Devil's Fruit (21+)

Cambion



Cambion

0Fruit 23: Cambion     
0

"Apa nanti Andrea bakal keluar tanduk dan berwajah seram?" Demikian pertanyaan Shelly pada Kenzo sembari memeluk Andrea. Pandangannya nanar, antara sedih dan tak ingin percaya.     

Kenzo mendekatkan kepalanya ke gadis manis itu. "Apa Shelly liat tandukku? Apa aku berwajah seram?" tanya Kenzo dengan menempelkan senyum kecil. Namun pertanyaannya sudah seperti menjawab pertanyaan Shelly tadi.     

"Ohh~" Itu saja respon Shelly.     

"Lalu, elu... juga Incubus?" Andrea menatap dingin ke Kenzo, yang disahut anggukan kepala oleh pria tampan di dekatnya itu. "Csk!"     

"Kenapa aku bisa melihat kalian? Maksudku... kau dan Nephilim tadi, Ken? Apa aku juga termasuk golongan Iblis?" tanya Shelly. Ia agak berharap Kenzo berkata iya. Well, dalam pemikiran Shelly, kalau dia juga Iblis, dia bisa terus mendampingi Andrea. Begitu pikiran lugu Shelly.     

"Tidak. Kamu bukan Iblis atau Nephilim, Shel. Kamu manusia biasa yang tadi aku beri tenaga Veer sehingga bisa melihat semuanya. Kalian manusia biasa takkan bisa melihat aku terbang dan juga takkan bisa melihat bola Zephoro jika tanpa Veer. Jika ada pertempuran menggunakan Zephoro dan sejenisnya, manusia biasa hanyalah akan mendengar bunyi seperti guntur saja di langit tanpa bisa melihat pertempuran itu," papar Kenzo sambil mengusap-usap lukanya yang masih terasa perih dan panas.     

"Sakit banget ya, Ken?" Mata Shelly menatap iba ke Kenzo yang seperti kesakitan.     

Kenzo mengangguk. "Hu-um. Tanya aja ama Princess Andrea yang sudah mengalaminya."     

Shelly menoleh ke Andrea seolah ingin memeluk erat sang sahabat. Ia yang merawat luka gores aneh di lengan Andrea, maka ia paham seperti apa menderitanya mendapat luka itu dari cara Andrea meringis kesakitan dan mengaduh.     

"Itu Nephilim tadi..." Andrea menanyakan keponya. "Siapa, sih?" Kakinya ditekuk ke atas dan satu lengannya diletakkan pada lutut yang terangkat barusan.     

Kenzo menoleh ke Andrea, senyum-senyum sebentar sebelum menjawab, "Kalian pasti takkan percaya kalau aku ngomong itu siapa." Ia masih cengar-cengir sambil usap-usap dagunya.     

"Buruan ngomong deh, pe'ak!"     

"Ndre~"     

Andrea melirik ke Shelly yang menggeleng-gelengkan kepala seolah berkata ke si tomboy untuk tidak berucap kasar. Andrea pun mendecih. Shelly jadi kerap membela Kenzo akhir-akhir ini. Apa sohibnya itu naksir Kenzo? Hei! Kenzo itu demit! Bahkan golongan Iblis, loh! Apa Shelly lupa itu sih?! Ough~ ia lupa bahwa ia juga satu ras dengan Kenzo. Andrea seketika gloomy.     

"Dia orang yang dekat dengan kalian, kok!" sahut Kenzo masih belum mau blak-blakan mengungkap.     

"Dekat? Salah satu sahabat kami?" Shelly mencoba menyempitkan range jawaban.     

"Danang?!"     

Kenzo dan Shelly menoleh bareng ke Andrea. "Danang?!" Bahkan keduanya kompak mengulang nama yang diberikan Andrea.     

"Siapa Danang?" Mata Kenzo menyipit.     

"Danang itu teman main Andre kalau di rumah." Shelly berbaik hati menjawabkan untuk Andrea.     

"Ohh~ teman main, ya? Nanti akan aku cek dia," tukas Kenzo sambil manggut-manggut.     

"Woi! Lu kata tadi si Nephilim orang yang dekat ama kita, sekarang malah lu kebengong-bengong soal Danang! Gimana, sih?!" Andrea mulai tak sabar.     

"Duh Princess, sabar menanti itu baik untuk kesehatan." Kenzo meluncurkan senyum manisnya yang biasanya membuat para siswi di sekolah pada heboh ber-kyaa-kyaa. Tapi tampaknya tak berefek pada gadis di ruangan ini.     

"Kalau bukan Danang, lalu siapa, dong?" Shelly memiringkan kepalanya. Ia tampak kebingungan menebak.     

"Dia orang yang sering berseteru dengan aku dan Princess," lugas Kenzo daripada Tuan Puterinya kena darah tinggi gegara emosi menunggu jawaban Kenzo, walau ini juga tidak gamblang menyebut sebuah nama.     

Tapi dua cewek di dekatnya langsung paham dan menyeru bersama, "DANTE?!!"     

Kenzo senyum sambil manggut-manggut. Kemudian tangannya menyambar toples berisi kacang mede dan membukanya untuk memindahkan satu persatu kacang itu ke mulutnya dan berakhir di perut.     

"Tunggu dulu! Jadi... Dante itu Nephilim, dan dia ingin bunuh gue agar dia bisa naik ke Surga. Begitukah?" Andrea menatap Kenzo yang sedang asik mem-bully kacang mede menggunakan gigi-giginya.     

Kenzo hanya merespon dengan acungan ibu jari ke Andrea.     

Si tomboy hanya memonyongkan bibirnya secara remeh ke Kenzo, menganggap pria itu cuma numpang makan enak saja di tempat Shelly. Ya, okelah, plus memberi tahu beberapa hal fakta, dan itu semua mengagetkannya.     

Sumpah! Seumur-umur ia hidup, Andrea tak pernah bermimpi apalagi mengkhayalkan menjadi Iblis. Apalagi Iblis penggoda seperti Succubus dan Incubus. Ia merasa bagai ada di level terendah dari segala makhluk.     

"Ndre~" Shelly langsung meremas lengan sahabatnya. "Kok bisa Dante, sih? Dia kan ganteng~" polos Shelly jujur.     

"Duh beb, please~ orang ganteng yang jahat itu banyak, beb. Justru kita musti waspada kalo nemu orang ganteng ato cantik. Pokoknya, bebeb mendingan percayanya ama aku aja, deh!" Andrea malah balas menggenggam tangan Shelly, paham dengan pikiran Shelly yang kalau diibaratkan bagai akuarium, tembus pandang!     

Kemudian Andrea menatap ke Kenzo. "Lalu~ tadi lu juga kayaknya nyinggung soal gue ntar ulang tahun ketujuh-belas. Emangnya kenapa pas gue ultah? Apa yang bakalan terjadi ke gue?" Andrea teringat itu.     

Kenzo meminum es jus bagiannya yang tinggal setengah sebelum menjawab Andrea. Tuan Puterinya memandang dengan raut kesal. Pokoknya, Kenzo itu masih menyebalkan bagi Andrea!     

"Puteri bakalan berubah cantik sekali dan menggairahkan di mata semua orang, terutama lawan jenis," papar Kenzo santai. Kali ini tangannya meraih piring yang terdapat shortcake. Ini cowok sepertinya kelaparan atau perutnya seelastis balon? Saingan Andrea, nih!     

"Huh?! Cantik dan menggairahkan?!" ulang Andrea dengan nada tanya. "Bahasa apaan itu? Cih! Murah banget kesannya!" Ia jadi membayangkan wanita-wanita yang ada di majalah pria dewasa, atau di film porno. Bukannya Andrea biasa melihat begitu, sih. Tapi ia cuma pernah tau sekelebat gambar-gambarnya saja, dan ia merinding menyaksikan perempuan tampil sebegitu seronoknya tanpa rasa canggung. Sungguh murahan, batin Andrea. Dan ia bakalan tampil seperti itukah?     

"Aku hanya mengucap sesuai fakta nantinya, Put—Andrea."     

"Apa tabiat gue atau kebiasaan gue akan berubah?" Andrea masih ingin mencecar banyak hal ke pria yang sedang asik mengunyah cake-nya.     

"Hanya penampilan Puteri saja yang berubah. Sifat dan kebiasaan Puteri masih sama. Ahh, mungkin suara juga nantinya akan berubah. Duh, hamba belum pernah mengawal Succubus dari metamorfosis manusia. Hamba hanya mendapat info dari Ketua Divisi hamba saja, Tuan Puteri." Kenzo menundukkan kepala secara singkat bagai sedang menghormat.     

"Jangan pakai bahasa menjijikkan begitu!" desis Andrea. "Hamba, Tuan Puteri, Princess~ cih, menjijikkan, tauk!" sergah si tomboy.     

Shelly memilih diam dulu sambil menjadi pendengar yang baik.     

"Lalu... di mana Ibu gue?"     

Kenzo melirik Andrea, tak langsung menjawabnya selama dua menit lebih.     

"Hoi!" Andrea tak sabar seperti biasanya.     

"Ehem!" Kenzo berdehem terlebih dahulu. "Mengenai Ibu Tu—ehem, Ibumu, aku tak mengetahui apa-apa. Informasi tentang Beliau tak pernah aku ketahui, karena memang tak ada yang tau mengenai itu , kecuali... Ayahmu sendiri."     

Andrea terdiam. Jadi dia harus menemui sang Ayah yang konon salah satu Raja Iblis Incubus yang disegani di... Dunia Bawah sana kalau ingin tau di mana sang Ibu? Hghh~ sungguh merepotkan berurusan dengan para Iblis! Ups, ia juga termasuk mereka, kan? Hghh!     

"Apa yang musti gue lakuin saat gue berulang tahun?"     

"Put—ehem! Kamu harus bersembunyi."     

"Kenapa?" Shelly dan Andrea kompak bertanya.     

"Karena aura sensualitasmu menguar bebas secara besar, dan kau belum bisa mengendalikannya. Itu yang aku tau dari salah satu Tetua Incubus."     

"Lalu gue harus sembunyi sampai kapan?"     

"Kurang lebih sebulan hingga satu tahun sampai aromamu agak stabil dan dalam kurun itu, kau akan lebih bisa mengendalikannya. Dan berbagai kekuatan lainnya akan kau dapat nantinya."     

"Kekuatan lainnya? Seperti apa?"     

"Itu masing-masing sesuai bakat pembawaan saja."     

"Jadi... masing-masing Succubus berbeda kekuatannya, begitukah?"     

"Bila succubus berdarah murni, kekuatannya hanya menggoda manusia melalui mimpi dan saat manusia tak sadarkan diri. Tapi bila Succubus campuran sepertimu, kau bisa gampang memikat manusia melalui tatapan mata, suara, desah nafas, saat manusia dalam keadaan sadar, tidak tertidur. Kekuatan anda diirikan para Succubus murni."     

Andrea mendengus. "Huh! Siapa juga yang kepingin ini kekuatan? Bahkan gue juga kagak mau jadi Succubus. Gue pengin idup tenang doang, dah!" Andrea lunglai menyandar di kaki sofa di belakangnya.     

"Maaf, Andrea. Ini sudah jadi jalan takdirmu." Kenzo tersenyum masam, seolah turut prihatin. Demikian pula Shelly, sudah tertunduk, tak tau harus berkata apalagi. Hanya bisa memeluk sahabatnya saja, berharap Andrea bisa tabah dan kuat mulai sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.