Maharaja Perang Menguasai Langit

Tak Punya Pendirian



Tak Punya Pendirian

0Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu berusia sekitar 25 tahun dan berpenampilan yang biasa-biasa saja, aura yang suram samar-samar terlihat di raut wajahnya.     
0

Siswa itu tiba di depan meja Duan Ling Tian dan dengan tak acuh bertanya, "Berapa yang kau inginkan untuk anakan Tikus Bulu Emas ini? Aku akan membelinya."     

Alis Ke Er yang indah berkerut ketika mendengarnya. Ia sedikit tidak senang.     

Tikus emas kecil itu tampaknya mengerti apa yang dikatakan oleh Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu, dan ia membelalakkan mata hijau-gioknya padanya sambil memamerkan taringnya dan mengacungkan cakarnya.     

Namun karena bulu halusnya yang lebat, meskipun tikus emas kecil itu bersikap galak, tidak ada yang takut kepadanya.     

"Tikus Bulu Emas bermata hijau?" Mata Siswa itu bersinar, dan pikiran pertama yang muncul di dalam hatinya adalah:     

Aku telah menemukan Tikus Bulu Emas dari jenis yang berbeda!     

Seekor Tikus Bulu Emas yang telah tumbuh sempurna akan memiliki kekuatan di Tahap Ruang Hampa Setengah Langkah.     

Seekor Tikus Bulu Emas dengan jenis berbeda mungkin bahkan bisa menerobos ke Tahap Pembelah Ruang dan menjadi seekor makhluk siluman.     

Duan Ling Tian memperhatikan cahaya keserakahan yang muncul di mata Siswa itu, dan mulutnya menyunggingkan seringai sambil berkata acuh tak acuh, "Pergi, kami tidak akan menjualnya!"     

Kami tidak akan menjualnya!     

Apa yang dikatakan Duan Ling Tian menyebabkan Siswa pelataran dalam itu tertegun.     

"Kau... Apakah kau tahu siapa aku?" Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu melihat Duan Ling Tian dan dengan sengaja membusungkan dadanya, menyebabkan simbol Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang yang dipakainya terlihat jelas.     

"Apakah kau sedang melakukan pertunjukkan topeng monyet?" Duan Ling Tian mengerutkan kening dan sedikit tidak sabar. "Aku tahu kau adalah Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang.... Terus memangnya kenapa? Apa karena kau Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang, lalu aku harus menyerahkan milikku yang berharga dan menjual tikus emas kecil ini padamu? "     

Pertunjukkan topeng monyet?     

Wajah Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu menjadi suram mendengar apa yang dikatakan Duan Ling Tian, lalu ia berkata dengan suara rendah, "Nak, hati-hati; malapetaka itu berawal dari mulutmu!"     

Kapan ia pernah dipermalukan oleh seseorang seperti ini?     

Sejauh yang ia tahu, kalimat bernada candaan itu sama saja dengan penghinaan.     

Melihat Siswa pelataran dalam sekte itu tiba-tiba bersikap bermusuhan, Duan Ling Tian menatapnya tenang lalu menunduk untuk melanjutkan makan tanpa mempedulikannya lagi.     

Siswa pelataran dalam itu berpikir Duan Ling Tian melakukan hal itu karena takut padanya, lalu ia mencibir. "Dasar bedebah!"     

Sambil berbicara, ia mengangkat tangannya dan setumpuk perak tiba-tiba muncul di tangannya, lalu ia membantingnya ke atas meja dan berkata dengan suara rendah, "Ini 100.000 perak, aku beli Tikus Bulu Emas-mu!"     

100.000 perak?     

Duan Ling Tian tercengang. Ia menelan makanan di mulutnya lalu melirik Siswa pelataran dalam itu seolah-olah ia melihat seorang idiot. "Aku akan memberimu 1 juta perak untuk membelikanku seekor lagi anakan Tikus Bulu Emas seperti ini. Bagaimana?"     

Alis Ke Er dan Li Fei yang indah juga sedikit berkerut, wajah mereka tidak terima.     

Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang ini benar-benar keterlaluan!     

Tepat saat ini, dua Siswa pelataran luar Sekte Pedang Tujuh Bintang lainnya berdiri di belakang Siswa pelataran dalam itu dan menatap sengit Duan Ling Tian, dan salah satu dari mereka mengancam, "Nak, jika kau cerdas, cepat serahkan anakan Tikus Bulu Emas itu. Kakak seniorku adalah seseorang yang tidak boleh kau singgung."     

"Tepat, Kakak Senior kami adalah Siswa pelataran dalam yang luar biasa dari Sekte Pedang Tujuh Bintang, dan ia adalah orang yang akan menjadi tetua Sekte Pedang Tujuh Bintang di masa depan. Jika kau paham, berikan Tikus Bulu Emas ini kepada kakak senior kami. Dengan begitu, kau dapat dianggap telah menunjukkan kesetiaan," Siswa pelataran luar Sekte Pedang Tujuh Bintang lainnya berkata pada Duan Ling Tian.     

Mata Duan Ling Tian menyipit, dan ia melihat ke arah dua Siswa pelataran luar Sekte Pedang Tujuh Bintang. "Menurut apa yang kalian berdua katakan, menyerahkan anakan Tikus Bulu Emas ini kepada Kakak Senior kalian sekarang adalah pilihan yang paling masuk akal dan paling bijaksana?"     

"Tentu saja," kata dua Siswa pelataran luar itu bersamaan.     

"Ha ha…." Sudut-sudut mulut Duan Ling Tian menyunggingkan senyum, dan ia mengangkat tangannya untuk meraih tikus emas kecil itu.     

"Cit cit~" Tikus emas kecil itu mengangguk pada Duan Ling Tian dan memamerkan cakarnya dan mengacungkan taringnya, lalu berbalik untuk melihat ke arah ketiga Siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang itu.     

Duan Ling Tian tentu saja bisa memahami apa yang dimaksudkan oleh tikus emas kecil itu.     

Tikus emas kecil itu baru saja bertanya padanya apakah ia bisa menyerang dan membunuh tiga orang yang penuh kebencian ini.     

Duan Ling Tian jelas meyakini tikus emas kecil ini memiliki kemampuan, tetapi ia menggelengkan kepalanya.     

Jika ketiga Siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang ini benar-benar dibunuh oleh tikus emas kecil itu, maka kedatangannya ke tempat ini hanya akan sia-sia. Sekte Pedang Tujuh Bintang benar-benar tidak akan mengizinkannya memasuki sekte.     

"Nak, kau cerdas." Salah satu Siswa dari Sekte Pedang Tujuh Bintang itu melihat saat Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan berpikir Duan Ling Tian menolak permintaan si tikus emas kecil untuk tinggal bersamanya, dan sudut-sudut mulut Siswa itu menyunggingkan senyum puas.     

Tidak hanya ia, bahkan Siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang yang lain juga memiliki pemikiran yang sama.     

Wajah Siswa pelataran dalam sekte pedang Tujuh Bintang itu menunjukkan senyum kemenangan.     

Ia menatap Duan Ling Tian dan mengulurkan tangannya.     

"Hmm?" Alis Duan Ling Tian bertaut dan ia dengan dingin menatap Siswa pelataran dalam itu dan berkata dengan waspada, "Apa yang kau lakukan?"     

Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu menjadi marah. "Nak, apa kau mempermainkanku?"     

"Mempermainkanmu?" Duan Ling Tian tercengang. Kapan ia mempermainkan orang ini?     

"Berandal, dia pikir kau membujuk si Emas Kecil untuk ikut dengannya tadi," kata Li Fei kepada Duan Ling Tian, karena ia memperhatikan semua yang terjadi sebelumnya.     

Duan Ling Tian mengerutkan kening dan berkata dengan tidak sabar, "Dengar... Apakah ada yang salah dengan kepalamu? Bukankah aku katakan tadi aku tidak menjualnya? Cepat pergilah, kami masih ingin makan."     

"Nak, kau...." Wajah Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu menjadi suram, kemudian ia mengerahkan kekuatan yang sangat besar di tangannya, Sumber Energinya mengamuk, dan di atasnya muncul 110 bayangan mammoth kuno.     

Tingkat Kedelapan Tahap Sumber Inti!     

"Apa? Kau masih ingin merebutnya dengan paksa? Seorang Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang bisa begitu sombong?" Wajah Duan Ling Tian marah, dan tatapannya yang membara menatap tajam pada Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu.     

Sementara itu, para pelanggan di rumah makan itu mulai memandangi Siswa pelataran dalam dari Sekte Pedang Tujuh Bintang itu.     

"Seorang Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang merebut barang orang lain?"     

"Tidak mungkin.... Sekte Pedang Tujuh Bintang sangat ketat dalam menjalankan aturan dan tidak memihak. Mereka melarang Siswa-Siswa mereka menggunakan kekuatan mereka untuk menindas yang lemah."     

"Bukankah adik ini mengatakan Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang ini ingin merebut barang miliknya?"     

...     

Kerumunan pelanggan membahas hal itu dengan penuh semangat.     

Ketika Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu memperhatikan tatapan dari sekitarnya, wajahnya berubah masam, lalu sambil menyunggingkan seringai ia berkata dengan suara keras, "Nak, kau sudah menjual Tikus Bulu Emas ini padaku. Sekarang kau menarik kembali kata-katamu; aku hanya mengambil kembali barangku sendiri."     

"Jadi seperti itu."     

"Seperti yang aku katakan, Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang tidak akan menggunakan kekuatan mereka untuk menindas yang lemah."     

"Setiap orang harus memiliki integritas. Jika kau sudah setuju dengan seseorang, maka kau harus melakukan apa yang kau katakan.... Anak muda ini sudah keterlaluan."     

...     

Para pelanggan yang hadir tiba-tiba paham, dan dalam sesaat mereka semua memihak Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang dan mencela Duan Ling Tian.     

"Tak tahu malu!" Li Fei dan Ke Er marah sampai-sampai wajah mereka memerah ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Siswa pelataran dalam itu, karena mereka tidak pernah membayangkan Siswa pelataran dalam itu benar-benar akan berbicara dengan cara tidak bertanggung jawab seperti itu.     

"Haha... Sepertinya tidak semua orang dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang mau mematuhi aturan sekte." Duan Ling Tian tertawa keras dan tatapannya tertuju pada Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang tersebut.     

"Nak, kau tidak perlu banyak alasan. Kau sudah setuju untuk menjual anakan Tikus Bulu Emas ini padaku, sekarang serahkan... Aku akan memberimu kesempatan; jika tidak, jangan salahkan aku jika bertindak kejam!" Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu menatap Duan Ling Tian dan niat membunuh menyala di dalam matanya.     

"Anak muda, karena kau sudah setuju, maka serahkanlah padanya."     

"Ya, seperti kata pepatah, seorang lelaki tidak berarti apa-apa tanpa kata-katanya. Integritas itu sangat penting, dan kau tidak perlu kehilangan nyawamu hanya karena masalah ini."     

"Anak muda sekarang benar-benar tidak tahu aturan."     

...     

Pelanggan yang menonton satu per satu melontarkan komentar, beberapa dari mereka ada yang memberi saran kepada Duan Ling Tian dan beberapa orang lainnya justru menceramahinya.     

Duan Ling Tian mengabaikan orang-orang yang tak punya pendirian ini. Berbicara tanpa henti ketika mereka tidak tahu apa-apa, apakah mereka benar-benar berpikir mereka adalah orang suci yang adil?     

"Nak, kemarahan massa sulit untuk dilawan. Serahkanlah anakan Tikus Bulu Emas itu." Siswa pelataran dalam Sekte pedang Tujuh Bintang itu menunjukkan rasa puas ketika ia mendengar begitu banyak orang membantunya memojokkan Duan Ling Tian.     

"Benar, cepat serahkanlah. Jika tidak, kami akan membuat kau menanggung akibatnya!"     

"Nak, bijaksanalah! Atau aku akan mengusirmu!"     

Kedua Siswa pelataran luar itu ikut bekerja sama dan memojokkan Duan Ling Tian dengan jumawa.     

"Sekte Pedang Tujuh Bintang…." Senyum di sudut mulut Duan Ling Tian semakin lebar. Tentu saja, telur hitam ada di mana-mana.     

Bahkan di sekte teratas Kekaisaran Rimba Biru, Sekte Pedang Tujuh Bintang, tidak terkecuali.     

Ketiga Siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang ini menginginkan tikus emas kecil itu, sehingga mereka menggunakan segala cara untuk mendapatkannya, mengubah yang hitam menjadi putih, dan takkan berhenti sebelum tujuan mereka tercapai     

Duan Ling Tian menatap ketiga Siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang itu dan bertanya dengan acuh tak acuh, "Bagaimana jika aku tidak mau menyerahkannya?" Ia menunjukkan ekspresi santai tanpa beban; seolah-olah ia tidak menganggap serius mereka bertiga sama sekali.     

Kenyataannya, ia memang tidak menganggap mereka serius.     

Mereka hanya tiga orang pada Tahap Sumber Inti.     

Wajah Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu memerah, dan ia berkata dengan marah, "Nak, sepertinya kau sengaja mempermainkan kami."     

Sumber Energi di tangannya berkecamuk tanpa henti.     

Semua yang ia katakan sekarang jelas untuk membenarkan serangan kejam yang akan ia lontarkan kemudian.     

Dengan cara ini, ia akan dianggap sebagai pihak yang benar, dan tidak ada yang akan mengatakan Siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang memanfaatkan nama baik sektenya untuk menindas orang lain.     

Dan yang terjadi persis seperti itu.     

Mendengar apa yang dikatakan oleh Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu, suara helaan napas bercampur emosi terdengar di dalam rumah makan itu seperti yang diharapkan.     

"Anak-anak muda zaman sekarang terlalu gegabah. Bukan saja kata-katanya tidak bisa dipegang, mereka juga punya banyak alasan dan sangat arogan."     

"Hari ini, dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri jika dia dibunuh oleh Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang ini."     

"Tepat. Jika dia mati, dia akan mati sia-sia! Lagi pula, memang dia yang salah."     

...     

Suara yang muncul satu demi satu itu membuat Siswa pelataran dalam Sekte Pedang Tujuh Bintang itu semakin berada di atas angin.     

"Kalian semua... Bagaimana bisa kalian semua berkata seperti itu... Tuan Muda tidak setuju untuk menjual si Emas Kecil kepada mereka sama sekali!" Wajah Ke Er yang cantik memerah saat ia mendengar omongan para pelanggan rumah makan itu, ia berusaha membela Duan Ling Tian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.