Raja Para Dewa

Kekuatan Yang Terbangun (2)



Kekuatan Yang Terbangun (2)

0Sinar transparan yang melesat ke udara itu terlihat seperti sinar dewa yang menembus langsung ke langit. Namun, Para anggota Klan Bulan Patah tidak dapat melihat atau merasakan sinar tersebut. Hanya pesilat yang berada di tahapan Alam Roh Sejati atau yang lebih tinggi dapat merasakan udara di sekitar mereka bergetar hebat. Namun itu semua terasa seperti ilusi.     
0

Hanya sedikit orang di Benua Bunga Biru yang dapat merasakan perubahan di langit. Benua Bagian Barat. Di sebuah Istana kuno yang sangat besar.     

Huang~     

Bebatuan kuno di dalam sebuah aula yang berusia ribuan tahun itu mulai berdering. Batu itu sepertinya berasal dari zaman yang sangat kuno karena seorang pesilat di tahapan Alam Roh Sejati pun tidak akan dapat menggoresnya. Namun saat ini, batu-batu tersebut mulai retak.     

"Ini tidak bagus! Batu Prima Langit mulai hancur!"     

"Kenapa batu-batu itu mulai retak tanpa sebab seperti itu? Apa akan ada kejadian buruk yang akan terjadi?"     

Keributan terjadi di sekitar Istana tersebut.     

Qiu!     

Seberkas sinar melesat di udara dan mendarat di depan Batu Prima Langit.     

"Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi?"     

Puluhan aura yang sangat kuat melayang di sekitar Batu Prima Langit. Di depan batu tersebut terlihat sesosok berwarna ungu perlahan mengulurkan tangannya dan menggenggam Batu Prima Langit.     

Weng!     

Batu itu bergetar, beberapa kalimat aneh muncul di permukaan batu tersebut. Kalimat itu sangat rumit dan selalu berubah-ubah.     

Sosok berwarna ungu itu pun terlihat kesulitan. Aura yang menakutkan itu pun melesat pergi dan puluhan pesilat di Alam Roh Sejati di sekitarnya pun menatap Tuan mereka dengan ketakutan.     

Beberapa saat kemudian, semakin banyak anggota klan yang berdatangan. Namun Tuan mereka yang berdiri di depan Batu Prima Langit itu memancarkan kekuatan aura yang membuat mereka kesulitan untuk bernapas.     

"Apa artinya Batu Prima Langit yang mulai retak itu? Bahkan guru kami dari Alam Inti Asal pun datang!"     

"Masih ada pesilat di tahapan Alam Inti Asal di benua ini!"     

Setelah waktu yang cukup lama, Tuan mereka itu perlahan melepaskan genggamannya.     

"Hanya ada dua kata yang bisa kuketahui dari Batu Prima Langit itu," Ujar Tuan tersebut dengan lembut.     

"Dua kata apa?" para pertinggi klan bertanya.     

Tuan mereka menatap langit dan ia melihat Mata Langit menatap dingin ke bawah. Itu sepertinya sebuah ilusi.     

"Mata Dewa," Tuan mereka akhirnya berbicara saat seberkas darah muncul di sudut bibirnya.     

. . . . .     

Di suatu tempat yang jauh, galaksi. Di dalam istana yang menakutkan.     

Roar!     

Sembilan naga melonglong di dalam Istana dan seorang Raja menatap ke atas langit. Awan terlihat terus berubah-ubah.     

"Apa artinya ini?" Raja melihat ke atas dengan dingin, ia memerintahkan para naganya untuk memindahkan awan yang menghalangi pandangannya.     

"Ini pertama kali hal ini terjadi sejak kerajaan ini terbentuk," seorang pria tua yang penuh kerutan di wajah dan rambutnya yang beruban pun menatap ke langit.     

"Di mana?" terdengar suara yang begitu dominan.     

"Mungkin di suatu tempat yang dekat," orang tua itu menjawab meski tak yakin.     

Semua pesilat di tahapan alam yang lebih tinggi menatap ke arah langit. Para naga akhirnya dapat mendorong awan-awan yang menghalangi pandangan ke langit dan Mata Langit pun muncul saat ia menatap dengan dingin ke planet tersebut.     

"Apa artinya ini?" Semua pesilat berseru.     

"Mata Dewa! Itu adalah Mata Dewa yang belum pernah terlihat sebelumnya!"     

"Sepertinya itu bukan salah satu dari 8 Mata Dewa Yang Hebat, namun tetap saja menakutkan,"     

Para pesilat sibuk berdiskusi dan kericuhan pun terjadi. Hanya Raja dan orang tua berambut putih yang tetap diam saat mereka menatap Mata Langit di angkasa.     

Setelah beberapa saat, orang tua berambut putih itu mengayunkan tongkatnya ke udara dan 9 naga pun bergerak menyerang ke arah langit namun mereka pun menghilang saat mencapai Mata Langit.     

"Akhirnya langit telah membuka matanya!" orang tua itu menangis terisak saat Mata Langit perlahan menghilang.     

.....     

Di lautan berwarna abu-abu, sebuah kapal layar hitam yang menakutkan mengambang. Kapal layar hitam itu berukuran raksasa dan siapapun yang berada di bawah kapal itu akan merasa hari menjadi gelap seperti malam.     

Saat ini, semua makhluk menyembah sebuah sosok yang memimpin kapal tersebut. Tidak ada cahaya di sekitar sosok tersebut seolah-olah semua cahaya tersedot oleh kehadirannya. Sosok hitam itu berdiri di ujung depan kapal layar, melihat ke arah lautan yang tak berujung     

Weng~     

Laut yang berwarna abu-abu itu tiba-tiba bergetar dan Mata Langit muncul di langit. Selain sosok hitam itu, semua makhluk langsung gemetar ketakutan. Sosok hitam itu membuka sepasang bola matanya yang berwarna hitam dan menatap dingin ke arah Mata Langit. Setelah beberapa saat Mata Langit itu pun perlahan menghilang, seolah-olah mata itu hanya sedang melihat pemandangan saja.     

"Saat ini ada tambahan satu lagi Mata Dewa. Totalnya menjadi 9. Apa artinya semua ini? Mungkin situasi saat ini akan membuat ke 8 Mata Dewa akan segera hancur.."     

Matanya yang hitam pekat itu pun menghilang dan langit menjadi gelap kembali.     

.....     

Zhao Feng tidak tahu seberapa banyak ia telah mempengaruhi keadaan dunia ketika ia berusaha membuka mata kirinya itu. Satu-satunya hal yang dapat ia pastikan adalah adanya kekuatan sejati di dalam mata kirinya yang mulai terbangun. Ketika ia telah membuka mata kirinya, sebuah kekuatan yang sangat kuno melesat keluar dari matanya.     

Zhao Feng sedikit menyesal telah membuka matanya karena merasa sinar itu memiliki kekuatan yang sangat kuat. Namun itu sepertinya kekuatan yang tidak akan dapat ia kendalikan.     

"Kerajaan kuno telah retak dan Dewa Kuno yang telah terbunuh akan berubah menjadi milyaran debu.... meneruskan garis keturunanku dan menguasai dunia..." Sebuah suara bergema dalam pikirannya.     

Zhao Feng pun tidak berhenti mengucek-ngucek mata kirinya. Setelah perubahan itu, mata kirinya tentu saja menjadi lebih kuat, seperti makhluk hidup yang berdiri sendiri. Ia mencoba menutup dan membuka matanya lagi. Tapi tidak ada sinar transparan yang keluar dari matanya. Zhao Feng masih dapat merasakan cairan hijau kebiruan itu di dalam tubuhnya.     

Saat ini ia tidak tahu efek dari cairan tersebut. Namun satu hal yang pasti, cairan itu membuatnya lebih kuat. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, Zhao Feng pun keluar dari gua tersebut.     

Ia lalu mengeluarkan cerminnya lagi. Rambutnya masih berwarna biru, namun mata kirinya telah berubah lagi menjadi warna biru yang transparan, seperti sebuah batu permata.     

"Tidak!"     

Zhao Feng masih tetap khawatir ia akan ditangkap oleh para petinggi klan karena berubah menjadi sesosok monster. Ia pun mencoba beberapa cara yang berbeda untuk mengembalikan warna matanya. 1.000 tahun kemudian, pikir Zhao Feng, ia akan tetap mengingat kejadian hari ini dan akan menertawakannya...     

Beberapa saat kemudian, ia akhirnya menemukan sebuah cara. Cairan biru kehijauan yang dapat ia kendalikan itu bisa menyatu dengan mata kirinya dan menyelubungi warna matanya. Ketika ia melakukan hal tersebut, sinar biru di dalam dimensi kegelapan yang pekat akan terpisah dari mata kirinya.     

Zhao Feng kembali bercermin dan mata kirinya pun menjadi berwarna hitam, namun warnanya terlihat redup dan gelap. Di saat yang sama mata kirinya pun tidak dapat melihat apapun.     

Zhao Feng bisa menggunakan cairan biru kehijauan itu untuk mengubah warna mata kirinya, namun hal itu akan menghabiskan banyak energi. Jadi ia hanya bisa melakukannya selama beberapa jam setiap harinya.     

"Setidaknya masih ada jalan," Zhao Feng menghela nafas lega.     

Ia lalu mencoba menguji kekuatan mata kirinya. Tanpa diragukan lagi, kekuatan mata kirinya telah meningkat sangat pesat saat ia telah menembus tahapan Alam Bumi Tinggi.     

Pandangan, kecepatannya bergerak dan perkiraannya menjadi lebih baik. Contohnya Zhao Feng bisa melihat hingga jarak 100 kilometer dan Zhao Feng pun menyadari bahwa mata kirinya kini bisa melihat menembus apapun. Matanya bahkan bisa menembus bebatuan di sekitarnya.     

"Sulit dipercaya bila mata kiriku kini bisa melihat menembus bebatuan,"     

Zhao Feng merasa seperti monster, namun ia juga merasa ini bukanlah perubahan yang sesungguhnya dari mata kirinya. Saat ini ada seekor burung terbang melintasi ngarai di atas kepala Zhao Feng.     

Hm ?     

Pupil mata Zhao Feng mengerut saat ia menatap dingin burung tersebut. Saat itu juga mata kirinya memancarkan energi batin yang terpadatkan menjadi sebuah garis lurus yang mengarah tepat ke burung tersebut.     

Plop!     

Burung itu melengking di udara karena ketakutan lalu kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke tanah.     

Mata kiri Zhao Feng tidak membunuh burung tersebut. Mata kirinya hanya memancarkan gelombang energi batin yang membuat burung tersebut panik dan kehilangan kendali tubuhnya.     

"Membunuh tanpa jejak. Kemampuan ini bisa menjadi penentu akhir dari sebuah pertarungan hidup dan mati," pikir Zhao Feng.     

Dia lalu menguji semua efek baru dari kekuatannya hingga ia kelelahan. Zhao Feng belum sepenuhnya dapat mengendalikan kekuatan barunya itu yang disebut sebagai Energi Batin Pembunuh itu.     

Saat matahari mulai terbenam, Zhao Feng segera menutup mata kirinya dengan pita hitamnya, lalu bergerak menuju ke arah gedung Divisi Klan Terluar dengan rambutnya yang berwarna biru bergerak-gerak tertiup angin.     

Teng! Teng! Teng!     

Sosoknya bersalto di udara, melewati puluhan meter hanya dengan sekali tarikan nafas. Zhao Feng menyalurkan semua tenaga sejatinya dan mencoba mengendalikan gerakan angin di sekitar tubuhnya. Hal ini membuatnya melayang di udara selama beberapa saat sebelum akhirnya ia terjatuh ke tanah.     

Setelah seseorang mencapai Alam Bumi Tinggi, mereka bisa terbang untuk jarak yang pendek selama beberapa saat, namun itu bukanlah terbang yang sesungguhnya. Pesilat di tahapan Alam Roh Sejati bisa terbang sejauh beberapa puluh kilometer tanpa masalah.     

Saat kembali ke gedung Divisi Klan Terluar, Zhao Feng langsung menemui pengawas Qiu untuk memasukkan permintaan menjadi murid utama klan. Berdasarkan peraturan, seseorang harus mencapai Alam Bumi Tinggi sebelum berusia 30 tahun untuk bisa menjadi murid utama klan.     

"Aku akan melaporkan permintaan ini kepada para petinggi klan dan jika tidak ada masalah, besok kau bisa pergi ke gedung Divisi Kontrol Pusat,"     

Ekspresi Pengawas Qiu terlihat tenang. Namun saat ia melihat penutup mata dan rambut biru Zhao Feng, alisnya pun berkerut. Namun ia tidak berkata apa-apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.