Maharaja Perang Menguasai Langit

Jimat yang Mungkin Tak Berguna



Jimat yang Mungkin Tak Berguna

0Jawaban pria paruh baya itu menyebabkan mata Duan Ling Tian mau tidak mau menjadi menyipit.     
0

Benar saja, ia sudah menebak dengan benar.     

Sebenarnya, semua kata-kata tadi hanyalah tebakannya saja, dan ia tidak berani memastikan.     

Meskipun pria paruh baya itu adalah ahli bela diri Tahap Transformasi Ruang, hanya ada dua orang yang telah menembus ke Tahap Transformasi Ruang di Dinasti Darkhan.     

Salah satunya adalah seseorang yang berasal dari dalam Keluarga Kekaisaran Dinasti Darkhan, seorang ahli bela diri nomor satu yang diakui secara umum di Dinasti Darkhan.     

Sedangkan seorang lainnya itu tepat adalah Tuan Tertua Klan Feng, Feng Wu Dao.     

Karena fakta inilah dan ditambah dengan jubah naga yang dikenakan oleh pria paruh baya itu maka Duan Ling Tian bisa menebak seperti itu.     

Setelah ia menebak akan hal ini, ia mulai menyadari motivasi apa yang dimiliki Keluarga Kekaisaran Dinasti Darkhan sehingga mengambil tindakan untuk menyerangnya.     

Entah bagaimana pikirannya sampai pada hal itu, Lempeng Belenggu Iblis adalah satu-satunya di antara benda-benda yang pernah ia perlihatkan yang mampu membuat Dinasti Darkhan bersedia untuk mengorbankan dirinya.     

Lagipula, dia adalah seorang jenius muda nomor satu dalam kompetisi bela diri Dinasti Darkhan dan terikat untuk berjuang demi kehormatan yang sangat besar dan imbalan yang besar bagi Dinasti Darkhan dalam Kompetisi Bela Diri Sepuluh Dinasti yang akan diadakan setahun lagi.     

Dengan kondisi yang seperti ini, Keluarga Kekaisaran Dinasti Darkhan masih tetap mengambil tindakan menyerangnya, maka hal itu menunjukkan bahwa sesuatu yang ingin mereka peroleh darinya memang memiliki nilai yang jauh melebihi manfaat yang bisa ia persembahkan bagi Dinasti Darkhan dari kompetisi bela diri di Tanah Asing.     

Jelaslah bahwa hanya Lempeng Belenggu Iblis yang mampu menggerakkan hati Keluarga Kekaisaran hingga sedemikian rupa.     

Ini adalah sesuatu hal yang tidak sulit ditebak.     

Tentu saja, semua ini hanya tebakannya, dan ia hanya tahu bahwa tebakannya benar setelah pria paruh baya itu menjawabnya.     

Pria paruh baya itu memang berasal dari Keluarga Kekaisaran Dinasti Darkhan, dan ia adalah 'Dewa Pelindung' Keluarga Kekaisaran Dinasti Darkhan dan merupakan sebuah sosok dengan keberadaan terkuat di Keluarga Kekaisaran.     

Seharusnya, senioritas orang ini bahkan lebih tinggi daripada Kaisar, dan bahkan jika Kaisar bertemu dengannya, Kaisar harus memanggilnya dengan hormat sebagai Paman Kaisar.     

Seharusnya, orang ini adalah sesosok tokoh yang berpengaruh di Dinasti Darkhan sejak beberapa puluh tahun yang lalu, dan ia secara terbuka diakui sebagai sebuah bakat langka dari Dinasti Darkhan.     

Kemudian, dia memasuki dunia pengasingan di suatu tempat jauh di dalam Istana Kekaisaran dan menutup dirinya dari dunia luar.     

Kabar burung mengatakan bahwa ia mungkin sudah menembus ke Tahap Transformasi Ruang dan merupakan seorang ahli bela diri nomor satu dari Dinasti Darkhan.     

"Aku bukan hanya tahu bahwa kau anggota Keluarga Kekaisaran Dinasti Darkhan, aku bahkan tahu bahwa kau dipanggil dengan nama Bai Nana Xiang, 'Dewa Pelindung' Keluarga Kekaisaran." Duan Ling Tian berusaha keras untuk mempertahankan ketenangan di wajahnya, namun jejak dingin mau tidak mau menjadi muncul di dalam hatinya.     

Meskipun ia telah menggabungkan diri dengan ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi, serta seorang ahli bela diri Tahap Transformasi Ruang bukanlah sesuatu yang asing baginya.     

Tapi saat ini dirinya hanya seorang ahli bela diri Tahap Pengenal Ruang tingkat kesembilan, jadi dia tidak bisa menahan rasa takut ketika menghadapi seorang ahli bela diri Tahap Transformasi Ruang yang penuh kebencian dan bahkan menyimpan niat membunuh kepadanya.     

Meskipun pria paruh baya itu adalah seorang ahli bela diri Tahap Transformasi Ruang tingkat pertama, atau yang paling lemah di antara Tahap Transformasi Ruang, dia adalah sebuah sosok dengan keberadaan yang mirip dengan seorang dewa di hadapan seorang ahli bela diri Tahap Pengenal Ruang tingkat kesembilan seperti dirinya.     

Jarak antara mereka berdua seperti sebuah jurang, dan jika pria paruh baya itu ingin membunuhnya, maka baginya tidak ada bedanya dengan membunuh seekor semut.     

Dalam keadaan seperti ini, Duan Ling Tian merasa bahwa ia bisa dianggap terlihat sangat tenang.     

Jika yang menghadapi adalah seorang ahli bela diri Tahap Pengenal Ruang tingkat kesembilan lainnya, mereka mungkin sudah sangat ketakutan hingga merosot lemas ke tanah.     

"Kau sangat cerdas karena bisa dengan mudah menebak identitasku ... Aku benar-benar semakin tidak ingin membunuhmu. Bagaimana kalau begini, kau serahkan benda itu dan bersumpah untuk tidak pernah melawan Keluarga Kerajaan Dinasti Darkhan, dan aku akan membiarkan kau hidup." Bai Nan Xiang berbicara dengan acuh tak acuh seolah membicarakan tentang kondisi ini sudah menjadi sebuah penawaran terbesar yang bisa ia buat.     

"Hahahaha ..." Ketika dia mendengar kata-kata Bai Nan Xiang, Duan Ling Tian tampak seolah-olah sedang mendengar lelucon terbesar di dunia dan tidak bisa menahan tawanya, dan kemudian ia secara perlahan menahan tawanya melihat kesuraman di dalam tatapan Bai Nan Xiang. "Maksudku, apakah semua anggota Dinasti Darkhan-mu begitu sombong? Kau ingin merebut sesuatu milikku, tetapi bahkan tidak mengizinkan aku untuk menentang perbuatanmu?"     

"Aku benar-benar minta maaf ... aku benar-benar tidak dapat melakukan hal itu. Bagaimana kalau kau membunuhku? Setelah itu, kau bisa pergi mencari benda itu pelan-pelan?" Duan Ling Tian berbicara tanpa rasa takut.     

Bai Nan Xiang mengerutkan kening saat menghadapi Duan Ling Tian yang tak kenal takut, dan kemudian berpikir dalam hatinya. "Mungkinkah benda itu tidak dibawanya dalam cincin ruangnya seperti saat ini?"     

Pada saat itu, resolusi Bai Nan Xiang sedikit terguncang.     

Sebenarnya, ia mengucapkan kata-kata itu sebelumnya hanya untuk menyelidiki apakah benda itu berada dalam genggaman Duan Ling Tian saat ini, dan dia tidak pernah berpikir untuk membiarkan Duan Ling Tian pergi begitu saja.     

Sejauh yang ia ketahui, selama dirinya tidak membuat sumpah di bawah Sambaran Petir Sembilan-Sembilan, maka ia bisa menjilat ludahnya sendiri dan membunuh Duan Ling Tian kapan saja.     

Ketenangan dan bakat alami Duan Ling Tian telah menyebabkannya perasaan ngeri muncul dari lubuk hatinya.     

Tak disangka bahwa dia, Bai Nan Xiang, yang telah menjalani setengah masa hidupnya telah bertemu dengan seseorang yang menyebabkan perasaan seperti itu muncul di dalam hatinya untuk pertama kalinya.     

Ia tahu bahwa pemuda itu adalah sosok yang sangat berbahaya, dan ia tidak akan membiarkan pemuda itu hidup.     

"Berhentilah mencoba mengelabuiku! Benda itu pastinya ada pada dirimu sekarang." Mata Bai Nan Xiang menyipit tiba-tiba, dan kemudian ia tertawa dingin sambil menatap lekat pada Duan Ling Tian.     

Saat ia berbicara, Bai Nan Xiang mengambil satu langkah maju, dan Sumber Energi di tubuhnya melonjak sekali lagi.     

Kali ini, terlihat untai-untai sambaran petir ungu di dalam Sumber Energi yang mengamuk seperti api di tubuh Bai Nan Xiang dan mengalir tanpa henti dalam Sumber Energinya dan menyebabkan dirinya tampak seperti dewa guntur yang turun ke bumi.     

Wuss!     

Pada saat yang sama, 200 siluet naga kuno bertanduk muncul di angkasa di atas kepala Bai Nan Xiang di samping 200 siluet naga kuno bertanduk lainnya yang telah muncul.     

"Konsep Petir Lanjutan!" Alis Duan Ling Tian terangkat saat untai-untai api yang membara keluar dari kedalaman tatapannya. "Sepertinya Bai Nan Xiang telah menerobos ke Tahap Transformasi Ruang melalui Konsep Transformasi Ruang Petir. Meskipun itu hanya Konsep Transformasi Ruang tingkat pertama, itu adalah Konsep Transformasi Ruang juga, dan dia telah membentuk sebuah Keping Konsep di dalam dirinya."     

Konsep Transformasi Ruang adalah Konsep Lanjutan.     

Suatu konsep pada tingkatan ini telah membentuk menjadi sebuah wujud Keping Konsep di dalam tubuh orang yang telah memahaminya.     

Dengan demikian, jelas ada sebuah Keping Konsep Petir Lanjutan tingkat pertama di dalam tubuh Bai Nan Xiang.     

"Aku akan bisa mendapatkan Keping Konsep di dalam tubuhnya jika aku membunuhnya. Sebuah Keping Konsep Petir tentu akan bisa membantu Konsep Petirku untuk maju selangkah lebih cepat." Ketika ia memikirkankannya sampai di sini, napas Duan Ling Tian mau tidak mau menjadi semakin cepat.     

Konsep Petir yang dia pahami hanyalah sebuah Konsep Petir Dasar, dan ia baru memahaminya hinga ke tingkat ketiga.     

Jika ia bisa mendapatkan Keping Konsep Petir itu, maka pemahamannya dalam Konsep Petir akan bisa menyusul pemahamannya dalam Konsep Angin dalam waktu yang singkat.     

Pada saat yang sama, Duan Ling Tian meletakkan tangannya di belakang punggungnya sambil berdiri di sana dengan bangga, dan kemudian ia menatap tenang pada Bai Nan Xiang yang siap menyerang kapan saja. "Karena kau berpikir seperti ini, maka kau bisa melanjutkan niatmu dan menyerangku sekarang." Duan Ling Tian mengungkapkan sebuah senyum yang cemerlang dan percaya diri saat mengatakannya, padahal justru senyum itulah yang menyebabkan Bai Nan Xiang menjadi kembali ragu.     

Sebenarnya, Bai Nan Xiang masih menyelidiki Duan Ling Tian sampai saat ini karena ia ingin benar-benar yakin apakah benda itu benar-benar berada dalam kepemilikan Duan Ling Tian saat ini.     

Jika benda itu ternyata tidak ada bersama Duan Ling Tian, ​​maka sangat mungkin bahwa ia selamanya tidak akan dapat memperoleh benda itu setelah ia membunuh Duan Ling Tian, ​​dan ini bukan sesuatu yang ia inginkan terjadi.     

Pikiran Bai Nan Xiang saat ini adalah sesuatu yang sangat dipahami Duan Ling Tian dengan jelas, dan ia hanya mengulur-ulur waktu.     

Sekarang, bahkan ia tidak bisa meyakinkan diri apakah Bai Nan Xiang akan mengambil tindakan nekat dan membunuhnya.     

Sebuah jimat muncul tiba-tiba di dalam genggaman tangannya yang disembunyikannya di belakang, dan itu adalah salah satu dari tiga jimat yang ditinggalkan oleh ayahnya, Duan Ru Feng, kepadanya.     

"Mungkin ketiga jimat ini akan bisa menyelamatkan hidupmu tiga kali ..." Duan Ling Tian masih ingat kata-kata yang ditinggalkan ayahnya di dalam Giok Pesan Suara itu.     

Menurut apa yang dikatakan ayahnya, setiap jimat bisa menyelamatkan hidupnya sekali.     

Sedangkan bagaimana efek jimat itu, itu adalah sesuatu yang tidak ia ketahui. Ia hanya tahu bahwa ia harus menggunakannya untuk melawan musuhnya. "Bagaimana pun juga, aku sudah tidak punya pilihan sekarang ... kuharap jimat yang ditinggalkan ayah benar-benar bisa menyelamatkan diriku."     

Saat ini, Duan Ling Tian akan mencoba apa pun yang ia bisa dalam situasi yang sangat putus asa, dan ia membuat pilihan saat ini sepenuhnya karena dia percaya bahwa pesan ayahnya yang telah menelantarkannya itu.     

Tentu saja, ini adalah satu-satunya pilihannya juga.     

Siapa yang tahu bila ahli bela diri Tahap Transformasi Ruang dari Keluarga Kekaisaran Dinasti Darkhan ini tidak lalu menjadi marah karena malu dan langsung menyerang dan membunuhnya? Jika ia tidak memanfaatkan jimat itu sebelum terbunuh oleh pria paruh baya itu, maka dia akan benar-benar mati konyol.     

Bagaimana pun, ia tidak mau menjadi si apes yang mati konyol.     

"Ayah, jangan biarkan aku mati konyol!" Tangan Duan Ling Tian yang sedang menggenggam jimat itu erat merasa tubuhnya sedikit bergetar, dan dahinya sudah mulai dialiri oleh keringat dingin, keringat dingin itu muncul dari perasaannya yang terganggu.     

Saat ini, hati Duan Ling Tian dipenuhi dengan perasaan gelisah.     

Ia tahu dengan jelas di dalam hatinya bahwa tindakan berikutnya yang ia lakukan seperti tindakan orang biasa yang tidak bisa terbang berjalan di atas seutas kawat baja untuk menyeberangi sebuah tebing yang curam.     

Satu kesalahan saja akan menyebabkan malapetaka!     

Ini adalah gambaran situasinya saat ini.     

Sebenarnya, kegelisahan Duan Ling Tian saat ini sebagian besar karena sepotong ingatan yang ditinggalkan Maharaja Beladiri Reinkarnasi.     

Dalam ingatan tentang Maharaja Beladiri Reinkarnasi ini, meskipun sebuah mantra menyerang yang hebat mampu membunuh seorang pendekar lain, ia terbatas hanya pada para ahli bela diri yang belum memahami Konsep.     

Bagaimana pun kuatnya Mantra itu, ia hanya bisa mengganggu seorang ahli bela diri yang telah memahami Konsep, dan ia tidak bisa langsung membunuh ahli bela diri itu.     

Itu adalah hukum alam yang berlaku pada seni Mantra di Benua Awan.     

Bahkan bagi Maharaja Beladiri Reinkarnasi selama masa jayanya, Mantra menyerang terkuat yang bisa ia tulis dengan Kekuatan Spiritual Tahap Maharaja Bela Diri yang tangguh itu tetap tidak bisa secara langsung membunuh seorang ahli bela diri Tahap Pengenal Ruang yang telah memahami Konsep, dan hal itu hanya bisa menyebabkan sebuah gangguan hingga tingkat tertentu.     

Mantra itu tidak selamanya kuat.     

Justru karena hal itu Duan Ling Tian merasa terganggu.     

Bahkan Mantra yang ditulis oleh seorang Maharaja Beladiri tidak dapat membunuh seorang ahli bela diri di Tahap Pengenal Ruang, apakah sebuah jimat aneh yang ditinggalkan ayahnya bisa menghadapi seorang pendekar bela diri Tahap Transformasi Ruang?     

"Hmm?" Tiba-tiba, tatapan Bai Nan Xiang yang sedikit ragu menyala.     

Ia memperhatikan bahwa dahi Duan Ling Tian ternyata telah dipenuhi keringat dingin pada saat ini, dan ia bahkan melihat tangan Duan Ling Tian yang sedikit bergetar.     

Sejauh yang ia ketahui, ini adalah perwujudan dari kurangnya rasa percaya diri Duan Ling Tian.     

"Aku hampir tertipu olehmu ... Sepertinya yang aku inginkan ada di tanganmu!" Bai Nan Xiang mulai tertawa ketika Sumber Energi itu sekali lagi melonjak dari tubuhnya, dan kemudian gelombang-gelombang cahaya menyambar seperti petir dan mengggelegar tanpa henti disertai dengan untai-untai petir ungu gelap yang berkelap-kelip di dalam Sumber Energinya.     

Wuss!     

Bai Nan Xiang mengambil langkah maju lalu menekan ke arah Duan Ling Tian seperti sebuah gunung dan memberi kesan kepada Duan Ling Tian seolah-olah dirinya akan benar-benar mati tercekik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.