Raja Para Dewa

Tangan Jiwa Kematian



Tangan Jiwa Kematian

0Di dunia yang gelap di dalam Lautan Spiritual, di mana Yuan Qi (sumber energi murni) langit dan bumi mengalir dengan membabi buta.     
0

"Sasaran Pengejaran Kematian telah muncul sekali lagi,"     

Sosok berjubah hitam yang memegang Keping Kematian melirik ke arah tertentu di Lautan Spiritual.     

Tubuhnya seperti cahaya saat ia bergerak melalui badai laut yang membabi buta tanpa terluka sedikit pun.      

Weng ~~     

Keping Kematian di tangan Penjaga Kematian mengeluarkan gangguan yang aneh saat mengirim dan menerima gumpalan informasi.     

"Sayangnya, Yuan Qi di sini terlalu kacau balau sehingga informasinya tidak bisa terkirim terlalu jauh," gumam Penjaga Kematian.     

Beberapa saat kemudian, Keping Kematian-nya bergetar saat menerima beberapa informasi lainnya.     

"Bagus sekali,"      

Senyum dingin muncul di wajah Penjaga Kematian tersebut.     

Whoosh!      

Seberkas sinar gelap menyatu ke ke dalam Lautan Spiritual yang tertutupi badai yang kacau balau.     

Di saat yang sama, Kapal Sisik Naga Emas terus bergerak maju di dalam Lautan Spiritual.     

"Ada di sini lagi?"      

Mata Zhao Feng terbuka dan kilatan Petir Ungu Kehancuran melesat di sekujur tubuhnya.     

Zhao Feng bangkit dan berjalan keluar dari kamarnya.     

Masih ada beberapa jam lagi sampai mereka benar-benar tiba di Tanah Suci Beladiri Sejati. Dia tidak menyangka akan merasakan aura dari Pengejaran Kematian yang mendadak muncul di sini.      

Alis Zhao Feng berkerut dan ekspresinya menjadi serius.     

Tetap di sini berarti kematian. Namun meskipun dia meninggalkan Kapal Sisik Naga Emas, dia mungkin tidak akan dapat melarikan diri dari jangkauan Pengejaran Kematian juga.     

"Aku tidak boleh melewatkan kesempatan untuk memasuki Tanah Suci Beladiri Sejati,"     

Pikiran Zhao Feng berputar-putar, tapi dia segera membuat keputusan dengan cepat.     

Selain tidak ingin melewatkan kesempatan ini, ia percaya bahwa sebagai aliran dengan kekuatan di puncak 2 bintang, Aliran Gunung Emas tidak mungkin lemah. Saat ini ada sejumlah besar pesilat ahli di atas Kapal Sisik Naga Emas.     

Seiring berlalunya waktu, sensasi bahaya menjadi lebih kuat dan lebih dekat. Satu jam kemudian,     

Whoosh!      

Dua atau tiga sosok gelap terbang di udara dan aura kematiannya saat ini dapat dirasakan oleh para pesilat ahli di atas Kapal Sisik Naga Emas juga.     

"Siapa di sana!?"     

Pak Tua Li dan beberapa pesilat lain di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan mulai meraung.     

Zhao Feng berdiri di geladak kapal dan menatap dengan dingin pada sosok-sosok Kematian tersebut.     

"Kali ini, ada tiga Penjaga Kematian yang datang,"      

Mata Zhao Feng menjadi tajam. Tiga aura tersebut jelas lebih kuat dari yang ia kalahkan sebelumnya.     

"Penjaga ke-25 dan ke-19, targetnya ada di atas kapal milik Aliran dengan kekuatan 2 bintang,"      

Yang berbicara adalah Penjaga Kematian ke-28.      

Dibandingkan dengan Penjaga Kematian ke-33, tanpa diragukan lagi ketiga Penjaga Kematian ini jauh lebih kuat. Khususnya, aura kematian dari Penjaga Kematian ke-19 bahkan sudah cukup untuk membuat pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan menjadi merasa tidak nyaman.     

Namun, menghadapi dua atau tiga ratus pesilat ahli di atas Kapal Sisik Naga Emas, ketiga Penjaga Kematian menjadi waspada dan tidak langsung menyerang.      

"Hmph, tiga Penjaga Kematian tidak cukup kuat untuk melawan seluruh Kapal Sisik Naga Emas,"     

Zhao Feng menghela nafas lega. Ia tidak khawatir lagi karena adanya perlindungan dari Kapal Sisik Naga Emas.     

"Ini memang cukup merepotkan ... tapi tidak ada yang bisa menghentikan kekuatan keinginan kematian," ujar Penjaga Kematian ke-19 dengan suara yang serak.      

Whoosh! Whoosh! Whoosh!      

Tiga Penjaga Kematian berkomunikasi satu sama lain sebelum menyerang ke arah Kapal Sisik Naga Emas.     

"Siapa kau!?"     

Ada tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan di atas Kapal Sisik Naga Emas, dengan Pak Tua Li sebagai pemimpinnya.     

Sebuah ledakan keras muncul dalam dimensi jiwa ketika tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan melesat di atas lautan tanpa batas dan membuat Yuan Qi (sumber energi murni) langit dan bumi yang kacau balau menjadi membeku.      

Menghadapi aura yang mengguncangkan jiwa ini, jiwa dari semua Penguasa Alam Inti Asal tidak dapat bergerak tetapi tiga Penjaga Kematian tidak takut sama sekali.     

"Serangga kecil,"      

Penjaga Kematian ke-19 terkekeh saat kekuatan keinginan Kematian mendorong mundur kekuatan keinginan dari pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan.     

Boom ~~~~     

Jiwa mereka sepertinya bergetar dan beberapa pesilat elit di Kapal Sisik Naga Emas yang level pelatihannya berada di bawah tahapan Alam Inti Asal langsung muntah darah dan pingsan.     

"Kekuatan keinginan Kematian.... mungkinkah itu Penjaga Kematian yang legendaris ...?"     

Hati tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan dari Aliran Gunung Emas bergetar.     

Pada saat ini, semua orang di Kapal Sisik Naga Emas bertindak seolah-olah mereka menghadapi musuh yang kuat dan mereka langsung memasang struktur pertahanan.     

Tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan dan hampir 10 Panglima Penguasa di tahap akhir dan tahap puncak level Alam Inti Asal Besar melayang di atas Kapal Sisik Naga Emas.     

"Penjaga Kematian ke-28 dan ke-25 dan aku akan menahan para bajingan tua tersebut. Kau mempelajari Teknik Kekacauan Sepuluh Ribu Sosok yang lebih cocok dalam situasi kacau balau, jadi kau pergilah tangkap pemuda itu. Jika dia cukup menyusahkan, maka ikuti saja persyaratan terendahnya dan potong kepalanya. Itu juga akan menyelesaikan misinya," ujar Penjaga Kematian ke-19 lewat indera spiritualnya.      

"Mengerti,"     

Saat Penjaga ke-28 menjawab, sosoknya terbelah menjadi 10 sosok yang kemudian terbelah lagi menjadi seratus.     

Shua! Shua! Shua!     

Ratusan hingga ribuan sosok Kematian langsung bermunculan. Sulit untuk menentukan mana yang asli atau yang palsu dan masing-masing aura mereka menyebar di sekitar Kapal Sisik Naga Emas.     

"Jangan berani-berani berpikir macam-macam,"     

Tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan mencoba menghentikan mereka, tetapi dalam waktu sesingkat itu, mereka kesulitan untuk menentukan mana yang merupakan tubuh aslinya.      

Di saat yang sama, tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan juga menghadapi serangan dari Penjaga Kematian ke-19     

"Tangan Jiwa Kematian!"     

Aura udara Kematian melonjak dari Penjaga Kematian ke-19 dan tubuhnya tampak ditutupi oleh cahaya misterius sehingga tidak ada yang bisa melihatnya dengan jelas.     

Boom! Boom! Boom!     

Tiga tangan gelap keluar dari Kegelapan dan saat Tangan Jiwa Kematian muncul, jiwa dari tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan pun bergetar.      

"Bahaya. Awas ~~~~!"     

Pak Tua Li meraung, tetapi Tangan Jiwa Kematian adalah jurus unik yang bisa membatasi jiwa dan langsung mengunci ketiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan tersebut.     

Wu ~~     

Jiwa dari ketiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan pun membeku dan mereka menjadi tidak bisa bernafas.     

Detik berikutnya, tubuh tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan ditangkap oleh tiga Tangan Jiwa Kematian tersebut. Mereka semua mulai terlihat berjuang keras dan berusaha menahan rasa sakitnya.     

"Pak Tua Li!"      

Pesilat lainnya yang berada di atas Kapal Sisik Naga Emas berseru.     

Yang terkuat dari ketiganya - Penjaga Kematian ke-19 - hanya menggunakan satu jurusnya untuk langsung membatasi tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan sekaligus.      

"Tangan Jiwa Kematian? Ada teknik yang begitu kuat yang bisa langsung mengekang jiwa lawan?"     

Zhao Feng menarik nafas dengan dingin.     

Mata Spiritual Dewa-Nya dapat melihat dengan lebih jelas daripada yang lainnya, sehingga ia bisa melihat bahwa jiwa dari tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan digenggam oleh Tangan Jiwa Kematian dan ketiganya sedang berusaha untuk melawan balik.     

Jika itu hanya satu pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan, Tangan Jiwa Kematian dari Penjaga Kematian ke-19 akan dapat mengambil langsung seluruh jiwanya. Namun, saat ini Penjaga Kematian ke-19 menghadapi tiga pesilat sekaligus.     

Meskipun begitu, kekuatannya telah menantang kehendak langit.     

Tentu saja, sebagai pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan, jiwa mereka juga telah mengalami perubahan. Kekuatan keinginan dari tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan mereka pun terus melawan balik.     

"Arghh!"     

Penjaga ke-25 menyerang dan membunuh seorang Panglima Penguasa di level Alam Inti Asal Besar.      

"Hentikan dia bersama-sama!"      

Hampir 10 pesilat di tahap akhir dan tahap puncak level Alam Inti Asal Besar bereaksi dan bekerja sama untuk melawan Penjaga Kematian ke-25.     

Bam! Bam! Bam!     

Kekuatan pertempuran Penjaga Kematian ke-25 sangat mengejutkan saat ia bertarung melawan para Panglima Penguasa tersebut.     

"Bagaimana bisa jadi seperti ini ...?"     

Tulang-tulang para pesilat ahli Aliran Gunung Emas menjadi dingin karena merasa tak percaya.     

Kekuatan ketiga Penjaga Kematian tersebut terlalu menantang kehendak langit.     

Penjaga Kematian ke-19 menekan tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan sendirian.     

Penjaga Kematian ke-25 bertarung melawan banyak Panglima Penguasa di level Alam Inti Asal Besar.     

Lalu ... bagaimana dengan Penjaga Kematian ke-28?     

"Arghh! Argh!"     

Ratusan hingga ribuan sosok kematian melompat ke dalam Kapal Sisik Naga Emas dan teriakan pun terdengar di mana-mana.     

Lapisan pertahanan Kapal Sisik Naga Emas tampaknya tidak berpengaruh pada Penjaga Kematian ke-28.      

"Sialan!"     

Hati tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan pun merosot saat mereka merasakan apa yang terjadi di bawah sana.     

Menghadapi Penjaga Kematian ke-28, para pesilat ahli yang tersisa di Kapal Sisik Naga Emas akan dibantai.     

Petarung terbaik dari Aliran Gunung Emas, tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan dan hampir 10 pesilat di tahap akhir dan tahap puncak level Alam Inti Asal Besar, semuanya terkekang oleh serangan Penjaga Kematian ke-19 dan ke-25.      

Setelah Penjaga Kematian ke-28 membunuh semua orang dan bergabung dalam pertempuran, itu sudah cukup untuk mengubah keadaan.     

Penjaga Kematian ke-28 dengan mudah membunuh pasukan pertahanan di atas kapal tetapi, tanpa diduga, tampaknya ia hanya memiliki satu target di kapal tersebut.     

"Bocah, jika kau tidak membiarkanku menangkapmu, aku akan memenggal kepalamu,"     

Penjaga Kematian ke-28 mengunci sosok Zhao Feng dan mencibir dengan dingin. Dia tidak sebodoh Penjaga Kematian ke-33 yang ingin menangkap Zhao Feng hidup-hidup, tidak peduli apa pun yang terjadi dan malah ingin membunuh Zhao Feng.     

Selama Zhao Feng melawan balik, daripada menangkapnya hidup-hidup, Penjaga Kematian ke-28 hanya akan membunuhnya dan memenggal kepalanya. Lagi pula, Penjaga Kematian ke-19 dan ke-25 sedang menghadapi sejumlah besar tekanan.     

"Cepat! Tidak banyak waktu yang tersisa,"     

Suara Penjaga Kematian ke-19 terdengar.     

"Aliran 2 bintang yang bisa memasuki Tanah Suci sangat kuat, sehingga akan sangat merepotkan begitu pesilat di level Raja Alam Dewa Kekosongan tiba di sini...." ujar Penjaga Kematian ke-25.      

Banyak orang di atas Kapal Sisik Naga Emas telah mengirim sinyal bahaya ke markas besar Aliran Gunung Emas di dalam Tanah Suci Beladiri Sejati.     

Tujuan ketiga Penjaga Kematian itu bukan untuk membunuh semua orang di sini dan mereka tidak peduli siapa yang akan menang ataupun kalah. Mereka hanya memiliki satu tujuan yaitu untuk membunuh atau menangkap Zhao Feng.     

"Matilah kau!"      

Puluhan sosok dengan aura yang sama menerjang ke arah Zhao Feng.     

"Masing-masing sosok ini memiliki serangan dan gerakan yang berbeda ...."      

Kemampuan Mata Spiritual Dewa Zhao Feng diedarkan hingga maksimal.     

Ini pertama kalinya dia melihat teknik duplikat tubuh yang mengerikan seperti itu.     

Sosok-sosok dari Penjaga Kematian ke-28 mirip dengan teknik Bayangan Yin Kembar dari Mantel Bayangan Yin-nya. Namun setelah memasuki lautan tanpa batas, nilai Mantel Bayangan Yin menjadi terlalu rendah dan efeknya terlalu lemah untuk benar-benar bisa digunakan lagi.     

Zhao Feng melompat ketakutan setelah melihat dari dekat. Mantel Bayangan Yin yang dulu pernah ia gunakan sebelumnya mirip dengan mantel milik Penjaga Kematian ini. Sepertinya yang ia gunakan dulu hanyalah replika dari mantel yang dipakai oleh para Penjaga Kematian.     

Bam!     

Saat tubuh Zhao Feng akan diselimuti oleh sosok-sosok duplikat itu,     

"Cincin Petir Angin Ungu!"     

Cincin Petir Angin Ungu Kehancuran yang bersinar memancarkan aura Kehancuran yang mengerikan dan menyapu segala hal yang ada di jalurnya.     

Bam! Bam! Bam!     

Sosok-sosok itu langsung hancur oleh Petir Angin Ungu Kehancuran.      

"Kekuatan kehancuran ... kekuatannya berada pada level yang sama dengan kekuatan kematian,"     

Penjaga Kematian ke-28 sedikit terpana dan tubuh aslinya mulai gosong berasap setelah terhantam oleh teknik Cincin Petir Angin Ungu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.