Maharaja Perang Menguasai Langit

Amukan Duan Ling Tian



Amukan Duan Ling Tian

1"Tetua Hantu!"     
2

Meskipun Zi Shang memiliki sebuah tombak roh tingkat dua untuk mendukungnya, dia tidak bisa berhenti memuntahkan darah dari mulutnya saat ia bertelekan dengan satu lutut di tanah.     

Saat darahnya mengalir, sebuah aliran darah yang seperti sebuah sungai yang mempesona terbentuk di depannya.     

Yang bisa dia rasakan saat ini adalah semua kekuatan di tubuhnya telah habis. Ia tidak lagi memiliki kekuatan yang tersisa untuk melawan Duan Ling Tian.     

Dalam keadaan seperti itu, satu-satunya hal yang bisa ia andalkan adalah pada Tetua Hantu yang bersembunyi di dalam tubuhnya.     

Namun, Tetua Hantu tidak menanggapi Zi Shang saat ini.     

"Tetua Hantu, Tetua Hantu..." Zi Shang melanjutkan panggilannya dengan rasa khawatir.     

Namun, Tetua Hantu tidak menanggapinya seolah-olah ia sepenuhnya telah menghilang.     

Saat itu, Zi Shang memperhatikan ada sesuatu yang salah.     

Ia mengangkat kepalanya dengan susah payah dan menatap pemuda berpakaian ungu itu berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah.     

Hatinya tersentak ketika melihat lempeng yang terkelupas di tangan pemuda berpakaian ungu itu, dan ia tidak tahu kapan benda itu muncul. Ia akhirnya menemukan mengapa Tetua Hantu mengabaikannya.     

Duan Ling Tian mengeluarkan Lempeng Belenggu Iblis yang mampu menekan Tetua Hantu. Tentu saja, itu berarti bahwa tidak mungkin bagi Tetua Hantu untuk menunjukkan dirinya dan membantunya.     

"Duan Ling Tian!"     

Zi Shang tak kuasa menahan diri menggeretakkan giginya saat di menatap pemuda berpakaian ungu yang berdiri di dekatnya itu. Terlepas dari amarah, ada gabungan kepahitan di matanya.     

Ia tahu bahwa ia telah ditakdirkan untuk hancur!     

Dengan adanya dendam antara dirinya dan Duan Ling Tian, ​​tidak mungkin bagi Duan Ling Tian untuk membiarkannya hidup bahkan jika ia menyerah takluk dan memohon!     

Karena itu, Zi Shang berdiri dan mengandalkan tombak roh tingkat duanya untuk bangkit. Ia menatap lebar pada Duan Ling Tian dengan mata yang penuh dendam. "Duan ... Duan Ling Tian! Aku tidak akan memaafkanmu bahkan jika aku mati! Aku tidak akan memaafkanmu bahkan setelah aku menjadi hantu!!"     

Duan Ling Tian memegang Lempeng Belenggu Iblis di satu tangannya untuk mencegah Zi Shang mendapatkan bantuan dari sesuatu yang tampaknya adalah sisa-sisa jiwa seorang Maharaja Bela Diri di tubuhnya agar bisa bertarung dan memegang sebilah pedang di tangan yang lain sambil memandang Zi Shang dengan dingin.     

Zi Shang pasti akan mati begitu Duan Ling Tian mengayunkan pedang di tangannya itu!     

Ia mendengar apa yang dikatakan Zi Shang dan tidak bisa menahan tawa. Kemudian, ia menatap Zi Shang dengan perasaan jijik dan berkata dengan tenang, "Zi Shang, apakah itu yang benar-benar kau pikirkan ... Aku tidak takut pada mu ketika kau masih hidup, mengapa aku takut pada mu ketika kau sudah mati? "     

"Hahaha ..." Saat itu, Zi Shang mulai tertawa. Itu aneh, dan tawanya terdengar terbahak dan tanpa alasan.     

"Apa yang kau tertawakan?" Duan Ling Tian mengerutkan kening dan menatap Zi Shang dengan dingin.     

Tawa Zi Shang sedikit demi sedikit mereda. Namun, ia masih mempertahankan senyum di wajahnya, dan itu adalah sebuah senyum yang dingin dan licik.     

Zi Shang memandang Duan Ling Tian seolah-olah sedang melihat mayat ketika sambil tersenyum ia berkata. "Duan Ling Tian, ​​memangnya apa yang kau dapatkan jika kau membunuhku?"     

"Selama para petinggi Benteng Serigala Langit mengetahui bahwa Lempeng Belenggu Iblis itu ada di tanganmu, mereka tidak akan pernah membiarkanmu hidup! Aku akan menunggumu di neraka. Aku pasti akan menunggumu!" Zi Shang mulai tertawa lagi sambil berbicara. Seolah-olah ia bisa melihat adegan di mana Duan Ling Tian dibunuh oleh sekelompok para petinggi Benteng Serigala Langit.     

"Kau nikmati sisa waktumu dan tunggu saja kalau begitu!"     

Duan Ling Tian menyeringai, ia mengangkat lengannya dan mengayunkan pedangnya ke arah Zi Shang.     

Ayunan pedang itu menyebabkan ekspresi lega di wajah Zi Shang berubah secara dramatis dan mau tidak mau ia mengerang dengan suara yang dalam.     

Duan Ling Tian tidak segera membunuh Zi Shang. Pedang di tangannya mendarat di pergelangan tangan kanan Zi Shang, dan ia mengayunkannya dengan tiba-tiba.     

'Krass!'     

Darah muncrat ketika Duan Ling Tian memutuskan tendon Zi Shang dengan sebuah ayunan pedang. Tubuh Zi Shang yang tinggal memiliki satu tangan menjadi bergetar.     

Untungnya, Zi Shang bisa menggunakan tangannya yang lain untuk memegang erat tombak roh tingkat duanya. Kalau tidak, dia pasti akan terjatuh ke tanah dengan kepala lebih dulu.     

'Wuss!'     

Sayangnya, Zi Shang tidak dapat menahan lebih lama lagi karena Duan Ling Tian telah mengayunkan pedangnya untuk kedua kalinya dan memutuskan tendon di tangannya yang tersisa, dan ia ambruk ke tanah. Suatu adegan yang sangat tidak menyenangkan untuk disaksikan.     

"Duan Ling Tian, ​​jika kau laki-laki, bunuh aku sekaligus untuk selamanya !! Kalau tidak, kau hanyalah seorang bajingan yang dibesarkan oleh seorang pelacur!"     

Zi Shang mengerang lagi dan menatap dengan penuh kebencian pada Duan Ling Tian yang sedang memperhatikan dirinya saat ia mengangkat kepalanya. Ia berteriak keras dengan maksud untuk memprovokasi Duan Ling Tian sehingga ia akan membunuhnya sekaligus.     

Setelah Zi Shang berkata seperti itu, mata Duan Ling Tian langsung menjadi merah seluruhnya.     

Zi Shang bisa menghina apa pun tentang dirinya, tetapi tidak termaafkan baginya bila menghina ibunya!     

"Kau ingin mati sekali sekaligus? Aku tidak akan melakukan hal itu! Aku akan membiarkanmu mati dengan kematian yang panjang dan menyiksa..."     

Saat itu, suara Duan Ling Tian terdengar sangat dingin seolah-olah berasal dari lubang neraka. Siapa pun akan merinding mendengar suara itu.     

Ekspresi Zi Shang berubah secara dramatis. Ia ingin memprovokasi Duan Ling Tian pada awalnya, tetapi tidak menyangka bahwa hal itu menjadi bumerang baginya.     

Wuss!'     

Duan Ling Tian mengayunkan pedangnya sekali lagi dalam lintasan berbentuk busur saat ia memotong salah satu kaki Zi Shang dengan perlahan.     

Selama prosesi itu terjadi, Zi Shang tidak tahan lagi dan meratap dalam kehancuran.     

"Duan... Duan Ling Tian, ​​kau... Kau... kau memang iblis! Kau seorang iblis!" Zi Shang berteriak keras ketika mendapati Duan Ling Tian sedang beristirahat dan menjauhkan pedangnya.     

Wuss!'     

Namun, Duan Ling Tian mengayunkan pedang di tangannya sekali lagi.     

Zi Shang menjerit kesakitan saat kakinya yang lain terpotong.     

Wajahnya pucat, namun tidak lama mendapatkan warnanya kembali setelah ia menggunakan Sumber Energi untuk menghentikan pendarahannya.     

Wuss!'     

Ekspresi Duan Ling Tian sangat dingin ketika ia kembali mengayunkan pedang di tangannya saat sebuah seberkas sinat menyorot dari matanya. Ia telah menghancurkan Dantian Zi Shang dalam seketika.     

"Ahh!!"     

Saat itu, Zi Shang jatuh pingsan tak lama setelah mengeluarkan pekikan itu.     

Pada saat yang sama, Sumber Energi yang digunakan untuk menghentikan pendarahan pada tubuh Zi Shang itu menghilang. Darah mengalir keluar terus menerus dari luka dari keempat anggota tubuhnya itu. Dengan sangat cepat, aliran itu berubah menjadi sungai dan menenggelamkan tubuhnya di dalamnya.     

Sampai saat itu, kilatan keganasan di mata Duan Ling Tian tidak memudar sama sekali.     

Dalam kehidupan masa lalunya di bumi, ia adalah seorang yatim piatu yang tidak memiliki orang tua.     

Dia memiliki seorang ibu bernama Li Rou ketika ia tiba di dunia ini.     

Cinta yang diberikan Li Rou padanya telah membuatnya memperlakukan Li Rou seperti ibu kandungnya.     

Jika ia ditanya siapa yang paling berarti baginya di dunia ini, tidak diragukan lagi itu pasti adalah Li Rou, ibunya dalam kehidupan ini.     

Seperti kata pepatah, 'Setiap naga memiliki sisik yang terbalik, seseorang pasti akan mati jika menyentuhnya!'     

Ibunya adalah sisik terbaliknya.     

Dia sangat murka ketika Zi Shang menghina ibunya sebelumnya. Ia sangat marah sehingga tidak bisa lagi menekan emosinya.     

"Huh!"     

Mata Duan Ling Tian berkilau ganas ketika menyadari bahwa Zi Shang akan segera mati karena kehilangan darah saat ia pingsan. Ia mengangkat lengannya dan mengeluarkan sebotol minuman keras yang belum pernah dibuka dari Cincin Ruangnya.     

Setelah membuka segel pada botol minuman keras itu, Duan Ling Tian kemudian menuangkan minuman keras itu ke kepala Zi Shang.     

Zi Shang yang sedang pingsan, langsung terbangun dengan sebuah sentakan akibat minuman keras yang sedingin es itu.     

Namun, satu-satunya yang bisa dirasakan Zi Shang adalah rasa sakit yang menghancurkan seluruh tubuhnya ketika ia terbangun, dan ia mulai merintih kesakitan.     

Bagaimana bisa ia menjaga ketenangannya seperti sebelumnya?     

Basis kultivasi Zi Shang telah dihancurkan secara total, dan ia tidak bisa lagi menggunakan Sumber Energi untuk menghentikan pendarahan dari luka-lukanya.     

Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah melihat darah yang mengalir keluar dari tubuhnya.     

Tak lama, Zi Shang memejamkan mata dan kembali jatuh pingsan.     

Duan Ling Tian dengan sabar menuangkan minuman kerasnya ke kepala Zi Shang, lagi dan lagi, membuat Zi Shang terjaga berulang-ulang sebagai akibatnya. Ia akan mengeluarkan ratapan yang sangat menyaya berulang kali sebelum kembali pingsan.     

"Duan... Duan Ling Tian... Tolong... Tolong bunuh saja aku!"     

"Aku mohon! Aku... aku mohon padamu !!"     

...     

Wajah Zi Shang sangat pucat, dan napasnya lemah namun ia tidak bisa berhenti memohon.     

"Kau seharusnya tahu bahwa ini adalah akibat dari kau menghina ibuku!"     

Duan Ling Tian mengabaikan permohonan Zi Shang dan terus menyiksanya.     

Setengah jam kemudian, kepala Zi Shang jatuh dengan keras ke tanah. Ia benar-benar telah kehilangan napas dan mati karena kehabisan darah.     

Zi Shang sudah mati, ia benar-benar sudah mati!     

Kemarahan Duan Ling Tian perlahan memudar ketika melihat Zi Shang telah kehilangan nyawa.     

Dia menatap mata Zi Shang sekali lagi. Meskipun masih ada sinar dingin yang terpancar dari matanya, tidak ada lagi kebencian yang tak termaafkan seperti sebelumnya.     

Duan Ling Tian menjadi sedikit linglung saat menatap pada tubuh Zi Shang.     

Saat ini, ia mau tidak mau mencoba mengingat saat pertama kali bertemu Zi Shang.     

Zi Shang sedang menunggang seekor siluman terbang ketika mendarat di puncak Dubhe Peak Sekte Pedang Tujuh Bintang di Kekaisaran Rimba Biru. Dia menyimpan sebuah niat mesum pada tunangannya, Ke Er.     

Konflik muncul silih berganti antara dirinya dan Zi Shang setelah itu, dan mereka membuat perjanjian untuk bertarung setelah dua tahun.     

Setelah dua tahun, ia dengan mudah berhasil mengalahkan Zi Shang yang basis kultivasinya beberapa tingkat lebih tinggi daripada dirinya berkat penggunaan Keterampilan Jiwa Seribu Ilusi. Akibatnya Zi Shang menyingkir dengan terpaksa .     

Waktu itu ketika ia kembali bertemu dengan Zi Shang dalam Kompetisi Bela Diri Dinasti Darkhan, konflik antara dirinya dan Zi Shang kembali mencuat.     

...     

Duan Ling Tian memandangi mayat Zi Shang dengan tenang saat ia dengan santai mengambil Cincin Ruangnya.     

'Huff!'     

Pada detik berikutnya, sebuah nyala api ungu dengan tepian emas membakar dari tangan Duan Ling Tian. Ia siap untuk menuangkan minuman kerasnya ke tubuh Zi Shang agar lawannya itu lenyap sepenuhnya dari dunia ini.     

"Tunggu tunggu!!"     

Saat itu, sebuah suara dingin, serak dan tua memasuki telinga Duan Ling Tian. Ia dipenuhi dengan nada kekhawatiran. "Duan Ling Tian, ​​jangan bakar dulu. Jangan bakar dulu!!"     

"Oh, kenapa... Apakah kau takut, orang tua?" Duan Ling Tian berkata dengan tenang dengan sebuah seringai di bibirnya dan seberkas kilau di matanya.     

"Duan Ling Tian, ​​jika kau bersedia membiarkan aku pergi, dan membiarkan aku hidup dalam tubuhmu untuk sementara waktu, aku akan membalas budi padamu kembali di masa depan! Selama kau memiliki aku, di masa depan, kau pasti akan... "     

Tentu saja, suara itu datang dari sesuatu yang menjadi sisa jiwa dari seorang tokoh digdaya tahap Maharaja Bela Diri di dalam tubuh Zi Shang. Itu adalah suara Tetua Hantu.     

Ketika ia melihat induk semangnya, Zi Shang telah terbunuh, ia menjadi putus asa untuk mencari induk semang berikutnya. Jika tidak, sisa jiwanya akan lenyap sepenuhnya.     

Namun, ia berhenti tiba-tiba sebelum menyelesaikan kata-katanya. Ia kemudian berkata dengan panik setelah berhenti sejenak, "Apa... apa yang kau lakukan?! Tidak! Tidak !! Tidak..."     

Sayangnya, sudah menjadi nasib Tetua Hantu bahwa ia tidak bisa menyelesaikan apa yang akan ia katakan.     

Itu karena api yang ada di tangan Duan Ling Tian telah melahap ke tubuh Zi Shang pada saat Tetua Hantu berhenti bicara sebelumnya. Hal itu memicu minuman keras yang telah masuk ke dalam tubuh Zi Shang.     

Saat Zi Shang tenggelam dalam nyala api yang naik dengan cepat, Tetua Hantu tidak bisa berbicara sama sekali, dan ia menghilang dari dunia seperti halnya Zi Shang.     

'Zi Shang, Hantu Api, matilah kalian!'     

Duan Ling Tian tetap mempertahankan ekspresinya yang dingin dari awal hingga akhir.     

Tentu saja, ia telah mendengar suara Tetua Hantu dengan jelas, tetapi ia mengabaikannya sepenuhnya.     

Ia tidak tahu siapa sebenarnya Tetua Hantu ini, dan ia tidak tahu risiko laten macam apa yang mungkin ada di masa depan jika ia membiarkan Tetua Hantu berdiam diri di dalam tubuhnya.     

Karena itu, ia tidak berani mengambil risiko.     

"Buah roh…"     

Duan Ling Tian mengklaim Kepemilikan Darah pada Cincin Ruang Zi Shang setelah ia memulihkan kesadarannya kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.