Maharaja Perang Menguasai Langit

Siluman Elang Kelam



Siluman Elang Kelam

0"Sengaja?" Duan Ling Tian tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar teriakan histeris Wu Yong Qian. "Kau bilang aku sengaja menyebabkan kematian Guru Kepala Wu Dao?"     
0

"Benar, kaulah yang menyebabkan kematian ayah angkatku!" Mata Wu Yong Qian memerah dan dipenuhi niat membunuh haus darah yang siap menunggu kesempatan untuk menelan Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian menatap Wu Yong Qian seolah menatap seorang idiot, lalu menoleh pada Linghu Jin Hong dan berkata, "Ketua Sekte, ciri-ciri buah jiwa yang aku gambarkan di hadapan Guru Kepala Wu Dao memang sama persis dengan buah jiwa yang ku konsumsi… Sedangkan buah jiwa yang ditemukan Guru Kepala Wu Dao, berdasarkan tebakanku, itu pasti buah jiwa dengan ciri-ciri yang sama dengan buah jiwa yang ku konsumsi."     

"Tapi, aku sangat penasaran, aku bahkan tahu bagaimana menggunakan jarum perak untuk memeriksa terlebih dahulu apakah buah jiwa itu beracun sebelum berani mengonsumsinya... Mungkinkah Guru Kepala Wu Dao tidak memeriksa buah jiwa yang ia dapatkan dan langsung memakannya?" Nada bicara Duan Ling Tian dipenuhi dengan kebingungan.     

"Guru Kepala Wu Dao memang telah memeriksa buah jiwa itu." Tepat saat ini, seorang lelaki tua berambut abu-abu berjalan keluar dari antara para petinggi Sekte Pedang Tujuh Bintang. Lelaki tua itu memiliki wajah yang baik dan ia dengan ringan tersenyum dan mengangguk kepada Duan Ling Tian sebelum berkata, "Guru Kepala Wu Dao menggunakan jarum perak untuk memeriksa buah jiwa yang ia dapatkan, tetapi tidak menemukan racun apa pun di dalamnya... Kemudian, ia masih belum yakin, jadi ia mencariku dan beberapa Tetua Tabib lainnya untuk membantunya."     

Setelah mengatakan itu, lelaki tua itu berhenti sebentar sebelum melanjutkan. "Namun berdasarkan pemeriksaan kami, buah jiwa tersebut memang tidak mengandung racun! Kini tampaknya kandungan racun dari buah jiwa itu benar-benar tersembunyi dengan baik, dan tidak bisa diketahui melalui pemeriksaan... Seumur hidup, aku, Guan Zhong, baru tahu bahwa ada buah jiwa semacam ini di dunia ini." Setelah ia selesai berbicara, lelaki tua itu mendesah.     

Guan Zhong!     

Mata Duan Ling Tian menyipit.     

Berdasarkan pengetahuannya, satu-satunya tabib tingkat enam dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang bernama Guan Zhong.     

Ia juga adalah Tetua Tabib yang bertanggung jawab atas Balai Tabib Sekte Pedang Tujuh Bintang.     

Ssh! Ssh! Ssh! Ssh! Shh!     

…     

Suara helaan napas terdengar riuh rendah di sekitarnya, dan itu menyebabkan suasana di tempat itu menjadi sedikit tegang.     

"Bahkan Tetua Guan Zhong tidak bisa menemukan kandungan racun di dalam buah jiwa tersebut?"     

"Nasib Guru Kepala Puncak Megrez itu benar-benar…"     

"Sepertinya meskipun kita mendapatkan sejenis buah jiwa di masa depan, kita tidak boleh langsung memakannya. Sebaiknya ambil sepotong kecil dan berikan kepada seekor makhluk ganas untuk dimakan, dan jika makhluk ganas itu tidak mati, barulah kita dapat mengonsumsinya."     

"Jika Guru Kepala Wu Dao terpikirkan untuk menggunakan metode ini untuk menguji kandungan racun, maka dia tidak akan sampai mati keracunan."     

"Mungkin, bahkan Guru Kepala Wu Dao sendiri tidak pernah menyangka bahwa buah jiwa itu akan beracun, dan kandungan racunnya benar-benar tidak bisa diketahui dengan metode pengujian biasa.     

…     

Kerumunan siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang itu tidak bisa menahan desahan emosi, dan mereka semua merasa Wu Dao telah mati dengan cara yang tidak adil dan mengenaskan.     

"Duan Ling Tian, kau pasti mengenali jenis buah jiwa itu, dan kau sengaja membuat ayah angkatku pergi mencarinya, kan?" Wu Yong Qian menatap lekat Duan Ling Tian sambil bertanya sengit.     

"Idiot!" Duan Ling Tian menatap Wu Yong Qian dengan dingin dan berbicara dengan nada tenang. "Apa kau tidak mendengar Tetua Guan Zhong? Bahkan dia sendiri belum pernah melihat ataupun mendengar buah jiwa semacam itu seumur hidupnya... Apakah menurutmu pengetahuanku melampaui Tetua Guan Zhong?"     

"Lagipula, berdasarkan pengetahuanku, banyak buah jiwa yang memiliki ciri-ciri serupa, namun memiliki efek obat yang benar-benar berbeda."     

Duan Ling Tian menatap Guan Zhong dan bertanya perlahan. "Tetua Guan Zhong, benarkah begitu?"     

Guan Zhong mengangguk. "Memang benar begitu. Ada banyaknya jenis buah jiwa di dalam Benua Awan yang tidak terhitung jumlahnya, tapi memiliki efek obat yang sepenuhnya berbeda... Dari jenis yang kuketahui saja, ada cukup banyak jenis buah jiwa yang memiliki ciri-ciri serupa dengan buah jiwa lainnya, dan yang palsu hampir tidak bisa dibedakan dengan yang asli!"     

Begitu Guan Zhong selesai berbicara, tidak mengherankan, suasana menjadi gempar.     

"Tampaknya Guru Kepala Wu Dao telah menemukan sejenis buah jiwa dengan ciri-ciri serupa... Tetapi, meskipun buah jiwa yang dia temukan memiliki ciri-ciri yang sama dengan buah jiwa yang dikonsumsi Duan Ling Tian, efek obatnya bertolak belakang."     

"Tepat, buah jiwa yang dikonsumsi Duan Ling Tian memberinya manfaat yang luar biasa mengagumkan! Namun buah jiwa yang dikonsumsi Guru Kepala Wu Dao sebaliknya adalah jenis buah jiwa yang mengandung racun yang bahkan tidak terdeteksi oleh Tetua Guan Zhong sekalipun."     

"Buah jiwa jenis ini belum pernah diketahui! Kandungan racun dari buah jiwa ini mungkin hanya dapat diketahui dengan cara pengujian oleh manusia atau makhluk ganas... Namun, ketika seseorang biasanya mendapatkan buah jiwa, mana mungkin dia mau membaginya dengan orang lain atau makhluk ganas lain?"     

"Guru Kepala Wu Dao akan menjadi Guru Kepala Puncak Megrez yang mengalami kematian paling menyedihkan di dalam sejarah Sekte Pedang Tujuh Bintang!"     

…     

Suara bisik-bisik dari siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang itu memasuki telinga Duan Ling Tian dan sudut mulut Duan Ling Tian tersungging.     

Wu Dao itu memang benar-benar bernasib sial dan mati dengan menyedihkan karena berhasil menemukan Buah Pemisah Jiwa.     

Bahkan sekarang, Duan Ling Tian masih sulit mempercayai kenyataan ini, dan ia merasa bahwa ia sedang bermimpi.     

Ketika ia mengarang cerita tentang Buah Pemisah Jiwa yang menyebabkan Sumber Energinya mengalami perubahan yang tidak biasa, itu hanya demi memuaskan rasa penasaran Wu Dao.     

Ia tidak pernah menyangka Wu Dao akan benar-benar pergi ke hutan tua untuk mencari Buah Pemisah Jiwa itu. Yang paling penting, ia tidak pernah menyangka Wu Dao akan berhasil menemukan buah itu!     

Mungkin, saat Wu Dao menemukan Buah Pemisah Jiwa itu, takdirnya telah ditentukan.     

"Ketua Sekte, Anda telah mengetahui urut-urutan kejadiannya... Jika Guru Kepala Wu Dao benar-benar mati karena buah beracun, maka itu dapat dikatakan nasib sial. Bahkan aku sendiri tidak pernah menyangka bahwa hutan tua akan memiliki buah jiwa lain yang beracun yang memiliki ciri-ciri serupa dengan buah jiwa yang aku konsumsi, terlebih lagi, buah itu ditemukan oleh Guru Kepala Wu Dao." Buat Ling Tian menatap Linghu Jin Hong sambil berkata perlahan.     

Linghu Jin Hong mengangkat tangannya dan Sumber Energinya bergolak lalu turun menyapu pedang roh tingkat enam itu, pedang Air Musim Gugur...     

Sesaat kemudian, pedang tingkat enam yang dulunya milik Wu Dao ini, kini telah berada di tangan Linghu Jin Hong.     

"Guru Kepala Puncak Megrez, Wu Dao, telah salah mengonsumsi buah beracun dan mati, ini tidak ada hubungannya dengan orang lain... Pedang roh tingkat enam ini, Air Musim Gugur, akan ku amankan untuk sementara, dan akan disimpan untuk Guru Kepala Puncak Megrez selanjutnya." Saat Linghu Jin Hong mengatakan ini, matanya menyipit dan tiba-tiba melihat ke arah Wu Yong Qian yang baru saja akan berbicara, dan tatapannya yang tajam membuat Wu Yong Qian bergidik, lalu menutup rapat mulutnya, tidak berani mengucapkan sepatah kata pun...     

"Bubar!" Suara Linghu Jin Hong menyebar, mengumumkan bahwa lelucon yang terjadi hari ini telah berakhir.     

Saat berikutnya, sosok Linghu Jin Hong perlahan-lahan menjadi transparan di mata semua siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang, kemudian berubah menjadi gambar dua dimensi lalu menghilang tanpa jejak.     

"Duan Ling Tian, datanglah ke Puncak Dubhe tiga hari lagi." Di saat yang sama, sebuah pesan suara yang lembut memasuki telinga Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian dapat mengenali bahwa suara ini tak lain adalah milik Linghu Jin Hong.     

"Aku tidak akan menyerah, aku tidak akan menyerah!!" Setelah Linghu Jin Hong pergi, Wu Yong Qian meraung beberapa kali lalu membopong mayat Wu Dao di bahunya dan berlari menuruni Puncak Dubhe dan di sepanjang jalan yang ia lalui semua siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang memberi jalan.     

"Aku awalnya berpikir Wu Yong Qian memiliki bukti-bukti kuat dan akan dapat membuktikan bahwa Duan Ling Tian telah menyebabkan kematian Guru Kepala Wu Dao... Aku tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya, semua ini hanyalah sebuah lelucon belaka."     

"Namun, kita akhirnya mengetahui rahasia di balik kemampuan Duan Ling Tian dalam mengalahkan lawan yang lebih kuat."     

"Bukan hanya bakat alami Duan Ling Tian dalam Dunia Beladiri begitu hebat, keberuntungannya juga sangat baik, benar-benar membuat iri!"     

…     

Diiringi riuh rendah pembicaraan, para siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang itu berangsur-angsur membubarkan diri.     

"Hmph!" Hu Xue Feng menatap Duan Ling Tian dengan dingin, lalu mengertakkan giginya dan pergi dengan ekspresi enggan.     

Tinggi di langit, para petinggi Sekte Pedang Tujuh Bintang berangsur-angsur ikut membubarkan diri.     

"Duan Ling Tian aku akan mendapatkan Kelahiran Kembali Otot Meridian itu cepat atau lambat." Zhao Lin menarik napas dalam-dalam lalu dengan mengendalikan udara ia terbang dan menghilang di kejauhan.     

Puncak gunung Puncak Dubhe yang ramai sesaat yang lalu kini menjadi sunyi, dan hanya tersisa beberapa siswa pelataran dalam di dekat Pusat Perdagangan itu dan Duan Ling Tian bersama rombongannya.     

Wuss! Wuss!     

Dua sosok terbang turun dari langit.     

Guru Kepala Puncak Mizar, Zheng Fan, dan Guru Kepala Puncak Alkaid, Qin Xiang.     

Tepat saat mereka mendarat di sebelah rombongan Duan Ling Tian.     

Wuss!     

Dari balik awan dan kabut jauh dari puncak gunung Puncak Dubhe, terdengar suara desingan angin yang menusuk telinga, dan suara raungan itu semakin lama semakin dekat.     

"Hmm?" Kening Qin Xiang sedikit mengernyit saat ia memicingkan matanya untuk melihat ke arah sumber suara dan bergumam. "Seekor makhluk siluman."     

Untuk sesaat, Duan Ling Tian, Zheng Fan, dan yang lainnya semua ikut menoleh.     

Jauh tinggi di angkasa, awan dan kabut bergolak saat sebuah siluet hitam yang luar biasa cepat melintas menembus awan dan kabut, dan di tempat yang dilewatinya, siluet hitam itu meninggalkan jejak panjang di udara dengan cara mengesankan seperti pelangi di langit.     

Beberapa saat kemudian, siluet hitam itu terbang mendekat ke puncak gunung Puncak Dubhe.     

Setelah menembus beberapa lapisan awan dan kabut, siluet hitam itu muncul di depan mata semua orang.     

"Makhluk Siluman Tahap Pembelah Ruang tingkat pertama!" Sementara itu, Kekuatan Spiritual Duan Ling Tian yang tajam dapat samar-samar merasakan kultivasi siluet hitam itu.     

"Ini tidak benar!" Tiba-tiba, Kekuatan Spiritual Duan Ling Tian goyah, dan wajahnya menjadi serius. " Makhluk Siluman ini membawa seseorang... Sepertinya seorang ahli beladiri Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat ketujuh!"     

Wuss!     

Akhirnya, siluet hitam raksasa itu menembus keluar awan dan kabut di depan mata semua orang, dan melayang tinggi di udara.     

"Apa itu?"     

"Tampaknya seekor makhluk siluman... Makhluk siluman apa yang begitu berani memasuki Sekte Pedang Tujuh Bintang kita!?"     

…     

Di puncak gunung Puncak Dubhe, para siswa pelataran dalam yang berada di dekat Pusat Perdagangan itu berteriak dengan riuh, dan mereka mendongak untuk melihat siluet hitam raksasa di langit di atas mereka itu.     

Saat ini, tatapan Duan Ling Tian juga tertuju pada siluet hitam itu.     

Ini adalah makhluk siluman sejenis burung, serupa elang tetapi bukan elang, seluruh tubuhnya tertutup bulu hitam mengkilat. Saat sayapnya terbuka, seolah itu adalah awan yang menggantung di langit. Bulu-bulu di ujung sayapnya tajam seperti mata pisau, dan di bawah sinar matahari, bulunya berkilau menakutkan, membuat orang yang melihatnya merinding ketakutan.     

"Elang Kelam!" Sesaat kemudian, salah seorang siswa berseru kaget.     

Elang Kelam?     

Saat Duan Ling Tian mendengarnya, ia mulai menyusuri informasi dari kenangan Maharaja Beladiri Reinkarnasi...     

Tak lama kemudian, ia memperoleh informasi yang ia inginkan.     

Elang Kelam adalah makhluk siluman Tahap Pembelah Ruang, dan setelah ia benar-benar dewasa, kekuatannya akan sebanding dengan ahli beladiri Tahap Pembelah Ruang tingkat ketiga...     

Elang Kelam adalah hasil persilangan antara makhluk siluman jenis burung besar dan makhluk siluman jenis elang.     

"Elang Kelam ini memiliki kecepatan makhluk siluman jenis burung besar dan kekuatan menyerang makhluk siluman jenis elang... Benar-benar makhluk siluman yang sangat mengerikan." Duan Ling Tian berpikir dalam hati.     

Saat ini, yang ia sangat ingin tahu adalah identitas orang yang duduk di atas Elang Kelam itu.     

Wuss!     

Sementara itu, Elang Kelam itu terbang turun dan mendarat, dan sosok yang duduk bersila di atas Elang Kelam dan memiliki sitar di pangkuannya terlihat jelas oleh Duan Ling Tian.     

Jreng!     

Tiba-tiba, orang itu mengulurkan tangannya dan memetik sitar nya, dan suara sitar itu merambat memenuhi udara dan menyebar ke segala penjuru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.