Maharaja Perang Menguasai Langit

Kompetisi Maut



Kompetisi Maut

0"Kalian bersepuluh, pergilah ke Puncak Mizar besok pagi... Kompetisi beladiri pelataran luar kali ini akan diadakan di Panggung Mizar Puncak Mizar! Pada saatnya nanti, pertarungan akan dipimpin langsung oleh Guru Kepala Puncak Mizar." Setelah putaran pertama kompetisi beladiri pelataran luar berakhir, tetua pelataran luar Puncak Megrez, Lu Qiu, menatap Duan Ling Tian dan sembilan siswa lainnya dan berbicara perlahan.     
0

Duan Ling Tian dan yang lainnya mengangguk tanda paham.     

Tidak lama kemudian, dipimpin oleh Lu Qiu, kesepuluh tetua pelataran luar Puncak Megrez berturut-turut meninggalkan tempat itu.     

"Selamat Kakak Seperguruan He Dong!"     

"Selamat Kakak Seperguruan He Dong!"     

...     

Selanjutnya kerumunan siswa pelataran luar yang menonton itu mulai mengucapkan selamat kepada para siswa pelataran luar yang berhasil melaju ke putaran selanjutnya.     

Khususnya kepada kelima siswa pelataran luar tingkat ketujuh Tahap Sumber Inti yang dipimpin He Dong, mereka bahkan dikerubungi oleh para murid pelataran luar yang hadir di sana.     

Seluruh siswa pelataran luar itu sangat bersemangat karena mereka ingin membangun hubungan baik dengan He Dong dan keempat siswa lainnya itu.     

Lagi pula, mereka berlima tentunya akan menjadi murid pelataran dalam di masa depan.     

"Duan Ling Tian, selamat." He Chun telah tiba di sisi Duan Ling Tian dan memberinya ucapan selamat.     

Meskipun ia telah tahu sejak lama bahwa dengan kekuatan yang dimilikinya, Duan Ling Tian pasti akan mampu melewati putaran pertama kompetisi beladiri pelataran luar, namun saat momen itu datang, ia tetap merasa senang untuk Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian mengangguk sambil tersenyum kepada He Chun, lalu mereka berdua berjalan bersama mengikuti kerumunan siswa Puncak Megrez dan meninggalkan panggung Megrez.     

Duan Ling Tian berpamitan dengan He Chun lalu pergi.     

Setelah mereka berpisah, Duan Ling Tian mengernyitkan dahi kemudian bergabung dengan kerumunan orang-orang yang berjalan hilir mudik, dan setelah setengah jam ia menyembunyikan dirinya di sebuah jalan setapak yang terpencil dalam pegunungan itu.     

"Sekarang, siapapun itu, dia tidak akan mungkin mengikutiku." Tindakan Duan Ling Tian sebelumnya bukan tanpa alasan, ia khawatir jika ada yang mengikutinya.     

Tentu saja, ia melakukan ini untuk berjaga-jaga terhadap Zhao Lin.     

Hari ini, sikap yang ditunjukkan Zhao Lin membuat Duan Ling Tian merasa tertekan.     

Ia yakin bahwa selama Zhao Lin belum mendapatkan keinginannya, ia tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.     

Jadi ia harus melakukan beberapa tindakan pencegahan.     

Jika ia memberikan Zhao Lin kesempatan sedikit saja, maka ia pasti mati tanpa ada yang bisa menyelamatkannya.     

"Zhao Lin!" Mata Duan Ling Tian berkilat dingin.     

Duan Ling Tian menarik napas dalam, menenangkan gelora di hatinya yang marah, lalu pergi menuju puncak gunung Puncak Megrez, kembali ke gua stalaktit.     

Saat ini, sebuah sosok melesat di jalur pegunungan Puncak Megrez, sosok Zhao Lin muncul.     

Ekspresi di wajah Zhao Lin benar-benar tidak sedap dipandang.     

"Duan Ling Tian itu berhasil mengecohku lagi... Tampaknya ini bukan suatu kebetulan atau keberuntungan bahwa dia berhasil mengecohku sebelumnya! Dengan kata lain, dia dapat menyadari kehadiranku." Saat ini, selain amarah yang dingin, ada ketamakan di dalam mata Zhao Lin. "Sungguh mengejutkan! Duan Ling Tian, aku tak pernah membayangkan kau juga memiliki kemampuan seperti itu. Atau mungkin... Alasan kau bisa menyadari kehadiranku adalah karena metode kultivasi ajaib itu, Kelahiran Kembali Otot Meridian!"     

Kini, Zhao Lin mengaitkan semua hal yang sulit dibayangkan atau hal-hal ajaib yang terjadi di sekitar Duan Ling Tian kepada Kelahiran Kembali Otot Meridian!     

Keinginan dalam hatinya untuk mendapatkan Kelahiran Kembali Otot Meridian tumbuh semakin dan semakin kuat.     

"Duan Ling Tian, aku pasti memperoleh Kelahiran Kembali Otot Meridian-mu!" Zhao Lin berpikir dalam hati, ia kemudian tampak memikirkan sesuatu, lalu meninggalkan Puncak Megrez. Setelah berjalan melewati jembatan rantai dan tiba di Puncak Dubhe, ia terus berjalan ke kejauhan sampai akhirnya tiba di Puncak Alioth.     

Di dalam sebuah lembah yang luas di Puncak Alioth.     

"Tetua Zhao Lin?" Pemudah bermata segitiga dengan penampilan buruk dan menyeramkan itu mengenali pria paruh baya yang berjalan masuk tersebut, lalu sedikit mengerutkan keningnya.     

Ia mengenali sosok pria di hadapannya, tetua pelataran luar Puncak Megrez, Zhao Lin.     

"Shi Hao." Zhao Lin melihat Shi Hao dan mengangguk.     

Meskipun Shi Hao adalah siswa nomor satu di pelataran luar Sekte Pedang Tujuh Bintang, namun ia hanyalah seorang ahli beladiri tingkat ketujuh Tahap Sumber Inti, dan di mata para tetua Sekte Pedang Tujuh Bintang, ia tak ubahnya seekor semut.     

"Tetua Zhao Lin, boleh aku tahu kenapa kau mencariku?" Shi Hao bertanya terus terang, karena ia tidak berpikir tetua pelataran luar Puncak Megrez ini datang hanya untuk mengunjunginya.     

Meskipun dirinya dan tetua pelataran luar Puncak Megrez ini saling mengenal, mereka tidak pernah berbicara sepatah kata pun.     

"Shi Hao, aku tidak akan bicara bertele-tele. Aku datang mencarimu karena Duan Ling Tian." Zhao Lin berbicara langsung ke intinya, dan matanya berkilat ganas.     

"Hah?" Shi Hao mengerutkan keningnya, wajahnya yang semula buruk dan menyeramkan berubah menakutkan, mata segitiganya berkilat dingin.     

Ia memperhatikan kilatan ganas di mata Zhao Lin.     

Ia berpikir kilatan ganas di mata Zhao Lin dimaksudkan kepadanya, dan wajahnya langsung terlihat marah. "Tetua Zhao Lin, maaf, jika ini tentang masalah aku dengan Duan Ling Tian, maka tak ada yang perlu dibicarakan di antara kita!"     

Zhao Lin adalah tetua pelataran luar Puncak Megrez.     

Duan Ling Tian adalah siswa Puncak Megrez.     

Sejauh yang ia ketahui, Zhao Lin pasti datang ke sini untuk memintanya menghilangkan niat untuk mencari masalah dengan Duan Ling Tian.     

Wajah Zhao Lin tampak marah mendengar perkataan Shi Hao, dan matanya berkilat dingin.     

Wuss.     

Zhao Lin mengangkat tangannya, lengannya tiba-tiba mengibas ke arah Shi Hao.     

Seketika ratusan siluet mammoth kuno muncul di atas Zhao Lin.     

Bug!     

Sebuah suara keras terdengar, Shi Hao terlempar akibat pukulan Zhao Lin, seperti anak panah meninggalkan busurnya.     

Bug!     

Shi Hao jatuh terhempas ke tanah dengan kondisi menyedihkan, darah keluar dari mulutnya tanpa henti, tapi mata segitiganya menatap lekat Zhao Lin dan didalam matanya terdapat kilatan dingin yang menakutkan. "Zhao Lin, kau berani menyentuhku?"     

"Menyentuhmu?" Zhao Lin menyeringai, tubuhnya melesat dan dalam sekejap mata tiba di depan Shi Hao, kemudian Sumber Energi berkumpul di tangannya. "Apakah kau percaya jika aku menjatuhkan tanganku, kau pasti mati!?"     

Ia mengendalikan kekuatannya saat mengibaskan tangannya kepada Shi Hao sebelumnya, jika ia menggunakan kekuatan penuh untuk menyerang, maka Shi Hao tak diragukan lagi pasti sudah mati!     

Bahkan jika ia membunuh Shi Hao di lembah ini, tidak ada yang akan tahu bahwa ia yang melakukannya, sehingga ia sama sekali tidak khawatir Sekte Pedang Tujuh Bintang akan menyalahkannya.     

Wajah Shi Hao tampak marah, dan kilat dingin di mata segitiganya menjadi semakin dingin. "Lalu kenapa? Aku tidak akan melepaskan Duan Ling Tian bahkan jika aku mati... Dia telah melumpuhkan Pusat Energi adikku, aku harus membunuhnya! Tidak ada yang dapat menghentikanku!"     

Kata-kata Shi Hao menyebabkan wajah Zhao Lin membeku. "Kau... Kau pikir aku ingin kau melepaskan Duan Ling Tian?"     

"Apa bukan demikian?" Shi Hao menyeringai, dan mata segitiganya masih sedingin sebelumnya.     

"Hmph!" Zhao Lin mendengus dingin, lalu membentak. "Idiot! Tidak ada yang kuharapkan selain membunuh Duan Ling Tian! Kau pikir aku ingin memintamu melepaskan Duan Ling Tian? Sungguh konyol!"     

Ekspresi marah di wajah Shi Hao benar-benar membeku, ia lalu menatap Zhao Lin dengan ragu. "Tetua Zhao Lin, apakah kau mengatakan yang sebenarnya?"     

"Apa kau pikir aku perlu berbohong?" Zhao Lin mengangkat tangannya dan melempar sebuah Pil Emas Penyembuh Luka tingkat tujuh ke tangan Shi Hao. "Telan ini."     

Shi Hao menarik napas dalam dan menelan pil obat itu, ia lalu berdiri setelah cederanya pulih lalu berkata dengan ekspresi minta maaf. "Tetua Zhao Lin, maaf, aku telah salah paham... Tetapi, aku bertanya-tanya mengapa Tetua Zhao Lin datang ke sini hari ini?"     

"Aku datang ke sini untuk memberimu kesempatan membunuh Duan Ling Tian..." Tatapan Zhao Lin berubah dingin saat ia mengatakan itu.     

Zhao Lin melanjutkan ketika melihat ekspresi kebingungan di wajah Shi Hao. "Shi Hao, kau tidak berpikir jika kau bertemu dengannya besok kau akan dapat membunuhnya, kan? Kompetisi beladiri pelataran luar dengan ketat melarang sesama siswa saling membunuh. Jika kau berani membunuh Duan Ling Tian secara langsung, maka masalah yang akan kau hadapi tidaklah kecil."     

"Hmph!" Wajah Shi Hao tampak tidak senang, dan kilatan dingin muncul dari matanya. "Lalu kenapa? Demi adikku, Shi Yan, aku akan tetap membakar tulangnya dan menebar abu dari Duan Ling Tian, apa pun akibatnya! Peraturan Sekte Pedang Tujuh Bintang tak bisa menghentikanku."     

"Kalau begitu bagaimana jika kau dapat membunuh Duan Ling Tian tanpa harus melanggar aturan Sekte Pedang Tujuh Bintang?" Zhao Lin berkata acuh tak acuh.     

"Tetua Zhao Lin, apa maksudmu?" Shi Hao mengerutkan keningnya dengan ekspresi kebingungan.     

"Jika aku punya cara untuk membuat kompetisi beladiri pelataran luar besok menjadi kompetisi maut... Bagaimana menurutmu? Apa kau merasa seperti ikan terdampar yang dikembalikan ke dalam air?" Sudut mulut Zhao Lin samar-samar menyunggingkan senyum licik.     

"Kau serius?" Mata Shi Hao berbinar, jika ini benar-benar terjadi, bahkan jika ia membunuh Duan Ling Tian, itu tidak akan melanggar peraturan Sekte Pedang Tujuh Bintang.     

Bagaimanapun, jika sudah disepakati di awal bahwa itu adalah kompetisi maut, maka jikalau ada yang mati, tidak ada yang bisa disalahkan.     

"Apa aku perlu berbohong kepadamu?" Zhao Lin penuh percaya diri.     

Shi Hao menarik napas dalam, lalu menatap Zhao Lin dengan tatapan membara. "Tetua Zhao Lin, kau secara khusus datang mencariku dan memberitahuku tentang ini semua... Pastinya kau tidak datang ke sini hanya untuk memberiku kabar baik, kan?"     

Zhao Lin mengangguk. "Tentu saja. Permintaanku sederhana. Setelah kau membunuh Duan Ling Tian, aku menginginkan Cincin Ruang-nya."     

"Cuma itu?" Shi Hao tercengang, permintaannya benar-benar sederhana.     

Meskipun ia menyadari ada sesuatu yang diinginkan Zhao Lin di dalam Cincin Ruang milik Duan Ling Tian, namun ia tidak peduli.     

Ia hanya ingin membalas dendam untuk adiknya.     

"Cuma itu." Zhao Lin mengangguk. "Bagaimana?"     

"Tetua Zhao Lin, aku setuju. Asalkan kau dapat membuat kompetisi bela diri pelataran luar besok menjadi kompetisi maut!" Shi Hao menyetujuinya, sejauh yang ia tahu, masalah ini adalah masalah besar yang datang sendiri kepadanya.     

"Bagus." Zhao Lin mulai tertawa, dan pergi dengan diliputi rasa puas.     

Sejauh yang ia tahu, jika ia bisa mendapatkan Cincin Ruang Duan Ling Tian, ia pasti akan memperoleh metode Kelahiran Kembali Otot Meridian.     

Melihat prestasi yang telah dicapai Duan Ling Tian sampai sekarang, ia bisa merasakan betapa hebatnya Kelahiran Kembali Otot Meridian itu, dan dia yakin bahwa Duan Ling Tian akan membawa metode kultivasi semacam itu bersamanya.     

Lagi pula, semakin tinggi suatu metode kultivasi, akan semakin rumit.     

Dan akan sulit untuk diingat.     

Itulah alasan mengapa metode itu biasanya selalu dibawa bersama pemiliknya.     

Di sisi tebing di puncak gunung Puncak Megrez, Duan Ling Tian berbaring di pohon miring yang tersembunyi di dalam awan dan kabut, berbaring di atas sebuah dahan pohon yang kokoh di pohon miring tersebut.     

"Dua teman kecil itu membuatku khawatir." Duan Ling Tian meminum Anggur Kera sambil memandang ke arah hutan tua, dan memikirkan dua piton itu lagi.     

"Aku penasaran apakah Ke Er telah kembali." Senyum mengembang di wajah Duan Ling Tian saat ia memikirkan Ke Er.     

Gadis muda yang halus dan menyentuh yang ditemuinya di jalan Kota Angin Semilir bertahun-tahun yang lalu telah menjadi sosok yang mandiri dan bertanggung jawab, dan ketika ia merasa bersyukur, ia juga merasakan cinta di dalam hatinya.     

Itu adalah wanitanya.     

Wanitanya yang pertama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.