Raja Para Dewa

Bersikap Tenang



Bersikap Tenang

0Zhao Feng menghela nafasnya. Ini pertama kalinya ia berada di kota ini dan dia tidak tahu apa-apa dan juga tidak kenal dengan area ini. Itu sebabnya dia hanya bisa meninggalkan Burung Layang Biru Bersayap Tajam miliknya di luar.     
0

Dia memutuskan untuk membiarkan burung itu terbang di udara dan hanya bisa mengawasinya dengan Mata Spiritual Dewanya.     

Tepat pada saat itu Paman Liu tiba-tiba berkata, "Tuan yang terhormat, sesuai dengan aturan di setiap kota, para penjinak hewan buas diizinkan membawa hewan peliharaan mereka ke dalam kota."     

Di dunia mana pun, tidak peduli seberapa ketatnya aturan yang berlaku, akan selalu ada sejumlah kecil orang dengan kekuasaan khusus.     

Misalnya, ketika seseorang mencapai tingkat Penguasa Sejati, jika mereka ingin masuk ke kota dengan hewan peliharaan mereka, tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Aturan itu tidak berguna bagi mereka.     

Para penjinak hewan buas juga merupakan kelompok orang-orang khusus karena jumlahnya sangat sedikit di dalam Negara Atap Langit. Selain itu, para penjinak hewan buas biasanya memiliki banyak hewan buas dan jumlah Tas Spiritual Hewan Peliharaan tidak cukup untuk menampung semuanya. Karena itu, setiap kota akan memperlakukan mereka dengan baik.     

"Penjinak hewan buas?"      

Ketua penjaga yang berada di tahapan Setengah Langkah dari Alam Roh Sejati itu menatap curiga ke arah Zhao Feng. Penjaga lainnya juga tidak mempercayainya.     

Kota Danau Terendam adalah kota besar di Negara Atap Langit dan tentu saja ada banyak penjinak hewan buas di dalam kota. Namun para penjinak hewan buas itu beberapa cukup terkenal dan para penjaga mengenalinya.     

Pemuda berambut biru bermata satu di hadapan mereka ini tampak aneh dan jahat. Tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, dia tidak tampak seperti penjinak hewan buas sungguhan.      

"Haha, sejak kapan kota Danau Terendam memiliki penjinak hewan buas semuda ini? Aku ingin sedikit belajar,"     

Terdengar sebuah tawa yang antusias.     

Ketika kalimat itu selesai, seorang pemuda berbaju zirah ungu yang sedang mengendarai burung merah berkepala dua terbang mendekati mereka.     

"Tuan Muda Liu."     

"Ketua Liu."     

Semua penjaga menyambut pendatang baru dengan ekspresi hormat.     

Pemuda berbaju zirah ungu itu juga berada di tahapan setengah langkah dari Alam Roh Sejati. Namun auranya bahkan lebih kuat dari Paman Liu.     

"Chi Roh Sejatinya telah mencapai 60%." Zhao Feng sedikit tergerak.     

Paman Liu-lah yang segera mengenali pemuda itu, "Tuan Muda Liu."     

Pemuda berbaju zirah ungu itu mengamati Paman Liu dan merasa bahwa mereka sedikit akrab, "Kau...."     

Paman Liu segera memberi tahu identitas mereka.     

"Oh, jadi ini keluarga cabang dari keluarga Liu di provinsi Kabut Tebal.... Aku hampir lupa soal itu. Ini memang waktunya bagi keluarga cabang untuk mengirim rekomendasi mereka."     

Tuan muda Liu Yuan akhirnya ingat.     

Dulu ketika Paman Liu mengirim murid keluarga cabang ke keluarga Liu di kota Danau Terbenam, dia bertemu tuan muda ini.     

Lewat perkenalan, Zhao Feng mengetahui bahwa tuan muda Liu Yuan ini adalah anak tiri dari kepala keluarga Liu dan cukup menonjol di generasi muda saat ini.      

"Ini adalah Zhao Feng, penjinak hewan buas yang baru saja kujumpai dan ikut datang bersama kami ke Kota Danau Terbenam ini ..." Paman Liu memperkenalkan Zhao Feng.     

Tuan muda Liu Yuan perlahan menganggukkan kepalanya. Ia masih tidak mau menganggap Zhao Feng sebagai penjinak hewan buas.     

Saat ini, pekerjaan penjinak hewan buas sangat diterima dengan baik di kota ini dan ada beberapa kasus dimana ada orang yang berpura-pura menjadi penjinak hewan buas.     

"Merupakan kehormatan bagiku untuk bertemu dengan seorang penjinak hewan buas yang masih sangat muda. Kebetulan sekali, sikap Burung Api Amarah Berkepala Dua milikku ini kelihatannya sedikit menyusahkan. Bisakah penjinak hewan buas Zhao sedikit membantuku?"      

Begitu Liu Yuan selesai berkata seperti itu, Burung Api Amarah Berkepala Dua yang sedang ditungganginya itu tiba-tiba melengking dengan keras dan gelombang api pun muncul. Liu Yuan seperti 'dipaksa' turun dari punggung Burung Api Amarah Berkepala Dua itu.     

Zhao Feng tertawa dingin di dalam hatinya. Liu Yuan terlihat seperti seorang aktor yang dengan sengaja membuat marah burung itu untuk menyulitkan Zhao Feng.     

Semua orang bisa melihat momen dimana burung itu mengamuk terlalu kebetulan. Paman Liu dan yang lainnya ingin mengatakan sesuatu namun tetap terdiam.      

Lagipula, jika Zhao Feng benar-benar seorang penjinak hewan buas, masalah sehari-hari seperti ini harusnya bisa segera dipecahkan. Selain itu, mereka juga ingin melihat kemampuan menjinakkan hewan buas dari Zhao Feng.     

"Tentu saja. Tapi ... aku tidak mau melakukannya dengan gratis."     

Zhao Feng berkata dengan tenang sambil melirik burung yang sedang 'marah' itu.     

Hadiah?     

Semua orang terdiam sejenak. Zhao Feng ini tidak mudah diperlakukan dengan sembarangan tetapi seorang penjinak hewan buas sejati juga memang seperti itu.      

"Selama kau bisa membuat si burung api kecilku ini menjadi tenang, aku bisa memenuhi permintaan apapun," Liu Yuan berkata dengan percaya diri.     

Zhao Feng segera meminta Liu Yuan untuk membantunya menemukan seorang gadis dari keluarga Liu.     

"Tidak masalah." Liu Yuan berkata tanpa ragu-ragu.     

Burung api merah kecilnya itu menjadi marah karena keinginan Li Yuan. Jika Zhao Feng benar-benar bisa menenangkannya, itu akan menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya.     

Lagipula, seorang penjinak hewan buas adalah seseorang yang bahkan keluarga Liu di kota ini pun harus menjalin hubungan baik dengan mereka. Permintaan biasa dapat dengan mudah dipenuhi oleh mereka.     

Zhao Feng menganggukkan kepalanya dan perlahan berjalan menuju Burung Api Amarah Berkepala Dua itu. Burung itu lalu mengepakkan sayapnya dan sebuah dinding api mendadak muncul seolah-olah ia ingin memamerkan kekuatannya kepada Zhao Feng.     

"Tenang ... tenanglah ..."     

Zhao Feng tersenyum lalu mengulurkan dan memutar-mutar tangannya. Di saat yang sama ia berjalan perlahan menuju Burung Api Amarah Berkepala Dua itu.      

Meow meow!     

Kucing kecil itu juga muncul di bahu Zhao Feng dan memamerkan giginya ke arah burung api itu. Burung itu pun mendadak menegang dan tidak bergerak.     

Jari Zhao Feng yang menggambar lingkaran tampaknya berisi kekuatan misterius yang bisa menenangkan hati orang. Tindakan kucing kecil itu juga tampaknya memiliki efek.     

Manusia dan kucing itu kini berada di hadapan burung itu dengan aman.      

"Tenang.... tenanglah ..."     

Zhao Feng mengulurkan tangannya dan membelai kepala Burung Api Amarah Berkepala Dua itu.     

Adegan itu mengejutkan semua orang yang berada di sekitarnya     

Di hadapan Burung Api Amarah Berkepala Dua itu, sosok Zhao Feng terlihat seperti orang kerdil. Tapi dia telah menggunakan taktik sederhana untuk menenangkan burung itu dan kini burung api itu menjadi sangat tenang.     

Liu Yuan terkejut dan langsung bersiul memanggil burung api itu. Namun burung api itu hanya sedikit bergetar dan tidak memiliki reaksi yang jelas terlihat.     

Pada saat ini Zhao Feng telah berdiri di punggung burung itu.     

"Tidak ada yang bisa berdiri dengan aman di atas burung api merah kecilku tanpa seijinku. Hanya penjinak hewan buas yang mungkin bisa melakukannya."     

Ketika Zhao Feng dan kucing kecil itu berdiri di atas Burung Api Amarah Berkepala Dua itu, Liu Yuan melihat bahwa burung api itu sedikit gemetaran.     

"Meow...meow..."     

Kucing kecil itu meniru tindakan Zhao Feng, menepuk-nepukkan kakinya di kepala burung api itu, seolah-olah mengatakan, "Bersikap tenanglah..."     

Liu Yuan, Paman Liu dan yang lainnya terlihat bengong. Khususnya Liu Yuan saat wajahnya terasa berkedut. Burung api merah kecilnya itu memiliki temperamen yang berapi-api dan tidak pernah dipermalukan seperti itu. Kucing kecil itu berani bermain-main dengan si api merah kecilnya itu.     

Meskipun Liu Yuan sedikit marah, dia masih berkata dengan sopan, "Tuan Zhao memang bisa berinteraksi dengan hewan buas. Aku akan memenuhi semua keinginanmu ketika aku kembali ke rumah keluarga Liu."     

"Hm" Zhao Feng sedikit mengangguk seperti seorang penjinak hewan buas sungguhan.     

Semakin dia bertindak dengan cara seperti itu, semakin Liu Yuan dan teman-temannya harus berhati-hati. Seorang penjinak binatang buas tidak mudah ditemukan bahkan untuk keluarga Liu di Kota Danau Terbenam sekalipun.      

Beberapa saat kemudian, dengan Liu Yuan memimpin di depan, semua orang bisa memasuki kota dengan lancar dan tidak ada yang bisa menghentikan Zhao Feng membawa Burung Layang Biru Bersayap Tajamnya.     

Ketika gelarnya sebagai 'Penjinak hewan buas' sudah dikenali orang, ia bisa menggunakan hak istimewanya. Penjinak hewan buas tidak hanya bisa mengendalikan hewan peliharaan mereka sendiri, bahkan hewan peliharaan orang lain di sekitarnya pun akan menjadi sangat tenang.     

Beberapa saat kemudian, Zhao Feng dan teman-teman barunya itu memasuki rumah keluarga Liu di kota Danau Terbenam sebagai tamu.     

Paman Liu dan kedua kawannya menerima pelayanan yang lebih baik karena Zhao Feng. Keluarga Liu bahkan telah mengirimkan Tetua di Alam Roh Sejati untuk melayani Zhao Feng.     

Tetua itu menyapa Zhao Feng dan berjanji untuk memberikan 'pelayanan tingkat pertama' kepada Zhao Feng.     

'Pelayanan tingkat pertama' hampir seperti pelayanan yang diterima oleh Tetua Mulia.Tetua Mulia ini biasanya harus mencapai Alam Roh Sejati untuk menerima 'pelayanan tingkat pertama' ini.     

"Bisakah kau memberiku waktu untuk mempertimbangkannya?"     

Zhao Feng mengangguk pelan, tetapi tidak langsung menyetujuinya. Tugasnya yang paling penting saat ini adalah menyelesaikan misi gurunya. Dia juga ingat bahwa orang itu akan membantunya ketika dia telah menerima surat itu.     

Tetapi jika Tetua Pertama mengetahui bahwa Zhao Feng memiliki potensi untuk menjadi Tamu Tingkat Pertama dari sebuah keluarga besar di Negara Atap Langit, Tetua Pertama mungkin akan memberitahukannya untuk segera menyetujuinya dan tidak mengirimkan surat itu.     

Niat Tetua Pertama adalah untuk membuat Zhao Feng menetap di Negara Atap Langit dan surat itu hanya sebagai alasannya saja.     

Namun, menjadi Tamu Tingkat Pertama mendapatkan pelayanan yang jauh lebih baik daripada menjadi murid inti Klan Bulan Patah.     

Zhao Feng bahkan tidak membutuhkan koneksi Tetua Pertama. Sambutan untuk penjinak hewan buas palsu miliknya jauh melebihi perkiraan. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dipercaya oleh Zhao Feng.     

Tapi yang jelas, Zhao Feng tidak tahu niat gurunya yang sebenarnya dan hanya berpikir untuk mengirimkan surat itu kepada pemilik aslinya.     

"Ini adalah 'Kepingan Liu yang Terbenam'. Dengan menggunakan keping ini, Saudara Zhao dapat memasuki semua wilayah keluarga Liu di kota Danau Terbenam ini tanpa kendala."     

Tetua di Alam Roh Sejati tidak terlihat terkejut ataupun bahagia. Sebaliknya, dia memberi Zhao Feng sebuah kepingan     

Kepingan Liu yang Terbenam?     

Paman Liu hanya memperlihatkan tatapan iri. Seorang penjinak hewan buas memang sangat jarang di Negara Atap Langit dan merupakan pekerjaan yang diperebutkan oleh berbagai kekuasaan.     

Kepingan Liu yang Terbenam itu melambangkan identitas Zhao Feng sebagai seorang tamu mulia. Dengan kepingan itu, semua tindakan Zhao Feng di kota akan jauh lebih lancar.     

Begitu diskusi dengan Zhao Feng selesai, sekarang giliran Paman Liu dan kedua temannya itu.     

"Kalian berdua kemarilah dan coba kita lihat potensi bakat kalian,"     

Tetua itu mengamati Liu Tingyu dan Liu Dong dan berkata dengan acuh tak acuh.     

"Ting, mulai!"     

Paman Liu terlihat berharap tinggi dan juga gugup.      

Tetua di Alam Roh Sejati tidak mengeluarkan benda untuk pengujian apa pun. Sebagai gantinya, dia menutup matanya dan merasakan denyut nadi Liu Tingyu.     

"Warisan garis keturunan dewa kuno, ini adalah garis keturunan leluhur keluarga Liu kami!" Sang Tetua berseru.     

Cairan berwarna hijau yang samar muncul di kulit Liu Tingyu seperti batu zamrud.     

Garis keturunan dewa kuno sangat jarang terjadi bahkan di Negara Atap Langit. Selain itu, garis keturunan Liu Tingyu berasal dari leluhur keluarga Liu. Hal itu mengusik para petinggi di keluarga Liu.     

Liu Tingyu dan Liu Dong telah berhasil memasuki keluarga Liu di kota Danau Terbenam dan memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih besar.      

Menyaksikan kejadian saat ini, Zhao Feng kembali teringat ketika dia dan Zhao Xue baru memasuki rumah keluarga Zhao.     

Malam itu, Zhao Feng tinggal di kamar tamu di dalam rumah keluarga Liu.     

Liu Yuan juga menyerahkan sebuah buku kecil kepada Zhao Feng yang berisi daftar informasi yang ia butuhkan. Nama-nama di buku itu semuanya adalah 'Liu Qinxin'.     

Zhao Feng hanya bisa mengagumi tingkat efisiensi kerja Liu Yuan.     

"Oh ya, aku lupa memberi tahu Tuan Zhao bahwa putri dari Penguasa Kota Danau Terbenam juga bernama Liu Qinxin." Liu Yuan akhirnya berkata setelah ragu-ragu untuk waktu yang cukup lama.     

"Oh."     

Zhao Feng tidak terlalu memperhatikannya karena ada terlalu banyak orang dengan nama yang sama.     

"Poin utamanya adalah Liu Qinxin yang satu ini sedang mencari seorang suami lewat pertandingan," ujar Liu Yuan melanjutkan saat keringat muncul di dahinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.