Maharaja Perang Menguasai Langit

Rumput Jiwa Abadi



Rumput Jiwa Abadi

0"Lingkaran cahaya? Lingkaran cahaya apa?" Duan Ling Tian melihat ke sekelilingnya, tapi ia tidak melihat lingkaran cahaya yang disebutkan Maharaja bela Diri itu di dalam pesannya.     
0

Namun, saat ini, ia melihat seberkas cahaya yang menyorot di dalam ruang batu itu entah dari mana, dan cahaya itu berubah menjadi sebuahlingkaran cahaya ketika mendarat.     

Tiba-tiba, seluruh tubuhnya diselimuti lingkaran cahaya.     

"Jika aku satu-satunya yang tersisa di dalam lingkaran cahaya ini setelah satu jam, aku akan bisa memasuki suatu ruangan yang disebut Ruang Batu Satu dari Empat dan mendapatkan pusaka di sana?"     

Karena Duan Ling Tian telah menemukan lingkaran cahaya yang disebutkan Maharaja bela Diri itu, ia dengan cepat mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.     

Segera setelah itu, Duan Ling Tian menemukan bahwa selain dari koridor yang ia masuki, ada koridor-koridor lainnya dari tiga arah lainnya di Ruang Batu Satu dari Empat itu.     

"Mungkinkah ada tiga orang lagi?"     

Pada saat itu, Duan Ling Tian samar-samar bisa menebak bagaimana nama Ruang Batu Satu dari Empat itu muncul.     

Satu dari Empat berarti menyisihkan tiga orang dari empat orang sementara sisanya lah yang akan masuk.     

"Sepertinya ketika hanya ada satu orang yang tersisa di dalam lingkaran cahaya itu setelah satu jam ... Ruang Batu Satu dari Empat itu akan resmi dibuka."     

Tidak sulit bagi Duan Ling Tian untuk menebaknya.     

"Tiga orang lainnya... Aku ingin tahu siapa mereka."     

Mata Duan Ling Tian berkilau saat menatap ke arah tiga koridor lainnya. "Sudah jelas kemampuan mereka tidak setangguh itu karena mereka belum tiba sampai sekarang ... Tidak mungkin bila mereka adalah Xu Qing, Zuo Yue atau Peng Bao."     

"Untungnya aku berhasil melesat cepat. Kalau tidak, aku akan terbunuh oleh pria batu bodoh itu... Saat itu, ketenaranku akan benar-benar hancur!"     

Tiba-tiba, Duan Ling Tian mendengar suara keras datang dari salah satu koridor, dan hal itu menyebabkan ekspresi wajahnya berubah sangat aneh.     

"Kebetulan sekali." Sebuah senyum tipis nan samar muncul di bibir Duan Ling Tian saat melihat ke arah koridor itu.     

Sementara itu, sebuah bayangan yang besar dan kekar muncul di depan matanya.     

"Duan ... Duan Ling Tian ?!" Ketika pemuda besar itu berjalan keluar dari koridor itu sambil mengeluh, ia melihat pemuda berpakaian ungu itu berdiri di dekatnya. Ekspresi terkejut muncul di wajahnya.     

"Daniu, kita benar-benar ditakdirkan untuk bertemu..." Duan Ling Tian tidak bisa menahan senyum ketika melihat pemuda yang kekar itu.     

Yang datang itu tidak lain adalah Huang Daniu!     

"Haha ... Duan Ling Tian, ​​sepertinya keberuntunganku baik. Bahkan Tuhan membantu aku, itu adalah kehendak Tuhan bahwa aku bertemu Kau di sini! Ayo pergi, bantu aku membunuh manusia-manusia batu bodoh itu. Aku ingin senjata-senjata roh dan botol-botol pil obat itu," Kata Huang Daniu saat matanya menyala.     

Tentu saja, Duan Ling Tian tahu manusia batu mana yang sedang dibicarakan oleh Huang Daniu. Itu adalah patung manusia batu di koridor yang ia hancurkan sebelumnya.     

Patung-patung itu tidak ada artinya baginya, tetapi beberapa dari mereka tidak terkalahkan bagi Huang Daniu.     

"Ayo pergi."     

Duan Ling Tian menduga masih ada hampir satu jam sampai Ruang Batu Satu dari Empat itu dibuka sehingga dia mengikuti Huang Daniu dan memasuki koridor tempat Huang Daniu tadi datang.     

Itu adalah pembunuhan besar-besaran lagi, Duan Ling Tian menghancurkan setiap patung manusia dan binatang yang tidak bisa dikalahkan Huang Daniu.     

Sementara itu, semua yang dilakukan Huang Daniu adalah duduk manis dan santai saat ia mengambil senjata roh dan pil obat dari ruang batu itu satu per satu. Dia tersenyum seperti bocah manja.     

"Daniu, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu." Ketika Duan Ling Tian melihat betapa senangnya Huang Daniu, Duan Ling Tian berencana untuk menuangkan air dingin padanya agar dia bangun dari lamunannya.     

"Ya?" Huang Daniu menatap Duan Ling Tian dengan curiga, tetapi senyum di wajahnya masih bertahan.     

"Ada sebuah ruang batu yang terpencil di ujung koridor ini, dan hanya satu orang yang bisa masuk ... Jika termasuk aku dan kau, akan ada total empat orang yang akan bergabung dalam pertarungan." Duan Ling Tian melanjutkan memberitahunya apa pun yang ia ketahui tentang ruang batu itu.     

"Sialan! Nasib sial macam apa yang kumiliki sehingga aku sudah diatur untuk bertarung denganmu... Aku bertanya-tanya siapa orang-orang bernasib sial lain selain diriku." Huang Daniu mau tidak mau merutuk ketika mendengar apa yang dikatakan Duan Ling Tian. Rasa kesal tersirat di wajahnya ketika ia bicara.     

"Daniu, kau benar-benar berubah sangat cepat ... Siapa yang mengatakan diri sangat beruntung sehingga bahkan dewa membantunya untuk bisa bertemu aku di sini?" Duan Ling Tian memandang Huang Daniu dan tersenyum kecut. Dia ingat semua yang dikatakan Huang Daniu ketika mereka bertemu sebelumnya.     

"Yah, aku tidak tahu tentang 'ruang batu khusus' ini ketika aku mengatakan hal itu ... aku sungguh sial bila harus bertarung dengan orang aneh sepertimu." Huang Daniu memaksakan sebuah senyum.     

Dengan segera ia telah kembali normal. "Untungnya ada dua orang yang bernasib sial yang akan menemaniku ... Ayo kita pergi, mari kita lihat siapa dua orang yang bernasib malang lainnya itu!"     

Ketika Duan Ling Tian dan Huang Daniu kembali ke Ruang Batu Satu dari Empat itu, mereka mendapati sudah ada dua pemuda berdiri di sana, dan suasananya sangat tegang.     

Kedua pemuda itu saling menatap, dan ketegangan muncul di antara mereka berdua.     

Mereka mengalihkan perhatian mereka ketika Duan Ling Tian muncul.     

Satu pandangan saja sudah cukup untuk mengubah ekspresi mereka sepenuhnya.     

"Duan-Duan Ling Tian!"     

Salah satu dari mereka menelan ludah saat wajahnya menjadi pucat sementara yang lain tidak tampak lebih baik. Ketika ia melihat Duan Ling Tian, ​​ada ketakutan di matanya seolah-olah ia telah menemukan suatu jenis binatang buas.     

"Tidak lucu ... Aku pikir adalah orang-orang dari kekuatan lapis dua, ternyata hanya kalian berdua." Huang Daniu, yang berada di sebelah Duan Ling Tian, ​​mau tidak mau merasa sedikit kecewa ketika melihat kedua orang tersebut.     

Duan Ling Tian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.     

Tentu saja, dia tahu mengapa Huang Daniu mengatakan hal itu. Dia ingin menyaksikan para murid kekuatan lapis kedua itu babak belur di depan matanya. Namun, siapa yang tahu bahwa kedua orang yang ditakdirkan melawan mereka bukanlah murid dari kekuatan lapis dua.     

Duan Ling Tian memiliki sedikit kesan pada kedua orang yang berada di hadapannya.     

Salah satunya adalah murid Sekte Pemutus Emosi sementara yang lain adalah seorang biarawan murid dari Kuil Nirwana.     

"Jadi? Apakah kalian berdua akan bertarung denganku?" Duan Ling Tian berjalan menuju lingkaran cahaya yang mengelilingi ruang batu yang terpencil itu perlahan-lahan saat melihat ke arah mereka berdua dengan mata terpicing. Ia memperlihatkan sebuah senyum yang tidak terlihat seperti senyum di wajahnya.     

"Tidak! tidak!"     

"Aku tidak melakukan hal itu! Aku akan segera pergi."     

Mereka berdua melambaikan tangan mereka dengan kikuk dan mundur dari lingkaran cahaya di dalam ruang batu yang terpencil itu seolah-olah mereka sedang berlari menyelamatkan nyawa mereka. Mereka kemudian menghilang ke arah koridor tempat mereka tadi datang.     

'Itu tidak lucu!'     

Mereka bertemu dengan orang yang membunuh pendekar yang paling kuat dari Sekte Izumo, kekuatan lapis dua, bagaimana mereka berani melawannya.     

Tiba-tiba, hanya dua yang tersisa di luar Ruang Batu Satu dari Empat itu yakni Duan Ling Tian dan Huang Daniu.     

Huang Daniu dengan cepat mundur dari lingkaran cahaya itu karena ia tahu diri.     

"Duan Ling Tian, ​​Kau akan menjadi kaya kali ini ... Pusaka di dalam ruang terpencil ini yang disebut Ruang Batu Satu dari Empat ini pasti sungguh luar biasa!" Huang Daniu memandang Duan Ling Tian dengan iri ketika berdiri di luar lingkaran cahaya itu.     

Duan Ling Tian tersenyum dan tidak banyak bicara. Namun, matanya yang berkilau cerah mengungkapkan harapan yang dia rasakan atas harta di dalam ruang batu itu.     

Waktu berlalu dengan tenang. Dengan segera, satu jam telah berlalu.     

'Fwah! Fwah! Fwah! Fwah! Fwah! '     

...     

Saat lingkaran cahaya yang mengelilingi ruang batu itu menyorot, sebuah perisai cahaya muncul di sekeliling lingkaran cahaya itu. Ia kemudian menyelimuti Duan Ling Tian bersama dengan Ruang Batu Satu dari Empat itu seolah-olah membentuk sebuah ruang yang terpencil dan terisolasi.     

Duan Ling Tian mencoba mendeteksi perisai cahaya apa itu dengan Energi Spiritualnya begitu ia muncul. Ia langsung mengingatkan Huang Daniu, "Daniu, jangan menyentuh perisai cahaya ini... Ini adala sebuah Formasi Pembunuh!"     

Huang Daniu mengangguk dengan serius lalu berkata, "Ruang batu iu telah terbuka, cepat masuk!"     

Ketika Duan Ling Tian mendengar peringatan dari Huang Daniu, Duan Ling Tian menyadari bahwa sebuah pintu batu telah muncul di sisi Ruang Satu dari Empat yang awalnya tertutup itu. Pintu batu itu terdorong dan terbuka lebar.     

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Huang Daniu, Duan Ling Tian melesat masuk ke dalam ruang batu itu.     

Begitu Duan Ling Tian masuk, pintu batu di sisi ruang batu itu tertutup lagi dan secara efektif menjebak Duan Ling Tian di dalamnya.     

"Sungguh sial, aku benar-benar kurang beruntung..." Huang Daniu menggelengkan kepalanya dan berbalik meninggalkan tempat itu. Dia pergi mencari 'peluang' yang bisa menjadi miliknya.     

Ketika Duan Ling Tian melewati pintu batu yang terbuka lebar itu, dia tiba di sebuah ruang batu yang luas.     

Jika melihat ruang batu itu, ia tidak terlalu berbeda dari ruang batu yang ia masuki sebelumnya.     

Jika dia harus menunjukkan perbedaannya, satu-satunya perbedaan adalah tidak ada senjata roh juga tidak ada botol dengan pil obat di dalamnya di dalam ruangan itu.     

'Rrrrr!'     

...     

Tiba-tiba, sebuah suara samar muncul di belakang Duan Ling Tian. Suara itu mengubah ekspresinya sepenuhnya.     

Ketika ia akhirnya bereaksi terhadap suara itu, Duan Ling Tian menyadari pintu batu di belakangnya telah tertutup lagi. Ia terkunci di ruang batu kedap udara itu tanpa ventilasi.     

Tepat ketika Duan Ling Tian berencana untuk pergi dengan mendobrak pintu itu, suara itu terdengar lagi.     

'Rrrrr! Rrrrr! Rrrrr! '     

...     

Suara keras itu datang dari atas kepalanya, dan Duan Ling Tian mau tidak mau melihatnya dengan mengangkat kepalanya.     

Dengan hanya sekilas pandang, Duan Ling Tian melihat langit-langit ruangan batu itu bergerak secara otomatis. Ia terbuka, dan jalan keluar dari ruang batu itu terbuka untuknya.     

"Selamat, anak muda... Kau telah selangkah lebih dekat menuju jasadku."     

Saat ini, suara Maharaja bela Diri itu memasuki telinga Duan Ling Tian. Energi Spiritualnya mendeteksi Formasi Polifoni yang diaktifkan di ruang batu itu ketika langit-langit ruang itu bergerak.     

'Satu langkah lebih dekat?'     

Awalnya, Duan Ling Tian tidak sepenuhnya memahami pesan Maharaja bela Diri itu.     

Dengan segera, ia mengingat pengalaman Satu dari Empat yang ia lalui sebelumnya dan sepertinya ia telah mengerti sesuatu. "Sepertinya ketika proses Satu dari Empat itu terjadi padaku sehingga aku bisa melanjutkan ke tingkatan berikutnya .... Ada proses Satu dari Empat lain yang terjadi di tempat lain pada saat yang sama!"     

"Hanya orang-orang yang berhasil mencapai sampai akhir yang akan melihat jasad Maharaja bela Diri itu dan mendapatkan tiga Keping penguasaan di tubuhnya!"     

Tidak sulit bagi Duan Ling Tian untuk mengetahuinya.     

"Pusaka di ruang batu ini ..."     

Ketika Duan Ling Tian menyadari bahwa ia tidak terkunci di dalam ruang batu itu, ia melihat harta karun di atas panggung batu di dekatnya dengan lega.     

Itu adalah sebuah tanaman yang ditanam di pot. Ia sepenuhnya berwarna hijau, dan itu berkilau dengan cahaya hijau yang redup.     

Tepatnya, itu adalah tanaman obat.     

"Apa ini…"     

Duan Ling Tian menyadari betapa luar biasanya tanaman ini ketika melihat cahaya hijau yang berkilauan di atasnya. Namun, ia tidak tahu apa itu. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah menelusuri ingatan Maharaja bela Reinkarnasi untuk mendapatkan informasi tentang hal itu.     

"Ini Rumput Jiwa Abadi!" Duan Ling Tian segera menemukan jawabannya. Itu adalah jawaban yang mengejutkannya dan membuatnya sangat girang !!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.