Raja Para Dewa

Perubahan Mata Dewa Kuno (1)



Perubahan Mata Dewa Kuno (1)

0Di atas desa, jaring abu-abu gelap itu seperti jaring laba-laba yang berkilau dingin dan menutupi hingga radius satu kilometer.     

Jaring yang diciptakan oleh 36 orang itu telah membuat orang-orang di bawahnya menjadi seperti burung yang terkurung, tidak dapat terbang walaupun mereka memiliki sayap.     

Para anggota Aliansi Pembunuh Naga pun menjadi putus asa.     

Kekuatan Jaring Kematian Awan Besi lebih besar dari yang mereka bayangkan dan serangan pertama yang mencoba untuk menerobosnya pun berakhir dengan kegagalan.     

"Area Awan Langit diperintah oleh Aliansi Naga Besi dan semakin lama pertempuran ini, semakin kecil pula peluang untuk bisa melarikan diri."     

Hati Putri Jin berkobar seperti api, tetapi berpura-pura tenang sehingga tidak ada yang panik.     

Aliansi Naga Besi memiliki keuntungan dan tidak terburu-buru untuk menyerang. Jelas terlihat bahwa mereka ingin menghabisi semuanya sekaligus.     

Tetua Inti Kedelapanbelas, pria botak gemuk pun menyipitkan matanya. Sesekali tatapannya terlihat begitu dingin.      

"Para anggota Aliansi Pembunuh Naga harus menerobos jaring ini jika ingin melarikan diri. Namun aku hanya perlu terus bertahan daripada menyerang."     

Pria botak gemuk berbaring di gunung dengan senyuman licik.     

Tentu saja, dia tidak lupa untuk melepaskan Indera Spiritualnya ke desa di bawah sana. Targetnya adalah pemuda berambut biru, Zhao Feng.     

Jika bukan karena para petinggi Aliansi Naga Besi mengirimkan Perintah Pembunuhan Tingkat Pertama, dia tidak akan mau menggunakan keseluruhan kekuatan Istana Kedelapanbelas-nya.     

Sebenarnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, mereka yang mendapatkan Perintah Pembunuhan Tingkat Pertama bukanlah seseorang yang bisa ditangani langsung oleh istana sendirian.     

"Hmm?"     

Indera Spiritual si pria botak gemuk itu terkunci di sebuah ruangan.     

Di dalam ruangan ada seorang pemuda berambut biru yang tidur dengan tenang. Di sebelahnya berbaring kucing kecil yang juga tertidur.     

Pembunuhan yang terjadi di luar rumah tampaknya tidak mempengaruhi mereka.     

Pria botak gemuk menampakkan ekspresi yang aneh. Pemuda itu adalah target Perintah Pembunuhan Tingkat Pertama?      

"Semuanya, bertahanlah dengan baik untuk gelombang serangan berikutnya dari Aliansi Pembunuh Naga dan bersiap-siap untuk menyerang."     

Tetua Inti Kedelapanbelas menarik kembali indera spiritualnya. Senyumnya semakin lebar seolah-olah kemenangan sudah ada dalam genggamannya.     

Dia tidak melakukan gerakan gegabah dan terus bertahan dengan Jaring Kematian Awan Besi. Ini adalah taktik paling mudah, mendapatkan hasil terbaik dengan upaya terkecil.     

"Bunuh ~~~~~"     

Aliansi Pembunuh Naga memulai serangan putaran kedua yang bahkan lebih ganas dari yang sebelumnya. Namun mereka bertemu dengan serangan balik Aliansi Naga Besi dan meninggalkan lebih dari selusin mayat di pihak mereka sendiri.     

Weng ~~     

Jaring abu-abu gelap itu langsung memperbaiki diri sendiri seperti tidak ada yang terjadi.     

Di dalam desa, pesilat tingkat Manusia Sejati adalah Putri Jin, Tetua Jiang, dan seorang pria berjubah abu-abu.     

Itu artinya Aliansi Pembunuh Naga hanya memiliki tiga pilar.     

"Putri Jin, jika Pak Tua Su masih tidak bergerak, kita akan mati bahkan jika kita bisa menerobos keluar. Tetua Inti Kedelapanbelas bahkan belum menyerang."     

Pria berjubah abu-abu lalu menyeka darah dari mulutnya dan menggelengkan kepalanya dengan ekspresi getir.     

Kekuatan pertempuran dari seorang pesilat tingkat Mistik Sejati sudah cukup untuk mengubah keadaan.     

"Jin, cepatlah panggil Pak Tua Su agar segera keluar dari pengasingan latihannya. Jika tidak, hasilnya tidak akan bisa dibayangkan." desak Tetua Jiang.     

Putri Jin menangis sedih dalam hatinya. Gurunya sedang berada pada saat kritis untuk memulihkan diri dan jika dia keluar dengan tergesa-gesa, akan ada banyak kerusakan pada landasan kekuatannya.      

Tepat saat Putri Jin merasa kebingungan, raungan yang dalam datang dari dalam desa,     

"Jin, jangan panik. Aku akan keluar sekarang!"     

Suara yang dalam sepertinya datang dari sisi lain di seberang lautan.     

Wu ~     

Hembusan angin bertiup di sekitar desa dan menyebabkan Yuan Qi langit dan bumi pun bergerak.     

Kekuatan yang luar biasa membuat ekspresi Tetua Inti Kedelapanbelas berubah drastis dan jantung semua orang berdetak kencang.     

"Tingkat Penguasa Sejati!"      

"Pak Tua Su dari Aliansi Pembunuh Naga benar-benar ada di sini?"     

Kepanikan muncul pada wajah para pesilat Alam Roh Sejati dari Aliansi Naga Besi. Tetapi itu bukanlah ketakutan biasa ketika menghadapi pesilat di tingkat Penguasa Sejati.     

Wuhu ~     

Seorang tetua berjanggut putih dikelilingi oleh api merah dan hijau sedang melayang ke langit di atas desa.     

Kraak!      

Tetua itu mengulurkan telapak tangannya dan dengan semburan cahaya yang menyilaukan, serangannya langsung menciptakan lubang selebar sepuluh meter di jaring abu-abu gelap.     

"Pak Tua Su!"      

"Pak Tua Su ada di sini!"     

Teriakan gembira datang dari desa.     

Pendatang baru ini adalah pemimpin Aliansi Pembunuh Naga, Pak Tua Su. Dia adalah salah satu dari pesilat tingkat Penguasa Sejati di area Awan Langit yang dapat dihitung dengan satu tangan.     

"Su Tianchen adalah Tetua Agung dari Paviliun Angin Langit dan memimpin perlawanan terhadap Negara Darah Besi selama bertahun-tahun."     

"Jika bukan karena landasan kekuatannya yang rusak dan telah turun ke tingkat Mistik Sejati, kita mungkin akan lari ketakutan."     

Beberapa pesilat ahli di Alam Roh Sejati dari Aliansi Naga Besi merasa beruntung.     

"Hahaha, Su Tianchen, aku ingin melihat berapa banyak kekuatan yang masih kau miliki."     

Pria botak gemuk itu tertawa ketika sebuah pedang tulang putih muncul di tangannya. Pedang tulang lalu mengeluarkan api gelap yang membuat auranya menjadi lebih jahat dan dingin.     

"Pedang Api Kejahatan!"      

Tetua Inti Kedelapanbelas memutar-mutar pedang tulang putihnya.     

Qiuu ----     

Hembusan angin ribut disertai jilatan api merah dan hijau melaju ke arah Pak Tua Su.      

Serangan pria botak gemuk itu sangat licik dan tidak hanya fokus pada Pak Tua Su. Ia dengan sengaja menyebarkan serangannya ke arah anggota Aliansi Pembunuh Naga lainnya.     

"Bajingan tidak tahu malu!"     

Pak Tua Su berteriak dengan dalam ketika pusaran air hijau muncul di sekitarnya dengan gelombang kekuatan dari lengan bajunya.     

Pusaran air hijau ini dengan cepat menyerap serangan pria botak gemuk dan melindungi yang lainnya yang ada di desa.     

Kekuatan pertempuran keduanya hampir mendekati tahap puncak tingkat Mistik Sejati. Sisa-sisa gelombang pertempuran mereka bahkan bisa mengancam mereka yang berada di tingkat Manusia Sejati dan merupakan bencana bagi mereka yang berada di bawah tahapan Alam Roh Sejati.     

Untuk menghindari hasil yang mengerikan, Pak Tua Su harus mengeluarkan lebih banyak energi dan mengedarkan lebih banyak Chi Roh Sejati-nya.     

Boom boom bam ----     

Pak Tua Su dan si pria botak gemuk beradu serangan yang sangat kuat di udara.     

Pada saat ini, Pak Tua Su berhasil melenyapkan semua serangan licik pria botak gemuk tetapi harus menggunakan lebih banyak energi dalam proses tersebut.     

Boom---     

Sebuah cahaya hijau yang berkilauan menembak ke langit dengan paksa menembus Jaring Kematian Awan Besi.      

"Wah!"     

Tetua Inti Kedelapanbelas berdehem dengan dalam ketika terdorong mundur puluhan meter dan darah pun mengalir dari mulutnya.     

"Meskipun pelatihannya telah jatuh ke tingkat Mistik Sejati, dia masih memiliki penguasaan kekuatan tingkat Penguasa Sejati. Aku tidak bisa melawannya sendirian,"     

Pria botak gemuk tidak terkejut dengan hasil pertempuran itu.     

Melihat Tetua Inti Kedelapanbelas terpukul mundur, para anggota Aliansi Pembunuh Naga berseru dengan sukacita.     

"Semuanya, ikuti aku dan kita akan menerobos keluar~~~"     

Pak Tua Su langsung mengatur para anggota Aliansi Pembunuh Naga.     

Putri Jin tiba-tiba teringat sesuatu dan memerintahkan seseorang untuk membawa Zhao Feng.     

Pertempuran sedang berlangsung, tapi Zhao Feng masih tertidur nyenyak.     

Kucing kecil-lah yang matanya terlihat berputar-putar dan memeriksa kawan dan musuhnya.     

"Bersiaplah untuk menerobos keluar!"     

Putri Jin melindungi Zhao Feng dan memulai penyerangan berikutnya.     

Dengan adanya Pak Tua Su, dua lubang langsung terlihat merobek Jaring Kematian Awan Besi.      

Tetua Inti Kedelapanbelas tersenyum tetapi tidak panik ketika melihat serangan itu. Dia lalu berkata, "Jika kau tidak mau muncul sekarang, kapan kau akan mulai menyerang?"     

"Hehe, pertempuran ini terlalu membosankan. Aku hampir saja tertidur."     

Tawa samar dari seorang wanita terdengar di udara.     

Shua!     

Di malam hari, sosok wanita yang ramping muncul di pohon.     

Siapa di sana!?     

Langkah kaki orang-orang dari Aliansi Pembunuh Naga menegang saat mereka berbalik.     

Di belakang mereka, seorang wanita misterius muncul entah dari mana. Sosoknya yang menggairahkan dan gaun hitamnya tampak menyatu dengan malam.     

Tidak ada yang tahu kapan wanita misterius itu memasuki desa. Bahkan Pak Tua Su, yang sedang terburu-buru pun tidak menyadarinya.     

1

"Itu kau…. Tetua Inti Kesepuluh dari Aliansi Naga Besi!"      

Mata Pak Tua Su berkilat dengan dingin saat mengenali identitas wanita tersebut. Jelas terlihat bahwa mereka sudah pernah bertemu sebelumnya.     

Tetua Inti Kesepuluh!      

Hati kedua belah pihak pun bergetar.     

Semua orang tahu bahwa Aliansi Naga Besi memiliki 36 Tetua Inti yang hampir semuanya berada di tingkat Mistik Sejati.      

Namun, di antara ke 36 Tetua Inti itu, 10 Tetua Inti pertama memiliki metode yang menakutkan dan tidak bisa diukur.     

Tetua Inti Kesepuluh ini telah mencapai tahap puncak tingkat Mistik Sejati. Jika ia ditempatkan di Pertemuan Suci Naga Sejati beberapa bulan yang lalu, hanya Yu Tianhao yang bisa menjadi lawannya.      

"Hehe, Su Tianchen, kelihatannya bekas lukamu telah hilang. Namun kekuatan pertempuranmu baru pulih sekitar 30%,"     

Wanita berpakaian hitam yang ramping itu tertawa ringan dan langsung menghilang.     

"Jangan berani-berani kau memikirkannya."     

Pak Tua Su meraung ketika berubah menjadi kilatan cahaya terang yang muncul di depan Putri Jin.     

Qiu ---     

Sebuah belati tajam tiba-tiba menusuk ke arah Putri Jin.     

Lebih tepatnya, menusuk ke arah Zhao Feng yang berada di depan Putri Jin.     

Ding!     

Pada saat kritis itu, Pak Tua Su berhasil memblokir belati tersebut.     

Shua!     

Wanita ramping berpakaian hitam sekali lagi menghilang. Dia lalu muncul di belakang Putri Jin saat belati tajamnya menusuk dengan pola melengkung.     

Kali ini, serangannya menyelimuti Putri Jin, Zhao Feng, dan Pak Tua Su sekaligus.      

"Ada orang yang ingin membunuhku...."     

Zhao Feng yang sedang bermimpi, berhasil sedikit membuka matanya dan rambut birunya mulai beriak.     

Bam!     

Pak Tua Su sekali lagi bergegas mendekat dan tubuhnya melepaskan gelombang cahaya hijau saat dia menerima pukulan langsung untuk melindungi Putri Jin dan Zhao Feng.     

"Pak Tua Su!"      

"Guru ~~~~!"     

Wajah Putri Jin menjadi pucat pasi dan matanya memerah.     

Dada Pak Tua Su pun terlihat mengeluarkan darah dan sosoknya sedikit gemetaran.     

"Su Tianchen, kelemahanmu masih sama seperti biasanya. Jika kau tidak begitu fokus pada perasaan dan emosimu tadi, kau tidak akan jatuh ke dalam perangkap kami,"     

Senyum mengejek muncul di wajah Tetua Inti Kesepuluh.      

Di saat yang sama, Zhao Feng yang sedang tersandar pada Putri Jin, berhasil membuka matanya yang masih mengantuk.     

Mungkin karena dia dibangunkan oleh kekuatan luar, mata kirinya mulai bergetar. Kolam beku kadang-kadang bolak-balik berubah dari es ke air dan kemudian kembali ke es lagi. Sesekali warna matanya juga akan berubah menjadi sebiru langit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.