Maharaja Perang Menguasai Langit

Mencabut Rumput sampai ke Akarnya



Mencabut Rumput sampai ke Akarnya

0Setelah Duan Ling Tian meninggalkan aula Mizar, ia menuju ke Puncak Dubhe. Matanya tampak tenang, tetapi dalam kenyataannya, mengandung niat membunuh yang tersembunyi.     
0

"Liu Shi Ge ..." Tiba-tiba, wajah Duan Ling Tian menjadi suram, seolah tertutupi lapisan es yang tipis, dan ia mengeluarkan aura dingin yang menindas.     

Ia sangat mengingat nama itu di hatinya.     

Meskipun ia bisa menantang Liu Shi Ge dalam pertarungan di arena maut sekarang dan menggunakan mantra menyerang untuk membunuhnya langsung... Duan Ling Tian tidak ingin melakukan itu.     

Sampai tingkat tertentu, sebuah mantra bisa dikatakan sebuah alat curang, dan sungguh mudah untuk membunuh Liu Shi Ge dengan sebuah mantra, namun sulit membantunya melampiaskan kebencian di hatinya.     

Dia ingin menggunakan kekuatan sejatinya untuk menghancurkan kepercayaan diri Liu Shi Ge, dan membuat Liu Shi Ge menyesali semua yang telah dilakukannya hari ini ...     

Itu adalah kesombongannya!     

Ia akan memanjat dari tempat ia jatuh ...     

Ia adalah seorang pria, pria sejati!     

Setelah Duan Ling Tian meninggalkan Puncak Dubhe, ia langsung kembali ke Puncak Megrez, lalu dengan hati-hati berputar-putar sekitar setengah jam sebelum kembali ke gua stalaktit di suatu lereng di puncak gunung itu untuk menenangkan hatinya dan berkultivasi.     

Duan Ling Tian menempa kemampuannya di dalam gua stalaktit itu selama dua bulan penuh. Ketika lapar, ia akan langsung memanggang daging simpanannya; selesai makan, ia akan kembali berkultivasi. Tak peduli itu siang atau malam.     

Waktu berlalu dengan cepat.     

Dua bulan itu tidak terasa panjang atau pendek, tetapi sudah berlalu begitu saja.     

Dua bulan kemudian.     

Duan Ling Tian meninggalkan gua stalaktit itu dan menghabiskan waktu sehari untuk mempersiapkan segala yang ia perlukan sebelum menuju ke Puncak Alkaid.     

"Tetua Bi." Ketika Duan Ling Tian pergi mencari Li Fei, ia bertemu Tetua Bi secara kebetulan.     

"Berandal." Li Fei keluar dari rumah kayunya dan menunjukkan wajah penuh sukacita setelah mendengar suara Duan Ling Tian.     

Tetua Bi mengangguk pada Duan Ling Tian. "Fei telah memberitahuku semua yang harus diketahui. Aku ingin kau menjamin bahwa Fei akan aman dan selamat kembali kesini... Kalau tidak, aku tidak akan membiarkanmu pergi!", Tatapan Tetua Bi menjadi sengit ketika dia menyelesaikan ucapannya.     

Duan Ling Tian tidak marah, karena ia tahu bahwa Tetua Bi hanya mengkhawatirkan Li Fei, dan ia tersenyum tipis. "Jangan khawatir Tetua Bi, Tetua sudah tahu hubungan antara Fei Kecil dan aku. Kecuali aku mati, tidak mungkin aku membiarkannya terluka sedikit pun."     

Baru kemudian Tetua Bi mengangguk puas dan pergi.     

"Berandal, jangan keberatan dengan apa yang dikatakan Guru." Setelah Tetua Bi pergi, Li Fei tersenyum meminta maaf kepada Duan Ling Tian.     

"Fei kecil, mengapa kau berkata seperti itu? Tetua Bi itu gurumu, apa yang dikatakan Tetua Bi tadi itu karena dia mengkhawatirkanmu. Aku bahkan belum sempat merasa bersyukur karena dia begitu baik padamu, jadi mengapa aku harus keberatan? " Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Apakah kau sudah siap?"     

"Sudah." Li Fei mengangguk bersemangat dan merasakan gelombang kebahagiaan di hatinya saat ia memikirikan bahwa ia akan meninggalkan Sekte Pedang Tujuh Bintang.     

"Kalau begitu ayo kita berangkat sekarang? Apakah kau perlu pamit pada Kakak Seperguruan Zuo Qing?" Duan Ling Tian bertanya.     

Ia datang ke Puncak Alkaid tepatnya untuk membawa Li Fei pergi bersamanya.     

"Aku sudah bicara dengan Kakak Seperguruan Zuo Qing." Li Fei sedikit menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku ingin tahu apakah Adik Ke Er telah kembali? Ayo kita pergi ke Balai Alkaid dan melihatnya!"     

Balai Alkaid adalah suatu tempat di Puncak Dubhe di mana Guru Kepala Puncak Alkaid berkultivasi.     

"Tidak perlu." Duan Ling Tian tertawa getir sambil menggelengkan kepalanya. " Kemarin aku pergi ke Puncak Dubhe dan melintas di Puncak Alkaid. Ke Er dan gurunya belum kembali ... Aku penasaran ke mana mereka pergi? Mereka masih belum kembali setelah sekian lama." Saat selesai berbicara, Duan Ling Tian terlihat sedikit khawatir.     

Li Fei memperhatikan bahwa Duan Ling Tian khawatir pada Ke Er dan ia menghiburnya. "Jangan khawatir. Menurut Guruku, Guru Kepala Puncak Alkaid adalah ahli beladiri Tahap Pengenal Ruang. Dengan dia ada di samping Ke Er, Ke Er akan baik-baik saja."     

"Mmm." Duan Ling Tian mengangguk. Di Kekaisaran Rimba Biru, ada beberapa orang yang masih bisa mengancam keselamatan Ke Er ketika ia mendapat perlindungan dari seorang ahli beladiri Tahap Pengenal Ruang.     

"Ayo kita pergi." Duan Ling Tian memanggil Li Fei lalu langsung meninggalkan Puncak Alkaid.     

Ketika mereka berjalan di jembatan rantai, Li Fei berkata sambil tersenyum, "Berandal, aku melihat cara para saudari seperguruan dari Puncak Alkaid memandangmu seolah-olah mereka berharap tidak lebih dari melahapmu ... Selain itu, banyak juga yang menatapku dengan tatapan cemburu dan iri hati." Saat itu Li Fei tampak sedikit berpuas diri, dan ketika ia menggamit lengan Duan Ling Tian, secercah ​​senyum yang dapat menggulingkan dunia muncul di wajahnya.     

Duan Ling Tian tertawa getir. "Fei kecil, bukankah kau suka cemburu sebelumnya? Kau tidak cemburu sekarang?"     

"Apa yang bisa membuatku cemburu?" Li Fei berkata sambil tersenyum, "Tidak ada apa-apa antara kau dan mereka ... Selain itu, bukankah ketika kekasihku begitu diterima banyak orang juga menunjukkan bahwa aku memiliki selera yang bagus?"     

"Kau punya selera yang bagus?" Duan Ling Tian bergumam pada diri sendiri ketika mendengar kata-kata Li Fei. "Seolah-olah aku yang mengejar-ngejarmu waktu itu ..."     

"Berandal, apa yang kau katakan?" Li Fei mendengar gumaman Duan Ling Tian, ​​dan menatap Duan Ling Tian dengan senyum tipis di wajahnya.     

"Tidak ... Tidak ada apa-apa." Duan Ling Tian buru-buru menggelengkan kepalanya, karena ia sudah merasakan tangan Li Fei mendarat di pinggangnya.     

Jika ia berani berbicara sembarangan, tidak diragukan lagi bahwa pinggangnya akan langsung mengalami kehancuran yang sangat brutal.     

Setelah Duan Ling Tian dan Li Fei tiba di Puncak Dubhe, mereka menuruni gunung.     

Sepanjang jalan, siswa-siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang memandang Duan Ling Tian dan Li Fei dengan tatapan penuh kecemburuan dan iri hati ...     

Para siswa laki-laki cemburu dan iri pada Duan Ling Tian.     

Para siswa perempuan malah cemburu dan iri pada Li Fei.     

Tak lama kemudian, Duan Ling Tian dan Li Fei telah tiba di kandang kuda di dekat pintu masuk Sekte Pedang Tujuh Bintang, mereka berniat untuk mengambil kuda-kuda mereka.     

"Kakak Seperguruan Duan Ling Tian." Duan Ling Tian dan Li Fei baru saja memasuki kandang kuda itu ketika sebuah sosok berlari dengan gesit ke arah mereka, lalu berhenti di depan Duan Ling Tian dengan ekspresi penuh semangat.     

"Mo Yu." Duan Ling Tian mengangguk sambil tersenyum kepada siswa pelataran luar yang seusia dengannya itu.     

"Kakak Seperguruan Duan Ling Tian, ​​ini siapa?" Mo Yu menunjukkan ekspresi penuh kegembiraan saat melihat bahwa Duan Ling Tian masih mengingatnya. Tak lama kemudian, tatapannya turun kepada Li Fei, dan ia tertegun sebentar sebelum menarik tatapannya yang keheranan dan tidak berani kembali memandangnya.     

Ia bisa melihat bahwa itu adalah kekasih Kakak seperguruan Duan Ling Tian!     

"Ini kekasihku, kau bisa memanggilnya Kakak Seperguruan Li Fei." Duan Ling Tian mengangguk sambil tersenyum pada Mo Yu, lalu ia memperkenalkannya pada Li Fei. "Fei kecil, ini adalah Mo Yu. Dia yang merawat kuda-kuda Ferghana kita selama ini ... Mo Yu, kau tidak memjadi malas belakangan ini, kan?" Saat selesai berbicara, Duan Ling Tian menatap Mo Yu lagi.     

"Jangan khawatir, Kakak Seperguruan Duan Ling Tian, ​​aku sudah membawa Kuda Ferghanamu dan Kakak Seperguruan Li Fei untuk berjalan-jalan setiap hari, dan mereka menjadi lebih kuat." Mo Yu tertawa.     

Li Fei tersenyum tipis kepada Mo Yu, membuat Mo Yu tertegun memandangnya. Kapan ia pernah melihat kecantikan yang luar biasa sebelumnya?     

Mo Yu baru kembali sadar ketika Duan Ling Tian sedikit terbatuk, dan wajahnya memerah. Raut wajahnya yang malu membuat Duan Ling Tian dan Li Fei tidak dapat menahan tawa.     

Tidak lama kemudian, Duan Ling Tian dan Li Fei telah mendapatkan Kuda-Kuda Ferghana mereka, dan mereka memang terlihat menjadi jauh lebih kokoh.     

Keduanya melompat ke atas kuda mereka dan mengangguk kepada Mo Yu sebelum memacu kuda mereka pergi.     

"Hanya Kakak Seperguruan Duan Ling Tian, ​​seorang jenius bela diri yang luar biasa yang pantas berjodoh dengan sebuah kecantikan yang sangat memukau seperti Kakak Seperguruan Li Fei ..." Saat ia menatap sosok Duan Ling Tian dan Li Fei yang berpacu di kejauhan, pandangan Mo Yu berangsur menjadi tegas ketika diam-diam berkata pada dirinya sendiri, "Mo Yu, kau harus bekerja keras. Kakak Seperguruan Duan Ling Tian adalah teladan yang harus kau kejar ... Kau tidak harus sebagus dirinya. Tapi jika kau hanya mencapai setengah saja dari apa yang telah dicapai oleh Kakak Seperguruan Duan Ling Tian, ​​hidupmu tidak akan sia-sia! "     

Saat ini, tekad Mo Yu pada seni beladiri menjadi sangat teguh tak seperti sebelumnya.     

Kelak, ketika Mo Yu telah mencapai kejayaan dan mendapatkan pengakuan, yang paling ia berterimakasih bila mengingat perjalanan hidupnya tetap adalah Kakak Seperguruan Duan Ling Tian yang seperti lentera di malam hari yang membimbingnya tetap berada di lintasan yang tepat.     

Itu adalah sesuatu yang Duan Ling Tian sendiri tidak pernah mengharapkan.     

Ia tidak melakukan apa pun kecuali mengingat sebuah nama, namun ia telah memengaruhi kehidupan seorang siswa pelataran luar yang saat ini hanyalah seorang penjaga kuda.     

Di Sekte Pedang Tujuh Bintang.     

Wuss!     

Sesosok tubuh melesat sangat cepat seperti angin ketika ia melewati gerbang sekte dan melesat keluar, menuju langsung ke arah kedua Kuda Ferghana yang sedang berlari kencang di kejauhan!     

Sasaran sosok itu jelas orang-orang di atas Kuda Ferghana itu.     

"Ahli beladiri Tahap Pembelah Ruang?" para siswa Sekte Pedang Tujuh Bintang yang menjaga gerbang tertegun ketika melihat 2.000 siluet mammoth kuno melintas di atasnya.     

Bukankah itu ahli beladiri tahap pembelah ruang tingkat pertama?     

"Aku akhirnya menemukan kesempatan ... Duan Ling Tian, ​​kali ini, biar ku lihat bagaimana kau melarikan diri dariku!" Orang yang melesat itu tertawa dengan suara yang penuh semangat dan niat jahat.     

Pada saat yang sama, di dekat panggung ujian Puncak Dubhe.     

Wuss!     

Sesosok lainnya muncul dengan tujuan yang mengarah langsung ke kaki Puncak Dubhe.     

Di atasnya, 200 siluet mammoth kuno terbentuk...     

Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat pertama!     

Wusss!     

Tepat saat itu, sesosok dengan kecepatan yang lebih tinggi juga melesat, dan dalam sekejap mata, sosok kedua itutelah melewati sosok yang pertama dan menghalangi jalannya.     

Pada saat yang sama ketika sosok kedua ini melesat, 300 siluet mammoth kuno muncul di atasnya.     

Tahap Kelahiran Jiwa Baru Tingkat kedua!     

Sosok pertama terhenti seketika di jalannya dan memicingkan mata memandangnya, dan wajahnya sangat masam ketika melihat siapa yang telah menghalangi jalannya. "Zheng Song, kau lagi! Aku tidak mau ribut denganmu karena kau membawa Duan Ling Tian pergi kemarin. Mengapa kau menghalangi jalanku hari ini?"     

"Liu Shi Ge, apa kau tidak salah? Bagaimana mungkin aku menghalangi jalanmu? Ini adalah Puncak Dubhe, bagian dari Sekte Pedang Tujuh Bintang, dan bukan rumahmu. Aku akan berjalan kemanapun yang kuinginkan, apa hubungannya denganmu?" Zheng Song memandang orang di depannya dan tersenyum dengan tak acuh.     

"Zheng Song, kenapa kau harus mempersulitku?" Wajah Liu Shi Ge sangat tidak sedap dipandang, ia mengerti bahwa Zheng Song ini mungkin sudah tahu niatnya.     

Kalau tidak, Zheng Song tidak akan menghalangi jalannya!     

Ia menunggu selama dua bulan dan akhirnya menemukan kesempatan yang bagus untuk mencabut rumput sampai ke akarnya. Sekarang, hatinya dipenuhi dengan kekecewaan ketika ia menyadari bahwa rencananya akan dirusak oleh Zheng Song.     

Pada awalnya waktu itu, ia hanya ingin mempermalukan Duan Ling Tian karena ingin membela Fan Jian.     

Namun setelah ia memikirkannya, dan memikirkan bakat alami Duan Ling Tian yang mengerikan dan tiada banding, niat untuk mencabut rumput hingga ke akarnya itu telah muncul di dalam hatinya.     

Sejak saat itu dan seterusnya, ia selalu mencari peluang.     

Hari ini, dengan susah payah, ia menerima berita bahwa Duan Ling Tian telah meninggalkan Sekte Pedang Tujuh Bintang, dan ia tidak berani berlambat-lambat ketika ia melesat ke Puncak Dubhe, demi mengejar Duan Ling Tian dan membunuhnya untuk menghindari masalah di kemudian hari.     

Tak disangka-sangka, seseorang yang tidak diharapkannya muncul menghalangi jalannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.