Devil's Fruit (21+)

Mulai Akrab



Mulai Akrab

0Fruit 29: Mulai Akrab     
0

=[ Auth POV ]=     

Beberapa hari ini, Revka kian akrab dengan Andrea dan Shelly. Hanya Kenzo yang terus bersikap waspada pada perempuan Nephilim tersebut. Kenzo tau jika Andrea takkan mau percaya kata-katanya. Maka dari itu, ia lebih memilih untuk diam dan mengawasi saja.     

Ketiga gadis itu terkadang jalan-jalan bersama, atau sekedar ke tempat rekreasi bersama. Revka begitu tampak tulus dan baik pada keduanya. Mungkin dia memang seorang pemain akting yang hebat. Sedikit pun Andrea dan Shelly tidak mencurigai apapun tindakan Revka.     

Revka bahkan sudah pernah diundang bertamu ke rumah Shelly dan mereka riang bertiga di sana hingga sampai Revka diantarkan pulang.     

Sedangkan Dante, anehnya malah lebih bersikap pasif akhir-akhir ini. Kenzo sendiri heran apa penyebabnya. Bila ia penasaran, ia bisa saja menyelinap ke hunian Dante, tapi tentunya Erefim tidak bodoh membiarkan makhluk apapun menerobos tempat mereka.     

Sudah pernah terjadi, Kenzo mencoba ingin mendekat ke hunian Dante, namun ia langsung terpental akibat sengatan dari selubung rahasia yang dibuat Erefim. Rupanya cakap juga pelayan Nephilim itu.     

Sekarang Kenzo pun ikut-ikutan pasif hanya mengikuti ke mana saja Andrea pergi. Bahkan jika ke toilet pun, Kenzo pasti ikut meski hanya sampai di depan pintunya saja. Dia tidak mau lagi kecolongan seperti sebelumnya ketika Andrea hanya berduaan saja dengan Dante dan nyaris diserang sang Nephilim.     

Jika malam hari pun, Kenzo tetap menjaga Andrea, mengawasi sekeliling Andrea di mana pun gadis itu berada, entah di rumah Shelly atau pun di rumahnya sendiri. Kenzo memegang teguh kewajiban yang dia emban dari pemimpinnya. Dia tak boleh membiarkan sesuatu terjadi pada Tuan Puteri Andrea.     

Bahkan, Sang Raja sendiri pernah sekali mengirimkan pesan suara melalui udara yang intinya Kenzo HARUS menjaga Andrea dengan baik-baik dari apapun! Mendapatkan titah langsung dari rajanya, mana mungkin Kenzo bisa bersantai-santai? Titah rajanya adalah absolut!     

--- --- ---     

Siang ini Andrea sibuk berbincang asik dengan Shelly dan Revka ketika rehat makan siang di kantin. Seperti biasa, Kenzo ada di dekat mereka meski tidak terlalu dekat. Sementara beberapa siswi sibuk berbisik menggosip sembari melirik ke arah ketiganya yang sedang asik menikmati makan siang seraya mengobrol akrab.     

"Iya nih, semalam Oma nelpon aku, minta aku balik ke rumah. Gimana, nih?" Andrea mencurhatkan soal Neneknya yang sudah kembali dari bepergian. Harapan Beliau sih, Cucunya pulang ke rumah agar tidak terlalu lama merepotkan Shelly.     

"Wah... harus balik, yah? Nanti aku tidurnya sama siapa, dong?" Wajah Shelly seketika suram. Andrea sampai tak tega dan langsung memeluk.     

"Andrea dekat sekali dengan Nenek dan Kakek, yah?" tanya Revka. Yang ditanya pun mengangguk. "Enak mungkin, yah punya saudara dekat begitu." Wajahnya mendadak layu seolah mengemban kepedihan di sana.     

"Memangnya Revka tidak punya?" Shelly menoleh, melepaskan pelukan Andrea.     

Revka pun menggeleng disertai muka yang sedih mendayu. "Tidak punya. Entah mereka semua di mana, aku tak pernah tau."     

"Awwhh... jangan sedih, dong..." Shelly pun meraih Revka dan memeluk sejenak gadis manis itu. "Kamu boleh kok anggap kita saudara mulai sekarang." Ia uraikan senyum tulus ke Revka.     

Andrea manggut-manggut. ''Yup! Bener! Mulai sekarang, kita sodara!" ujarnya mantap. ''Tapi, beb... meluknya jangan kelamaan, dong!'' Tangan Andrea terulur melepaskan pelukan Shelly dan Revka. Kedua gadis manis itu pun terkikik karena kecemburuan Andrea.     

"Mulai sekarang, Revka nggak boleh sedih lagi, yah!" Shelly berkata lembut seperti biasanya. "Kalau ada apa-apa, harus ngomong ke kami. Aku ama Andrea pasti akan berusaha bantu kamu, oke?" Ia menepuk pelan punggung tangan Revka yang ada di atas meja kantin.     

Beruntungnya kantin ini tergolong bersih dengan meja yang selalu dibersihkan pemiliknya. Kalau tidak, Revka takkan sudi ada di sana. Dia paling tak tahan dan jijik pada hal yang kotor atau terlihat kumuh di matanya.     

Ini pun, Andrea dan Shelly mengajak ke kantin yang lebih bonafid di sekolah mereka, yang mirip kafe, karena Revka beralasan punya alergi debu dan tak tahan tempat yang kurang bersih. Padahal Andrea dan Shelly sudah terbiasa di kantin satunya yang dianggap menjijikkan oleh Revka, karena makanan di kantin itu sangat enak.     

Namun, karena Revka katanya punya alergi debu, keduanya tak tega dan rela beralih ke kantin lain yang lebih bersih, lebih mahal, meski makanannya kurang nikmat di lidah Andrea dan Shelly. Tak apa, namanya persahabatan itu harus ada pengorbanan. Tak mungkin memaksakan Revka yang alergi untuk keegoisan keduanya, kan?     

Sudah diputuskan bahwa Andrea akan pulang ke rumah Opa atas permintaan Oma siang ini setelah pulang sekolah. Shelly akan mengantarnya dengan mobil yang dikendarai Kenzo nantinya.     

"Ndre... kalau bisa, bujuk lagi Opa sama Oma yah, agar kamu boleh nginap lagi di rumahku. Rasanya sepi kalau nggak ada kamu. Apalagi Mama sama Papa lagi sering keluar negeri." Shelly masih saja 'berduka cita' atas pulangnya Andrea ke rumahnya sendiri.     

Maklumi saja, karena Shelly merupakan anak tunggal di keluarganya, sedangkan kedua orang tuanya sangat jarang ada di rumah karena sibuk berbisnis di luar negeri. Oleh sebab itu, Shelly amat tergantung akan kehadiran Andrea.     

"Aaww beb... so sweet bener sih omongan kamu..." Dan kembali ada adegan peluk ala teletubbies terjadi di depan mata Kenzo. Sedangkan Revka hanya tersenyum tipis. Mereka sedang mengemasi buku dan alat tulis karena baru saja bel pulang sudah berbunyi.     

Keempat murid SMA itu pun masuk ke mobil Shelly. Revka rela duduk di depan bersama Kenzo dengan alasan tak mau mengganggu 'kemesraan' sejoli di jok belakang yang akan berpisah sebentar lagi. Jangan bayangkan kemesraan ala pasangan pada umumnya. Ini hanyalah saling menyandarkan kepala dan berpegangan tangan sambil menatap ke jalanan.     

Kenzo pun melajukan mobil ke rumah Andrea. Memang huniannya tidak bisa leluasa untuk dimasuki mobil karena gang kompleksnya tergolong sempit. Maka, mobil pun di parkir di dekat mulut gang, dan keempat muda-mudi itu pun turun dari mobil.     

"Ingat, ya Ndre... rajin-rajin buka Line kamu, juga WA sekalian, yah." Shelly menggamit lengan Andrea di sebelah kanan, sedangkan sebelah kiri sudah ada Revka yang turut menggamit pula.     

"Iya, iya beb. Pokoknya don wori. Aku pasti akan terus pantengin semua sosmed kita." Andrea menoleh mesra ke Shelly yang benar-benar bagai istri tentara yang akan ditinggal perang.     

"Kalian ini ngomongin apa? Line? WA?" Revka tampak bingung. Andrea tergelak kecil dan bergantian dengan Shelly keduanya menjelaskan satu-persatu tentang medsos yang membuat Revka bingung.     

Rupanya Revka belum lama ini ada di dunia manusia, makanya dia tidak paham tentang sosmed, Line, ataupun Whatsapp. Terakhir Revka mendatangi dunia manusia ketika Indonesia baru saja mengecap awal-awal tahun kemerdekaan, sekitar tahun 1950. Itu pun dia datang ke benua Eropa.     

Orang-orang di kompleks Andrea banyak yang melongo melihat Andrea pulang membawa teman-teman yang bagaikan artis. Shelly dan Revka jelas-jelas cantik di atas rata-rata. Lalu Kenzo pun ketampanannya tak perlu diragukan. Tak heran penduduk di sana terus memandang ke arah mereka yang seolah tak peduli sedang menjadi pusat perhatian, bagai artis dadakan.     

Kalau Shelly, mereka sering melihat. Namun untuk Revka dan Kenzo, mereka baru kali ini bertemu. Apalagi sosok Revka yang sangat menggoda iman, tentu menjadi perdebatan langsung para penduduk yang sedang ada di luar rumah.     

Pak RT pun sampai lupa mengatupkan mulutnya ketika melihat kemolekan tubuh Revka. Dada membusung Revka yang padat, bergoyang indah saat ia berjalan. Pantat montoknya terasa sesak di rok seragam SMA pendeknya. Tak pelak paha mulus Revka menjadi tontonan menggiurkan para pemuda dan bapak-bapak kompleks.     

Revka tidak keberatan. Dia sudah terbiasa mendapat pandangan demikian dari tiap lelaki. Dari pandangan sopan sampai vulgar. Toh, itu sebuah kebanggaan tersendiri bagi Revka bisa membuat setiap lelaki bergetar imannya jika melihat dia. Meski dia geram karena itu tidak terjadi pada Dante!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.