Maharaja Perang Menguasai Langit

Pei San



Pei San

0"Baik." Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima buru-buru menjawab sambil menundukkan kepala.     
0

Ketika mereka menundukkan kepala, mata mereka memancarkan niat membunuh yang dalam.     

Niat membunuh yang tertuju pada Duan Ling Tian.     

Pangeran Ketiga menatap Kaisar dan berkata dengan hormat, "Ayahanda Kaisar, kalau begitu saya pamit undur diri."     

"Saya juga pamit undur diri." Pangeran Kelima menyusulnya pergi.     

Tatapan Kaisar tertuju pada Duan Ling Tian dan Putri Bi Yao, menatap mereka secara bergantian.     

Duan Ling Tian tampak tidak terpengaruh dan masih berdiri di sana dengan raut wajah santai, namun wajah Putri Bi Yao memerah karena malu. "Ayahanda Kaisar, apa yang Ayahanda lihat?"     

"Hahahaha…." Kaisar tertawa terbahak-bahak untuk beberapa saat. "Kalian berdua saling mengenal?"     

Putri Bi Yao mengangguk dengan perasaan malu.     

Kaisar menatap Duan Ling Tian dan tersenyum ringan. "Panglima Duan, kau jarang-jarang datang ke istana. Karena kau dan Bi Yao sudah saling mengenal, maka temanilah dia jalan-jalan."     

"Baik, Yang Mulia." Duan Ling Tian menjawab, kemudian meninggalkan ruang singgasana bersama Putri Bi Yao.     

Pelayan istana pendamping Putri Bi Yao mengikuti mereka dari belakang.     

Perdana Menteri Gu You Ting, yang sedari tadi berdiri di samping Kaisar dan tidak berbicara sepatah kata pun, kini tampak sedikit marah dan matanya berkilat ganas.     

Ia tampak seperti ular berbisa ganas yang sedang mengintai mangsanya untuk ditelan hidup-hidup!     

Dibandingkan dengan sebelumnya, Putri Bi Yao kini merasa sedikit canggung. Ia tidak mengira pemuda yang ia cintai ini benar-benar memiliki kemampuan yang hebat.     

Sekarang ia sedang berjalan di samping pemuda yang selalu ada di dalam mimpinya itu, tetapi ia malah merasa malu sampai-sampai ia tidak tahu harus berkata apa.     

Duan Ling Tian juga merasakan suasananya menjadi sedikit canggung.     

Setelah beberapa lama menemani Putri Bi Yao berjalan-jalan, Duan Ling Tian memecah keheningan yang ada di antara mereka. "Tuan Putri, ada sesuatu yang harus kutangani. Aku harus pergi sekarang."     

"Baik." Putri Bi Yao mengangguk ringan. Setelah melihat Duan Ling Tian beranjak pergi dari kejauhan, barulah ia dapat menghela napas lega.     

Setelah meninggalkan Istana Kekaisaran, Duan Ling Tian menggelengkan kepala dan menghela napas. Ia sendiri tidak tahu perasaan macam apa yang ia miliki terhadap Putri Bi Yao.     

Namun ia yakin pada satu hal: Putri Bi Yao yang memaksa masuk ruang singgasana untuk membelanya telah membuat hatinya merasa sedikit tersentuh.     

Meskipun tidak membantu, niat baik Putri Bi Yao ini adalah sesuatu yang sangat ia hargai.     

"Huuf!" Duan Ling Tian menghembuskan napas, lalu ia kembali ke rumah besar nan luas yang merupakan tempat tinggal Pengawal Rahasia Kekaisaran.     

"Panglima, Pedang Ukiran Musim Semi yang Panglima berikan pada kami… Apakah semuanya itu adalah senjata roh tingkat delapan?"     

Duan Ling Tian baru saja memasuki gerbang ketika ia menyadari Zhang Qian berjalan menyambutnya dengan raut wajah heran. Tatapan kesebelas anggota lainnya juga tertuju pada Duan Ling Tian.     

Mereka sama sekali tidak mengira Duan Ling Tian akan sebegitu boros!     

"Kalian semua baru sadar sekarang?" Duan Ling Tian tersenyum ringan.     

"Panglima, kau seharusnya tidak perlu menghabiskan begitu banyak uang untuk memesan semua senjata roh ini dari seorang ahli senjata kelas delapan. Pasti mahal sekali, 'kan?" Zhao Gang ikut berbicara.     

"Itu cuma mainan kecil yang kubuat sendiri, aku hanya mengeluarkan sedikit uang untuk membeli bahan-bahannya." Duan Ling Tian menjawab dengan santai.     

Seketika, kedua belas orang itu, termasuk sang lelaki tua pada Tahap Ruang Hampa Setengah Langkah, terperangah.     

Panglima mereka adalah seorang ahli senjata tingkat delapan?     

Sepengetahuan mereka, Sang Panglima ini baru akan berumur 19 tahun dalam satu atau dua bulan lagi.     

Seorang ahli senjata berusia 18 tahun, konsep macam apa itu?     

"Panglima, jika perasaanku tidak salah, seluruh senjata roh tingkat delapan ini mampu memberikan kekuatan tambahan sebanyak 20% … dan jauh lebih baik dibandingkan dengan senjata roh yang dibuat oleh ahli senjata tingkat delapan biasa." Lelaki tua yang membunuh Panglima Xue Lu kemarin itu tidak dapat menahan diri untuk mengatakannya.     

"Hong Tua, pengamatan yang bagus." Duan Ling Tian tersenyum ringan sambil mengangguk.     

Lelaki tua ini adalah salah satu dari dua Tokoh Digdaya Tahap Ruang Hampa Setengah Langkah yang dikirim Marquis Senior dari Kediaman Marquis Yang Agung untuknya.     

Mendengar percakapan antara Duan Ling Tian dan Hong Tua, semua yang lain merasa semakin terkejut.     

Mereka semua menarik keluar Pedang Ukiran Musim Semi mereka masing-masing dan memeriksanya dengan serius untuk beberapa saat, dan hasilnya sama persis seperti yang dikatakan Hong Tua; mereka mampu meningkatkan kekuatan sebanyak 20%.     

Mau tak mau, hati mereka tergerak.     

Bagaimanapun, senjata roh tingkat delapan biasa hanya dapat memberikan tambahan kekuatan paling banyak 20%, dan yang mampu memberikan tambahan kekuatan 19% sudah dapat dianggap sebagai senjata roh kualitas terbaik.     

Pedang Ukiran Musim Semi di tangan mereka dapat dianggap sebagai yang terbaik di antara senjata roh tingkat delapan berkualitas terbaik.     

Sekilas dapat terlihat rasa hormat dalam tatapan mereka yang tertuju pada Duan Ling Tian.     

Seorang ahli bela diri Sumber Inti berusia 18 tahun dan ahli senjata tingkat delapan!     

Entah bagaimana ekspresi mereka jika mereka tahu kalau Duan Ling Tian juga adalah seorang tabib tingkat delapan.     

Seketika, Duan Ling Tian melihat ke arah Zhang Qian.     

"Zhang Qian, pergilah bersama Zhao Gang ke semua toko obat besar di Kota Kerajaan dan cari beberapa jenis bahan obat ini." Duan Ling Tian mengeluarkan kuas dan secarik kertas lalu menuliskan beberapa jenis bahan obat kemudian menyerahkan secarik kertas itu kepada Zhang Qian. "Terutama cari catatan mereka dari tiga tahun lalu, dan cari tahu apakah mereka ingat kepada siapa mereka menjual bahan-bahan obat itu…."     

Bahan-bahan obat yang dimaksud adalah bahan obat utama untuk membuat racun yang telah meracuni Sang Kaisar, dan sangat jarang digunakan.     

Tujuan Duan Ling Tian adalah untuk mencari tahu siapa yang meracuni Kaisar.     

"Baik." Zhang Qian dan Zhao Gang menerima perintah dan segera pergi.     

Di Istana Kekaisaran, di luar paviliun yang tenang dan terpencil.     

"Perdana Menteri Gu?" Sebuah suara hampa terdengar bergema dari segala arah. Suara itu suram dan tanpa sedikit pun emosi.     

Seorang lelaki tua berpakaian hitam muncul dari dalam kesunyian.     

"Xue Tua." Gu You Ting menatap lelaki tua itu dan mengangguk ringan.     

"Perdana Menteri Gu, apakah ada sesuatu yang Anda perlukan dariku?" Lelaki tua berpakaian hitam itu memiliki sepasang mata yang keruh dan perawakan yang menyedihkan. Tubuh kurusnya seolah dapat jatuh bila tertiup angin.     

Namun Gu You Ting tahu bahwa kekuatan lelaki tua itu sangat menakutkan.     

Setidaknya tidak lebih rendah darinya!     

Gu You Ting menghela napas sambil berkata pelan, "Xue Tua, aku turut berbelasungkawa."     

"Perdana Menteri Gu, apa maksudmu?" Aura mengerikan pada lelaki tua itu tampak menjadi sedikit lebih dalam ketika mendengar apa yang dikatakan Gu You Ting.     

"Xue Tua, mungkin kau belum tahu…. Cucumu, Xue Lang, Pusat Energinya telah dilumpuhkan oleh orang lain, dan ia kehilangan seluruh kekuatannya." Mata Gu You Ting berkedip saat ia bicara.     

"Apa?!" Mata keruh lelaki berpakaian hitam itu langsung bersinar terang dan niat membunuh yang menakutkan menyelimuti Gu You Ting. "Perdana Menteri Gu, benarkah apa yang kau katakan?"     

"Ya." Gu You Ting mengangguk.     

"Siapa yang melakukannya? Apakah putraku membalas dendam untuk Lang?" Suasana hati lelaki tua berpakaian hitam itu sedikit gelisah.     

"Xue Tua…. Putramu sudah tewas." Gu You Ting tertawa getir.     

Lelaki tua berpakaian hitam itu tidak berteriak kali ini tetapi tubuh kurusnya sedikit gemetar dan dengan suara dingin tiada tanding yang seolah berasal dari dasar neraka, ia bertanya. "Perdana Menteri Gu, apakah kau tahu siapa yang melakukannya?"     

"Xue Tua, putramu justru sedang mencoba membalas dendam untuk cucumu, namun bukan saja ia tidak berhasil membalas dendam, pada akhirnya ia sendiri terbunuh dalam upaya balas dendam itu…. Orang yang melumpuhkan cucumu dan membunuh putramu adalah orang yang sama!" Gu You Ting berkata pelan.     

"Siapa orangnya?" Lelaki tua berpakaian hitam itu mengangkat alisnya dan menatap dengan murka, kemarahannya sudah mencapai batasnya.     

"Panglima Pengawal Rahasia Kekaisaran, Duan Ling Tian!" Gu You Ting perlahan berkata, "Xue Tua, kau harus kembali dan melihat cucumu…. Aku benar-benar khawatir, dengan tewasnya putramu maka Duan Ling Tian akan bertindak kejam kepada cucumu!"     

"Dia berani?" Lelaki tua berpakaian hitam itu berteriak dengan suara rendah, nada suaranya terdengar sedingin es.     

Wuss!     

Seketika, sosok lelaki tua berpakaian hitam itu gemetar, dan ia lenyap tanpa bekas.     

"Duan Ling Tian…. Aku benar-benar ingin melihat bagaimana kau menghadapi amarah si Xue gila ini." Sudut mulut Gu You Ting menyunggingkan seringai karena rencananya berhasil.     

Di jalan utama pusat kota Kota Kerajaan, Duan Ling Tian memacu kudanya di depan barisan, diikuti oleh sepuluh Pengawal Rahasia Kekaisaran di belakangnya.     

Kedua lelaki tua itu bertindak seperti dua dewa pelindung yang menjaga Duan Ling Tian dari dekat.     

Di sepanjang jalan yang mereka lalui, para pejalan kaki akan menghindar ke samping dan memberi jalan kepada mereka bersebelas.     

"Itu Pengawal Rahasia Kekaisaran!"     

"Dia itu Panglima Pengawal Rahasia Kekaisaran, Duan Ling Tian?"     

"Ya Tuhan! Aku bahkan sempat berpikir rumor yang beredar itu terlalu berlebihan. Aku tidak pernah membayangkan Duan Ling Tian benar-benar hanyalah seorang pemuda."     

...     

Kerumunan pejalan kaki yang menyaksikan mereka lewat saling berbicara sambil berbisik.     

Duan Ling Tian tentu saja mendengar semua percakapan itu, tetapi ia hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan tidak ambil pusing.     

Tidak ada yang tidak membahasnya di sepanjang jalan dan ia sudah terbiasa dengan itu semua.     

"Ayo!" Tepat saat ini, sebuah kereta mewah mendekat ke arah mereka dengan kecepatan yang sangat tinggi.     

Duan Ling Tian mengerutkan kening.     

"Minggir!" Kusir kereta itu jelas sangat mendominasi, ia berteriak sambil mengayunkan cambuk kuda di tangannya.     

Mata si kusir kereta itu jelas terlihat sedang merendahkan para pejalan kaki yang berlarian menghindar ke sisi jalan.     

Tak lama kemudian, ia memperhatikan kelompok Duan Ling Tian.     

"Hmm?" Kusir itu mengerutkan kening, lalu ia melihat jubah Valador standar yang dikenakan oleh kelompok Duan Ling Tian. Ia samar-samar menyadari bahwa orang-orang ini pastilah bukan orang biasa, sehingga ia merasa sedikit panik kemudian buru-buru mengencangkan tali kekang. "Berhenti!!"     

Kereta itu berhenti dalam jarak tidak sampai tiga meter dari kuda tunggangan Duan Ling Tian.     

"Ah Fu, kenapa kau berhenti?" Tepat saat ini, suara seorang lelaki terdengar dari dalam kereta.     

"Tuan Muda Ketiga, ada beberapa petinggi tentara di depan. Mari kita tunggu mereka lewat terlebih dahulu." Kusir kereta itu menatap pemuda yang mengenakan Jubah Valador itu dengan sedikit ragu.     

"Petinggi tentara apa?" Suara yang keluar dari dalam kereta terdengar tidak sabar.     

Tak lama, tirai kereta dibuka dan seorang lelaki muda menjulurkan kepalanya.     

Namun mata lelaki muda itu tiba-tiba menyipit dan amarah yang mengerikan muncul di wajahnya ketika ia melihat pemuda di hadapannya itu. "Itu kau!"     

Duan Ling Tian sedikit tertegun melihat lelaki muda di depannya yang tiba-tiba berteriak kaget padanya.     

Apakah aku mengenalnya?     

Duan Ling Tian dengan saksama memperhatikan lelaki muda yang menjulurkan kepalanya dari dalam kereta itu, dan mencoba mengingat-ingat dengan cepat.     

Pada akhirnya, sebuah sosok samar muncul di dalam pikirannya dan perlahan-lahan ia menemukan kecocokan dengan orang yang ada di hadapannya.     

Kejadian di luar Kota Gemilang dua tahun yang lalu melintas di benak Duan Ling Tian.     

Pada saat itu, ia sedang bergegas menuju Kota Gemilang ketika ia bertemu dengan seorang pemuda dan gadis muda yang menganggap kehidupan manusia seperti rumput yang tidak berharga.     

Pemuda dan gadis muda itu menunggang Kuda Ferghana.     

Saat itu, ia sengaja menghindar ke sisi jalan.     

Tapi tak diduga, gadis muda itu mengayunkan cambuk kuda padanya!     

Ia memberi pelajaran pada gadis muda itu, lalu pemuda itu membela gadis muda itu dan menyerangnya. Pada akhirnya, lengan pemuda itu putus ditebasnya.     

Setelah itu Duan Ling Tian baru mengetahui bahwa pemuda itu adalah Pei San, putra ketiga dari Gubernur Provinsi Gunung Layang.     

"Itu kau." Duan Ling Tian akhirnya ingat bahwa pemuda di depannya itu tak lain adalah Pei San yang tangannya ditebas olehnya dua tahun yang lalu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.