Raja Para Dewa

Memasuki Ruangan Peti Mati



Memasuki Ruangan Peti Mati

0Kebenaran pun terungkap saat ini. Ada empat pintu ke Peti Mati Perunggu Ungu dan tiga di antaranya memiliki jejak telapak tangan yang samar.     
0

Masalahnya adalah, ketiga jejak telapak tangan itu adalah milik Zhao Feng, Bi Qiaoyu, dan orang berjubah biru, karena saat memasuki gua, hanya ketiganya yang menyentuh papan batunya.      

"Tata letak Gua Rahasia Air Bulan ini memang sangat cerdas,"     

Zhao Feng pun hanya bisa memujinya. Dia adalah orang pertama yang menyadari rahasia itu dan orang pertama yang bereaksi.     

Shua!     

Zhao Feng berubah menjadi sesosok bayangan saat dia melesat ke pintu yang memiliki telapak tangannya.     

Tindakannya itu jelas menarik perhatian kedua belah pihak.     

"Hentikan dia!"     

"Potong tangannya!"     

Sorot mata Bajak Laut Air Darah Bengis dan orang berjubah biru itu berkilat saat mereka menatap ke arah Zhao Feng.     

Pintu yang Zhao Feng tuju berada di tengah-tengah kedua belah pihak.     

"Kita tidak bisa membiarkan kunci itu diambil para bajak laut."     

Jantung Master Bi melonjak saat aura Roh Sejati-nya meledak dan ia pun menyerbu ke arah Zhao Feng. Bahkan jika pihaknya tidak bisa mendapatkan Zhao Feng yang mewakili kunci itu, dia tidak akan membiarkan bajak laut itu mendapatkannya juga.      

Pah!     

Zhao Feng tidak mempermasalahkan serangan yang datang ke arahnya dan segera meletakkan telapak tangannya di pintu itu.      

Weng ~~~     

Begitu pintu itu terbuka, sebuah cahaya hijau gelap menyelimuti Zhao Feng dan sebuah kekuatan yang menghisap pun muncul dan langsung menarik tubuh Zhao Feng masuk ke dalam Peti Mati Perunggu Ungu.     

Detik berikutnya, serangan Elang Botak Darah Bengis dan Master Bi mengenai lokasi di mana Zhao Feng tadi berdiri dan kekuatan milik dua pesilat di Alam Roh Sejati itu pun menghantam cahaya hijau gelap sebelum menghilang.     

Boom!     

Pintu itu tertutup dan cahaya hijau gelap pun menjadi redup.     

Serangan kedua pesilat itu meleset. Baik Elang Botak Darah dan Master Bi terlihat memiliki ekspresi yang sedikit jelek.     

"Kita harus masuk sebelum cahaya itu memudar,"     

Orang berjubah biru berkata dengan nada suara yang dalam.     

Pada saat itu, Zhao Feng hanya bisa ditarik masuk ke dalam peti mati ketika dia menyentuh cahaya hijau.      

Namun, cahaya hijau hanya muncul kurang dari satu tarikan nafas. Itu sebabnya jumlah orang yang benar-benar bisa masuk dalam rentang waktu sesingkat itu sangat terbatas.     

"Hanya tiga dari empat pintu yang memiliki jejak telapak tangan. Jadi, jika kita mengirim satu orang kembali ke pintu masuk gua....."     

Elang Botak Darah dan orang berjubah biru saling berpandangan saat mereka berdiskusi.     

Master Bi juga menyadari bahwa salah satu dari empat pintu tidak memiliki jejak telapak tangan di atasnya.     

Jika mereka bisa mengirim satu orang kembali ke pintu masuk gua dan mencetak telapak tangannya di papan batu itu, mereka bisa mendapatkan 'kunci' tambahan.     

Namun, jalan kembali juga penuh bahaya. Bahkan mereka yang berada di Alam Roh Sejati saja harus berhati-hati.      

Namun tepat pada saat itu,      

Weng ~~     

Sebuah sinar terang berkilau di pintu keempat saat sebuah jejak telapak tangan samar lainnya muncul.     

"Ini tidak bagus! Kemungkinan ada pihak ketiga telah memasuki Gua Bulan Air ini,"     

Ekspresi semua orang dari pihak benteng maupun bajak laut pun langsung berubah.     

Para bajak laut telah bekerja sama dengan orang-orang dari benteng untuk memasuki gua harta karun ini, tetapi sekarang situasinya telah berubah.     

Selain dari dua kekuatan, ada pihak ketiga yang telah ikut campur dan masuk ke gua ini. Hal itu bisa membuat hasil yang tidak terduga.     

"Kita harus segera membuka harta karun itu sebelum pihak ketiga tiba disini," Master Bi berkata dengan sungguh-sungguh dan memerintahkan Bi Qiaoyu.     

Bi Qiaoyu meletakkan tangan kecilnya di pintu dan dengan sebuah suara ledakan, cahaya hijau itu pun muncul kembali.      

Bi Qiaoyu pun langsung tersedot ke dalam peti mati bersama dengan Master Bi, Kepala keluarga Bi dan pesilat lain di tahapan setengah langkah dari Alam Roh Sejati. Ke-empat orang dari Benteng Air Melintang itu pun telah masuk.      

Bajak Laut Darah Parah juga memiliki kelompok yang tangguh dengan satu pesilat di Alam Roh Sejati, dua pesilat di tahapan setengah langkah dari Alam Roh Sejati, dan satu pesilat di puncak level langit ketujuh yang memasuki peti mati.      

Di waktu yang sama, di depan pintu masuk Gua Bulan Air, terlihat tiga sosok berhenti di depan anak tangga hitam.     

Mereka adalah Bandit Kipas Terbang, si wanita cantik, dan seorang tetua pendek.     

Pemuda yang memegang kipas mengulurkan tangannya dan meletakkan telapak tangannya di papan batu selama dua hingga tiga tarikan nafas hingga sebuah perasaan yang aneh muncul.     

"Sepertinya ada pesilat ahli dalam kelompok yang datang ke sini. Mekanisme di sini sangat tersembunyi dan sulit ditemukan bahkan oleh panca indera spiritual. Seseorang hanya dapat melihatnya dengan mata mereka sendiri ketika mereka cukup dekat dengan papan batu ini. Selanjutnya, pembuka ruang harta karun itu harus meletakkan tangan mereka di atas papan batu ini setidaknya dua hingga tiga tarikan nafas untuk bisa mendapatkan kuncinya."     

Tetua pendek itu menghela nafas.      

Jika orang berjubah biru atau Zhao Feng ada di sini, mereka akan sangat terkejut karena hanya dengan satu kalimat pendek, tetua pendek itu telah memecahkan misteri papan batu tersebut.     

Meskipun Zhao Feng menyadari papan batu itu aneh dan telah menyentuhnya, sebagian besar karena keberuntungan saja. Sementara tetua pendek itu telah melihat semuanya hanya dengan sekali pandang saja.      

Setelah itu, tetua pendek memimpin dan berjalan seolah-olah dia hanya sedang berjalan-jalan saja. Jebakan dan mekanisme di jalan itu sepertinya memberinya lampu hijau untuk terus bergerak maju.      

Melihat deretan mayat di tanah, pemuda itu hanya bisa memuji, "Tuan, kau memang layak menjadi seorang Master Mekanik. Guruku si Bajak Laut Bulan Air itu telah mencuri banyak teknik mekanisme dari daftar warisan milikmu,"     

"Bajak Laut Bulan Air memang sangat berbakat. Sayangnya ia menghabiskan semua usahanya di jalan yang jahat. Sudah sangat luar biasa bahwa dia bisa mempelajari 20-30% dari daftar warisanku,"     

Tetua pendek itu hanya bisa menghela nafas.      

Ketiga orang dari kelompok itu pun dengan mudah melewati gua penuh jebakan.     

Namun saat mereka mencapai sebuah koridor barulah alis tetua pendek berkerut, "Koridor ini tampaknya tidak memiliki mekanisme atau jebakan apapun. Tetapi pembuatnya tidak akan membuatnya tanpa tujuan apapun, kan"     

"Ehh? Tampaknya ada aura dari Parfum Dewa Mabuk dan Racun Dupa 8 Sisi milik Guru di sini."     

Pemuda berjubah brokat itu mencium sesuatu di udara dan tertawa.     

Kombinasi kekuatan ketiganya bisa dikategorikan sangat kuat.     

Tetua pendek adalah Master Mekanik dan bahkan mungkin lebih baik daripada Bajak Laut Bulan Air itu sendiri. Adapun pemuda dan si wanita cantik itu adalah murid dari si Bajak Laut Bulan Air.     

Di dalam Peti Mati Perunggu Ungu raksasa, Zhao Feng muncul di sebuah ruangan berwarna ungu dan perunggu. Ada sebuah meja dan kursi di ruangan dan di atas meja ada sebuah gulungan.     

Saat dia membukanya, Zhao Feng menemukan bahwa gulungan itu adalah peta yang berbentuk peti mati.     

Peta itu terbagi menjadi tiga lapisan yang mewakili tiap tingkatan atau lantai di dalam peti mati.     

Lokasi Zhao Feng saat ini berada di lantai pertama di sisi timur dan di dalam ruangan pertama. Di dalam peta itu, ruang tersebut hanya seukuran kotak kecil.     

"Menarik. Aku jadi ingin penasaran kenapa pembuatnya meninggalkan peta ini."     

Zhao Feng membuka Mata Spiritual Dewa-nya dan menyalin peta itu ke dalam pikirannya.     

Berdasarkan peta gulung itu, setiap lantai memiliki harta karun di dalamnya.     

Ruang harta karun di lantai pertama dan kedua berada di tengah-tengah.      

Di tengah lantai ketiga, ada 'peti mati' yang tampaknya merupakan peti mati dari si Bajak Laut Bulan Air.     

"Titik pusat setiap lantai harusnya memiliki harta karun paling berharga dari Bajak Laut Bulan Air."     

Zhao Feng pun paham. Dia lalu meletakkan kembali gulungan itu dan berjalan menuju ruangan kedua. Ruang tempat dia berada saat ini adalah titik awalnya.     

Namun, dia tidak segera memasuki ruangan itu. Sebaliknya, dia malah memeriksa setiap bagian dari ruangan pertama dengan Mata Spiritual Dewa-nya.     

Matanya bisa melihat setiap benda dan kekuatan matanya itu lebih kuat dari panca indera spiritual biasa. Tidak ada yang bisa lolos dari mata Zhao Feng.     

Pada saat itu, Mata Spiritual Dewa Zhao Feng terfokus pada sebuah kursi. Di ruangan ini, hanya ada kursi dan meja.     

Biasanya orang hanya akan fokus pada barang di atas meja. Siapa yang akan memperhatikan kursinya?     

Zhao Feng memikirkannya lalu duduk di kursi tersebut.      

Chi Cha Chi Cha!     

Kursi itu lalu melesak sedalam 5 centimeter lalu bergerak mundur sejauh 1 meter. Setelah itu, sebuah lubang kecil muncul di mana kursi itu awalnya berada.      

Di dalam lubang itu ada seperangkat alat minum teh termasuk cangkir dan poci tehnya.      

Raut wajah Zhao Feng terlihat aneh. Penempatan itu terlalu biasa. Dia lalu meraih dan menuangkan teh ke dalam dua cangkir teh.     

Tehnya agak dingin dan Zhao Feng pun memanggil keluar kucing kecil.     

Kekebalan kucing kecil terhadap racun sangat tinggi. Bahkan kucing itu berani memakan serangga beracun di Tanah Terlarang 100 Makam dan bahkan menghirup aroma Parfum Dewa Mabuk di koridor tadi.      

Menggunakan kucing kecil sebagai alat penguji racun adalah ide yang bagus.     

Meow meow!     

Kucing kecil minum secangkir teh dengan mata yang berputar-putar sebelum menganggukkan kepalanya ke arah Zhao Feng.     

Zhao Feng kemudian minum secangkir tehnya dan merasakan aura dingin melewati organ-organ tubuhnya dan langsung menuju ke tulangnya dan membuatnya langsung bergetar.     

Namun, setelah minum secangkir teh itu, Zhao Feng merasa bahwa kekuatan anggota tubuhnya menjadi lebih kuat.     

"Hehe, menarik."     

Setelah minum teh itu, Zhao Feng membawa kucing kecil memasuki ruangan kedua. Di ujung ruangan kedua ada pintu lain, namun pintu itu tertutup.      

Zhao Feng berdiri di ruangan itu untuk sementara waktu tetapi pintu tetap tidak terbuka.     

"Sepertinya kita harus melewati semua ruangan melalui setiap pintu yang ada,"     

Zhao Feng tidak merasa panik atau terburu-buru. Sekali lagi, Mata Spiritual Dewa-nya mengamati seluruh ruangan.      

Meskipun Zhao Feng pernah mempelajari struktur pengaturan sebelumnya, dia tidak tahu banyak tentang cara kerja mekanik, yang merupakan cabang dari struktur pengaturan.      

Hal yang paling bisa dia andalkan saat ini adalah Mata Spiritual Dewa-nya. Mata Spiritual Dewa itu dapat melihat dan memeriksa setiap detail kecil, bahkan mendekati penglihatan atom.     

Beberapa saat kemudian, Zhao Feng menemukan lima hingga enam titik yang 'mencurigakan'.     

Meow meow!     

Kucing kecil tiba-tiba melompat ke sebuah lampu yang merupakan salah satu titik mekanik di ruangan tersebut.      

Weng ~     

Lampu itu menyala dan sebuah buku terjatuh dari langit-langit.     

Saat membukanya, Zhao Feng menemukan bahwa itu adalah buku tentang dasar mekanisme. Sambil membacanya dengan Mata Spiritual Dewa-nya, semua isinya pun tersalin ke dalam pikirannya.     

"Menarik, apa gunanya semua ini? Apa rencana Bajak Laut Bulan Air?" Zhao Feng tersenyum kecil.      

Di saat yang sama, di ruangan kedua dari lantai pertama di bagian utara.      

Boom!     

Bau gas yang menjijikkan pun menyebar ke seluruh ruangan.     

"Uhuk uhuk."     

Master Bi yang berada di depan terlihat memiliki wajah berjelaga hitam dan tidak peduli seberapa keras dia menyekanya, jelaga hitam itu tidak bisa hilang,      

Yang lain juga mulai tersedak.     

"Master Bi, kau tidak sengaja menginjak sebuah jebakan."     

Bi Qiaoyu menunjuk dengan lemah ke arah pintu.     

Di kamar kedua di bagian Barat.     

"Ckckck, sepertinya ada hadiah dan perangkap di setiap kamar. Semuanya tergantung pada kekuatan, penglihatan, dan keberuntungan masing-masing orang," Orang berjubah biru itu berkata dengan ekspresi pongah.     

Dengan kemampuannya, ia segera mencapai kamar ketiga dan memimpin jalan dengan rasa percaya diri.     

Namun, begitu dia melangkah memasuki ruangan ketiga, dua rantai logam tiba-tiba muncul dari dinding dan melilit kakinya secepat panah yang melesat.      

"Ahhhh!"     

Orang berjubah biru berteriak ketika seluruh tubuhnya tergantung di langit-langit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.