Maharaja Perang Menguasai Langit

Klan Sun Seberang Utara



Klan Sun Seberang Utara

2"Ketua Klan, aku berencana untuk meracik beberapa Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu semacam ini untuk klan... Namun, klan harus menyiapkan bahan-bahannya." Duan Ling Tian berkata sambil melihat ke arah Lu Rui yang teralihkan perhatiannya.     
3

"Tidak masalah! Tidak masalah!" Lu Rui tersadar saat mendengar kata-kata Duan Ling Tian. Ketika ia tersadar kembali, ia buru-buru mengangguk seperti anak ayam yang mematuk biji-bijian. Seolah-olah ia takut bahwa Duan Ling Tian akan berubah pikiran.     

"Tetua Duan, aku akan membuat persiapan yang diperlukan," kata Lu Rui. Dia pun segera mengembalikan Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu dengan kemurnian 99% itu ke tangan Duan Ling Tian sebelum beranjak pergi untuk membuat persiapan yang diperlukan.     

"Simpan saja." Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau mengambil kembali pil yang diserahkan Lu Rui.     

"Terima kasih, Tetua Duan," Lu Rui dengan cepat berterima kasih padanya lalu berbalik untuk pergi dengan tergesa.     

Ini bukan sebuah lelucon. Itu berhubungan dengan Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu dengan kemurnian 99%. Bagaimana mungkin ia berani membuang-buang waktu?     

"Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu dengan kemurnian seperti itu… Efeknya seharusnya sangat mendekati dengan efek legendarisnya yakni menghidupkan kembali yang sudah mati dan menumbuhkan otot kembali," Lu Rui bergumam pelan pada dirinya sendiri saat dia pergi.     

Woss!     

Duan Ling Tian melihat ke arah api emas pekat yang berkobar dan berkata dengan perlahan, "Sekarang aku bisa membuat senjata Roh Tingkat kuasi kerajaan yang dapat memberikan tambahan kekuatan pada seseorang menjadi dua kali lipat selama aku memiliki bahan yang diperlukan!"     

"Namun, bahan yang dibutuhkan untuk membuat senjata Roh Tingkat kuasi kerajaan lebih rumit dibandingkan dengan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah ketel Senjata Roh Tingkat Kerajaan ... Akan sulit untuk mendapatkan bahan-bahannya."     

Duan Ling Tian mengetahui hal ini dari ingatan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi.     

Tak lama kemudian, Lu Rui kembali dengan sejumlah besar bahan obat untuk meracik Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu. Ada tiga puluh kelompok bahan obat.     

Setelah Duan Ling Tian melakukan Klaim Kepemilikan Darah pada Cincin Ruang itu, ia bisa melihat bahan-bahan obat yang ada di dalamnya. Sudut mulutnya bergerak-gerak saat melihat apa yang ada di dalamnya. "Ketua Klan, apa kau mencoba membuatku mati kelelahan?"     

"Tetua Duan, jangan salah paham ... Anda hanya perlu meracik untuk sepuluh kumpulan bahan obat ini. Anda dapat menganggap sisanya sebagai hadiah dari Klan Lu kepada Tetua Duan," kata Lu Rui dengan cepat.     

Duan Ling Tian memahami maksud Lu Rui.     

Sepertinya Lu Rui ingin berbicara lebih banyak. Setelah beberapa saat, dia menggigit bibirnya dan dengan ragu-ragu bertanya, "Ada satu hal lagi... Tetua Duan, aku ingin tahu apakah Anda akan mengizinkan ku memanggil beberapa tetua untuk mengamati saat Anda membuat Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu?"     

Duan Ling Tian mengangguk lalu berkata, "Kau boleh melakukannya. Namun, aku tidak suka berisik dan semangat yang berlebih. Selain itu, mereka juga harus merupakan tabib kelas dua sepertimu."     

"Baik." Lu Rui buru-buru mengangguk. Ia meninggalkan aula utama dan memerintahkan seseorang untuk memanggil beberapa orang tabib kelas dua.     

Beberapa tabib kelas dua Klan Lu itu langsung meninggalkan apa pun yang sedang mereka kerjakan dan segera bergegas setelah mendengar bahwa mereka mendapat izin untuk menyaksikan proses peracikan obat yang dilakukan oleh Tetua Duan.     

Siapa Tetua Duan?     

Seorang tabib kelas satu!     

Seorang tabib yang bisa membuat pil dengan kemurnian 97%!     

Mereka akhirnya memiliki kesempatan untuk mengamati tabib seperti itu di tempat kerjanya. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini kecuali jika mereka sudah gila.     

"Tetua Duan."     

Di ruang utama kediaman Lu Rui, Duan Ling Tian dengan segera telah dikelilingi oleh Lu Rui dan keempat lelaki tua lainnya. Lima pasang mata yang menyala penuh semangat mengarah padanya.     

"Em." Duan Ling Tian menganggukkan kepalanya kepada keempat lelaki tua itu lalu mulai meracik Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu.     

Karena mempertimbangkan kehadiran kelima orang itu, ia sengaja memperlambat gerakannya.     

Zrrr! Zrrr! Zrrr!     

…     

Kelima lelaki itu terpesona menyaksikan teknik peracikan yang dipertontonkan oleh Duan Ling Tian. Mereka sangat gembira dan bersemangat.     

Duan Ling Tian membuat sepuluh paket Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu. Dia menggunakan teknik pemurnian yang sama persis selama sepuluh kali sebelum akhirnya berhenti.     

Duan Ling Tian lalu menyimpan ketelnya, dan sepuluh botol pil muncul di dalam telapak tangannya.     

Ada Sepuluh butir Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu tersimpan di dalam setiap botolya.     

Duan Ling Tian lalu meninggalkan sepuluh botol pil itu dan pergi diam-diam ketika melihat Lu Rui dan tabib-tabib lainnya sedang membahas tentang teknik peracikannya.     

Setelah meninggalkan ruang utama itu, Duan Ling Tian menyadari bahwa hari sudah larut malam.     

"Tunggu sampai Tian Wu menerobos ke Tahap Raja Bela Diri ... Aku akan membawanya kembali ke gurun utara ... Benteng Serigala Langit, saatnya bagi kita untuk melunasi hutang di antara kita!" Duan Ling Tian bergumam saat meninggalkan kediaman Lu Rui. Suaranya rendah, tapi sangat dingin.     

Adegan di mana keempat Wakil Kepala Benteng yang perkasa dari Benteng Serigala Langit memimpin sepuluh tetua Benteng Serigala Langit untuk memburunya saat itu masih segar dalam pikirannya.     

"Jika bukan karena Lempeng Belenggu Iblis yang membuatku menjadi kerasukan tenaga iblis dan memberiku kekuatan untuk membunuh para tetua Benteng Serigala Langit ... Aku pasti sudah menjadi debu di Benua Awan." Ada kilatan dingin terpancar di kedalaman mata Duan Ling Tian.     

Bahkan setelah Duan Ling Tian pergi, Lu Rui dan keempat tabib kelas dua Klan Lu itu masih belum menyadarinya. Mereka berdiri di sana sepanjang malam. Mereka baru tersadar kembali pada pagi kedua.     

Yang pertama tersadar adalah Lu Rui.     

"Tetua Duan seperti dewa!" Lu Rui menghela nafas ketika memikirkan teknik peracikan yang telah terukir dalam di otaknya itu.     

Itu hanya dalam waktu satu malam, tapi ia merasa seolah-olah ia hampir bisa melihat ambang pembatas untuk menjadi seorang tabib kelas satu.     

Dia hanya butuh satu langkah lagi sebelum bisa menjadi seorang tabib kelas satu!     

Segera setelah itu, Lu Rui melihat sepuluh botol pil yang diletakkan dengan rapi di atas meja di sampingnya, dan matanya langsung menjadi cerah. Ia menyimpan botol-botol pil itu satu per satu.     

Keempat orang tabib kelas dua itu pun pulih satu demi satu dan bertanya dengan penuh semangat, "Ketua Klan, Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu yang diracik oleh Tetua Duan ... Apakah mereka memiliki kemurnian 97%?"     

Lu Rui membuka botol pil untuk melihatnya. Matanya terbelalak.     

Mata Lu Rui menyapu ke arah keempat tabib kelas dua itu. "Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu ini..." Suaranya menghilang.     

Melihat aura penuh semangat di wajah keempat tabib kelas dua itu, dia menelan ludah lalu berkata, "Ini semua Pil Pemulih Kehidupan tingkat satu dengan kemurnian 99%!"     

Kemurnian 99%?!     

Keempat orang tabib kelas dua itu tercengang ketika mendengar kata-kata Lu Rui.     

Kota Gurun Kuno, di gurun utara.     

Saat ini, empat orang tamu tak diundang muncul di Kota Gurun Kuno.     

Yang memimpin kelompok itu adalah seorang lelaki tua dengan rambut putih. Ia tidak meninggalkan jejak saat terbang melintasi langit. Seolah-olah ia telah menyatu sepenuhnya dengan langit dan bumi.     

Jika dilihat lebih dekat, akan terlihat seorang pria paruh baya sedang terbang di sampingnya.     

Dan ada tiga orang pria paruh baya yang mengikuti mereka seperti bayangan. Ketiga pria paruh baya ini mengenakan seragam hijau dengan tulisan 'Sun' yang tersulam di dada mereka.     

Di atas kata Sun, ada dua kata lain yang disulam dengan huruf yang lebih kecil.     

Seberang Utara.     

Hanya dalam sekejap mata, mereka berempat memasuki Benteng Serigala Langit.     

"Siapa itu?!" Orang-orang dari Benteng Serigala Langit langsung bersiaga seolah-olah mereka sedang menghadapi musuh yang tangguh.     

"Klan Sun Seberang Utara, Sun Zhong!" Suara lelaki tua berambut putih yang memimpin itu terdengar megah dan menyebar ke setiap sudut Benteng Serigala Langit.     

"Klan Sun Seberang Utara?" Banyak murid Benteng Serigala Langit menjadi bingung.     

Di benteng bagian dalam Benteng Serigala Langit, enam orang membubung ke udara. Semuanya tampak memiliki penampilan yang bermartabat. Jelas mereka tahu siapa Klan Sun Seberang Utara.     

Mereka dipimpin oleh seorang lelaki tua berpakaian hijau.     

Di belakang lelaki tua berpakaian hijau itu ada empat orang lelaki tua dan seorang pria paruh baya.     

"Klan Sun Seberang Utara adalah kekuatan lapis kedua di Seberang Utara. Apa yang mereka lakukan di Benteng Serigala Langit?" Orang tua berpakaian hijau itu adalah Kepala Benteng Serigala Langit, Qing Lang. Ia diliputi rasa bingung.     

"Kepala Benteng." Saat itu, pria paruh baya yang berdiri di belakangnya yang merupakan Wakil Kepala Benteng Serigala Langit, Feng Wei, memandang lelaki tua yang berada di sebelahnya. Lelaki tua itu juga seorang Wakil Kepala Benteng, dan namanya adalah Luo Fu. "Klan Sun Seberang Utara ... bukankah Kakak Jin ..."     

"Ya, sepertinya ia menuntut janji yang diberikan ayahnya padanya." Luo Fu mengangguk dan menghela napas setelah menyela Feng Wei.     

Luo Fu punya saudara perempuan.     

Saat itu, saudara perempuannya mencoba untuk meningkatkan statusnya dengan merayu Tuan Muda Klan Sun dari Seberang Utara.     

Namun, ia tidak berhasil mendapatkan tempat sebagai gundik. Meskipun ia berhasil masuk ke Klan Sun karena telah mengandung seorang anak, ia tetap harus tinggal bersama pelayan lainnya.     

Apalagi, putranya bahkan tidak memenuhi syarat untuk bisa menggunakan nama keluarga Sun.     

Tuan muda saat itu adalah Ketua Klan Sun saat ini. Ia memiliki banyak putra dan putri yang luar biasa sehingga ia tidak peduli dengan keberadaan anak haramnya itu.     

Namun, ia tetap berjanji akan memenuhi salah satu keinginan anak haramnya tersebut selama keinginan tersebut tidak keterlaluan. Ini karena meskipun ia anak haram ia tetap memiliki darahnya yang mengalir di pembuluh darahnya apa pun yang terjadi.     

Anak haram itu adalah anak dari saudara perempuan Luo Fu yang juga merupakan keponakan Luo Fu.     

Luo Jin!     

Luo Jin telah lama dikirim ke Benteng Serigala Langit oleh ibunya. Dia tidak terlalu berbakat dalam Seni Bela diri, tetapi ia adalah biang kerok yang merajalela hanya karena pamannya adalah Wakil Kepala Benteng.     

Pada akhirnya, dia mendapatkan kemalangan dan Dantiannya menjadi lumpuh.     

"Guru… Maksudmu Saudara Jin membawa orang-orang itu dari Klan Sun Seberang Utara?" Feng Wei tersentak.     

"Seharusnya begitu." Luo Fu mengangguk.     

Luo Fu membenarkan kecurigaannya saat melihat sebuah sosok di antara sekelompok orang itu. Orang-orang dari Klan Sun Seberang Utara itu dibawa oleh keponakannya.     

"Qing Lang dari Benteng Serigala Langit," Qing Lang memandang lelaki tua yang memimpin kelompok itu dan sedikit membungkuk. "Mewakili Keempat Wakil Benteng dan murid-murid Benteng Serigala Langit, saya ucapkan selamat datang, Senior Sun."     

Sementara itu, lima orang yang membuntuti di belakang Luo Fu mengikuti dan membungkuk. "Senang bertemu denganmu, Senior Sun."     

Sun Zhong!     

Salah satu dari dua tokoh digdaya tahap Raja Bela Diri dari Klan Sun Seberang Utara. Mereka semua telah mendengar tentang namanya.     

Sebuah tokoh digdaya Raja Bela Diri bukanlah seseorang yang bisa disinggung oleh kekuatan lapis ketiga seperti Benteng Serigala Langit.     

"Luo Jin, pergilah dan tanyakan pada mereka." Sun Zhong dengan dingin melirik pria paruh baya yang berdiri di depan.     

"Luo Jin?" Sebelumnya, Luo Fu dan Feng Wei telah berkomunikasi melalui Pesan Suara. Oleh karena itu, Qing Lang tidak menyadari masalah tersebut.     

Qing Lang hanya menyadari bahwa pria paruh baya yang dibawa Sun Zhong adalah keponakan Luo Fu, Luo Jin, ketika ia mendengar kata-kata Sun Zhong.     

"Kepala Benteng…" Luo Jin memandang Qing Lang.     

Namun, ucapannya dipotong oleh Luo Fu saat ia membuka mulutnya. Luo Fu berkata dengan suara yang dalam, "Jin'er, apakah kau sudah memikirkan hal ini? Kau benar-benar ingin menuntut janji seperti ini?"     

"Kau harus tahu bahwa meskipun kultivasimu telah lumpuh, kau masih bisa menuntut janji agar ayahmu menjamin hidupmu dengan kehidupan yang tanpa beban dan mewah," Luo Fu menasihatinya.     

"Paman, kau tidak perlu menasihati ku!" Luo Jin menggelengkan kepalanya saat wajahnya tanpa sadar berubah menjadi murka. "Duan Ling Tian itu harus mati! Jika ia tidak mati, aku tidak akan bisa bahagia bahkan jika aku menjalani sebuah kehidupan yang mewah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.