Maharaja Perang Menguasai Langit

Gunung Meletus



Gunung Meletus

0'Fwah!'      0

Saat bongkah es yang keras itu pecah, Yang Xue yang rambutnya telah memutih memuntahkan seteguk besar darah, dan ia mulai sempoyongan.     

Wajahnya yang cantik menjadi pucat seperti kertas, tapi gadis itu tersenyum tipis.     

Dia berhasil melakukannya! Dia berhasil mengulur waktu agar kedua Adik seperguruannya bisa melarikan diri!     

"Ke'er, Fei'er… Semoga kalian bisa hidup dengan baik," Yang Xue bergumam pelan.     

"Hmph!" Sebuah cemoohan terdengar di udara saat sebuah sinar pedang menerjang ke arah Yang Xue. Sinar itu menembus tubuhnya sebelum gadis itu bisa bereaksi.     

Yang Xue meninggal seketika, dan tubuhnya meluncur jatuh dari angkasa.     

"Ayah! Kejar kedua gadis jalang itu sekarang! Jangan biarkan mereka lolos! " Yang Fei meraung mendesak Yang Hong.     

"Baik." Yang Hong mengangguk dan menyimpan pedangnya. Ia membawa putranya bersamanya dan mengejar kedua murid Puncak Yin yang melarikan diri itu.     

Meskipun ia telah membuang-buang waktu di tempat itu, ia yakin kedua murid perempuan itu belum melarikan diri terlalu jauh.     

Ia yakin bisa mengejar mereka jika mereka pergi sekarang.     

'Wuss!'     

Yang Hong terbang bersama dengan Yang Fei di belakangnya saat mereka menuju ke arah Ke'er dan Li Fei melarikan diri.     

"Guru Kepala Puncak Yang! Tunjukkan dirimu!" Ketika Yang Hong baru bergerak bersama Yang Fei, sebuah suara gemuruh bergema di angkasa dan merambat ke seluruh Puncak Yang. Hal itu menciptakan kegemparan di Puncak Yang.     

"Siapa dia itu? Siapa yang begitu berani? " Sejumlah tetua dan murid Puncak Yang meninggalkan tempat tinggal mereka dan melihat ke angkasa.     

'Swoosh!'     

Saat mereka melihat ke langit, yang bisa mereka dengar hanyalah sebuah suara desingan pedang yang menusuk telinga yang datang dari arah atas.     

Dan seketika itu juga, mereka melihat seberkas cahaya pedang lima warna besar dari balik awan. Sinar pedang lima warna itu turun dari angkasa dan menerpa ke Puncak Yang dengan ganas.     

"Oh, tidak!" Kebanyakan mereka langsung mendapat firasat buruk tentang hal ini, dan wajah mereka seketika berubah drastis.     

Blarr!     

Akhirnya, berkas cahaya pedang lima warna di angkasa itu mendarat di Puncak Yang dan menembus puncak itu. Seluruh Puncak Yang mulai bergetar tiba-tiba. Seluruh gunung terasa berguncang seolah-olah sedang terjadi gempa bumi.     

Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr!     

…     

Batu-batu berguling dari atas puncak Puncak Yang. Ada jeritan dan teriakan yang saling menutupi, dan banyak yang terluka karena tertimpa batu yang menggelinding.     

Tentu saja, ada lebih banyak orang yang terbang melesat meninggalkan Puncak Yang.     

Bumm!     

Tak lama setelah itu, sebuah ledakan lain yang dahsyat memekakkan telinga terdengar. Cahaya pedang lima warna yang sangat dahsyat menembus gunung Puncak Yang dan menyebabkan lava yang terkumpul di dalamnya muntah keluar.     

Gemuruh lava dimuntahkan dari puncak Puncak Yang yang terbelah lalu tumpah ke segala arah. Seolah-olah sedang terjadi hujan api.     

Gunung berapi Puncak Yang yang tidak aktif tiba-tiba berubah menjadi aktif.     

"Runtuh! Puncak Yang akan runtuh! " Sejumlah murid Puncak Yang melayang menjauh untuk menyaksikan. Mata mereka menyiratkan rasa putus asa saat menyaksikan puncak Yang mereka tertutup lahar.     

"Siapa itu? Siapa yang menghancurkan Puncak Yang kita? "     

"Tidak peduli siapa pun dia, kita bukan tandingannya… Yang bisa kita lakukan hanyalah berharap Guru Kepala kita, dua Wakil Guru Kepala, dan Tetua Pelindung bisa menuntut balas untuk kita."     

"Menghancurkan Puncak Yang kita sama saja dengan mencari masalah dengan seluruh Sekte Yin Yang! Tidak peduli siapa itu, dia harus membayar harganya. "     

…     

Banyak murid Sekte Yang berteriak dengan marah. Letusan gunung berapi itu telah menghancurkan tempat mereka berkultivasi.     

"Siapa itu?!" Awalnya, Yang Hong berniat untuk mengabaikan orang yang memintanya menunjukkan dirinya itu. Ia sedang membawa putranya saat melanjutkan pengejaran terhadap kedua murid Puncak Yin itu.     

Namun, suara desingan pedang itu, lalu ledakan yang mengejutkan itu, dan jeritan kehancuran yang bersahut-sahut telah memberinya firasat buruk.     

Dia secara naluriah berbalik untuk mendapati bahwa Puncak Yang tempat ia tinggal dan menghabiskan sebagian besar hidupnya telah menjadi lautan api.     

Puncak Yang sedang memuntahkan lahar panas terus menerus. Hal itu membuat seolah-olah terlihat sedang turun hujan api di Puncak Yang.     

"Ayah, apa… Apa yang terjadi?" Yang Fei benar-benar terpaku saat melihat pemandangan yang terjadi di depan matanya.     

"Siapa itu? Beraninya kau menghancurkan Puncak Yang-ku! " Yang Hong menjadi sangat murka.     

Dia adalah Guru Kepala dari Puncak Yang dan akan segera menjadi Ketua Sekte dari Sekte Yin Yang. Bagaimana ia bisa mentolerir saat menyaksikan sekte yang berada dalam kendalinya akan segera hancur begitu saja?     

'Wuss!'     

Tanpa menunda lebih lama, Yang Hong melepaskan Yang Fei dan melesat ke angkasa sendirian. Seolah-olah dia telah berubah menjadi sebilah saber saat ia terbang melesat.     

"Tidak peduli siapa pun kau, aku akan merobek tubuhmu menjadi serpihan-serpihan kecil karena kau telah menghancurkan Puncak Yang milikku!" Yang Hong berteriak murka dengan gigi terkatup saat melesat ke arah suara tadi.     

"Sepertinya aku harus menunggu ayah membunuh orang itu sebelum mencari kedua perempuan jalang itu." Yang Fei merasa sedikit tidak rela saat saat memandang ke arah gunung yang memiliki medan yang sulit itu di bawah kakinya. Segera setelah itu, ia terbang ke arah Yang Hong terbang. Ia ingin melihat apa yang terjadi.     

"Aku ingin melihat siapa yang berani memprovokasi ayah dan menghancurkan Puncak Yang ... Siapa pun yang berani melawan Sekte Yin Yang kami harus mati!" Yang Fei bergumam pada dirinya sendiri saat matanya bersinar.     

'Wuss! Wuss! Wuss!'     

Tiga buah siluet tiba di atas Puncak Yang di mana lahar terus menerus muntah tanpa henti. Siluet itu adalah dua lelaki tua dan seorang pria paruh baya.     

Saat ini, semua mereka memperlihatkan aura kemarahan yang tersirat jelas di seluruh wajah mereka.     

'Wuss!'     

Tak lama kemudian, Yang Hong juga tiba di atas puncak Puncak Yang.     

"Guru Kepala!" Salah satu lelaki tua dan seorang pria paruh baya menyapa Yang Hong saat mereka melihatnya.     

Mereka adalah Wakil Guru Kepala Puncak Yang. Posisi dan kekuatan mereka tepat berada di bawah Guru Kepala yang berdiri di depan mereka.     

Lelaki tua lainnya adalah Tetua Pelindung Puncak Yang. Kemampuannya setara dengan Yang Hong, Guru Kepala Puncak Yang, meskipun dalam hal senioritas, ia berasal dari generasi yang lebih tinggi.     

Paman Junior. Yang Hong memandang Tetua Pelindung dari Puncak Yang setelah mengangguk pada kedua Wakil Guru Kepala.     

Tetua Pelindung itu mengangguk kecil. Ia mengangkat alisnya saat wajahnya berubah muram. Sepertinya ia telah memperhatikan sesuatu, dan tiba-tiba mengangkat kepalanya untuk melihat ke angkasa.     

Yang Hong dan kedua Wakil Guru Kepala Puncak Yang lainnya juga mengikuti ke arah pandangannya.     

Di kejauhan, ada empat buah siluet muncul di depan mata mereka.     

Seorang pemuda berpakaian ungu dan seorang wanita berpakaian merah berdiri memimpin.     

Ada sedikit rasa dingin terpancar di antara alis pemuda berbaju ungu yang berjalan di depan. Matanya bersinar dingin seolah ia akan melahap siapa pun yang mendekatinya.     

Pemuda berbaju ungu itu tampak sangat muda. Ia terlihat seperti berusia paling banyak 25 tahun.     

Wanita berbaju merah di sebelahnya memiliki paras yang sangat cantik. Namun, wajahnya sepertinya tertutup sebuah lapisan es. Gadis itu memancarkan aura yang tidak bisa didekati.     

Gadis berpakaian merah itu sepertinya masih berusia di awal 20-an. Dia bahkan terlihat lebih muda dari pemuda berpakaian ungu itu.     

Sementara itu, seorang pria paruh baya berjubah polos dan seorang lelaki tua bertubuh besar dan tinggi dengan mengenakan jubah emas berjalan di belakang pemuda berpakaian ungu dan wanita berbaju merah itu.     

Yang Hong memandang mereka berempat. Matanya menyorot tajam saat bertanya dengan suaranya yang dalam, "Siapa kalian? Apakah kalian orang-orang yang menghancurkan Puncak Yang kami dengan pedang itu? "     

Kedua Wakil Guru Kepala Puncak Yang dan Tetua Pelindung memandang mereka berempat, menantikan jawaban keluar dari mulut mereka. Setelah beberapa saat, mereka menyadari keempat orang itu dengan sengaja mengabaikan Guru Kepala Puncak Yang.     

"Kakek Junior, Wakil Guru Kepala." Saat itu, putra Yang Hong, Yang Fei, menyusul mereka. Ia berdiri di belakang Yang Hong dan sedikit membungkuk pada Tetua Pelindung Puncak Yang dan kedua Wakil Guru Kepala.     

Kemarahan di wajah mereka yang diarahkan kepada keempat orang penyusup itu memudar dan tergantikan dengan sebuah senyuman.     

Yang Fei melihat dengan cemberut ke arah keempat sosok mendekati mereka itu dan bertanya pada Yang Hong, "Ayah, siapa mereka?"     

Namun, matanya berbinar ketika melihat pada wanita yang berbaju merah di depan matanya. "Wanita yang sangat cantik! Dia tampak secantik Ke'er, Li Fei, dan Yang Xue. "     

"Siapa di antara kalian Guru Kepala Puncak Yang?" Pemuda berpakaian ungu itu tiba di depan dan akhirnya berbicara.     

Ketika Yang Hong dan para tetua yang lainnya mendengar suaranya, wajah mereka berubah muram.     

Mereka mengenali suara itu. Itu adalah suara yang sama yang tadi mencari Guru Kepala mereka sebelumnya.     

Yang Hong memperlihatkan ekspresi muram di wajahnya saat bertanya pada pemuda berbaju ungu itu, "Apakah kau orang yang meminta ku untuk menunjukkan diri tadi?"     

Kelompok yang dipimpin oleh pemuda berpakaian ungu itu terdiri dari Duan Ling Tian, ​​Feng Tian Wu, Xiong Quan, dan Perompak Emas yang jauh-jauh datang dari cabang Klan Tikus Murka ke Sekte Yin Yang.     

Mereka segera bergegas datang ke sini ketika menemukan lokasi Puncak Yang.     

Ketika mereka tiba di atas Puncak Yang, kemarahan yang telah lama ditekan oleh Duan Ling Tian meletus begitu saja saat ia memikirkan kedua tunangannya berada dalam bahaya.     

Setelah ia berteriak pada Guru Kepala Puncak Yang untuk menunjukkan dirinya, ia mengerahkan berkas cahaya pedang lima warna yang dahsyat dengan menggabungkan Penyatuan Penguasaan, Penguasaan Pedang, dan Sumber Energinya. Dia menggunakan kekuatan itu untuk menusuk Puncak Yang hingga tembus.     

Hal itu menyebabkan gunung Puncak Yang meletus dan berubah menjadi lautan api.     

"Kau adalah Guru Kepala Puncak Yang?" Duan Ling Tian menatap Yang Hong dengan tatapan dingin setelah mendengar kata-kata Yang Hong. "Jadi, kaulah yang menyandera tunanganku dan memaksa mereka menikah dengan putramu?" Saat Duan Ling Tian berbicara, niat membunuh terbersit dari tubuhnya.     

"Tunanganmu?" Yang Hong mengerutkan keningnya. Dia tidak bisa memahami apa yang dikatakan Duan Ling Tian.     

"Jadi kau tunangan kedua perempuan jalang itu?" Yang Fei segera bereaksi. Ia memperhatikan wajah Duan Ling Tian dengan rasa cemburu di matanya. "Jadi kedua gadis jalang itu lebih suka lelaki homo seperti dirimu." Sejujurnya, Yang Fei mengakui pemuda berpakaian ungu yang berdiri di depannya itu cukup tampan. Karismanya membuatnya merasa malu pada dirinya sendiri.     

Oleh karena itu, satu-satunya hal yang dapat ia lakukan adalah menjatuhkannya dengan kata-katanya.     

"Jalang?" Ketika Duan Ling Tian mendengar kata-kata Yang Fei, ia langsung memicingkan matanya dan sebuah nyala api berbentuk pedang lima warna melonjak dari tubuhnya. Nyala itu memancarkan sebuah aura yang agung dan sangat kuat.     

'Wuss!'     

Setelah itu, Yang Hong dan ketiga pejabat senior Puncak Yang hanya sempat mendengar sekilas suara pedang yang berdesing di angkasa.     

'Pa!'     

"Ahh!" Detik berikutnya, terdengar suatu suara gemeretak bergema di udara diikuti dengan sebuah jeritan kehancuran. Hal itu menyebabkan wajah mereka semua menjadi berubah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.