Maharaja Perang Menguasai Langit

Panggilan Kaisar



Panggilan Kaisar

0"Tuan Muda membencinya sampai ke tulang karena Putri Bi Yao." Lelaki tua itu perlahan mengangguk ketika dia mendengar pertanyaan Gu You Ting.     
0

"Putri Bi Yao… Sayang sekali, putraku tidak memiliki keberuntungan untuk menikahinya." Mata Gu You Ting bekerlip dengan cahaya dingin. "Namun, orang-orang di luar benar-benar meremehkan putraku dan memuji Duan Ling Tian… Karena Gu Xuan membencinya, maka tidak perlu baginya untuk tetap berada di dunia ini." Keteka Gu You Ting selesai berbicara, raut wajahnya tenang. Seakan dia berubah menjadi hakim kematian yang dapat dengan mudah memutuskan kehidupan dan kematian orang lain.     

Mungkin di matanya, dia tidak pernah sekalipun mempertimbangkan Duan Ling Tian dan Klan Duan di belakang Duan Ling Tian sebagai pertimbangan.     

"Tuan, ketika tentara Kerajaan Langit Merah merebut Kota Barbar Selatan, Duan Ling Tian memperoleh pencapaian terbesar, jadi Yang Mulia Kaisar mungkin akan memberinya hadiah, menghormatinya, dan mengangkatnya menjadi pilar kerajaan…." Lelaki tua itu sedikit mengerutkan kening dan tampak sedikit ragu.     

"Terus?" Gu You Ting bertanya dengan sikap tidak perduli. "Putraku mungkin sudah meninggal sekarang, jadi biarkan aku menyelesaikan keinginan terakhirnya… Karena dia membenci Duan Ling Tian ini sampai ke tulang, aku akan membunuh Duan Ling Tian ini untuk menghibur jiwanya di surga. Itu bisa dianggap sebagai hal terakhir yang ku lakukan untuknya."     

Meskipun dia sudah menduga putranya sudah meninggal, Gu You Ting tetap bisa dengan cepat memulihkan ketenangannya.     

Jika Duan Ling Tian ada di sini, dia pasti akan takut pada Gu You Ting ini, karena tipe orang seperti ini adalah tipe yang paling dibencinya, dan dia juga yang paling dingin dan menakutkan.     

Saat fajar hari berikutnya, di dalam kamar yang luas, Duan Ling Tian mengenakan pakaiannya dengan bantuan dua gadis kecil sebelum berjalan keluar ruangan.     

Setelah sarapan, Duan Ling Tian pergi ke Akademi Paladin. Ke mana pun dia berlalu, dia tidak mengejutkan membuat kehebohan besar.     

"Duan Ling Tian, aku menyukaimu!" Tepat pada saat itu, seorang siswi di dekatnya berteriak pada Duan Ling Tian dengan wajah merona.     

Duan Ling Tian tercengang, dan kelompok siswa di sekitarnya tercengang juga. Gelombang menghela napas terdengar.     

"Aku menyukaimu juga." Duan Ling Tian dengan ringan tersenyum kepada siswi itu dan terus berjalan.     

Seketika, beberapa siswi lainnya melihat ke arah siswi yang berbicara sebelumnya dengan wajah penuh iri, Mereka pun mengikutinya. "Duan Ling Tian, aku menyukaimu!"     

"Duan Ling Tian, aku menyukaimu!"     

...     

Dihadapkan dengan para siswi yang gigih ini, Duan Ling Tian menjawab dengan senyum ringan pada mereka semua. "Aku juga suka kalian."     

Kesan baik muncul di dalam hari para siswi Akademi Paladin yang hadir dari ketenangan Duan Ling Tian.     

"Duan Ling Tian!" Tepat pada saat ini, seseorang berjalan ke arahnya dari kejauhan.     

Alis Duan Ling Tian terjalin, karena dia tidak pernah menyangka orang ini akan menyapanya terlebih dahulu; terlebih lagi, itu adalah ucapan salam yang ramah.     

Orang di hadapannya adalah Xu Qing!     

"Xu Qing, kau telah berubah." Senyum ringan muncul di sudut mulut Duan Ling Tian, karena Xu Qing saat ini tidak lagi angkuh seperti sebelumnya, tapi malah sedikit lebih tenang.     

setidaknya perasaan yang dia berikan tidak menjijikan seperti sebelumnya. Tentunya, kejadian pada hari itu menyebabkan Xu Qing berubah drastis.     

"Aku masih perlu mengucapkan terima kasih karena telah mengizinkanku untuk melihat banyak hal dengan jelas… selain itu, taktikmu dari tiga strategi yang saling terkait layak dikagumi!" Raut wajah Xu Qing ramah saat dia membalas senyumnya.     

Setelah dia dikalahkan oleh Duan Ling Tian pada waktu itu, Xu Qing diam beberapa hari sebelum pulih kembali. Dia jelas memikirkan banyak hal dan sekarang melihat Duan Ling Tian sebagai target untuk maju dengan berani.     

Kali ini, sebagai siswa tingkat dua Jurusan Panglima Perang yang bergabung dengan Tentara Naga Langit Merah menuju ke perbatasan barat laut bersama-sama, dia merasakan sendiri kemapuan Duan Ling Tian menyusun strategi dalam tenda komando dan merasa kagum di hatinya.     

Munkin, sejak saat itu, kebencian di dalam hatinya terhadap Duan Ling Tian sudah benar-benar lenyap.     

"Kau juga tidak buruk; kau sudah menerobos ke Tahap Sumber Inti." Mata Duan Ling Tian menyipit saat dia tersenyum misterius.     

"Kau… Bahkan bisa membedakannya?" Xu Qing tercengang.     

Dia baru saja menerobos dalam perjalanan kembali ke Kota Kerajaan, dan itu bahkan belum sebulan yang lalu. Dia yakin dia tidak pernah menunjukkan kekuatan Tahap Sumber Inti-nya pada orang lain.     

Namun, tidak pernah dia bayangkan Duan Ling Tian akan dapat membedakannya dengan pandangan sekilas.     

"Duan Ling Tian, kau benar-benar luar biasa… Mari kita berteman, bagaimana?" Wajah Xu Qing penuh dengan pengharapan.     

"Bukankah kita sudah berteman?" Duan Ling Tian mulai tertawa.     

Xu Qing tertawa juga. "Maka aku tidak akan mengganggumu dan pergi ke kelas."     

"Baik." Duan Ling Tian mengangguk.     

Percakapan singkat Duan Ling Tian dan Xu Qing membius sekelompok siswa di sekitarnya.     

"Mungkinkah ini yang legendaris dari 'berteman dari pertukaran pukulan?'"     

"Mungkin."     

Banyak siswa menghela napas, karena beberapa siswa di antara mereka bahkan menyaksikan pertarungan antara Duan Ling Tian dan Xu Qing dengan kedua mata mereka sendiri.     

Pada saat itu, Xu Qing berharap tidak lebih dari membunuh Duan Ling Tian!     

Namun sekarang, kedua orang ini benar-benar menjadi teman. Urusan dunia memang tidak konsisten.     

"Benar, apakah Duan Ling Tian mengatakan kalau Xu Qing telah menerobos ke Tahap Sumber Inti barusan?"     

"Aku pikir begitu!"     

"Aku tidak pernah membayangkan setelah ahli bela diri sumber Inti muncul di antara siswa tingkat 1 Akademi Paladin kita, ahli bela diri Tahap Sumber Inti muncul di siswa tingkat 2 juga!"     

...     

Sesaat berikutnya, topik percakapan kelompok siswa pindah ke Xu Qing.     

Pada saat dia berjalan ke ruang kelas, Duan Ling Tian memperhatikan tatapan membara semua orang selain Xiao Yu dan Xiao Xun menatapnya.     

"Duan Ling Tian, kerja bagus!"     

"Kau benar-benar membuat bangga Jurusan Ahli Strategi Perang tingkat 1 kita!"     

"Luas biasa!"     

...     

Kelompok siswa di kelasnya memandang Duan Ling Tian dan sangat dermawan dengan kata-kata pujian mereka.     

Duan Ling Tian menjawab dengan senyum kepada setiap orang.     

"Haha! Duan Ling Tian, kami bertemu dengan kawan kita Tian Hu kemarin sore beberapa saat setelah kau pergi… Dia bahkan mengatakan dia akan mencarimu di siang hari untuk membalas dendam padamu." Xiao Xun tertawa.     

"Membalas dendam padaku? Membalas dendam untuk apa?" Duan Ling Tian bingung dan sedikit penasaran.     

"Apa lagi? Tentu saja karena masalah kau tidak membantunya mendapatkan tempat dalam pasukan bala bantuan." Xiao Yu mulai tertawa juga.     

"Sial! Kalian berdua menjualku begitu saja?" Duan Ling Tian melotot. Kedua orang ini memang tidak dapat dipercaya….     

"Kami tidak menjualmu, dialah yang menebaknya sendiri." Xiao Xun mengangkat bahu sambil tersenyum ringan.     

Tepat pada saat itu, Sima Chang Feng berjalan ke ruang kelas dan berdiri di podium. Tatapannya yang dalam bercampur dengan raut wajah yang rumit turun pada Duan Ling Tian, karena dia tidak pernah membayangkan Duan Ling Tian benar-benar akan memiliki tingkat bakat alamai untuk memimpin pasukan ke dalam pertempuran sebagai ahli strategi!     

Memerintahkan pasukan besar berjumlah 100,000 orang dan menaklukkan Kota Barbar Selatan di Kerjaan Jawara Selatan tanpa kehilangan satu prajurit pun…. Sebuah pencapaian dalam pertempuran yang dapat digunakan sebagai bahan mengajar.     

Sima Chang Feng melirik dalam pada Duan Ling Tian sebelum berkata, dengan senyum, "'Meminjam panah dengan perahu jerami', 'menyelinap di sepanjang jalan yang tidak diketahui', dan 'mengeluarkan kayu bakar dari bawah belanga'… Dikombinasikan dengan yang sebelumnya 'menyebrangi sungai sambil menipu langit', Duan Ling Tian, ka benar-benar tidak sederhana."     

"Guru terlalu baik, tapi itu hanya keberuntunganku yang baik." Duan Ling Tian dengan rendah hati tersenyum.     

Keberuntungan yang baik?     

Tidak hanya Sima Chang Feng, sudut mulut seluruh siswa termasuk Xiao Yu dan Xiao Xun, berkedut.     

Ini dapat dianggap sebagai keberuntungan juga?     

Tepat ketika Sima Chang Feng kehabisan kata-kata, sosok muncul di pintu kelas.     

Wakil Dekan Akademi Paladin, Zhang Xiong.     

Zhan Xiong mengangguk pada Sima Chang Feng sebelum melihat ke arah Duan Ling Tian dan berkata, "Duan Ling Tian, Yang Mulia memanggilmu. Ikuti aku."     

Debur!     

Apa yang dikatakan Zhan Xiong secara alami membuat kegemparan di dalam kelas.     

Yang Mulia, Kaisar Kerajaan Langit Merah mereka, memanggil Duan Ling Tian?     

"Sepertinya Duan Ling Tian akan beruntung."     

"Aku sudah menduga sejak Duan Ling Tian mengarahkan tentara dan menaklukkan Kota Barbar Selatan di Kerajaan Jawara Selatan dan membawa rasa bangga ke Kerajaan Langit Merah, Yang Mulia pasti akan sangat bahagia dan tentu saja ingin memberi hadiah pada Duan Ling Tian atas jasa-jasanya."     

"Aku ingin tahu apa yang diberikan Yang Mulia pada Duan Ling Tian sebagai hadiahnya …."     

"Tidak bisakah kau brtanya pada Duan Ling Tian begitudia kembali?"     

...     

Di dalam kelas, semua siswa berbisik membahasnya, dan kelas hanya kembali tenang setelah Sima Chang Feng sengaja terbatuk dua kali.     

Duan Ling Tian mengikuti di belakang Zhan Xiong dan berjalan keluar Akademi Paladin.     

Di luar akademi, kereta mewah menunggunya. Di samping kereta itu ada dua prajurit yang mengenakan baju besi, dan seorang prajurit muda bertugas sebagai kusir kereta.     

"Prajurit berbaju besi ini sepertinya bukan dari Tentara Penjaga Kota… Mungkinkah itu baju besi Tentara Kekaisaran?" Duan Ling Tian berpikir dalam hati.     

"Tuan Wakil Dekan, Tuan Ling Tian, silahkan." Menyadari kedatangan Duan Ling Tian dan Zhan Xiong, prajurit muda itu melompat dari kereta dan dengan hormat menyambut mereka ke kereta.     

Ketika dia berhadapan dengan Duan Ling Tian, kekaguman tulus muncul di wajah prajurit muda itu. Sebagai anggota tentara, ia sangat mengagumi tindakan Duan Ling Tian di perbatasan barat laut.     

"Wakil Dekan, apakah mereka Tentara Kekaisaran?" Duduk di dalam kereta, Duan Ling Tian melihat ke arah Zhan Xiong saat dia bertanya ingin tahu.     

"Benar, mereka adalah Tentara Kekaisaran." Zhan Xiong mengangguk ringan sebelum tersenyum dan berkata, "Aku mengandalkan nasib baikmu saat ini, karena biasanya, bahkan jika aku ingin memasuki Istana Kekaisaran, aku tetap harus menyiapkan kereta sendiri… Namun, kereta ini adalah secara pribadi diperintahkan oleh Kaisar untuk dipersiapkan untukmu."     

Tak lama, Duan Ling Tian tiba di Istana Kekaisaran.     

Istana Kekaisaran bersuasana megah dan istana berdiri di kejahan, tampak menakjubkan dan luar biasa.     

Saat ini, kereta yang membawa Duan Ling Tian memasuki Istana Kekaisaran dan dengan cepat tiba di depan istana di pusat Istana Kekaisaran.     

Di bawah pengawalan prajurit muda yang bertugas sebagai kusir kereta, Duan Ling Tian dan Zhan Xiong memasuki istana.     

Emas dan batu giok berkilauan di dalam istana, membuat siapa pun menjadi tercengang karenanya.     

"Hmm?" Ketika dia memasuki istana, Duan Ling Tian menyadari sudah ada empat orang yang hadir.     

Marquis yang Agung Nie Yuan dan putranya berdiri di sisinya.     

Dan di singgasana kaisar di tengah, seorang lelaki tua berusia 60 tahun mengenakan jubah naga duduk dengan gagah di atas singgasana.     

Meskipun berusia, dari orang-orang yang pernah dilihat Duan Ling Tian, keberadaan megah seseorang dengan status tinggi pada dirinya adalah yang paling menindas.     

Namun, sedikit dari keberadaan megah ini tidak dapat menyebabkan efek apa pun bagi Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian mampu menebak lelaki berusia 60 tahun ini adalah Kaisar Kerajaan Langit Merah saat ini.     

Terlebih lagi, di samping Kaisar, masih ada lelaki paruh baya lainnya.     

Lelaki paruh baya itu berpakaian seperti cendikiawan berwibawa dan matanya bekerlip dengan cahaya kebijaksanaan. Dia juga memiliki rautwajah raiang dan pembawaan yang luar biasa.     

Jika Duan Ling Tian bertemu dengan sosok seperti itu pada kesempatan biasa, dia pasti akan secara diam-diam memuji da di dalam hatinya.     

Namun, saat menghadapi orang seperti ini sekarang, rasa waspada muncul di dalam hati Duan Ling Tian.     

Karena ketika dia baru saja masuk istana ini, dia melihat niat membunuh samar-samar menyelimuti dirinya.     

Untaian niat membunuh itu melesat sesaat sebelum menghilang, dan jika bukan karena Duan Ling Tian memiliki pangalaman dan intuisi yang telah dia kumpulkan dari kehidupan sebelumnya, dia mungkin tidak dapat merasakannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.