Maharaja Perang Menguasai Langit

Datang dengan Niat Busuk



Datang dengan Niat Busuk

2"Nona Tian Wu!" Ekspresi wajah Lu Rui dan ketiga lelaki tua lainnya segera berubah menjadi serius ketika melihat Feng Tian Wu terluka.     
0

Bagaimana pun juga, dia adalah kekasih Tetua Duan. Bagaimana mereka bisa menjelaskan kepada Tetua Duan saat ini bila gadis itu terluka di hadapan mereka?     

Sementara itu, Xiong Quan yang semula berdiri di samping Feng Tian Wu juga berubah menjadi sangat murka saat melihat gadis itu terluka. Ia membelalakkan matanya kepada pria paruh baya berpakaian hijau itu sambil menggeram dingin, "Kau sedang mencari mati!"     

Saat ini, karena amarahnya, Sumber Energi di tubuhnya melonjak dan berubah menjadi api yang berbentuk pedang berwarna putih susu yang tampak menyelimuti seluruh tubuhnya karena memancarkan aura yang tirani.     

Wuss!     

Energi Langit dan Bumi berputar di atas udara dan berkumpul membentuk Fenomena Langit dan Bumi.     

1.120 siluet naga kuno bertanduk.     

Konsep Pedang Lanjutan Tingkat Kesembilan setara dengan kekuatan 1.000 naga kuno bertanduk.     

Ketika Sumber Energi tingkat kesembilan dari seorang bela diri Tahap Penafsir Ruang dilepaskan sepenuhnya, itu setara dengan kekuatan 120 naga kuno bertanduk!     

Ini adalah seluruh kekuatan yang bisa dilepaskan Xiong Quan sekarang.     

'Kau sedang mencari mati!'     

Awalnya, ketika Cheng He dan yang lainnya melihat bagaimana Xiong Quan menggeram dengan dingin pada pria paruh baya berpakaian hijau itu, ekspresi mereka menjadi sedikit gelap.     

Wanita berbaju merah dan pria paruh baya ini tidak mereka kenal.     

Menurut pendapat mereka, fakta bahwa pria paruh baya ini berani meneriaki orang yang melukai wanita berbaju merah itu berarti ia pasti juga cukup kuat. Mereka sama sekali tidak berpikir bahwa kekuatannya lebih lemah dari wanita berbaju merah itu.     

Namun, saat mereka melihat Fenomena Langit dan Bumi yang muncul di atas kepala pria paruh baya itu, mereka mau tidak mau menjadi saling menatap dengan bingung dengan ekspresi aneh di wajah mereka.     

Orang yang awalnya mereka kira sebagai seorang tokoh digdaya itu ternyata adalah orang yang nyaris tidak mampu menyentuh ambang puncak tahap Ruang Hampa.     

"Benar-benar seekor semut!"     

Pria paruh baya berpakaian hijau yang baru saja melukai Feng Tian Wu itu tidak lain adalah Leng Chi. Tubuhnya menghilang sepenuhnya di depan Xiong Quan begitu mengeluarkan kata-kata itu.     

Blarr!     

Rasa dingin merayap di kulit Xiong Quan. Ia menyadari bahwa ia mungkin sedang menghadapi ajalnya ketika sebuah ledakan keras bergema tidak jauh di depannya. Gelombang udara yang bergulung menyebar dan menciptakan badai sekali lagi.     

Xiong Quan merasa seolah-olah ia terjebak dalam badai. Bahkan sebelum ia sempat bereaksi, ia sudah terlempar terbang oleh gelombang udara yang kuat itu.     

Dia mengatupkan giginya dan akhirnya berhenti 100 meter. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah siluet tua dan renta yang muncul di depannya untuk menghadang serangan Leng Chi.     

Leng Chi hanya berjarak belasan meter dari tempatnya berdiri sebelumnya.     

Saat ini, rasa dingin melonjak dari telapak kaki Xiong Quan hingga ke otaknya. Hal itu menyebabkan ia menggigil tak terkendali. Keringat dingin mengucur di dahinya.     

Ia tahu dirinya akan mati jika bukan karena lelaki tua yang menghadang Leng Chi itu bertindak tepat waktu.     

"Dengan kekuatan ku saat ini, kapan aku akan bisa membantu Tuan Muda?" Rasa getir memenuhi hati Xiong Quan. Di depan orang-orang ini yang datang mencari masalah dengan Tuan Muda, ia tidak bisa berbuat apa-apa.     

"Ketua Klan Pendahulu."     

Ketika Leng Chi mencoba menyerang Xiong Quan sebelumnya, rasa takut muncul dari dalam hati Ketua Klan Lu, Lu Rui, dan ketiga Tetua Pelindung Klan Lu. Mereka segera terbang untuk menyelamatkannya.     

Namun, kecepatan mereka tidak sebanding dengan Leng Chi. Selain itu, Leng Chi berada pada posisi lebih dekat dengan Xiong Quan. Mereka hanya bisa menonton tanpa daya.     

'Dia orang Tetua Duan! Jika ia meninggal ... Bagaimana kita harus menjelaskannya kepada Tetua Duan? ' Mereka semua memiliki pemikiran ini di benak mereka tepat ketika situasinya tiba-tiba berubah.     

Orang terkuat di Klan Lu, Lu Qiu yang juga Ketua Klan Pendahulu Klan Lu, datang dan melindungi Xiong Quan dari serangan Leng Chi.     

Setelah Lu Qiu menghalau serangan Leng Chi, Leng Chi tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Dia dengan cepat terbang kembali dan mundur di belakang Cheng He.     

Wuss! Wuss! Wuss! Wuss!     

Sementara itu, Ketua Klan Lu dan ketiga Tetua Pelindung klan Lu juga datang menghampiri Lu Qiu.     

"Ketua Klan Pendahulu." Mereka berempat segera membungkuk kepada Lu Qiu dengan hormat.     

Lu Qiu mengangguk pada mereka berempat sebelum melihat ke arah Cheng He dan yang lainnya. Tatapannya menyapu kepada Cheng He dan yang lainnya satu per satu.     

"Ketua Klan Ou, Ketua Serikat Mo… Aku ingin tahu apa tujuan kalian semua bertindak hingga sejauh ini?" Tatapan Lu Qiu akhirnya mendarat pada pria paruh baya dan lelaki tua yang mengenakan pakaian berwarna emas di samping Cheng He. Nadanya tenang saat ia berbicara.     

Saat mereka mendengar kata-kata Lu Qiu, rasa ngeri tersirat pada wajah Lu Rui dan ketiga Tetua Pelindung Klan Lu.     

Ketua Klan Ou?     

Ketua Serikat Mo?     

Di Dataran Tinggi Utara dan seluruh Wilayah Luar Selatan, hanya ada dua orang yang akan disambut dengan cara seperti itu oleh Ketua Klan Pendahulu mereka.     

Ou Lie, Ketua Klan Ou di Pegunungan Utara dan Mo Jie, Ketua Serikat dari Perkumpulan Ahli Senjata di Wilayah Luar Selatan.     

Mata mereka mengikuti tatapan Lu Qiu sebelum mendarat pada kedua sosok yang sangat akrab tersebut.     

"Ou Lie!"     

"Mo Jie!"     

Rasa ngeri sekali lagi menyadarkan Lu Rui dan ketiga orang lainnya ketika melihat pada pria paruh baya dengan aura yang menusuk dan lelaki tua yang mengenakan jubah terlarang tersebut.     

"Lu Qiu, aku akan berterus terang denganmu. Jika Kau menyerahkan Duan Ling Tian kepada Cheng He sekarang, aku akan tetap menjadi teman Klan Lu," Mo Jie mengatakannya dengan tidak terlalu lambat atau terlalu cepat. Matanya bersinar ketika melihat pada Lu Qiu.     

Teman?     

Saat kata ini keluar dari mulut Mo Jie, kelima orang dari Klan Lu tertegun sejenak.     

Setelah beberapa detik, Lu Qiu adalah orang pertama yang tersadar kembali. Dia memandang Mo Jie dan mendengus. "Klan Lu agak tidak layak berteman dengan seseorang sepertimu yang memiliki posisi sosial yang tinggi."     

Lu Rui dan ketiga lainnya juga kembali tersadar. Masing-masing mereka juga menunjukkan ekspresi marah di wajah mereka.     

Mo Jie ini sudah menginjak kepala Klan Lu, dan ia masih memiliki keberanian untuk mengatakan bahwa ia akan tetap menjadi teman Klan Lu?     

"Kalau begitu, mulai hari ini dan seterusnya, Klan Lu dan aku tidak lagi memiliki hubungan apapun!" Suara Mo Jie menjadi dingin saat mendengar kata-kata Lu Qiu.     

Jubah lelaki tua berbaju biru yang berdiri di belakangnya berkibar meski tidak ada angin. Sepasang matanya yang berkilau dingin tertuju pada Lu Qiu seolah-olah ia telah siap menyerang Lu Qiu setiap saat.     

"Ketua Klan Ou, alasanmu berada di sini juga untuk membantu Cheng He membawa Tetua Duan dari Klan Lu?" Lu Qui bertanya sambil menatap Ou Lie dengan mata berbinar.     

Ou Lie mengangguk sedikit setelah menatap Lu Qiu sekilas.     

Wajah Lu Rui menjadi gelap. Ia langsung menegur Ou Lie, "Beraninya Kau ?!"     

Beraninya Kau?     

Setelah mendengar kata-kata Lu Rui, tidak hanya Ou Lie yang bingung, bahkan Cheng He, Mo Jie, dan dua orang di belakang mereka merasa bingung.     

"Ketua Klan Lu, Ketua Klan Pendahulu Lu." Segera setelah itu, Ou Lie kembali pada akal sehatnya. Dia melihat pada Lu Rui dan Lu Qiu dengan acuh tak acuh. "Klan Lu kalian dan Klan Ou kami adalah dua klan besar dengan sejarah 10.000 tahun di Dataran Tinggi Utara. Dalam 10.000 tahun ini, kita saling berhubungan secara damai meskipun beberapa perselisihan tetap ada ... Alasan ku datang ke Klan Lu hari ini adalah untuk membantu Tetua Cheng He mengambil orang itu. Baik Klan Ou dan aku sama sekali tidak berniat menyinggung perasaanmu," Ou Lie menjelaskan dengan tenang.     

"Tidak ada niat untuk menyinggung perasaanku, omong kosong!" Lu Rui mendengus. "Ou Lie, saat Kau memutuskan untuk membantu Cheng He membawa paksa Tetua Duan, Kau sudah membuat keputusan untuk melawan Klan Lu kami! Mulai sekarang, Klan Ou dan Klan Lu akan menjadi musuh bebuyutan!"     

Klan Ou dan Klan Lu akan menjadi musuh bebuyutan!     

Suara Lu Rui menyebar dan bergema di udara.     

Banyak orang di kediaman Klan Lu mendengar kata-kata Lu Rui.     

"Itu suara Ketua Klan Lu!"     

"Ketua Klan Lu baru saja berkata mulai hari ini dan seterusnya, Klan Lu dan Klan Ou adalah musuh bebuyutan!"     

"Jangan bilang orang-orang sombong yang datang ingin membawa paksa Tetua Duan itu berasal dari Klan Ou?"     

"Mungkin…"     

…     

Orang-orang di kediaman Klan Lu segera dalam pembicaraan mereka untuk membahasnya. Sejumlah tetua dan murid Klan Lu melesat ke udara, tetapi mereka hanya berani menonton dari jauh. Mereka sama sekali tidak berani mendekat.     

Siapa yang tahu jika pertempuran akan terjadi.     

Jika pertempuran pecah, itu akan menjadi pertempuran di antara para Raja Bela Diri. Gelombang udara dari energi bentrokan itu saja sudah cukup untuk membuat mereka terbang dan membuat mereka terluka.     

"Lu Rui! Aku rasa keputusan menjadikan Klan Ou sebagai musuh bebuyutan Klan Lu bukanlah sesuatu yang bisa kau putuskan sendiri, bukan?" Ou Lie bertanya dengan santai saat mendengar kata-kata Lu Rui.     

Pada saat yang sama, pandangannya beralih ke Lu Qiu yang berdiri agak jauh. "Sejauh yang ku tahu, kau tidak cukup memenuhi syarat untuk membuat keputusan seperti itu bagi Klan Lu di depan Ketua Klan Pendahulu!"     

Ketika Ou Lie berbicara, wajahnya tetap tampak acuh tak acuh. Ia tidak terlihat tidak senang atau marah.     

Namun, nada ejekan bisa terdengar dalam kata-katanya. Ia mengejek Lu Rui, Ketua Klan Lu dan menyiratkan bahwa dirinya tidak layak atas jabatannya.     

"Haha… Ketua Klan Lu, apa menurutmu semua orang bisa mengendalikan seluruh klan sepertimu?" Cheng He tertawa terbahak-bahak sebelum menatap Lu Rui dengan mengejek. "Meskipun beberapa orang adalah Ketua Klan juga, mereka tidak memiliki otoritas sama sekali. Seseorang seperti itu menurutku hanyalah sebuah boneka!"     

"Tabib Kepala Cheng, Kau selalu berbicara terus terang! Bagaimana pun juga, beberapa orang masih menjadi Ketua Klan, seseorang dengan posisi tinggi dan kuat. Tidakkah menurutmu tidak benar untuk mengejeknya di depan begitu banyak orang?" Mo Jie ikut tertawa juga. Senyum mengejek di wajahnya bertentangan dengan kata-katanya. Dia seperti sedang mengusapkan garam lebih dalam ke dalam luka.     

Wajah Lu Rui menjadi hijau sebelum menjadi pucat. Matanya bersinar dingin.     

"Siapa bilang Lu Rui tidak memenuhi syarat untuk membuat keputusan bagi Klan Lu?" Lu Qiu membuat pendiriannya dengan jelas saat ia mendengus. "Sejak saat aku menurunkan gelar 'Ketua Klan' kepada Lu Rui, ia sudah menjadi Ketua Klan. Dia adalah orang dengan posisi tertinggi di Klan Lu kami! Kata-katanya mewakili seluruh keinginan Klan Lu!" Lu Qiu mengumumkan dengan pasti, memperkuat status Lu Rui sebagai Ketua Klan Lu.     

Wajah Lu Rui kembali berwarna. Sedikit rasa berterima kasih kepada Lu Qiu terlihat di dalam sorot matanya karena telah datang untuk menyelamatkannya.     

"Selain itu, sejak saat itu, selain melindungi Klan Lu dan kepentingan Klan Lu, aku, Lu Qiu, tidak lagi mencampuri urusan di dalam Klan Lu!" Lu Qiu memperjelas pendiriannya sehingga orang lain tidak bisa lagi mengolok-olok Lu Rui.     

"Bahkan jika kau mempersilahkan kami untuk ikut campur dalam urusan internal Klan Lu, kami juga tidak akan mau! Alasan kami datang ke sini bukanlah untuk menjadi musuh Klan Lu. Kami hanya ingin membawa Duan Ling Tian pergi!" Cheng He melangkah ke depan dan menatap mata Lu Rui. "Karena Ketua Klan Lu memiliki kewenangan penuh untuk berbicara atas nama Klan Lu, tolong beri kami jawaban!"     

Di saat kata-kata Cheng He keluar dari mulutnya, Ou Lie dan Mo Jie juga melangkah maju. Mereka berdiri bersisian dan mencoba menekan Lu Rui.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.