Maharaja Perang Menguasai Langit

Manajer Cantik



Manajer Cantik

0"Kota Kuno Abadi?" Tatapan Duan Ling Tian menyala saat melihat hilir mudik orang, kuda, dan kereta yang tak berujung. Ia bertanya dengan ingin tahu, "Kota Kuno Abadi ini terlihat lumayan sibuk, apakah ada sesuatu yang istimewa disini?"     
0

Sebuah kota kuno yang berdiri di tengah-tengah gurun pasir dan terletak dekat dengan Puncak Pertapa ternyata mampu menarik begitu banyak pedagang, dan hal ini menyebabkan hati Duan Ling Tian dipenuhi rasa ingin tahu.     

"Tuan Muda, Kota Kuno Abadi bisa dibilang adalah kota perdagangan terbesar di Kekaisaran Rimba Biru. Semua usaha di kota ini dibesarkan hanya demi keuntungan semata... Tidak seperti kota biasa, tidak ada halaman rumah yang secara khusus disediakan untuk orang-orang yang tinggal. Jika bukan untuk melakukan bisnis di sini, maka seseorang hanya dapat tinggal di dalam penginapan sini." Xiong Quan melanjutkan.     

Kota perdagangan terbesar di Kekaisaran Rimba Biru?     

Duan Ling Tian merasa ini agak sulit dipercaya.     

Sebuah kota yang didirikan di tempat yang suram dan sunyi ini ternyata memiliki latar belakang yang hebat.     

"Tuan Muda, ada pepatah terkenal di Kekaisaran Rimba Biru: Jika kau ingin mendapatkan sesuatu yang kau inginkan, jika Kota Kuno Abadi tidak memilikinya, maka tidak mungkin untuk menemukannya di tempat lain di Kekaisaran Rimba Biru," kata Xiong Quan perlahan.     

"Sekarang setelah kau berkata seperti itu, aku jadi tertarik dengan kota ini ... Kita akan mencari penginapan untuk bermalam dan merasakan kebiasaan dan kehidupan setempat di sini. Kita akan menuju Puncak Pertapa besok atau lusa. "     

Tidaklah mudah jika pada akhirnya bisa melakukan perjalanan dari Sekte Pedang Tujuh Bintang, dan Duan Ling Tian berniat mengajak Li Fei berkeliling kota, karena ia tidak ingin datang hanya untuk menyelesaikan urusannya dan langsung kembali.     

Jika melakukan hal seperti itu, akan terasa terlalu membosankan.     

Mata indah Li Fei berbinar ketika mendengar perkataan Duan Ling Tian, ​​seperti halnya Duan Ling Tian, ​​ia dipenuhi rasa penasaran dan keingintahuan terhadap kota kuno ini.     

"Tuan muda." Xiong Quan memperingatkan Duan Ling Tian ketika melihat mereka akan memasuki kota kuno itu. "Di kota ini para ahli beladiri banyaknya seperti awan. Bahkan orang yang terlihat tidak mencolok di jalanan sangat mungkin adalah seorang tokoh digdaya Tahap Ruang Hampa... Ditambah dengan jaraknya yang sangat jauh dari kota kekaisaran, kota ini bisa dianggap tanah tidak bertuan. pembantaian berdarah sering terjadi di sini. Di Kota Kuno Abadi, ahli bela diri yang tidak memiliki tingkat kekuatan yang cukup hanya bisa bersikap seperti anjing yang menyelipkan ekor di antara kedua kaki dan bersembunyi dari masalah, karena mereka sangat takut menghadapinya. "     

Duan Ling Tian mengangguk dan ekspresinya menjadi lebih serius.     

Kota Kuno Abadi ini tidak bisa dipandang seperti biasa ia memandang kota-kota lainnya.     

Li Fei menarik penutup wajahnya ketika mereka hampir mencapai Kota Kuno Abadi, dan baru kemudian ia memacu kudanya untuk memasuki kota itu bersama Duan Ling Tian dan Xiong Quan.     

Begitu mereka memasuki kota itu, aura pasar yang padat terasa menyerang wajah mereka.     

Di jalan utama di dalam kota kuno itu, kereta dan kuda seperti naga panjang yang berenang di sungai yang tak berujung, dan kota itu sangat ramai.     

Banyak kios berada di kedua sisi jalan, dan kios-kios ini menjual pil obat, senjata roh, atau berbagai bahan lainnya...     

Ada remaja, pemuda, lelaki paruh baya, dan bahkan lelaki tua yang membuka kios disitu.     

Duan Ling Tian mengerahkan Kekuatan Spiritualnya saat ia memacu kudanya maju...     

Tiba-tiba, kelopak matanya mengkerut.     

Tatapannya turun ke seorang pemilik kios di dekatnya.     

Ia adalah seorang lelaki tua bongkok yang berdiri di belakang kios dan sedang melakukan tawar-menawar dengan pengunjung.     

Dengan mengandalkan Kekuatan Spiritualnya yang kuat dan pengalaman seumur hidup Maharaja Beladiri Reinkarnasi, Duan Ling Tian dapat memastikan bahwa orang tua bongkok ini adalah ahli bela diri Tahap Pembelah Ruang, dan kekuatan orang tua itu seharusnya berada di tingkat kedua Tahap Pembelah Ruang.     

"Sepertinya apa yang dikatakan Xiong Quan sebelumnya sama sekali tidak salah. Di Kota Kuno Abadi ini, siapa pun yang berada di jalanan mungkin saja adalah seorang ahli Pembelah Ruang." Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan menjadi sedikit waspada.     

"Berandal, bagaimana kalau kita menginap di penginapan itu? Lihat, bahkan ada sebuah restoran di seberangnya." Ketika mereka melewati suatu sudut kota, mata Li Fei yang tajam tiba-tiba berbinar melihat di kejauhan.     

Duan Ling Tian mengikuti pandangan Li Fei untuk melihatnya.     

Sebuah penginapan bergaya kuno muncul di depan matanya.     

Di samping penginapan itu ada sebuah restoran berdiri...     

Restoran ini sangat istimewa, karena tenang dan elegan.     

Lantai pertama restoran itu dikosongkan sepenuhnya, dan dipenuhi berbagai tanaman yang ditempatkan dalam lingkaran, membuat siapa saja merasa nyaman saat menatapnya.     

Pada bagian tengah tanaman itu terdapat tangga yang menuju ke lantai dua.     

Penataan restoran ini membuat mata Duan Ling Tian ikut berbinar.     

Duan Ling Tian memacu kudanya maju bersama Li Fei dan Xiong Quan, dan mereka dengan cepat melewati bagian depan restoran.     

"Restoran Giok Lestari?" Mata Duan Ling Tian yang tajam bisa melihat papan nama restoran itu dengan sekali pandang.     

"Berandal, restoran ini sangat tenang." Li Fei menatap ke lantai dua restoran itu dengan heran, ada banyak pelanggan yang duduk di lantai dua, dan mereka mencicipi teh, minum anggur, makan, atau mengobrol ... Tapi mereka semua dengan sengaja menekan suara mereka dan tidak mengganggu orang lain.     

Suasana yang muncul terasa di restoran itu membuat Duan Ling Tian tidak dapat menahan diri dari keterkejutan.     

"Restoran yang sangat aneh." Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tersenyum, lalu menatap ke arah penginapan yang berada di seberangnya. "Pertama-tama kita memesan kamar dulu di penginapan itu, kemudian baru kita akan keluar untuk makan."     

"Penginapan Lubuk Kering." Duan Ling Tian menatap papan nama penginapan itu lalu mendorong kudanya maju agar tiba di depan pintu penginapan.     

Seketika, tiga pelayan yang berdiri rapi di luar pintu maju, dan mereka dengan hormat menerima kekang kuda-kuda Ferghana itu dari Duan Ling Tian dan rombongannya, ​​lalu membawa kuda-kuda Ferghana itu pergi.     

Ketiganya termasuk Duan Ling Tian berjalan ke dalam penginapan, dan sebuah konter berada tepat di depan mereka.     

Seorang wanita berusia sekitar 27 atau 28 tahun berdiri di belakang meja, dan ketika menatap wanita itu, Duan Ling Tian tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Ia tersadar kembali ketika Li Fei meletakkan tangan di pinggangnya dan memelintirnya.     

Meskipun penampilan wanita ini tak secantik Li Fei, tapi tidak terlalu jauh berbeda.     

Tetapi entah kenapa, seolah-olah seberkas energi yang memikat memancar dari titik di antara alis wanita itu dan membuat orang yang memandang gampang tersesat di dalamnya.     

"Teknik pemikat?" Setelah pikiran Duan Ling Tian menjadi jernih, suasana hatinya melonjak.     

Ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi memiliki catatan mengenai teknik pemikat ini.     

Teknik pemikat adalah sebuah metode kultivasi yang digunakan oleh para wanita. Ketika telah dikembangkan ke tingkat penguasaan, ia mampu menyebabkan para pria terhanyut di dalamnya, dan membuat wanita itu dapat memanipulasi pria itu sesuka hati ...     

Di antara kelompok Duan Ling Tian bertiga, hanya Duan Ling Tian yang terpengaruh oleh teknik pemikat wanita yang berdiri di belakang meja itu.     

Kultivasi Xiong Quan sangat mendalam dan tatapannya jelas; ia tidak terpengaruh.     

Adapun Li Fei adalah seorang wanita, jadi tentu saja tidak akan terpesona oleh seorang wanita.     

Duan Ling Tian mengerti bahwa wanita ini pasti adalah manajer Penginapan Lubuk Kering ini, maka ia berjalan ke konter dan berkata, "Manajer!"     

Tetapi wanita yang sedang bermalas-malasan di meja dan meletakkan tangan di pipinya yang indah tampak seolah-olah sama sekali tidak mendengar Duan Ling Tian, ​​Matanya yang seperti danau hijau menatap lurus ke arah sesuatu titik di luar penginapan.     

Duan Ling Tian mengikuti pandangan wanita itu dan ia memperhatikan bahwa pandangan wanita itu telah mendarat pada seorang pemuda awut-awutan yang duduk di dekat jendela di lantai dua restoran yang terletak di seberang.     

Pemuda awut-awutan itu berusia sekitar 30 tahun, wajahnya tertutup janggut dan rambutnya tergerai santai di pundaknya, ia tampak tak memperhatikan penampilannya. Ia memegang sebuah labu anggur di tangannya saat bersandar di sebua sisi jendela dan minum anggur.     

Tiba-tiba, Duan Ling Tian melihat bahwa pemuda awut-awutan itu tampak seolah-olah menyadari tatapan Duan Ling Tian, ​​dan pemuda itu berbalik untuk mengangguk dan tersenyum kepada Duan Ling Tian.     

Meskipun pemuda itu berpaling tepat setelah ia mengangguk, tapi Duan Ling Tian dapat melihat penampilannya dengan jelas.     

Ia adalah seorang pemuda yang tampan dengan mata berbintang dan alis berbentuk pedang, dan wajahnya yang persegi tertutupi dengan janggut yang dipenuhi dengan semangat. Sepasang matanya yang berpengalaman tampaknya bercerita bahwa ia pernah mengalami perubahan hidup yang tak terhitung jumlahnya.     

"Dia orang yang punya cerita." Pikiran ini muncul dalam hati Duan Ling Tian.     

"Oh ... Dia bahkan tak sudi memandangku sekali pun?" Tiba-tiba, sebuah desahan terdengar oleh telinga Duan Ling Tian, ​​dan baru sekarang ia menyadari bahwa manajer cantik yang berdiri di belakang meja itu sudah kembali tersadar dan bergumam pada diri sendiri.     

Dia?     

Duan Ling Tian memperlihatkan tatapan aneh. "'Dia yang dimaksud manajer cantik tentu bukanlah pemuda awut-awutan yang minum anggur di lantai dua restoran di seberang itu, kan?"     

Akhirnya, manajer cantik itu mengangkat kepalanya dan memandangi Duan Ling Tian bertiga lalu bertanya. "Kalian bertiga ingin menginap?"     

"Benar." Duan Ling Tian mengangguk.     

"Berapa banyak kamar yang kalian inginkan?" Manajer cantik itu bertanya lagi.     

"Dua," kata Duan Ling Tian.     

Tidak lama kemudian, manajer itu mengeluarkan dua buah kunci dan menyerahkannya kepada Duan Ling Tian. "Griya Langit ke-1 dan Griya Langit ke-2 ... kami gratiskan. Kalian semua bisa tinggal selama yang kalian mau."     

Pada saat yang sama ketika Duan Ling Tian menerima kunci, ia mendengar perkataan manajer yang cantik itu, dan ia benar-benar terperangah.     

Gratis?     

Mungkinkah karena ia tampan maka menjadi gratis?     

Duan Ling Tian berkata dalam hati.     

"Mengapa?" Ketika Duan Ling Tian masih linglung, Li Fei menatap manajer cantik itu dan bertanya dengan ekspresi penasaran.     

Manajer cantik itu menatap Li Fei, dan mata indahnya yang seperti danau batu giok seolah teringat sesuatu. "Gadis kecil, saat ku melihatmu, seolah-olah aku melihat diriku bertahun-tahun yang lalu. Mengenai kenapa tidak dikenai biaya menginap... Itu karena pemuda itu melihat kekasihmu dan tersenyum padanya."     

Apa yang dikatakan manajer cantik itu membuat Duan Ling Tian pulih dari keterkejutannya.     

Jadi ternyata manajer cantik itu tidak membuat mereka menginap gratis karena penampilannya.     

"Dia?" Li Fei tidak dapat memahaminya ketika mendengar penjelasan manajer itu, karena ia sama sekali tidak tahu apa yang dimaksud manajer cantik itu.     

"Tepat, 'dia'." Senyum mempesona muncul di wajahnya yang cantik itu. "Lelaki itu jarang tersenyum pada orang lain. Karena ia tersenyum pada kekasihmu, itu menunjukkan bahwa kekasihmu bukan orang biasa ... Seseorang yang bisa membuatnya tersenyum dapat tinggal di penginapanku secara gratis, tidak peduli berapa lama."     

Kata-kata manajer cantik menyebabkan Li Fei menjadi lebih bingung.     

Saat ini, mungkin hanya Duan Ling Tian yang bisa memahami makna di balik kata-kata manajer cantik itu.     

Karena hanya Duan Ling Tian yang melihat pria awut-awutan itu di restoran seberang sebelumnya, dan hanya dirinya yang melihat pria itu tersenyum padanya.     

"Sepertinya manajer cantik dari Penginapan Lubuk Kering ini diam-diam mencintai pemuda awut-awutan itu, dan pemuda awut-awutan itu tentu mengetahuinya. Kalau tidak, dia tidak akan sekadar menatap ke arahku dan tersenyum padaku sebelum berbalik." Dalam seketika Duan Ling Tian bisa menebak hal-hal itu.     

Duan Ling Tian berterima kasih kepada manajer yang cantik itu, lalu menyerahkan salah satu kunci di tangannya kepada Xiong Quan sebelum membawa Li Fei melangkah ke tangga penginapan.     

Duan Ling Tian dengan berbalik sedikit bisa melihat bahwa manajer yang cantik itu meneruskan 'mengintip' pemuda urakan itu ...     

"Aku tidak menyangka bahwa kita baru saja tiba di Kota Kuno Abadi dan sudah mendapati hal-hal yang begitu menarik." Seuntai senyum muncul di sudut mulut Duan Ling Tian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.