Raja Para Dewa

Peti Mati Raksasa Perunggu Ungu



Peti Mati Raksasa Perunggu Ungu

0Untungnya mimpi buruk tanpa batas itu tidak terjadi pada Bi Qiaoyu. Kepala Keluarga Bi membuka mata dan menghela nafas.      
0

Pada saat ini, setengah dari sosok Bi Qiaoyu telah tersingkap karena setengah dari pakaiannya telah robek.     

Sosok-sosok lapar yang dipengaruhi oleh 'Parfum Dewa Mabuk' itu telah membeku di tengah jalan dan tidak bergerak sama sekali.     

Aura dingin telah menembus energi batin mereka dan memadamkan nyala api nafsu dalam pikiran mereka.     

Setelah menyelesaikan semuanya, Zhao Feng mengalihkan pandangannya.     

Namun, nyala api nafsu mulai membakar di dalam tubuhnya yang hampir terbakar hingga ke tingkat energi batinnya ketika ia menyadari Bi Qiaoyu menciumnya.     

"Parfum Dewa Mabuk ini sangat mengerikan. Aromanya bahkan bisa masuk hingga ke tingkat energi batinku. Bagi wanita, aroma ini memiliki efek dua kali lipat. Itu artinya bahkan pesilat di Alam Roh Sejati pun tidak akan dapat memblokirnya."     

Zhao Feng membuka kekuatan Mata Spiritual Dewa-nya dan tidak mengabaikan rasa di tubuhnya karena dia hampir sepenuhnya tahan terhadap serangan energi batin.     

Dengan hati yang tenang seperti air, Zhao Feng menatap Bi Qiaoyu dengan mata sebiru esnya.     

Sosok Bi Qiaoyu menegang saat dia tersadar kembali dan seolah mencoba menemukan lubang untuk mengubur dirinya.     

Zhao Feng dengan tanpa ekspresi menutupi beberapa pakaian Bi Qiaoyu yang terbuka.     

"Orang ini... Apakah hatinya terbuat dari es?"     

Bi Qiaoyu merasa agak kecewa dan rendah diri. Mungkinkah dia sama sekali tidak mempesona?     

Ketika Zhao Feng menatap Bi Qiaoyu dengan mata kiri yang sedingin es itu, dia seperti sedang melihat tumpukan tulang belulang putih.     

Meow meow!     

Kucing kecil muncul entah dari mana dan mulai menghirup aroma Parfum Dewa Mabuk.      

Ekspresi Zhao Feng berubah. Parfum Dewa Mabuk adalah obat bius yang sangat kuat yang bahkan dapat mempengaruhi mereka yang berada di Alam Roh Sejati. Jadi secara logika, hewan pun harusnya terpengaruhi.     

Dia bermaksud akan menghentikan kucing itu, tetapi dia kemudian menyadari bahwa kucing kecil melompat-lompat dengan gembira dan ekspresi kepuasan.      

Kejadian itu membuat ekspresi Master Bi, Bi Qiaoyu dan orang berjubah biru pun berubah menjadi aneh.     

Seiring waktu berlalu, aroma Parfum Dewa Mabuk menjadi memudar atau terhirup oleh si kucing kecil.     

Kedua belah pihak tidak mengalami banyak kerugian. Mereka hanya lelah dan merasa lemah.     

Bajak Laut Air Darah dan orang dari Benteng Air Melintang duduk bersila di tanah untuk memulihkan diri sebelum melanjutkan perjalanan.     

Berdasarkan analisa orang berjubah biru, ketika melewati koridor itu, mereka akan mencapai pusat gua.     

Namun, koridor itu lebih panjang dari yang mereka perkirakan dan ada dupa beracun yang bisa membunuh pesilat yang bahkan telah berada di level langit keenam atau ketujuh.      

Kelompok itu berjalan dengan hati-hati dan takut jika tiba-tiba mereka mengaktifkan aroma lain yang mematikan.     

Setelah berjalan sekitar seratus meter, koridor itu pun berakhir dan sebuah sungai abu-abu pun muncul di hadapan mereka.      

Tunggu. Sungai itu terbuat dari serangga abu-abu yang tak terhitung jumlahnya yang membentuk seperti 'Sungai Serangga'.     

Serangga itu berukuran sebesar ibu jari dan beberapa di antaranya memiliki sayap yang tipis. Mereka begitu padat dan berkumpul menjadi satu sehingga mereka tampaknya mampu menelan seluruh dunia.     

Semua orang menarik nafas dengan dingin. Sungai yang terbentuk dari banyak serangga abu-abu itu menghalangi perjalanan mereka.      

Zhao Feng mengamati keadaan sekitarnya dan menemukan sebuah tanah kuburan di tengah Sungai Serangga yang memiliki luas sekitar dua puluh hingga tiga puluh meter     

Di tengah-tengah tanah kuburan ada sebuah 'Peti Mati Perunggu Ungu' yang ukurannya sebesar istana.     

Mata orang-orang dari kedua belah pihak terbelalak dan mulut mereka ternganga. Itu pertama kalinya mereka melihat peti mati sebesar itu.     

"Hahaha ... akhirnya kita sudah sampai di sini. Tempat ini pasti tempat tidur terakhir si Bajak Laut Bulan Air."     

"Sulit membayangkan seberapa banyak barang di peti mati sebesar itu bersama jenazah Bajak Laut Bulan Air."     

Para bajak laut mulai tertawa ketika mereka gemetaran saking gembiranya dan tidak mampu menyembunyikan ekspresi keserakahan di wajah mereka.     

Pihak dari Benteng Air Melintang pun terlihat memiliki sinar mata yang berbinar-binar.      

Peti Mati Perunggu Ungu seukuran istana berada di tengah-tengah Sungai Serangga, sekitar dua puluh hingga tiga puluh meter jauhnya dari tempat mereka saat ini.      

"Saudara-saudara, ayo kita serbu!"      

Para Bajak Laut Air Darah Bengis tidak bisa menahan keinginan mereka lebih lama lagi.     

"Tunggu! Serangga-serangga itu adalah Serangga Zombie tingkat rendah yang sangat sensitif terhadap darah makhluk hidup. Ribuan Serangga Zombie itu dapat langsung memakan semua daging dan darah manusia dalam sekejap mata ... "     

Orang berjubah biru tampaknya sangat berpengalaman dan dengan cepat memperingatkan mereka.     

Serangga di sungai di hadapan mereka itu bisa terhitung jutaan ekor dan setiap serangga memiliki aura yang sebanding dengan level langit pertama.      

"Kau adalah Master Perampok Kuburan. Apakah kau tidak memiliki cara untuk menyelesaikan masalah ini?" Tanya Elang Botak Darah.     

Master Perampok Kuburan?     

Mendengar julukan itu, semua orang akhirnya paham. Pantas saja orang berjubah biru tampak sangat berpengalaman dan hampir tidak pernah membuat kesalahan.     

"Segala sesuatu yang memiliki darah akan bisa dirasakan oleh si Serangga Zombie. Dengan jumlah yang begitu besar, mungkin tidak ada solusinya. Aku memiliki beberapa paket bubuk yang hanya bisa mengurangi kemungkinan diserang ketika dibalurkan ke tubuh kita,"     

Setelah mengatakan hal itu, orang berjubah biru mengeluarkan beberapa paket bubuk berwarna abu-abu.     

Melihat dari situasi saat ini, ekspresi orang-orang dari Benteng Air Melintang langsung berubah.     

Dengan paket bubuk itu, para bajak laut akan berada di atas angin. Untungnya, hanya ada cukup paket untuk lima hingga enam orang saja.     

Orang berjubah biru itu mencibir: "Hanya mereka yang berada di Alam Roh Sejati yang memiliki 100% peluang untuk lolos. Mereka yang berada di tahapan setengah langkah dari Alam Roh Sejati akan memiliki peluang 40-50%. Sedangkan pesilat biasa di level langit ketujuh, hanya akan memiliki peluang 10%."     

Matanya mengamati Zhao Feng.     

Zhao Feng menghela nafas. Sepertinya keseimbangan yang telah dipertahankan antara Benteng Air Melintang dan Bajak Laut Air Darah Bengis akan segera hancur.     

"Aku memiliki 'granat retakan' yang dapat meledakkan segala sesuatu dalam radius beberapa meter menjadi debu. Elemen api di dalamnya harusnya bisa melawan Serangga-Serangga Zombie itu,"     

Master Bi mengeluarkan tujuh atau delapan bola merah gelap seukuran kepalan tangan bayi dari cincin artefak ruangnya.      

Dia kemudian memberikan bola merah gelap itu kepada semua orang.     

Meskipun penggunaan granat retakan tidak sebagus bubuk dari orang berjubah biru, granat itu memiliki hasil instant dan bisa sangat berguna pada saat-saat kritis.     

Beberapa pesilat elit dari Benteng Air Melintang segera mendapatkan granat retakan di tangan mereka.     

Karena jumlahnya terbatas, beberapa orang dari benteng tidak mendapatkan apa pun dan sebagai orang luar, Zhao Feng jelas tidak mendapatkannya.      

"Master Bi, bahkan jika aku ikut pergi, level pelatihanku tidak akan berguna di sana. Lebih baik memberikan granat retakan ini kepada Kakak Feng," Bi Qiaoyu memberikan saran.      

Master Bi tersenyum, "Zhao Feng kuat dan dia memiliki kekuatan garis keturunan dewa kuno. Aku percaya dia bisa menyeberangi sungai dengan aman. Setelah kita bisa mencapai Peti Mati Perunggu Ungu, kami masih membutuhkanmu."     

Sebagai orang luar, kepercayaan Master Bi terhadap Zhao Feng memang terbatas dan karena mereka telah mencapai hingga bagian ini, kegunaan dari kehadiran Zhao Feng sudah terpenuhi.     

Karenanya, Master Bi tidak peduli lagi dengan hidup Zhao Feng. Tentu saja, jika Zhao Feng berhasil mencapai Peti Mati Perunggu Ungu, itu akan lebih bagus lagi.      

Rambut biru Zhao Feng berkibar tertiup angin dan terlihat sangat hidup ketika disandingkan dengan tanah kuburan yang penuh dengan udara kematian.     

Zhao Feng tidak keberatan jika dia tidak mendapatkan granat itu.      

Dia hanya ingin tahu mengapa sejak awal Master Bi fokus membawa dan melindungi Bi Qiaoyu.     

Dan sekarang Master Bi bahkan secara pribadi akan melindungi Bi Qiaoyu untuk meloloskan diri menuju tanah kuburan.      

Ceng ~ Sou-- Sou--     

Kedua pihak dari Bajak Laut Air Darah Bengis dan Benteng Air Melintang menuju ke Peti Mati Perunggu Ungu di tengah Sungai Serangga.      

Bagi mereka yang berada di Alam Roh Sejati, dua puluh hingga tiga puluh meter hanya butuh waktu beberapa tarikan nafas saja.      

Bajak Laut Air Darah yang pertama tiba dengan Master Bi yang melindungi Bi Qiaoyu di belakangnya.      

Setelah mereka, tiba juga pesilat yang berada di setengah langkah dari Alam Roh Sejati dan puncak level langit ketujuh.      

Sangat berbahaya bagi para pesilat untuk menyeberangi sungai dan awan Serangga Zombie yang menutupi tubuh mereka dan mengunyah tenaga sejati mereka.     

"Aaaaah! Aaaaah!"     

Jeritan datang dari sungai serangga ketika beberapa pesilat di level langit ketujuh ditelan hidup-hidup oleh serangga yang tak terhitung jumlahnya.      

Hampir setiap beberapa tarikan nafas akan terdengar teriakan.      

Akhirnya, hanya ada empat pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Roh Sejati, sepertiga pesilat di level langit ketujuh, dan sekitar 5 hingga 6 orang di puncak level langit ketujuh yang berhasil mencapai Peti Mati Perunggu Ungu.     

Zhao Feng sengaja sedikit melambat dan tiba dengan kelompok terakhir yang merupakan para pesilat di puncak level langit ketujuh. .     

"Zhao Feng, aku tahu kau pasti tidak akan mengecewakanku."     

Master Bi tersenyum tetapi sebenarnya di dalam hatinya sedikit terkejut. Para pesilat lain di puncak level langit ketujuh semuanya terlihat acak-acakan dan dan bahkan satu atau dua orang telah kehilangan anggota tubuhnya. Sedangkan Zhao Feng sama sekali tidak terluka.      

Orang berjubah biru pun terkejut ketika melihat Zhao Feng.     

Seorang bocah di level langit ketujuh dan tidak memiliki bubuk khusus atau pun granat retakan milik Master Bi tanpa diragukan lagi seharusnya telah tewas. Namun entah bagaimana, ia telah sampai di sini dengan begitu mudahnya.     

Pada saat ini, ketika membandingkan kekuatan kedua belah pihak, jelas terlihat bahwa para bajak laut memiliki sedikit keuntungan karena bubuk milik orang berjubah biru lebih efektif.     

Lagipula, Master Bi juga membawa Bi Qiaoyu yang menyusahkan semua orang.      

Setelah mencapai Peti Mati Perunggu Ungu, Serangga Zombie hanya sedikit berputar-putar sebelum kembali lagi ke kawanannya di Sungai Serangga.     

Selanjutnya, kedua belah pihak membahas cara memasuki Peti Mati Perunggu Ungu yang besar itu.      

Peti Mati Perunggu Ungu tampak seperti peti mati raksasa, tetapi pada kenyataannya itu adalah sebuah istana di atas tanah kuburan dan memiliki pintu besar di setiap bagiannya.      

Rasanya tidak realistik untuk bisa menerobos Peti Mati Perunggu Ungu karena serangan dari pesilat di Alam Roh Sejati saja akan sulit untuk bisa menyentuhnya.      

Selain itu, menggunakan kekuatan yang terlalu besar mungkin akan mengaktifkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya.     

"Hmmm? Setiap pintu memiliki jejak telapak tangan yang samar di tengahnya," kata seorang bajak laut.     

Jejak telapak tangan ini tampak segar dan baru saja ditinggalkan.     

Dari empat pintu, hanya tiga pintu yang memiliki jejak telapak tangan yang samar dan ukurannya berbeda-beda.      

Yang pertama adalah telapak tangan pria dewasa. Yang kedua sepertinya ditinggalkan oleh seorang gadis muda dan yang telapak tangan yang ketiga terlihat sudah tua dan keriput, seolah-olah berasal dari orang yang sudah tua.      

Melihat jejak telapak tangan itu, pikiran Zhao Feng berputar-putar saat dia mengingat kembali papan batu dengan jejak telapak tangannya yang tercetak di atasnya.      

Jadi, jejak telapak tangan pertama harusnya adalah miliknya, Bi Qiaoyu yang kedua dan yang ketiga adalah milik orang berjubah biru itu.      

"Aku mengerti!" seru orang berjubah biru dan Bajak Laut Air Darah hampir bersamaan.      

Papan batu di pintu masuk tadi ternyata terhubung hingga ke peti mati ini dan tiga jejak telapak tangan melambangkan tiga kunci ke pintu masuk Peti Mati Perunggu Ungu.     

Master Bi dengan cepat berdiri di depan Bi Qiaoyu saat dia mengerti dan menatap Zhao Feng dengan mata berapi-api.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.