Maharaja Perang Menguasai Langit

Menangkap Saber dengan Tangan Kosong



Menangkap Saber dengan Tangan Kosong

3Mereka berempat segera berbalik untuk melihat ke arah suara itu. Hal pertama yang mereka lihat adalah darah segar berceceran di udara. Lengan Yang Fei telah terputus dari tubuhnya dan jatuh meluncur ke tanah.     
1

Sementara itu, Yang Fei berteriak kesakitan.     

'Wuss!'     

Wajah Yang Hong berubah suram. Ia tidak berani menunda dan langsung mengangkat lengannya. Sebuah energi yang tak terlihat menyapu dan meraih lengan putranya yang terputus itu.     

Ia bergerak seperti sebuah sambaran petir ke sisi putranya dan berusaha untuk memasang kembali lengan yang terputus itu ke tubuhnya.     

'Wuss!'     

Terdengar sekilas sebuah suara desingan pedang sekali lagi. Sama seperti sebelumnya, Yang Hong dan yang lainnya tidak punya waktu untuk bereaksi.     

'Krass!'     

"Argh!" Terdengar suara sesuatu yang nyaring dan renyah lagi. Yang Hong, Guru Kepala dari Puncak Yang, mengerang sambil berusaha menahan rasa sakit karena lengannya telah terputus. Itu adalah lengan yang memegang lengan putranya yang lebih dulu putus.     

Sebelum ia berhasil memasang lengan putranya yang putus, lengannya sendiri telah putus.     

Saat ini, dua lengan yang terputus yang masih saling bertaut itu jatuh bersamaan menuju ke tanah. Hanya dalam sekejap mata, kedua tangan itu jatuh ke dalam lava panas yang terus menerus dimuntahkan dari Puncak Yang dan langsung terbakar menjadi abu.     

Yang Hong dan mereka yang lainnya tidak berani bergerak.     

Mereka menjadi begitu patuh karena mendengar kata-kata pemuda berbaju ungu itu.     

"Aku akan memutuskan lengan siapa saja yang berani memasang kembali lengan itu!" Suara dingin dan mengerikan itu memasuki telinga Yang Hong dan yang lainnya. Hal itu menyebabkan rasa dingin menjalar ke tulang belakang mereka.     

Namun, mereka tidak meragukan sama sekali kata-kata yang diucapkan orang itu.     

"Kau siapa?" Yang Hong menghentikan darah segar yang menyembur dari luka dari lengannya yang terputus lalu melihat ke arah pemuda berpakaian ungu itu. Wajahnya terlihat pucat, dan ada rasa takut serta terkejut di matanya.     

Sementara itu, Tetua Pelindung dan Wakil Guru Kepala Puncak Yang memandang pemuda berpakaian ungu itu dengan sungguh-sungguh.     

Mereka tidak bisa menangkap gerakan pemuda berbaju ungu itu saat ia mengayunkan pedangnya tadi. Itu terjadi sangat cepat sehingga mereka tidak bisa bereaksi sama sekali.     

Berdasarkan atas kenyataan itu, mereka bisa mengetahui bahwa kemampuan pemuda berbaju ungu itu tidak kalah dengan mereka. Bahkan, ia bisa jadi lebih kuat dari mereka!     

Setelah Yang Fei menghentikan pendarahan pada lukanya, ia tetap diam. Meskipun ia sangat marah, ia tahu dia tidak bisa menyinggung tunangan Ke'er dan Li Fei ini.     

'Bagaimana mungkin tunangan kedua gadis jalang itu begitu kuat?!' Yang Fei merasa tidak rela. Ia tidak bisa berhenti berteriak di dalam hatinya.     

Dia sudah malu sekali karena merasa kalah dari pemuda itu baik dalam penampilan maupun karismanya.     

Sekarang setelah dia mendapati bahwa kemampuan pemuda itu jauh berada di depannya, ia menjadi lebih kesal. "Dia terlihat lebih muda dariku. Bagaimana mungkin basis kultivasinya begitu kuat? "     

'Siluman! Dia pasti siluman yang telah hidup selama seratus tahun!' Akhirnya, Yang Fei mulai menghibur dirinya sendiri,' Keduanya benar-benar jalang! Aku tidak percaya mereka menemukan siluman yang telah hidup selama seratus tahun dan mau menjadi tunangan mereka. "     

"Aku ingin bertemu dengan Ke'er dan Li Fei…" Duan Ling Tian berkata dengan tenang sambil menatap wajah Yang Hong dengan dingin. Cahaya pedang lima warna di tubuhnya dan Energi Langit dan Bumi yang belum sempat membentuk Fenomena Langit dan Bumi di atas kepalanya sudah memudar.     

Ia tampak tenang, tetapi ada sedikit niat membunuh yang tersembunyi di Penguasaan matanya. Tekanan yang ia keluarkan seperti sebongkah batu raksasa yang menekan tubuh seseorang.     

"Jika aku tidak melihat mereka setelah tiga puluh tarikan napas… Putramu pasti akan mati!" Duan Ling Tian mengancam Guru Kepala Puncak Yang, Yang Hong.     

"Kau belum menjawab ku. Kau siapa?" Ekspresi Yang Hong berubah menjadi semakin buruk. Ia belum pernah diancam seperti ini sebelumnya. Sumber Energi di tubuhnya berubah menjadi nyala api putih susu yang melonjak lalu berubah menjadi nyala api yang merah menyala.     

Petir ungu yang sambar menyambar mengelilingi nyala api yang merah menyala itu.     

'Wuss!'     

Ketika Energi Saber itu muncul, nyala api yang terjalin dengan petir ungu, yang menyelubungi tubuh Yang Hong berubah menjadi sebuah nyala api raksasa yang berbentuk saber hanya dalam sekejap mata. Ia terlihat seolah bisa membelah langit.     

Penguasaan Api!     

Penguasaan Petir!     

Penguasaan Saber!     

Ketika sebilah saber besar berwarna merah menyala muncul di tangan Yang Hong, Energi Langit dan Bumi bergemuruh di atas kepalanya. Segera setelah itu, terbentuk pula Fenomena Langit dan Bumi.     

Siluet-siluet naga kuno bertanduk bermunculan satu demi satu. Mereka tampak agung saat muncul di angkasa.     

Detik berikutnya, empat siluet naga hitam kuno juga muncul. Sebagai perbandingan, mereka membuat siluet ratusan naga kuno bertanduk itu menjadi tampak tidak penting.     

Tahap Raja Bela Diri Tingkat Kedelapan!     

Saber Roh tingkat satu!     

Penguasaan Api Tahap Raja Bela diri Tingkat Kedelapan!     

Penguasaan Saber Tahap Raja Bela diri Tingkat Kelima!     

Penguasaan Petir Tahap Raja Bela DIri Tingkat Ketiga!     

Ini adalah seluruh kemampuan yang dimiliki Yang Hong.     

Ia bisa mengerahkan kekuatan empat naga hitam kuno dan mendekati 1.000 naga kuno bertanduk. Duan Ling Tian tetap tidak merasa terganggu. Ia berkata dengan tenang, "Jika aku tidak melihatnya setelah masa 25 tarikan napas, Kau harus mengumpulkan tubuh putramu yang tercerai berai!"     

"Kita akan melihat apakah kau mampu melakukan itu!" Yang Hong yang awalnya sangat marah dengan ancaman Duan Ling Tian tidak dapat lagi menahannya ketika Duan Ling Tian mengancamnya untuk kedua kalinya. Ia berlari menerjang ke arah Duan Ling Tian sambil berteriak.     

Meskipun dua ayunan pedang Duan Ling Tian sangat cepat sehingga dia bahkan tidak bisa bereaksi tepat waktu, ia tetap menyangkalnya dalam hati. Dia menghibur diri dan berkata pada dirinya sendiri bahwa ia tidak punya cukup waktu untuk bereaksi karena tidak dalam posisi waspada. Jika tidak, ia akan mampu bertahan terhadap kedua serangan itu.     

'Wuss!'     

Yang Hong melesat dengan kecepatan cahaya. Saat dia mengayunkan pedangnya, dia seakan telah berubah menjadi sebilah saber api raksasa yang diselubungi oleh sambaran petir yang padat.     

Saber api raksasa itu memancarkan aura panas. Anginnya juga membakar saat menyapu bersama dengan saber itu.     

Orang-orang yang berada di tempat itu merasakan angin yang membakar menyapu ke arah mereka. Rasanya seperti diletakkan di atas kompor.     

"Mati!" Yang Hong berteriak dengan murka saat saber raksasa berwarna merah menyala itu berada di atas kepala Duan Ling Tian.     

Blarr!     

Nyala api yang menyelubungi saber raksasa itu membubung lagi. Sambaran petir ungu yang padat itu menjadi semakin padat saat sebuah aura yang mengerikan menyapu.     

'Wuss!'     

Munculnya energi saber api raksasa itu menyebabkan kecepatan dan kekuatannya naik hingga ke puncaknya saat turun mendarat ke arah Duan Ling Tian dan bermaksud menebasnya menjadi dua.     

Sementara itu, semua orang yang ada di tempat kejadian menahan napas.     

"Mati! Mati!" Yang Fei memperlihat ekspresi kegilaan di wajahnya. Menurut pendapatnya, begitu pedang ayahnya mendarat pada tubuh pemuda berpakaian ungu yang memotong lengannya itu, pemuda itu pasti akan terbelah menjadi dua.     

Bertentangan dengan apa yang dipikirkan oleh Yang Hong dan putranya yang telah kehilangan akal sehat mereka, Tetua Pelindung dan dua Wakil Guru Kepala Puncak Yang mengerutkan kening saat perasaan tidak terancam muncul di hati mereka.     

Sementara itu, wanita berbaju merah, Feng Tian Wu, berdiri dengan tenang di samping Duan Ling Tian. Ekspresinya tetap tenang seolah ia tidak menyadari akan saber yang sedang mendekati Duan Ling Tian itu.     

Xiong Quan dan Perompak Emas juga berdiri dengan tenang di belakang Duan Ling Tian.     

Mereka bersikap seperti Feng Tian Wu. Mereka memiliki keyakinan penuh bahwa Duan Ling Tian akan meraih kemenangan.     

'Wuss!'     

Saat saber api raksasa itu menerjang, gelombang-gelombang aura panas mengikutinya. Ketika berada di atas kepala Duan Ling Tian, hal ​​itu membuatnya merasa seperti terlempar ke dalam lautan api.     

Duan Ling Tian berdiri diam bahkan ketika pedang api raksasa itu telah berada di dekatnya. Namun, energinya terus meningkat sebelum berubah menjadi tiga ekor Naga Kahyangan lima warna hanya dalam sekejap mata.     

Ketiga Naga Kahyangan lima warna itu memancarkan kemilau Energi Pedang. Ketiganya bergerak sangat cepat dan menebas seperti pedang-pedang tajam saat berputar mengelilingi tubuh Duan Ling Tian.     

Sebuah perisai cahaya terbentuk di sekujur tubuh Duan Ling Tian dari gerakan Naga Kahyangan lima warna itu. Perisai cahaya lima warna itu telah melindungi Duan Ling Tian di dalamnya.     

Blarr!     

Saat ini, saber api raksasa itu mendarat pada perisai cahaya di sekujur tubuh Duan Ling Tian.     

Perisai cahaya itu sedikit bergetar terkena tabrakan.     

Setiap kali saber api raksasa itu mendarat pada perisai cahaya lima warna itu, perisai itu akan melemah. Namun, perisai lima warna itu masih utuh meskipun energi saber api raksasa itu nyaris habis.     

Bagaimana mungkin ini terjadi? Yang Hong menunjukkan ekspresi tidak percaya di raut wajahnya sambil memegang saber api raksasa itu.     

"Tidak ada yang mustahil," Duan Ling Tian menjawab Yang Hong dengan tenang.     

Setelah itu, ia mengulurkan lengannya dengan kecepatan kilat dan meraih Saber Roh tingkat satu yang berada di tangan Yang Hong. Ia tidak takut sama sekali terhadap energinya dan dengan santai mengambilnya dari tangan Yang Hong.     

Ekspresi wajah Yang Hong berubah sekali lagi.     

Duan Ling Tian merebut pedangnya hanya dengan tangan kosong?     

Harus diketahui bahwa sabernya mengandung kekuatan empat naga hitam kuno dan hampir 1.000 naga kuno bertanduk.     

Yang Hong sepertinya memperhatikan sesuatu lalu ia segera mengangkat kepalanya. Dia melihat di atas kepala pemuda berpakaian ungu itu. Fenomena Langit dan Bumi telah terbentuk bahkan sebelum ia berbalik untuk melihat.     

Ia melihat siluet empat naga hitam kuno dan 3.000 naga kuno bertanduk. Wajahnya langsung menjadi pucat pasi.     

Tanpa bantuan Senjata Roh, keterampilan bela diri pertahanan Duan Ling Tian saja sudah setara dengan kekuatan empat naga hitam kuno dan 3.000 naga kuno bertanduk.     

Duan Ling Tian memiliki kekuatan 2.000 naga kuno bertanduk lebih banyak dibandingkan dengan Yang Hong yang telah menggunakan Saber Roh tingkat satunya.     

Saat ini, Yang Hong akhirnya menyadari bahwa ada sebuah jurang yang besar di antara kekuatan pemuda berbaju ungu dan kekuatannya.     

"Siapa dia?" Wajah Tetua Pelindung dan kedua Wakil Guru Kepala Puncak Yang langsung berubah drastis.     

Meskipun mereka telah bersiap secara mental, mereka tidak mengira kekuatan Duan Ling Tian, tanpa menggunakan Senjata Roh, akan lebih kuat dari Yang Hong yang telah menggunakan Senjata Roh.     

Bagaimana mungkin ini terjadi? Wajah Yang Fei menjadi pucat. Matanya terbelalak saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Ia tidak percaya bahwa itu nyata.     

'Wuss!'     

Duan Ling Tian bergerak saat itu juga. Ia dengan brutal mengayunkan Saber Roh tingkat satu yang dia ambilnya dari tangan Yang Hong ke atas tubuh Yang Hong.     

Ketika pedang itu mendarat pada tubuh Yang Hong, kekuatan dari serangan itu telah membuat Yang Hong terlempar terbang seperti anak panah yang meninggalkan busurnya. Ia baru berhasil menghancurkan momentum tersebut setelah terlempar terbang sejauh seratus meter.     

'Fwah!'     

'Fwah !!'     

…     

Saat ini, Yang Hong memuntahkan beberapa teguk darah segar. Ia tampak pucat pasi.     

"Kau memiliki sisa waktu dua puluh tarikan napas," kata Duan Ling Tian dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.