Raja Para Dewa

Kekuatan Raja Alam Dewa Kekosongan



Kekuatan Raja Alam Dewa Kekosongan

0Zhao Feng kembali ke Kapal Sisik Naga Emas dan duduk sambil menyaksikan tiga pesilat Aliran Gunung Emas di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan mengejar para Penjaga Kematian tersebut.     
0

Meskipun kemenangan saat ini merupakan pertempuran yang berat, ini jauh lebih mudah daripada pertarungan melawan Penjaga Kematian yang sebelumnya.     

Sebelumnya, Zhao Feng telah menggunakan setiap metode yang bisa ia gunakan termasuk kucing kecil, semua Yuan Sejati dan kekuatan garis keturunan mata dewa kuno-nya dan ia masih memiliki lebih dari setengah Yuan Sejati yang tersisa.     

Bo!     

Riak air berkilauan di sekitar Zhao Feng dan mulai menyembuhkan luka-luka yang diakibatkan oleh serangan Sabit Kematian.     

Serangan dari Penjaga Kematian berisi aura Kematian yang sangat mengancam nyawa makhluk hidup.     

Jika bukan karena wujud keberadaan hidupnya yang telah mencapai batas maksimal level Alam Inti Asal Besar dan telah menyerap satu ton aura dari Alam Mimpi Kuno, dia pasti akan mati karena serangan Sabit Kematian tersebut.     

Beberapa pesilat di level Alam Inti Asal Besar lainnya tanpa diragukan lagi akan langsung terbunuh oleh serangan itu.     

Seiring berlalunya waktu, sebagian besar luka-luka Zhao Feng telah pulih. Saat ia sedang menyembuhkan dirinya, para pesilat jenius lainnya menatap Zhao Feng dengan rasa hormat yang dalam, tetapi sejumlah kecil dari mereka juga memiliki ekspresi dendam.     

"Pemuda brengsek itu adalah Target Kematian dari Kaisar Kematian! Dia membawa bencana ke Aliran Gunung Emas kita ...!"     

Beberapa Penguasa Alam Inti Asal menggertakkan giginya.     

Belasan orang telah tewas terbunuh saat pertempuran tadi dan ada sekitar 10 pesilat Penguasa Alam Inti Asal yang juga tewas.      

Beberapa saat kemudian,      

Whoosh! Whoosh! Whoosh ~~~~~~     

Tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan kembali ke Kapal Sisik Naga Emas.     

Jika dilihat dengan seksama, ketiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan tersebut memiliki ekspresi kesal dan mereka terlihat acak-acakan. Jelas terlihat bahwa mereka tidak unggul pada pengejaran tadi.      

Salah satu dari mereka bahkan kehilangan lengannya dan ekspresinya terlihat gelap.     

"Zhao Feng,"     

Ekspresi Pak Tua Li sedikit jelek saat menatap Zhao Feng dalam-dalam.     

Zhao Feng berdiri dan mengikuti tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan.     

Di dalam sebuah ruangan yang elegan di Kapal Sisik Naga Emas,     

"Zhao Feng, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kau benar-benar menjadi target dari Pengejaran Kematian?"      

Pak Tua Li berbicara dan dua pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan lainnya menatap Zhao Feng dengan kerlingan di matanya. Sedangkan pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan yang kehilangan satu lengannya terlihat memiliki ekspresi yang dingin.     

Pada saat ini, energi batin dari tiga pesilat senior tersebut menekan Zhao Feng dan membuat tubuhnya kaku.      

Namun, Zhao Feng bukannya tidak pernah berada dalam situasi yang menegangkan seperti ini sebelumnya. Dia menenangkan dirinya dengan cepat dan menjawab dengan nada suara yang tenang, "Junior ini memang target dari Pengejaran Kematian. Namun aku tidak menyangka mereka akan mengejarku tepat sebelum kita memasuki Tanah Suci Beladiri Sejati...."      

Zhao Feng tidak menyembunyikannya. Dia memang korban yang dikejar-kejar oleh bawahan Kaisar Kematian.     

Dia tidak menduga tiga Penjaga Kematian akan bisa tiba-tiba muncul seperti itu.      

Ketiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan itu kemudian mengajukan beberapa pertanyaan lagi, yang terus dijawab oleh Zhao Feng.     

Setelah beberapa saat kemudian, niat permusuhan dalam ekspresi ketiga pesilat itu sedikit memudar.      

Ketiganya kemudian saling berpandangan dan mulai berkomunikasi melalui panca indera Ilahi mereka.      

Beberapa saat kemudian,     

"Zhao Feng, meskipun ini bukan salahmu, kau tetap bertanggung jawab atas sebagian besar semua hal yang terjadi. Kami membutuhkanmu untuk memberitahukan soal ini kepada para petinggi Aliran kami begitu kita tiba di Tanah Suci,"      

Pesilat bertangan satu berkata dengan nada yang dalam.     

Zhao Feng terdiam sejenak. Apakah Aliran Gunung Emas akan menghukumnya?     

"Teman kecil Zhao, jangan salah sangka. Pasukan kita telah terluka jadi kita perlu melaporkan penyebabnya ke para petinggi Aliran. Kau hanya perlu mengikuti kami ketika kita memasuki Tanah Suci dan bekerja sama," ujar Pak Tua Li sambil tersenyum.      

"Pak Tua Li, tenang saja,"      

Zhao Feng mengerti. Pak Tua Li takut dia akan melarikan diri di tengah perjalanan. Jika itu terjadi, tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan ini tidak akan dapat melaporkan situasi yang terjadi kepada atasan mereka.      

"Selanjutnya, kau akan aman ketika memasuki Tanah Suci Beladiri Sejati. Bahkan Kaisar Kematian tidak akan berani menyerangmu di sana," Pak Tua Li menenangkannya.      

Zhao Feng menganggukkan kepalanya. Dia tidak meragukannya. Meskipun Kaisar Kematian sangat kuat, dia bukanlah Kaisar dari Tanah Suci Beladiri Sejati.     

Selain itu, kelompok dengan kekuatan 3 bintang dari Tanah Suci Beladiri Sejati pasti memiliki seorang Panglima di tahapan Alam Cahaya Mistik karena itu adalah persyaratan utama bagi sebuah Aliran untuk bisa dikategorikan sebagai kelompok dengan kekuatan 3 bintang.      

Di dalam ruangan emas, tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan itu menatap kepergian Zhao Feng dari ruangan tersebut.     

"Pak Tua Li, apa kau yakin pemuda itu punya hubungan dengan Duanmu Qing dalam bentuk apapun?"     

Mata pesilat yang kehilangan satu lengannya mengerling. Dia tidak punya firasat yang baik soal Zhao Feng sejak dia kehilangan lengannya saat mengejar ketiga Penjaga Kematian tersebut.      

Jika Zhao Feng tidak memiliki latar belakang yang kuat, dia sudah pasti akan menghajar Zhao Feng untuk memberinya pelajaran.     

"Itu pasti benar. Kekuatan garis keturunan mata dewa kuno pemuda itu sangat unik, jadi dia pasti memiliki seseorang yang kuat di belakangnya. Lagipula, Duanmu Qing sering berada di pengasingan latihan di dalam Tanah Suci, jadi orang biasa bahkan tidak tahu namanya," ujar Pak Tua Li setelah beberapa saat terdiam.     

"Itu benar, kekuatan Duanmu Qing tidak terduga dan dia tampaknya mencoba untuk menembus ke tahapan Alam Cahaya Mistik,"      

Tiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan itu terlihat sangat hormat pada Duanmu Qing.     

Di dalam Laut Spiritual, di mana Yuan Qi (sumber energi murni) membentuk badai yang mengamuk, Kapal Sisik Naga Emas telah kembali normal dan mendekati tujuannya ke Tanah Suci.     

Beberapa jam kemudian, cedera Zhao Feng benar-benar telah sembuh.     

Pada saat ini, Yuan Qi langit dan bumi di sekitar Laut Spiritual telah menjadi tenang.     

"Yuan Qi (sumber energi murni) langit dan bumi yang sangat padat! Ini sama dengan Yuan Qi langit dan bumi di Reruntuhan Ungu Suci,"     

Zhao Feng sangat terkejut. Sejak memasuki dunia luar, aura yang dipancarkan oleh lautan tanpa batas adalah sunyi dan miskin. Yuan Qi di sini tidak sepadat di wilayah teritori daratan, tetapi pusat Laut Spiritual memang bisa menentang logika.     

Setelah mengamatinya dengan seksama, Zhao Feng menemukan bahwa Laut Spiritual itu seperti pusat pusaran dari Yuan Qi langit dan bumi di lautan tanpa batas.     

"Kita hampir sampai,"     

Beberapa Panglima Penguasa di level Alam Inti Asal Besar di atas Kapal Sisik Naga Emas memandang ke kejauhan dan Zhao Feng juga melihat dengan Mata Spiritual Dewa-nya.     

Beberapa ratus kilometer jauhnya, ada sebuah lingkaran cahaya selebar seratus meter yang melayang di atas Laut Spiritual seperti matahari.     

Sinar warna-warni dan sosok-sosok yang buram bisa terlihat dari dalam lingkaran cahaya tersebut.     

"Jadi itu pintu masuknya?"     

Banyak orang berjalan ke geladak Kapal Sisik Naga Emas dan memperhatikannya.     

Ada banyak pesilat ahli di dekat pintu masuk dan masing-masing berada di level Alam Inti Asal Besar.      

Di udara di atas Tanah Suci tersebut, sebuah cahaya biru yang bersinar melayang seperti dewa dan kekuatan yang memancar darinya tampaknya bisa membekukan langit dan bumi.     

"Salam, Tetua Agung,"     

"Salam, Raja Alam Dewa Kekosongan,"     

Banyak sosok di atas Kapal Sisik Naga Emas membungkuk hormat kepadanya.     

_ Pesilat di level Raja Alam Dewa Kekosongan?_     

Kelopak mata Zhao Feng berkedut saat menatap sosok yang terlihat seperti dewa biru yang bersinar itu.     

Bahkan ia pun tidak bisa melihat dengan jelas sosok dalam cahaya tersebut dan Zhao Feng tidak berani menggunakan kemampuan Mata Spiritual Dewa-nya atau pun indera Spiritualnya.     

Di depan kekuatan tersebut, semua kemampuan sensorik dan Yuan Qi (sumber energi murni) langit dan bumi menjadi tertekan.     

Kekuatan seorang Raja di Alam Dewa Kekosongan menguasai yang tertinggi.     

Ini sama seperti seorang petani yang sedang menghadapi seorang Kaisar, mereka bahkan tidak akan berani menatap langsung pada Kaisar.     

"Tetua Agung,"      

Pak Tua Li dan dua pesilat di tahapan setengah langkah Alam Dewa Kekosongan lainnya terbang ke arah Raja Alam Dewa Kekosongan tersebut.     

"Apa yang terjadi padamu sehingga meminta bantuan Tanah Suci?"     

Garis tubuh seorang pria dalam cahaya biru tersebut mulai terlihat semakin jelas dan suaranya yang tanpa emosi tampaknya seperti turun dari kejauhan.     

Seluruh area pun ditekan oleh kekuatannya yang luar biasa dan pikiran para pesilat ahli di tahapan Alam Inti Asal di atas Kapal Sisik Naga Emas menjadi lambat dan bergetar.     

"Panglima Raja, ini yang terjadi ....."      

Keringat dingin muncul di dahi Pak Tua Li.     

Ketiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan tersebut kemudian mulai melaporkan apa yang terjadi.     

Selama periode itu, Zhao Feng tiba-tiba merasakan tatapan pria berjubah biru tersebut. Pada saat itu, jiwanya tampak bergetar dan pikirannya menjadi terkekang.      

Zhao Feng menarik nafas dalam-dalam. Dia tidak berani melawannya. Namun untungnya, kekuatan itu hanya terasa untuk sementara waktu dan tidak benar-benar memasuki tubuhnya. Jika tidak ... hanya satu pemikiran dari seorang pesilat di Alam Dewa Kekosongan bisa langsung menghancurkan jiwa Panglima Penguasa di level Alam Inti Asal Besar yang biasa.     

"Jadi, seperti ini kekuatan seorang pesilat di Alam Dewa Kekosongan. Jiwa mereka sangat kuat dan tidak peduli seberapa kuat tubuh fisik seseorang, selama pikiran dan jiwa mereka terkekang, mereka akan dapat dibunuh hanya dengan memikirkannya saja,"     

Hati Zhao Feng Bergetar. Apa yang baru saja dia rasakan adalah jurang yang besar di antara kekuatan jiwa mereka.     

Sepertinya indera ilahi dari seorang pesilat di level Raja Alam Dewa Kekosongan dapat meninggalkan tubuh fisik mereka dan terbang di udara serta memiliki kekuatan yang tidak dapat dipahami secara umum.     

"Kaisar Kematian?"     

Ekspresi terkejut muncul dalam nada suara pria berjubah biru itu.     

Kekuatan yang luar biasa sekali lagi turun ke jiwa Zhao Feng dan mengguncang tubuh dan pikirannya.     

Pesilat biasa di Alam Inti Asal pasti sudah berlutut di tanah karena tekanan tersebut tetapi Zhao Feng pernah berada di Alam Mimpi Kuno dan tekanan aura di dalam sana juga sangat kuat.     

"Berani-beraninya kau membawa target Pengejaran Kematian ke dalam Aliran Gunung Emas? Ini adalah bencana ..."     

Suara pria berjubah biru itu menjadi gelisah.     

Jantung Pak Tua Li dan teman-temannya bergetar dan mereka menjadi gelisah. Meskipun mereka tahu soal Kaisar Kematian, tampaknya mereka telah meremehkan bahaya yang terkandung di dalamnya.     

Sebagai pesilat di level Raja Alam Dewa Kekosongan, pria berjubah biru itu bahkan lebih waspada terhadap Kaisar Kematian daripada siapa pun di bawah tahapan Alam Dewa Kekosongan.      

"Kaisar Kematian memiliki Mata Kematian dan dia adalah pesilat elit di antara para Kaisar Alam Dewa Kekosongan. Di masa lalu, seorang pesilat ahli di Aliran Gunung Emas yang kekuatannya sama denganku hampir terbunuh oleh Kaisar Kematian. Namun ia akhirnya menyerahkan target Pengejaran Kematian tersebut pada saat-saat terakhir untuk tetap terus bertahan hidup...." ujar pria berjubah biru dengan frustrasi.     

Selain ketiga pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Dewa Kekosongan, hanya Zhao Feng yang bisa menangkap sedikit komunikasi yang terjadi di dimensi jiwa tersebut.     

Jantung Zhao Feng tiba-tiba berdegup kencang. Tampaknya Raja Alam Dewa Kekosongan dari Aliran Gunung Emas ini takut pada Kaisar Kematian dan tidak berani menyinggung perasaannya.     

"Tetua Agung, junior ini juga memiliki ....."      

Pak Tua Li berusaha menjelaskan.     

Tepat pada saat itu,     

Peng! Peng! Peng! Peng!     

Di atas Kapal Sisik Naga Emas, jiwa Zhao Feng tiba-tiba dipenuhi dengan firasat bahaya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.     

"Siapa di sana!?"     

Kekuatan keinginan dari aura Alam Dewa Kekosongan pria berjubah biru itu mengalir melewati lautan tanpa batas dan menyebabkan langit dan bumi menjadi berubah warna.     

Di saat yang sama, empat Penjaga Kematian dan seorang yang terlihat jangkung membuat Yuan Qi (sumber energi murni) langit dan bumi menjadi dipenuhi dengan aura Kematian yang terus bergerak mendekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.