Maharaja Perang Menguasai Langit

Perusahaan Perdagangan Sungai Kuno



Perusahaan Perdagangan Sungai Kuno

0"Cit..cit ..cit ~" Tikus kecil itu mendengar kata-kata wanita itu dan ia mengulurkan cakarnya untuk menunjuk ke arah ruangan yang terletak jauh darinya dengan mata gioknya yang dipenuhi amarah.     
0

Cahaya yang mengalir berpendar di mata wanita berwajah cantik itu ketika melihatnya dan ia tersenyum tipis seakan sudah bisa menebak sesuatu.     

Duan Ling Tian dan Ke Er akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama setelah sangat lama, dan mereka tetap mengurung diri berduaan sampai larut malam sebelum meninggalkan ruangan itu.     

Setelah meninggalkan ruangan itu, mereka tiba di atas paviliun dan dalam waktu seketika, mereka melihat seorang wanita cantik yang sedang bermain bersama seekor tikus emas kecil ...     

"Guru." Ke Er membungkuk dengan hormat, wajahnya yang cantik memerah dengan manis.     

"Guru Kepala." Duan Ling Tian juga menyapa. Ia tetap tidak terpengaruh dan tidak lupa berkedip kepada Ke Er, hal itu membuat Ke Er sangat malu sehingga ia berharap bisa menggali sebuah lubang dan bersembunyi di dalam.     

Wanita cantik itu adalah Guru Kepala Puncak Alkaid, Qin Xiang.     

Qing Xian tersenyum kecil dan mengangguk kepada Ke Er, lalu tatapannya mendarat pada Duan Ling Tian lalu ia sedikit mendesah. "Duan Ling Tian, ​​aku benar-benar tidak pernah membayangkan bahwa kau ternyata bisa merebut tempat pertama bagi Sekte Pedang Tujuh Bintang dalam Kompetisi Bela Diri itu... Sekte Tujuh Pedang Bintang kita sudah sangat lama tidak meraih posisi pertama dalam Kompetisi Bela Diri lima sekte besar itu." Saat ia berbicara terlihat Qin Xiang mencoba mengingat sedikit kenangan masa lalunya.     

Alis Duan Ling Tian terangkat, ia mendengar Ketua Sekte, Linghu Jin Hong, membicarakan hal ini sebelumnya.     

Terakhir kali Sekte Pedang Tujuh Bintang merebut posisi pertama di Kompetisi Bela Diri itu terjadi hampir 20 tahun yang lalu ...     

Pada saat itu, yang merebut posisi pertama bagi Sekte Pedang Tujuh Bintang tepatnya adalah Guru Kepala Alkaid yang sekarang berdiri di hadapannya, Qin Xiang!     

Tak lama kemudian, Qin Xiang mengubah topik pembicaraan. "Perjanjianmu dengan Tuan Muda Sitar akan sampai waktunya dalam satu tahun lagi... Aku sudah membahasnya dengan Ketua Sekte. Kami akan membiarkanmu bertanding dan mendapatkan pengalaman karena kekuatanmu saat ini sudah tidak kalah dari seorang ahli beladiri Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat keenam."     

"Mendapatkan pengalaman?" Duan Ling Tian tertegun.     

Qin Xiang mengangguk dan berkata perlahan, "Kurasa kau sudah mendengar sejak lama bahwa Sekte Pedang Tujuh Bintang kita memiliki banyak cabang usaha di berbagai tempat di Kekaisaran Rimba BIru ... Disamping beberapa Tetua Urusan Luar, yang bertanggung jawab mengelola cabang-cabang usaha ini kebanyakan adalah siswa pelataran dalam yang berusia di atas 30 tahun." Duan Ling Tian mengangguk ketika mendengarkan tentang hal ini.     

Qin Xiang melanjutkan. "Setelah aku berdiskusi dengan Ketua Sekte, kami memutuskan untuk mengirimmu ke Kota Kuno Abadi!"     

Kota Kuno Abadi?     

Duan Ling Tian tidak bisa menahan rasa keterkejutannya ketika mendengar kata-kata Qin Xiang.     

Ia tidak asing dengan Kota Kuno Abadi.     

Dua tahun yang lalu, ketika dirinya dan Li Fei meninggalkan Sekte Pedang Tujuh Bintang untuk menuju ke Puncak Pertapa, mereka telah singgah di Kota Kuno Abadi.     

Setelah itu, mereka bahkan berkenalan dengan Zhang Shou Yong dan Wang Qiong di Kota itu.     

"Sekte Pedang Tujuh Bintang kita memiliki cabang usaha di Kota Kuno Abadi?" Duan Ling Tian sedikit terkejut.     

Qin Xiang mengangguk. "Sekte Pedang Tujuh Bintang kita tidak memiliki bisnis di Kota Kuno Abadi ... Namun, dua Tetua Urusan Luar dan beberapa siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang kita melindungi Perusahaan Perdagangan Sungai Kuno di Kota Kuno Abadi. "     

"Melindungi perusahaan perdagangan?" Alis Duan Ling Tian terangkat karena ia tidak pernah membayangkan bahwa Sekte Pedang Tujuh Bintang akan terkait dengan perusahaan perdagangan Kekaisaran Rimba Biru.     

Sepertinya, siswa-siswa pelataran Sekte Pedang Tujuh Bintang yang melindungi Perusahaan Perdagangan Sungai Kuno tersebut mendapat memperoleh sejumlah bayaran tertentu ...     

Ini adalah sesuatu yang sangat diyakini Duan Ling Tian.      

"Kapan aku harus berangkat?" Duan Ling Tian bertanya.     

"Besok." Qin Xiang berkata, "Kau harus pergi menemui Ketua Sekte lebih dulu besok siang."     

Duan Ling Tian mengangguk.     

Duan Ling Tian kemudian mengucapkan selamat tinggal pada Ke Er dan Qin Xiang sebelum meninggalkan Balai Alkaid.     

Ia bermeditasi sepanjang malam setelah kembali ke gua stalaktit.     

Pada subuh keesokan harinya, Duan Ling Tian pergi ke Puncak Alkaid untuk mencari Li Fei dan memberitahunya bagaimana ia akan pergi untuk sementara waktu.     

Duan Ling Tian tidak membawa Ke Er dan Li Fei dalam kepergian kali ini.     

Menurut apa yang dikatakan Guru Kepala Puncak Alkaid, Qin Xiang, dan Tetua Bi, Kota Kuno Abadi terlalu kacau.     

Apalagi bahwa perjalanan Duan Ling Tian kali ini untuk mendapatkan pengalaman dan bukan untuk berwisata, jika kedua gadis itu mengikuti di sisi Duan Ling Tian maka mereka dapat mempengaruhi perhatian Duan Ling Tian.     

Wusss!     

Sebuah sosok hitam berkelebat ke langit dari luar Balai Dubhe, lalu melesat lurus ke udara sebelum menyembunyikan diri dan menghilang dalam awan dan kabut.     

Pada saat yang sama, jauh di angkasa, seorang pemuda yang mengenakan pakaian siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang berdiri di atas seekor elang besar yang membelah langit dengan kecepatan yang sangat cepat.     

Pemuda tampan dan luar biasa dengan alis berbentuk pedang itu melemparkan pandangannya ke arah awan dan kabut yang turun ke kejauhan saat ia bergumam. "Dengan seekor Elang Surya Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat pertama ini yang membawaku, paling lama dalam sebulan aku akan bisa mencapai Kota Kuno Abadi."     

Ia adalah Duan Ling Tian yang berangkat meninggalkan Sekte Pedang Tujuh Bintang.     

Saat itu, Duan Ling Tian berdiri di atas Elang Surya dan terbang melintasi langit ...     

Meskipun kecepatan Elang Surya itu tidak sebanding dengan kecepatan Tetua Peng, tapi kecepatannya masih jauh melebihi kecepatan Kuda Ferghana.     

Ketua Sekte Pedang Tujuh Bintang telah mempercayakan Tetua Peng untuk menangkap Elang Surya ini agar dapat dipergunakan oleh Duan Ling Tian.     

Bukannya Tetua Peng itu pelit, tetapi semakin kuat seekor siluman terbang, semakin sulit pula untuk dijinakkan.     

Baru Elang Surya tingkat pertama Tahap Kelahiran Jiwa Baru ini saja telah menyebabkan Duan Ling Tian menghabiskan waktu tiga jam dengan mengandalkan seluruh kekuatannya hingga dapat sepenuhnya menjinakkannya.     

"Cit..cit..cit.. ~" Sebuah gelombang pekikan menggema keluar dari balik lengan Duan Ling Tian.     

Tidak lama kemudian, sebuah kepala berbulu dan berwarna emas menyembul, dan ia mengedipkan mata batu gioknya saat menatap Duan Ling Tian.     

Ia adalah tikus emas kecil yang selalu mengikuti di sisi Ke Er, anakan Tikus Langit Bermata Giok.     

"Kakak Ling Tian, ​​kecepatan burung ini terlalu lambat." Gendang telinga Duan Ling Tian sedikit bergetar, dan suara tikus emas kecil itu seperti suara seorang gadis muda yang masuk ke telinganya.     

Duan Ling Tian mendelikkan matanya kepada tikus kecil itu. "Kau benar-benar membandingkan dirimu dengannya? Apa kau tidak berpikir tingkat kultivasi apa yang dia miliki dan apa tongkat kultivasimu? Atau, apakah kau ingin berubah wujud menjadi besar dan membawaku ke Kota Kuno Abadi? Dengan cara ini, paling lama dalam beberapa hari lagi kita sudah bisa tiba di sana."     

"Hmff! Hmff! Aku tidak ingin menjadi besar, itu sangat jelek, sangat gemuk, sangat memalukan..." Pesan suara tikus emas kecil itu terdengar tanpa jeda.     

Hal itu menyebabkan Duan Ling Tian terdiam, lalu pandangannya turun ke tubuh gemuk tikus kecil itu dan menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas. "Teman kecil ini benar-benar memiliki persepsi yang baik tentang dirinya sendiri ... Apakah dia pikir dia tidak gemuk sekarang?"     

Mereka tidak menemui masalah di jalan karena mereka melakukan perjalanan dengan menempuh jalur yang tinggi di angkasa.     

Satu bulan kemudian.     

Elang Surya yang dinaiki Duan Ling Tian melambat, lalu menukik terbang pada ketinggian rendah.     

Sementara itu, awan dan kabut di hadapannya semakin menipis dan menipis, lalu sebuah kota sederhana dan kuno muncul di depan mata Duan Ling Tian.     

Di kejauhan, kota kuno itu tampak seperti raksasa yang tidur di padang pasir, dan ia membuka mulutnya yang menyeramkan dan tanpa henti menelan para pedagang dan pejalan kaki yang berlalu lalang di dalam gurun itu...     

"Kota Kuno Abadi!" Duan Ling Tian mendapati perasaan seolah-olah mereka berada di dunia yang terpisah ketika melihat Kota Kuno Abadi lagi.     

Ia hanya melintasi Kota Kuno Abadi terakhir kali ia datang ke sini, karena tujuan utamanya adalah menuju Puncak Pertapa ... Tapi tujuannya kali ini adalah Kota Kuno Abadi itu sendiri!     

Di luar Kota Kuno Abadi, banyak orang mengendarai siluman terbang masuk ke kota. Karena itu Duan Ling Tian tidak akan menarik perhatian banyak orang.     

Namun, sebagian besar orang yang berada di dekat Duan Ling Tian tidak bisa menahan diri untuk berulang kali menoleh ke arah Duan Ling Tian.     

Semua tatapan itu mendarat pada pakaian Duan Ling Tian.     

Pakaian siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang tidak diragukan lagi adalah sebuah 'papan pengumuman'.     

"Pemuda ini terlihat berusia sedikit di atas 20 tahun, dan sama sekali tidak lebih tua dari 23... Dia ternyata adalah seorang siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang?"     

"Sepengetahuanku, persyaratan minimum untuk menjadi siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang adalah berada di tingkat ketujuh dari Tahap Sumber Inti. Selain itu, karena ketatnya ujian siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang, biasanya hanya orang-orang yang telah melangkah ke tingkat kedelapan Tahap Sumber Inti yang akan bisa lulus ujian siswa pelataran dalam."     

"Generasi muda dari Sekte Pedang Tujuh Bintang tidak memiliki penerus yang kuat. Siswa dengan bakat alami terkuat tampaknya adalah murid istimewa Ketua Sekte Pedang Tujuh Pedang, Huang Ji. Tetapi Huang Ji sekalipun hanyalah seorang siswa pelataran luar pada usia itu, ya kan?"     

"Sepertinya pemuda itu membuat tiruan pakaian siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang dan berpura-pura menjadi siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang karena ia ingin dianggap sebagai siswa pelataran dalam yang sebenarnya."     

"Sepertinya begitu."     

...     

Banyak orang yang melihat ketika Duan Ling Tian melintas mulai membahasnya dengan penuh semangat, dan dalam pembahasan mereka, mereka sama sekali tidak percaya bahwa pemuda itu adalah siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang.     

Duan Ling Tian benar-benar terlalu muda.     

Pembicaraan ini tentu saja masuk ke telinga Duan Ling Tian, ​​tetapi ia tidak keberatan dan tetap berdiri tegak di atas Elang Surya itu untuk kemudian mendarat di luar Kota Kuno Abadi.     

Wusss!     

Sosok Duan Ling Tian melompat turun, lalu memandang Elang Surya itu lalu meniup sebuah peluit dengan mulutnya.     

Dengan seketika, Elang Surya itu seakan telah mengerti perintah itu dan ia mengepakkan sayapnya untuk menyembunyikan diri dan menghilang di dalam awan dan kabut.     

Duan Ling Tian mengalihkan pandangannya ke arah Kota Kuno Abadi di hadapannya setelah sosok Elang Surya itu menghilang, lalu ia berjalan dengan langkah yang besar dan pasti, dengan niat memasuki Kota Kuno Abadi.     

"Jangan bergerak!" Tepat ketika itu sebuah teriakan dingin menghentikan Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian mengerutkan keningnya dan berbalik.     

Ia melihat seorang pemuda berusia sekitar 35 tahun di kejauhan, dan pemuda itu sedang menunggang Kuda Ferghana dan menatapnya dari kejauhan...     

"Hmm?" Tatapan Duan Ling Tian menyala ketika melihat dengan jelas pakaian pemuda itu.     

Pakaian seorang siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang!     

Jelas, pemuda itu adalah siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang juga.     

Tetapi pada saat berikutnya, Duan Ling Tian mengerutkan keningnya.     

Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu memerintahkan kudanya untuk berhenti di depan Duan Ling Tian, ​​lalu melihat ke bawah kepada Duan Ling Tian dengan tatapan merendahkan lalu berteriak dengan keras. "Nak, siapa kau? Mengapa kau berpura-pura menjadi siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang?"     

Berpura-pura?     

Duan Ling Tian tertegun dan sedikit kacau.     

Apa yang dimaksudnya dengan semua ini?     

"Masih pura-pura bodoh?" Sebelum Duan Ling Tian bahkan bisa bereaksi, siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu mencibir. "Nak, biar ku beritahu padamu, aku telah melihat begitu banyak orang seperti kau yang berpura-pura menjadi siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang... Seorang pemuda berusia sedikit di atas 20 tahun mengenakan pakaian siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang? Apakah kau benar-benar berpikir bahwa kau adalah jenius tanpa tanding seperti lima tuan muda yang agung?"     

Duan Ling Tian akhirnya pulih dari keterkejutannya setelah mendapat kecaman tajam tepat di wajahnya oleh siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang ini, dan ia tersenyum tipis dan berkata, "Kakak seperguruan, aku khawatir kau salah menilai... aku benar-benar seorang siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang. Namaku adalah Duan Ling Tian, ​​ini adalah surat yang ditulis secara langsung oleh Ketua Sekte yang ia perintahkan agar disampaikan kepada Tetua Zhao Yu dan Tetua Feng Ping, di dalamnya terdapat pengantar tentang diriku." Saat Duan Ling Tian berbicara, ia menarik sepucuk surat dari Cincin Ruangnya dan menyerahkannya kepada siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu.     

Dia tidak memasukkan tindakan siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu sebelumnya ke dalam hati.     

Sejauh yang ia ketahui, itu hanya kesalahpahaman.     

Tetapi pada detik berikutnya, senyum di wajah Duan Ling Tian lansung membeku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.