Raja Para Dewa

Tiga Tanah Suci Spiritual



Tiga Tanah Suci Spiritual

0"Kaisar Kematian mengutus Empat Penguasa Roh Kematian dan 36 Penjaga Kematian,"     
0

Seekor Burung Bayangan Yin berwarna hitam memekik di depan istana kematian kuno. Di saat yang sama, aura Kematian pun meredup.     

"Jembatan Kematian? Guru benar-benar menggunakan teknik rahasia jarak jauh untuk mengirim keinginannya ke Lautan Cang,"     

Suara seorang pemuda yang terkesan hangat pun terdengar.      

Seorang pria jangkung dan gadis kecil berjalan menuju istana. Pria itu adalah pemuda yang hangat yang berdiri di depan istana kematian yang suram. Sosok lainnya adalah seorang gadis berusia 8 atau 9 tahun.     

Wajah gadis kecil itu seputih salju, tetapi yang lebih luar biasa adalah dia tidak berlatih ilmu beladiri. Matanya juga terlihat putih.     

Di depan istana kuno, pemuda yang hangat dan gadis kecil bermata putih yang sedang berdiri bersama-sama itu membuat pemandangan menjadi semakin aneh.     

"Guru ... sangat kelelahan ...."     

Gadis bermata putih melihat ke arah bagian dalam istana kuno.     

Istana kuno memiliki aura kematian yang kuat yang memblokir semua jenis energi batin dan panca indera seseorang.     

"Lelah? Tentu saja,"     

Pemuda hangat itu tersenyum dan sepertinya terlihat sabar, "Kau sudah lama tidak berada di dunia luar, jadi kau tidak tahu seberapa besar Lautan Cang. Masing-masing dari tiga Tanah Suci Spiritual mengendalikan ratusan zona pulau dan masing-masing zona pulau memiliki puluhan pulau seperti apa yang kau sebut sebagai 'Benua Sembilan Takdir'."      

Gadis kecil bermata putih menatap pemuda yang cerah dan hangat itu dan hanya mengerti setengah dari apa yang dikatakannya.     

"Uh ... Aku lupa bahwa kau bahkan tidak tahu apa itu Alam Gabungan, Alam Bumi Tinggi, dan Alam Roh Sejati.... " "     

Pemuda yang hangat itu merasa sedikit canggung. Gadis kecil di depannya itu seperti selembar kertas putih kosong yang tidak tahu apa-apa.     

Beberapa saat kemudian, gelombang aura gelap yang kuat mendekati istana kuno.     

Sou! Sou! Sou!     

Masing-masing aura ini dua kali lebih kuat dari Panglima Hu Suo atau Panglima Penguasa Delapan Kesunyian.      

Sejumlah kecil dari mereka bahkan lebih kuat dari tiga Raja Alam Dewa Kekosongan yang berada di dunia luar Reruntuhan Ungu Suci.      

"Hmm? Itu aneh. Mengapa Guru memanggil keempat Penguasa Roh Kematian dan 36 Penjaga Kematian sekaligus?" gumam pemuda yang hangat itu.     

Semakin banyak sosok mulai berkumpul di depan istana kuno dan dalam waktu satu jam, keempat Penguasa Roh Kematian dan 36 Penjaga Kematian telah berkumpul.     

Empat Penguasa Roh Kematian berdiri di bagian paling depan dan terlihat seperti lampu yang bersinar. Tidak ada yang bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Paling-paling, orang hanya bisa mengatakan mereka terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan.     

Di belakang keempat Penguasa Roh Kematian adalah 36 Penjaga Kematian. Masing-masing Penjaga Kematian itu berjubah hitam dan terlihat tanpa emosi.     

"Hihi,"      

Gadis bermata putih mengeluarkan suara tawa saat melihat makhluk-makhluk yang kuat itu.     

Sstt!     

Pemuda yang hangat itu meraih lengannya dan berbicara dengan suara pelan, "Adik seperguruan, keempat Penguasa Roh Kematian itu adalah pesilat Alam Dewa Kekosongan dan 36 Penjaga Kematian adalah pesilat elit di level Alam Inti Asal Besar. Pesilat biasa di level Alam Inti Besar bisa dibantai dengan mudah di tangan mereka .... "     

Ekspresi kekuatan yang tak terhitung jumlahnya di Lautan Cang akan berubah ketika mereka berbicara tentang empat Penguasa Roh Kematian dan 36 Penjaga Kematian yang berada di bawah Kaisar Kematian.     

"Empat Penguasa Roh Kematian dan 36 Penjaga Kematian telah menghancurkan beberapa Aliran 2 bintang sebelumnya. Aliran dengan kekuatan 2 bintang! ... Adik seperguruan, apakah kau tidak takut?"     

Pemuda yang hangat itu bergumam untuk waktu yang lama.     

"Hihi,"      

Gadis kecil itu tetap tertawa. Mungkin di matanya, dia bahkan tidak tahu bagaimana peringkat dari kelompok kekuatan tersebut.     

Pemuda yang hangat itu hanya bisa mendesah. Dia berbicara begitu lama, tetapi semua yang ia katakan sama sekali tidak berguna.     

"Hmm lalala ...."     

Gadis kecil bermata putih mulai bernyanyi dan melompat-lompat di sekitar keempat Penguasa Roh Kematian.     

_Berhenti!_     

Pemuda yang hangat itu melompat ketakutan. Mereka adalah empat pesilat di level Raja Alam Dewa Kekosongan. Bagaimana bisa dia bersikap begitu tidak sopan?     

"Gadis kecil ini pastilah murid yang diterima oleh Kaisar baru-baru ini,"     

Suara yang samar dan menggema terdengar di antara empat Penguasa Roh Kematian.     

"Ini sangat aneh. Setelah Kaisar menerimanya sebagai muridnya, ia tidak mengajarkan apa pun padanya sama sekali. Dia masih di Alam Gabungan dan itu pun setelah memakan sebuah pil suci,"     

Keempat Penguasa Roh Kematian menatap gadis kecil bermata putih dan berdiskusi secara pribadi.     

Jika itu gadis biasa yang berani melompat-lompat dan mengganggu para pesilat di tahapan Alam Dewa Kekosongan ini, mereka sedang mencari mati.      

Namun, gadis kecil ini adalah murid Kaisar Kematian.     

"Masuklah…."     

Suara lemah terdengar dari dalam istana kuno. Namun meskipun lemah, suara itu membuat jantung keempat Penguasa Roh Kematian berdebar kencang.     

Beberapa saat kemudian:     

"Salam, Guru."     

"Salam, Kaisar Kematian,"     

Semua orang memasuki istana, termasuk pemuda dan gadis kecil tersebut.     

Sebuah singgasana hitam melayang di udara di dalam istana kuno dan sosok yang jangkung dan samar duduk di atasnya. Hanya mahkota emas gelap yang bisa terlihat darinya.     

Tidak ada seorang pun yang hadir di sana, termasuk keempat Penguasa Roh Kematian, bisa melihat wajah Kaisar Kematian dengan mata telanjang.     

"Hihi .... Guru, bisakah kakak seperguruan dan aku keluar dan bermain-main?"     

Gadis kecil bermata putih tertawa ketika melihat Kaisar Kematian.     

Pemuda yang hangat itu pun menjadi ketakutan untuknya.     

Guru mereka adalah Kaisar Kematian yang merupakan mimpi buruk bagi banyak orang.     

Bahkan sebagai muridnya pun dia merasa takut. Bahkan keempat Penguasa Roh Kematian juga sangat menghormatinya.     

"Bai Lin, keinginanmu akan segera dikabulkan. Tapi sebelum bermain, kau perlu membantu kakak seperguruanmu untuk sebuah misi,"     

Suara dari singgasana itu terdengar luar biasa hangat dan sepertinya sedang bermain-main dengannya.     

Ekspresi keempat Penguasa Roh Kematian menjadi aneh. Di mata mereka, Kaisar Kematian belum pernah terdengar seperti ini sebelumnya.     

"Kaisar ... maksudmu kita butuh bantuannya dalam misi ini?"     

Salah satu Penguasa Roh Kematian tidak mengerti.     

"Mungkin."     

Suara lemah Kaisar Kematian juga tampaknya tidak yakin. Gadis kecil bermata putih adalah keberadaan yang unik dan bahkan dia tidak tahu beberapa kekuatannya.     

"Guru, mengapa Anda menggunakan Jembatan Kematian untuk memanggil kita semua? Misi macam apa yang akan kita lakukan?" tanya si pemuda yang hangat itu.     

Mendengar pertanyaannya, semua aura kuat yang hadir di sana pun menunggu jawabannya.     

"Hehehe, apakah kita akan menghancurkan aliran dengan kekuatan 2 bintang lainnya? Atau menyerang semacam warisan kuno?"     

Banyak orang menebak-nebak.     

"Misi ini cukup unik. Aku ingin kalian menangkap seseorang hidup-hidup. Namun jika tidak bisa melakukannya, setidaknya pastikan mayatnya tetap utuh," jawab Kaisar Kematian.     

_Menangkap seseorang hidup-hidup? _     

Keempat Penguasa Roh Kematian saling berpandangan. Orang macam apa yang membutuhkan keempat Penguasa Roh Kematian?     

"Karena aku menggunakan Jembatan Kematian, aku akan tidur selama beberapa tahun untuk bisa pulih. Itu sebabnya aku membutuhkan kalian semua untuk melakukannya. Orang ini unik dan memiliki potensi tak terbatas. Jangan meremehkannya ....." Kaisar Kematian memberikan peringatannya.      

"Bolehkah aku bertanya di mana orang itu berada saat ini?" tanya si pemuda yang hangat.     

"Itu masalah terbesarnya. Orang itu pasti akan bersembunyi. Tapi untungnya, dia mengungkapkan sedikit jejaknya belum lama ini, sehingga membuatku menggunakan Jembatan Kematian untuk memastikan lokasinya secara umum,"     

Ketika Kaisar Kematian membicarakan hal itu, peta Lautan Cang pun muncul.     

Lautan Cang memiliki tiga Tanah Suci Spiritual yang utama.     

"Tanah Suci Beladiri Sejati, Tanah Suci Mimpi Melayang, Tanah Suci Sepuluh Ribu Hutan...."     

Mata pemuda yang hangat menatap ketiga tempat tersebut dengan kekaguman dan harapan. Tiga Tanah Suci Spiritual rupanya satu-satunya tempat di Lautan Cang di mana ada Aliran dengan kekuatan 3 bintang.     

Bahkan Kaisar Kematian pun menghormati tiga Tanah Suci Spiritual tersebut.     

"Area yang kalian cari berada di arah tenggara dari Tanah Suci Bela Diri Sejati, di dalam puluhan zona pulau ini,"     

Kaisar Kematian menunjuk ke daerah yang sangat kecil.     

Puluhan zona pulau itu bahkan tidak seperseratus dari luas Lautan Cang, tetapi alis dari keempat Penguasa Roh Kematian dan pemuda yang hangat masih berkerut.      

Setiap zona pulau sangat besar dan memiliki kota yang mirip dengan area Gunung Delapan Kesunyian di sekitarnya.     

Lagipula, daratan yang sebenarnya hanya setitik jika dibandingkan dengan lautannya.     

Jarak antara masing-masing zona sangat besar. Dari sini bisa terlihat bahwa memperkirakan posisi Zhao Feng akan sangat sulit.     

"Area pencariannya cukup besar,"     

Kaisar Kematian pun setuju lalu kembali berkata, "Namun, masing-masing dari kalian memiliki Keping Kematian yang unik. Meskipun orang itu telah menekan auranya seminimal mungkin, kalian masih bisa merasakannya asalkan berada di dekatnya,"     

_Jadi seperti itu._     

Semua orang pun mengerti. Dengan Keping Kematian tersebut, mereka bisa merasakan orang itu dalam kisaran jarak tertentu sehingga mengurangi kesulitan hingga seratus kali.      

Setidaknya pencarian itu tidak akan seperti mencoba menemukan jarum di lautan.     

"Berangkatlah hari ini,"      

Kaisar Kematian membicarakan beberapa hal lainnya sebelum akhirnya memutuskan.     

Huang!     

Gerbang istana kuno pun ditutup.     

Sou! Sou! Sou!     

Keempat Penguasa Roh Kematian memimpin para Penjaga Kematian dan terbang meninggalkan istana kuno tersebut.     

Di antara mereka ada pemuda yang hangat dan Bai Lin, gadis kecil bermata putih.     

Keempat Penguasa Roh Kematian tidak mengerti mengapa Kaisar Kematian mau mengirimkan Bai Lin yang sama sekali tidak memiliki kekuatan pertempuran, untuk membantu mereka.     

"Hanya mereka yang memiliki Mata Dewa yang bisa melawan Mata Dewa lainnya,"     

Pusaran air hitam muncul di mata Kaisar Kematian ketika gerbang istana kuno tertutup dengan kencang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.