Devil's Fruit (21+)

Cambion Istimewa



Cambion Istimewa

0Fruit 42: Cambion Istimewa     
0

Di kediaman Dante...     

"Erefim, aku seperti merasakan sebuah gelombang aneh yang dibawa angin. Baunya juga aneh." Dante menoleh ke asistennya, Erefim yang selalu setia mendampingi dirinya.     

"Itu... karena ada Cambion yang genap berusia 17 tahun, Tuanku..." Erefim menunduk penuh hormat.     

"Hah! Jadi makhluk menjijikkan itu sudah 17 tahun hari ini! Pantas saja baunya busuk." Dante mencoba mengingkari indera penciumannya. Karena pada nyatanya, bau yang ditebarkan Andrea sangatlah wangi dan terasa enak. Tapi bukan seperti bau ayam goreng yang lezat, atau pun bau permen yang manis. Bukan. Ini beda meski hampir mirip.     

"Hati-hati, Tuan... Cambion di hari 17 tahunnya begini sangat berbahaya bagi anda. Tenaganya amat besar. Tunggulah seminggu sampai sebulan setelah ini, di mana dia sudah mulai bisa kendalikan tenaga murninya sehingga menyurut pula kekuatan berbahayanya."     

Rupanya Erefim sangat memahami seluk beluk dunia Cambion. Memang tepat jika Dante menjadikan dia asisten paling dia percaya sejak dulu.     

Usia Erefim yang jauh di atas Dante, dengan pengetahuan luas atas berbagai hal, ditambah pengalaman hidup, membuat Erefim berharga untuk dipertahankan.     

Selama Dante berburu Cambion dan keturunan Iblis lainnya, dia belum pernah mengetahui bau seperti yang sekarang ini dikeluarkan Andrea.     

Cambion yang dia buru pada umumnya tidak berbau sekuat Andrea.     

"Erefim..."     

"Siap, Tuan."     

"Kenapa bau yang ini sangat tidak biasa dan... lebih kuat dibandingkan bau Cambion biasanya? Apakah ada alasan khusus?" Terus terang saja Dante penasaran. Rasanya pengetahuan dia tentang Cambion selama ini masih kurang.     

"Darah di tubuh Nona Andrea unik dan istimewa." Erefim mencoba menjelaskan.     

"Unik dan istimewa bagaimana?" Dante menoleh ke Erefim.     

"Nona Andrea adalah Cambion Succubus Hera, kalau hamba tidak salah menebak. Dan ia juga tidak seperti Succubus Hera lainnya. Hamba kurang paham apa yang membedakan, namun insting hamba mengatakan dia bukan Succubus Hera biasa. Apalagi ayahnya termasuk Raja Incubus," jelas Erefim panjang.     

"Buruanku yang ke-45 terdahulu sepertinya juga termasuk Succubus Hera, kan?" Dante jadi teringat salah satu Cambion buruan dia puluhan tahun silam. Memang waktu sungguh sulit menaklukkan Cambion itu. Apalagi pengawalnya kuat.     

Waktu itu, setelah menggiring Cambion itu masuk sangat dalam ke kawah gunung berapi, barulah Dante berhasil melenyapkan nyawanya.     

"Memang mereka sama-sama Succubus Hera, namun hamba merasa Nona Andrea tidak sesederhana itu genetiknya, Tuan. Harap Tuan berhati-hati." Erefim susah menjelaskan perasaan aneh apa yang dia rasakan pada Andrea.     

"Masih ada sesuatu yang belum bisa diungkap dari Cambion busuk itu, yah?" Dante mengetuk-ngetuk jemarinya pada pegangan kursi di ruang tengah apartemen.     

"Benar, Tuan. Maka itu hamba meminta Tuan lebih berhati-hati kali ini. Cambion seperti Nona Andrea ini muncul setiap ribuan tahun sekali," tambah Erefim.     

Dante mengangkat alisnya. "Setiap milenium, yah? Usiamu..." Ia menatap sang asisten dengan kalimat menggantung. "Apakah kau pernah menjumpai Cambion seperti dia?"     

Dante yakin usia Erefim lebih dari seribu tahun. Itulah kenapa Erefim banyak mengetahui hal-hal di semua dunia.     

"Ya, Tuan. Kawan hamba pernah bertemu Cambion seperti Nona Andrea."     

"Ceritakan padaku."     

"Siap, Tuan. Tahun itu, kawan hamba bertemu Cambion spesial. Kekuatannya sangat besar. Setelah ditelusuri, ternyata dia anak dari Raja Incubus dan seorang penyihir hitam."     

"Penyihir hitam!" Dante terkejut sehingga matanya membulat dengan alis naik tinggi, lalu manggut-manggut mendengar penjelasan Erefim.     

"Dan ribuan tahun sebelumnya, saudara tua hamba juga bertemu dengan Cambion Incubus Zeus kuat yang susah ditaklukkan. Ternyata dia keturunan dari Raja Incubus kuat dengan siluman berumur puluhan ribu tahun." Erefim memaparkan pengalaman yang dia ketahui dari orang-orang terdekat dia di jaman dulu.     

"Oh!" Dante sampai pada konklusinya. Ternyata Cambion berdarah spesial seperti Andrea itu langka karena terjadi dari perkawinan antara Raja Incubus dengan eksistensi istimewa, bukan manusia biasa. "Apakah menurutmu... ibu Andrea bukan manusia biasa?"     

"Hamba kurang memahami itu, Tuan. Dikabarkan, sang ibu menghilang usai melahirkan Nona Andrea. Jejaknya tak ada di dunia ini. Hamba sudah mencarinya. Kemungkinan besar dia sudah mati bunuh diri."     

"Humm..." Dante mengulum bibirnya, memikirkan banyak hal. "Ternyata seperti itu."     

"Tapi, Tuan..." Erefim sepertinya masih ingin melanjutkan.     

"Katakan saja, Erefim." Dante melirik asistennya.     

"Dengan bau sekuat ini, saya kuatir Nephilim lain juga terpikat dan akan memburu Nona Cambion itu."     

"Begitu rupanya..."     

"Saya mohon Anda jangan dekat-dekat dan jangan memprovokasi dia terlebih dahulu selama sebulan ini, karena saya kuatir Tuan bukan lawannya karena kekuatan Nona Andrea sedang ada di puncak dan belum terkendali," imbuh Erefim memberi peringatan untuk majikannya.     

"Tsk! Merepotkanku saja." decih Dante.     

"Tuan, seragam Tuan sudah siap. Apakah Tuan ingin berangkat sekolah."     

"Ya."     

-o-o-o-o-o-o-o-o-     

Di sekolah...     

Semua mata murid dan guru di sekolah itu membelalak seolah akan lepas dari kelopak mata masing-masing ketika melihat Shelly berjalan dengan sesosok perempuan yang teramat fantastis. Sebenarnya Kenzo sudah menyarankan agar Andrea tak perlu masuk sekolah selama seminggu ini, namun gadis itu keras kepala.     

"Lo gak berhak ngatur idup gue kalo lo cuma bawahan gue. Ngerti?!" Begitu ucap Andrea sewaktu Kenzo melarangnya sekolah.     

Dan sewaktu para murid pria mendekat ke Andrea dengan muka bagai serigala kelaparan karena ingin berkenalan, Shelly malah tepis tangan mereka.     

"Kalian ini gimana, sih? Kan kalian sudah kenal!"     

Shelly sampai terheran. Dia lupa kalau Andrea berubah drastis dan hanya dia yang mengenali karena sudah melihat dari pagi.     

"Si-siapa emangnya dia, Shel?"     

"Siapa lagi kalau bukan sahabat terdekatku..."     

Shelly tersenyum simpul.     

"ANDREA?!" Semua kompak menjawab. Dan kehebohan pun terjadi tanpa bisa dibendung. Banyak--ralat--semua tak percaya akan perubahan Andrea yang begitu dramastis. Bahkan fantastis.     

"Gila! Kan baru kemarin doang dia gak kayak gini! Kok tau-tau..."     

"Emang teknologi operasi plastik jaman sekarang canggih banget, kali yak!"     

"Ini gak mungkin! Mustahil! Dia kan biasanya jelek dan dekil!"     

Andrea yang sedari tadi diam, jadi jengah juga. Dia belum bisa beranjak dari kerumunan di lobi depan sekolah. "WOI! WOI!" Saking kesalnya, ia sampai berteriak. Apalagi dikatai dekil dan jelek, walau itu nyaris benar, sih. "Gue mo lewat! Bisa, gak lo pada minggir?! Lo semua ganggu, tau gak?!" semburnya gahar ke para pengerumunnya.     

Bukannya diberi jalan, para pria itu justru makin mendekat ke Andrea dan ingin menjamah gadis tersebut. Kenzo lekas maju menghalangi. Ia gunakan sedikit tenaga khususnya sehingga kerumunan di depan Andrea pun terdorong meski tidak berlebihan. Setidaknya cukup memberi jalan bagi Andrea untuk lewat.     

"Good! Lo berguna juga akhirnya selain cuma merintah ini-itu ke gue, Zo..." Andrea tersenyum puas atas kerja Panglimanya. Ia pun berhasil lolos dari kurungan massa dan jalan bersama Shelly ke kelas.     

Ketika sampai di kelas, Dante sudah duduk di bangkunya, menatap tajam Andrea. Tapi kemudian ia menutup hidungnya. Bau Andrea terlalu menusuk indera penciumannya. Bau aneh yang harum itu sangat kuat, terlalu pekat.     

"Apa maksud lo tutup hidung gitu, heh?" Andrea jadi tersinggung. Ia melotot ke arah Dante yang masih menatap tajam ke arahnya.     

"Karena baumu..." Dante menjeda sejenak. "... busuk."     

"APA?!" Andrea sudah siap hadiahkan bogeman pada mulut Dante, namun Shelly mencegah. Gadis manis itu menggeleng ke Andrea. Padahal Kenzo membiarkan saja. Toh ia yakin tenaga Andrea hari ini tidak akan kalah dari Dante jika mereka bertempur.     

"Ndre... jangan kelahi. Nggak baik..." Wajah sayu Shelly langsung melumerkan emosi Andrea.     

"Haahh!" Andrea mendesah keras. "Lo beruntung karena bebeb gue tuh baik banget, gak kayak lo, kelakuan setan!" umpat Andrea ke Dante, lalu ia pun duduk di bangkunya sendiri, di depan bangku Dante persis.     

Tiga jam awal pelajaran adalah momen yang amat menyiksa bagi Dante. Ia tak menyangka bau harum aneh Andrea akan sangat mengusik dia. Padahal dia tak pernah terusik bau Cambion sebelumnya meskipun mereka berusia 17 tahun ketika dibantai Dante.     

Dan dikarenakan itu, Dante tidak bisa langsung membunuh Andrea. Bahkan dia harus bersiap-siap adanya rival sesama Nephilim yang akan mengetahui keberadaan Andrea.     

Andrea memang istimewa.     

Dante benci itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.