil, dan dia adalah sosok kecil yang sangat berharga di keluarganya. Wajar baginya untuk tersentuh secara emosional ketika melihat pemandangan di desa itu.     

Namun, penduduk desa mungkin ingin menjadi seperti Feng Tian Wu yang memiliki kemampuan yang tangguh dan memiliki kesempatan untuk menjelajah ke segala penjuru dunia.     

Mereka bahkan tidak berani pergi terlalu jauh dari desa mereka karena tidak mampu untuk melindungi diri.     

Feng Tian Wu baru menyadari bahwa Duan Ling Tian mendengar gumamannya ketika mendengar apa yang dikatakan pemuda itu menanggapi kata-katanya. Pipinya yang indah memerah samar seolah darahnya akan menetes.     

Duan Ling Tian selalu terpesona ketika melihat wajah Feng Tian Wu yang pemalu dan cantik. Dia selalu harus menahan godaan besar untuk mendekat pada gadis itu dan memberinya sebuah ciuman besar di pipinya yang halus.     

Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan menekan emosinya yang gelisah. Dengan cepat ia memimpin untuk melesat turun dari langit sambil berkata kepada Feng Tian Wu, "Ayo ke sana."     

Feng Tian Wu memendam suka cita yang besar ketika melihat tatapan di mata Duan Ling Tian yang penuh gairah. Namun ia terpaksa menghela napas panjang ketika melihat Duan Ling Tian meluncur turun ke desa itu seolah-olah sedang melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.     

"Tetap saja dingin seperti sepotong kayu." Feng Tian Wu memandangi bayangan besar dan ungu itu dengan sedikit gusar dan bergerak seperti peri api untuk membuntutinya seperti bayangannya.     

'Wuss!'     

Gerakan Duan Ling Tian yang seperti angin mirip dengan burung raptor yang sedang mendarat saat ia tiba di hadapan penduduk desa itu.     

Orang pertama yang memperhatikan Duan Ling Tian adalah seorang bocah lelaki yang berusia sekitar empat atau lima tahun. Dia berseru penuh semangat saat menyaksikan Duan Ling Tian melayang di udara, "Woah! Dia bisa terbang!"     

Seolah-olah bocah kecil itu telah menemukan dunia yang sama sekali baru.     

"Aku mendengar dari ayahku bahwa hanya tokoh digdaya di Tahap Pembelah Ruang atau lebih tinggi yang bisa terbang dan melayang di langit ... Sepertinya dia adalah tokoh digdaya di atas Tahap Pembelah Ruang!" Seorang gadis muda yang tampak baru berusia tiga belas atau empat belas tahun berkata.     

"Sebuah tokoh digdaya yang berada di atas Tahap Pembelah Ruang? Kalau begitu bukankah dia sekuat Paman Xiong Quan?" Seorang bocah lelaki berusia sekitar tujuh atau delapan tahun berseru lantang.     

Berbeda dengan anak-anak yang naif, wajah orang dewasa yang memperhatikan Duan Ling Tian berubah menjadi rasa takut yang muncul di mata mereka.     

Mereka melihat Duan Ling Tian seolah-olah sedang melihat suatu jenis binatang buas yang akan mengamuk.     

Cara berpikir mereka sederhana. Secara teori, seorang tokoh digdaya seperti itu tidak akan berkenan datang ke desa mereka. Tidak ada suatu hal baik yang akan terjadi dari kedatangan Duan Ling Tian di desa mereka.     

Dalam waktu tidak berapa lama, sebuah cahaya melintas di mata seorang penduduk desa, dan dia dengan cepat meninggalkan tempat itu. Sepertinya ia akan memberi tahu seseorang tentang apa yang baru saja terjadi.     

Sementara itu, sekelompok mata dewasa berkilauan ketika menyaksikan seorang gadis berpakaian merah muncul di sebelah pemuda berpakaian ungu itu saat melayang di udara.     

Gadis berpakaian merah itu memiliki tubuh yang anggun dan wajah yang sangat cantik. Tubuh mereka menjadi kaku terdiam seperti balok kayu karena terpesona oleh kecantikannya.     

"Dia sangat cantik!"     

"Apakah itu peri?"     

"Nona Peri yang turun dari langit!"     

...     

Kelompok orang dewasa itu bukan satu-satunya yang tertarik pada gadis berpakaian merah itu, bahkan anak-anak yang sedang bermain di desa itu menghentikan kegiatannya untuk menatapnya.     

Orang-orang dewasa juga terang-terangan menatap gadis berpakaian merah itu.     

Mereka menghabiskan seluruh hidup mereka di desa kecil yang terpencil ini di mana mereka bisa mencukupi hidup mereka sendiri dan tidak harus pergi keluar desa.     

Mana pernah mereka memiliki kesempatan untuk melihat kecantikan seperti itu?     

"Tian Wu, anak-anak memanggilmu Nona Peri," Duan Ling Tian berkata kepada Feng Tian Wu sambil tersenyum kecil ketika melihat sekelompok anak-anak dengan wajah tak berdosa itu.     

Pipi Feng Tian Wu memerah lagi ketika mendengar apa yang dikatakan pemuda itu.     

"Siapa sebenarnya kalian berdua ?!" Seseorang tiba-tiba berteriak dari arah belakang desa itu.     

Sesosok tubuh lincah seperti cheetah mengikuti setelah pekikannya yang sengit itu. Ia memasuki desa itu dalam hitungan detik dan menatap Duan Ling Tian dan Feng Tian Wu dengan sengit.     

"Hmm?" Seorang lelaki muda besar berusia sekitar dua puluh tahun muncul di hadapan Duan Ling Tian.     

Pemuda itu memiliki sepasang alis yang tebal. Meskipun ada rasa takut tersirat di dalam mata yang terlindung alis tebalnya saat dia terbeliak, pemuda itu tetap berdiri tegak di tempatnya berdiri.     

Ada kekaguman di mata Duan Ling Tian saat ini.     

"Eh ... Pemuda ini terlihat agak familiar." Duan Ling Tian yang mengamati pemuda bertubuh besar itu merasakan keakraban dalam dirinya. Rasanya seperti dia pernah melihatnya sebelumnya.     

'Ini adalah kampung halaman Xiong Quan. Aku hanya pernah ke sini satu kali ketika mengantar pulang Xiong Quan kembali bertahun-tahun yang lalu... Pemuda ini berusia sekitar dua puluh tahun sehingga mungkin usianya baru dua belas atau tiga belas tahun saat itu. ' Duan Ling Tian memikirkan hal itu dan dan matanya bersinar.     

Dia tertegun lalu bertanya pada pemuda bertubuh besar itu, "K-kau Er Hu ?!"     

Begitu Duan Ling Tian menyebutkan nama itu, kelompok orang dewasa itu, termasuk Er Hu, menjadi terpana.     

"Eh! Kakak laki-laki yang datang bersama dengan Nona Peri ini sepertinya mengenal Kakak Er Hu."     

"Kakak Er Hu sangat luar biasa! Bahkan kakak yang terbang itu mengenalnya."     

"Itu karena Kakak Er Hu satu-satunya tokoh digdaya yang telah meninggalkan desa ini bersama Paman Xiong Quan untuk berkelana menjelajahi dunia!"     

...     

Anak-anak di desa itu memasang ekspresi dramatis di wajah mereka.     

"Kau... kau mengenal aku?" Pemuda besar bernama Er Hu memandang Duan Ling Tian dengan kebingungan tertulis di wajahnya.     

"Apa? Er Hu, kau sudah lupa dengan aku?" Duan Ling Tian tersenyum. "Aku ingat kau baru berumur dua belas atau tiga belas tahun ketika aku datang ke desa ini bersama Xiong Quan ... Kau bahkan mengundangku untuk makan di rumahmu."     

Er Hu menyipitkan matanya ketika mendengar kata-kata Duan Ling Tian.     

"Aku mengundang orang ini ke rumahku untuk makan ketika aku masih berumur dua belas atau tiga belas?"     

"Kau ... Kau Kakak Ling Tian?" Er Hu akhirnya mengenali Duan Ling Tian setelah menjelajahi memori masa kecilnya. Dia tidak bisa menahan ekspresi bersemangat muncul di wajahnya.     

Selama bertahun-tahun, dia mendengarkan Xiong Quan berbicara tentang hal-hal yang dilakukan pemuda berpakaian ungu ini.     

Pemuda berpakaian ungu ini sudah mencapai tahap Sumber Inti tingkat ke Delapan saat ia seusia Er Hu sekarang.     

Er Hu selalu memperlakukannya sebagai idolanya.     

Sekarang ia bertemu idolanya lagi, bagaimana mungkin dia tidak menjadi begitu bersemangat?     

"Dia Tuan Muda Ling Tian?" Saat itu, banyak penduduk desa yang mendengar apa yang dikatakan Er Hu teringat pada tamu terhormat yang mereka terima bertahun-tahun yang lalu.     

Bahkan tokoh digdaya No.1 di desa mereka, Xiong Quan, harus memanggil tamu ini sebagai Tuan Muda.     

"Ia benar-benar Tuan Muda Ling Tian!"     

"Sudah bertahun-tahun, Tuan Muda Ling Tian tidak berubah sama sekali."     

"Benar, Tuan Muda Ling Tian masih sangat muda."     

...     

Ketakutan di mata penduduk desa sudah hilang beberapa waktu yang lalu. Mata mereka saat ini dipenuhi dengan rasa hormat saat menatap Duan Ling Tian.     

"Er Hu, dimana Xiong Quan?" Duan Ling Tian menatap Pemuda yang bertubuh besar di hadapannya. Dia merasa sedikit emosional, anak itu saat ini telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa dengan begitu cepat dan saat ini memiliki basis kultivasi di tahap Sumber Inti Tingkat Keempat.     

Meskipun Er Hu tidak sehebat Duan Ling Tian di usianya, ia bisa dianggap berbakat di level Kekaisaran Rimba Biru.     

"Paman Xiong Quan ..." Saat Er Hu hendak berbicara, ia terganggu oleh sebuah suara yang lantang.     

"Siapa itu? Siapa yang berani mengganggu desa Keluarga Xiong kita?" Suara nyaring yang seperti ledakan itu datang semakin dekat.     

Ketika semua orang mendengar suara itu, sebuah siluet yang tampaknya telah berubah menjadi sebilah pedang raksasa melesat datang ke desa itu dan muncul di sebelah Er Hu.     

Orang yang memiliki Energi Pedang yang terbentuk dan berkilauan di sekujur tubuhnya itu memperlihatkan dua ratus siluet naga kuno bertanduk yang mengikuti di atas kepalanya. Sebuah sosok yang megah terlihat turun.     

"Konsep Pedang Lanjutan Tingkat Pertama ?!" Duan Ling Tian sudah melihat dua ratus siluet naga kuno bertanduk di belakang orang itu, yang seolah-olah telah berubah menjadi sebilah pedang raksasa yang melesat datang ke desa itu. Dia mau tidak mau menyipitkan matanya.     

Ketika orang itu mengungkapkan dirinya, ia tidak bisa menahan diri untuk berkata dengan terpana, "Xiong Quan, sejak kapan ... sejak kapan kau memahami Konsep Pedang Lanjutan Tingkat Pertama?"     

Orang itu adalah seorang pria paruh baya yang tinggi dan besar dengan rambut di seluruh wajahnya. Dia tampak tak terurus.     

'Bukankah dia Xiong Quan, orang yang mendampingi Duan Ling Tian saat dulu itu?'     

"Tuan muda!" Xiong Quan bergegas menuju ke tempat ini setelah seorang penduduk desa memberitahunya tentang adanya kehebohan di desa. Emosinya bergolak ketika melihat wajah pemuda berpakaian ungu itu dan mendengar suaranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.