Maharaja Perang Menguasai Langit

Xue Lu Pantas Mati!



Xue Lu Pantas Mati!

0Para Pengawal Rahasia Kekaisaran akan mengejutkan seluruh Kota Kerajaan malam ini.     
0

Hanya beberapa hari sejak Yang Mulia Kaisar Kerajaan Langit Merah mengeluarkan titah untuk membentuk Pengawal Rahasia Kekaisaran, dan Pengawal Rahasia Kekaisaran telah membunuh Panglima Tentara Penjaga Kota, Xue Lu.     

Tindakan dari Pengawal Rahasia Kekaisaran membuat banyak orang di Kota Kerajaan bergetar ketakutan, dan hampir semua orang ini menyimpan dendam dengan Duan Ling Tian.     

Di kediaman Pangeran Ketiga     

Prang!     

Di dalam bangunan di tengah danau, raut wajah Pangeran Ketiga, yang baru saja menerima laporan dari pelayannya, menjadi suram. Ia melempar cawan anggur di tangannya ke tanah hingga hancur berantakan, membuat beberapa ahli beladiri yang ada disitu bergetar ketakutan.     

"Dengarkan semuanya, pertemuan hari ini sudah selesai. Kita akan berkumpul lagi lain waktu." Pangeran Ketiga mengambil napas dalam dan lalu mengantar tamu-tamunya pergi.     

Setelah para jenius muda itu pergi, mata Pangeran Ketiga menyorot dengan cahaya dingin yang menakjubkan. "Karena aku dengannya sudah seperti air dan api, maka aku tidak perlu menahan diri lagi. Aku harus menghancurkan sikap sombongnya… Bersiaplah, aku ingin pergi ke istana dan bertemu dengan Ayahanda Kaisar besok pagi!"     

"Baik." Pelayan itu menerima perintah lalu pergi.     

"Duan Ling Tian, apakah kau benar-benar berpikir dengan jasa kecilmu itu membuatmu dapat bertindak semaunya? Aku benar-benar ingin melihat bagaimana Ayahanda Kaisar menghukummu!" Suara Pangeran Ketiga dingin bagai es seolah berasal dari kedalaman neraka.     

Di Kediaman Pangeran Kelima     

Di dalam sebuah gazebo, seorang lelaki tua beralis putih melapor pada Pangeran Kelima tentang masalah yang sedang berkembang dan memunculkan banyak pembahasan di Kota Kerajaan dengan sikap penuh hormat.     

"Apa? Duan Ling Tian membawa Pengawal Rahasia Kekaisaran dan membunuh Xue Lu?" Pangeran Kelima tersentak oleh berita itu, lalu wajahnya menjadi suram. "Dia benar-benar tidak punya ragu dan takut!"     

"Yang Mulia, hamba mendengar orang yang melakukan perbuatan itu adalah salah satu bawahannya di dalam pasukan Pengawal Rahasia Kekaisaran. Orang itu sepertinya berada di tingkat kesembilan Tahap Kelahiran Jiwa Baru." Sedikit rasa takut terbesit dalam nada suara lelaki tua beralis putih itu.     

"Sepertinya Marquis Yang agung masih menjunjung tinggi persahabatan yang ia miliki dengan Duan Ru Feng bertahun-tahun yang lalu… dan benar-benar mengirim seorang ahli bela diri tingkat kesembilan Tahap Kelahiran Jiwa Baru untuk Duan Ling Tian." Mata Pangeran Kelima berkedip dingin, dan nada suaranya tertekan.     

"Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan sekarang?" lelaki tua itu bertanya.     

Pangeran Kelima mengibaskan lengan bajunya dan berkata dengan suara dingin dan sikap tidak perduli, "Hmm! Sekarang kita tidak perlu melakukan apa-apa. Aku akan pergi ke istana untuk bertemu dengan Ayahanda Kaisar besok. Duan Ling Tian ini benar-benar lancang, bahkan berani membunuh Panglima Tentara Penjaga Kota….Besok, Ayahanda Kaisar akan memecatnya dari jabatannya sebagai Panglima Pengawal Rahasia Kekaisaran!"     

"Yang Mulia bijaksana." Lelaki beralis putih itu mengangguk.     

Di Kediaman Perdana Menteri.     

Gu You Ting duduk di depan meja batu di halaman depam sambil menikmati teh harum dengan pikiran yang tenang.     

Tak lama, seseorang melesat masuk dan kerkata dengan suara penuh hormat, "Tuan Perdana Menteri, Panglima Pengawal Rahasia Kekaisaran, Duan Ling Tian, membawa serta pasukannya dan membunuh Panglima Tentara Penjaga Kota, Xue Lu!"     

"Xue Lu?" alis Gu You Tong terangkat. "Benar-benar kurang ajar…. Namun, ayah Xue Lu bukanlah orang biasa."     

Saat ia bergumam, secercah cahaya suram melintas di mata Gu You Ting.     

Keesokan harinya, Duan Ling Tian baru saja tiba di kediaman Pengawal Rahasia Kekaisaran ketika ia dipanggil ke Istana Kerajaan.     

Duan Ling Tian berjalan dengan langkah lebar memasuki istana yang masih sama megahnya seperti sebelumnya itu. Ia memperhatikan bahwa selain Kaisar yang duduk di singgasana, dan Perdana Menteri Gu You Ting, yang berdiri di sampaingnya, masih ada dua orang lagi berdiri di dekatnya.     

Kedua orang ini tidak asing dengan Duan Ling Tian.     

Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima!     

Meskipun ia sudah menduga bahwa Kaisar akan memanggilnya tentang masalah kemarin, ia tidak pernah menyangka bahwa Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima, yang biasanya selalu berseberangan, akan bersatu demi menghadapinya.     

Wajahnya tetap tampak luar biasa seperti biasanya.     

"Yang Mulia." Duan Ling Tian menatap Kaisar dan mengangguk ringan.     

"Lancang!" Raut wajah Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima menjadi suram saat mereka menghardik.     

"Lancang?" Duan Ling Tian melihat ke arah mereka berdua dan tersenyum tidak perduli. "Pangeran, aku ingin tahu di bagian mana aku bersikap lancang."     

"Duan Ling Tian, kau tidak berlutut ketika bertemu Yang Mulia Kaisar. Apakah itu tidak lancang?" Pangeran Ketiga bertanya dengan nada suara yang dalam.     

"Tidak berlutut ketika bertemu Yang Mulia Kaisar adalah sikap yang tidak menghormati Kaisar dan bisa dianggap kejahatan! Duan Ling Tian, apakah kau menyadari kejahatanmu?" Pangeran Kelima memperburuk suasana dengan menambahkan penghinaan.     

Duan Ling Tian bahkan tidak memperdulikan apa yang dikatakan kedua orang itu dan malah menatap Kaisar.     

"Baiklah, kalian berdua, cukup." Sang Kaisar berbicara.     

"Ayahanda Kaisar!" Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima sama-sama tercengang, dan menatap Kaisar dengan raut bingung.     

Sang Kaisar berkata dengan tak acuh, "Aku sudah berjanji pada Panglima Duan bahwa dia tidak perlu berlutut ketika bertemu denganku…. Kalian berdua tidak perlu meributkannya"     

Tidak perlu berlutut?     

Mata Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima menyipit dan raut wajah mereka terperangah.     

Mereka tidak pernah membayangkan kalau Ayahanda Kaisar akan memperlakukan Duan Ling Tian dengan begitu murah hati ….     

Namun, ketika mereka memikirkan tentang perbuatan Duan Ling Tian kemarin, hati mereka menjadi tenang.     

Sejauh yang mereka ketahui, hanya dengan insiden kemarin sudah cukup membuat Duan Ling Tian jatuh dari surga ke neraka dan selamanya tidak dapat bangkit lagi!     

"Baiklah, sekarang Panglima Duan ada di sini, apa yang akan kalian katakan?" Kaisar melihat ke arah pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima dan bertanya dengan tak acuh.     

"Ayahanda Kaisar, Duan Ling Tian mendapatkan imbalan dari Ayahanda dan bahkan dianugerahkan sebagai Panglima Pengawal Rahasia Kekaisaran oleh Ayahanda. Dia seharusnya membuat dirinya sebagai contoh dan melayani Keluarga Kekaisaran…. Tapi tak disangka, saat fajar kemarin, dia dengan gegabah memaksa masuk ke perkemahan Tentara Penjaga Kota dan membunuh Panglima Xue Lu!" Wajah Pangeran Ketiga dipenuhi angkara murka. "Ayahanda Kaisar, Panglima Xue Lu adalah pilar kerajaan kita; namun, dia mati di tangan bocah bodoh ini. Aku berharap Ayahanda Kaisar menegakkan keadilan untuk panglima Xue Lu!"     

"Benar, Ayahanda! Tindakan Duan Ling Tian membunuh Panglima Xue Lu adalah sebuah kejahatan yang keji. Aku berharap Ayahanda Kaisar memecatnya dari jabatan sebagai Panglima Pengawal Rahasia Kekaisaran dan menghukumnya sebagai peringatan bagi orang lain." Pangeran Kelima bergabung untuk menuding dan ikut memohon keadilan.     

Dari awal hingga akhir, Duan Ling Tian menunjukkan ekspresi tanpa beban, seolah-olah ia tidak peduli dengan apa yang terjadi di hadapannya.     

Dan sebenarnya, Duan Ling Tian memang tidak peduli dengan apa yang terjadi, baginya semua ini hanyalah lelucon belaka!     

"Panglima Duan, tolong jelaskan padaku!" tatapan Kaisar tertuju pada Duan Ling Tian.     

Saat melihat tatapan Kaisar yang tenang, Duan Ling Tian memahami bahwa Kaisar tidak benar-benar mencari tahu tentang masalah ini dan mungkin telah mengetahuinya semalam. Sekarang ia hanya berpura-pura tidak tahu di depan Pangeran Ketiga dan Kelima.     

Tatapan Kaisar tampaknya memiliki makna yang campur aduk di dalamnya.     

Duan Ling Tian melihat makna tatapan itu, dan dalam tatapan itu Kaisar seolah berharap Duan Ling Tian akan memberinya jawaban untuk melepaskan dirinya ….     

Meskipun demi satu-satunya orang yang mampu memurnikan pil penghilang racun sehingga tidak mungkin bagi kaisar untuk menghukumnya, tetapi Kaisar tetaplah Kaisar, dan ia menjunjung martabat tertinggi. Sekarang Kaisar membutuhkan cara untuk melepaskan diri.     

"Yang Mulia." Duan Ling Tian menatap Kaisar dengan pandangan seolah ia mengerti kemauan Rajanya itu, lalu perlahan-lahan ia berkata, "Perselisihan antara diriku dan Xue Lu muncul karena putranya, Xue Lang. Aku menganggap Yang Mulia telah mendengar tentang hal ini…. Namun, Yang Mulia mungkin tidak mengetahui sekitar lima bulan yang lalu, dalam perjalananku mengikuti Tentara Naga Langit Merah meninggalkan Kota Kerajaan dan menuju ke perbatasan barat laut, seseorang berniat membunuhku!"     

"Yang Mulia bisa membayangkan bagaimana jika orang itu berhasil, maka aku tidak bisa bekerja sama dengan tentara perbatasan dan Tentara Naga Langit Merah untuk merebut Kota Barbar Selatan dan melebarkan kekuasaan Kerajaan Langit Merah!" Duan Ling Tian berkata, dengan suara yang jelas.     

"Benarkah ada insiden seperti itu?" Wajah Kaisar menjadi suram. "Apakah kau tahu siapa pelakunya?"     

Duan Ling Tian mengangguk. "Inilah yang ingin ku katakan… Orang itu adalah anggota dari Tentara Penjaga Kota, yang bertindak di bawah perintah Panglima Tentara Penjaga Kota, Xue Lu dan menyelinap ke Tentara Naga Langit Merah dengan maksud membunuhku dalam perjalanan, dan membalas dendam bagi putranya!"     

"Omong kosong!"     

"Omong kosong!"     

Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima berbicara pada saat yang hampir bersamaan.     

Namun, di bawah tatapan Kaisar, mereka berdua menutup mulut mereka.     

"Lanjutkan." Kaisar menatap Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian mengangguk, "Yang Mulia, aku tahu kedua pangeran meragukan bahwa apa yang aku ceritakan tidak benar… Tapi masalah ini adalah sesuatu yang diakui sendiri oleh Panglima Xue Lu kemarin di perkemahan Tentara Penjaga Kota. Awalnya aku tidak bermaksud untuk melakukan apa pun padanya, dan hanya ingin dia membayar sedikit ganti rugi. Sesuatu yang tidak terlalu berlebihan, kan?"     

"Namun, Xue Lu tidak menghargai kebaikanku; dia mengancam akan membunuhku dan para Pengawal Rahasia Kekaisaran di bawah komandoku…. Semua ini didengar oleh ribuan prajurit di dalam perkemahan Tentara Penjaga Kota dengan telinga mereka sendiri. Jika kedua pangeran tidak percaya, jangan ragu untuk menyelidiki." Ketika Duan Ling Tian selesai berbicara, dia melihat ke arah Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima.     

Wajah mereka langsung memburuk.     

Duan Ling Tian melanjutkan. "Akhirnya, demi menjaga diri, aku hanya bisa memerintahkan anggota Pengawal Rahasia Kekaisaran dalam komandoku untuk membunuh Xue Lu sebelum ia membunuhku… Jika tidak, yang mati adalah aku dan para Pengawal Rahasia Kekaisaran. Aku harap Yang Mulia mengerti."     

Sang Kaisar mengangguk.     

"Ayahanda Kaisar!" Tepat saat itu, sebuah suara yang jelas, merdu dan empuk terdengar, lalu sebuah sosok yang sangat mempesona berjalan cepat dalam pengawalan beberapa pelayan istana.     

Ia adalah seorang gadis muda dengan penampilan tak tertandingi yang membuat seseorang tidak dapat menahan diri agar tidak tersesat dalam kecantikannya meski hanya dalam sekilas pandang.     

"Putri Bi Yao." Duan Ling Tian sedikit terkejut, karena tidak pernah menyangka akan bertemu Putri Bi Yao di sini.     

"Bi Yao, kau sepertinya terburu-buru…. Apakah kau punya masalah mendesak?" Kaisar menunjukkan wajah yang tenang dan melindungi melihat kedatangan Bi Yao, sesuatu yang tidak muncul ketika menghadapi Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima, dan itu cukup untuk menunjukkan betapa ia menyayangi putrinya ini.     

"Ayahanda Kaisar, kudengar Ayahanda akan menghukum Panglima Duan, kan? Ayahanda Kaisar, bisakah Ayahanda tidak menghukum Panglima Duan? Dia tidak akan membunuh orang lain tanpa alasan." Putri Bi Yao sedikit tersengal saat ia berbicara.     

Seketika, semua hadirin tercengang.     

Karena tidak ada yang menduga Putri Bi Yao datang dengan tergopoh-gopoh hanya untuk memohon ampunan bagi Duan Ling Tian.     

Raut Wajah Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima sangat muram.     

Adapun Kaisar, ia menatap Duan Ling Tian dalam-dalam. Karena pengalamannya, ia langsung mengetahui bahwa putrinya diam-diam jatuh hati pada pemuda seusianya itu. Kalau tidak, ia tidak akan memaksa masuk ke ruang singgasananya.     

"Bi Yao, siapa yang mengatakan Ayahanda akan menghukum Panglima Duan?" Kaisar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Panglima Duan sudah menjelaskan bahwa ia tidak bersalah dalam hal ini, itu seluruhnya kesalahan Panglima Tentara Penjaga Kota, Xue Lu….Xue Lu pantas mati!"     

Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima tahu kalau mereka membuang-buang waktu mereka hari ini begitu mereka mendengar apa yang dikatakan Kaisar.     

Wajah cantik Putri Bi Yao memerah mendengar apa yang dikatakan Kaisar, karena ia tidak pernah berpikir bahwa kedatangannya ke situ dengan tergopoh-gopoh akan memberikan hasil seperi itu.     

Jadi, bahkan jika ia tidak datang, Duan Ling Tian akan baik-baik saja.     

Untuk sesaat, ia merasa malu sampai-sampai ia tidak sanggup menunjukkan wajahnya.     

"Kalian berdua!" Tatapan Kaisar dengan cepat beralih pada Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima, dan berkata dengan dingin, "Lain kali, jangan ganggu aku sebelum kalian menyelidiki suatu masalah dengan jelas!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.