Devil's Fruit (21+)

Menemui Bos Pengedar Narkoba



Menemui Bos Pengedar Narkoba

0Fruit 1597: Menemui Bos Pengedar Narkoba     
0

Miloz mendadak teringat bahwa ini bukan dunia mutan dan dia akan dipandang sebagai sosok aneh dan tak lazim di dunia yang ini. Maka, dia mulai merasa bersalah sendiri karena melakukan hal yang tidak sepatutnya dilihat manusia biasa.     

Maka, dia pun menoleh ke Vargana dan Pangeran Abvru. Ternyata keduanya sudah menyelesaikan pertarungan mereka.     

Vargana menoleh balik ke Miloz dan terbang cepat menghampiri si mutan, masih dalam bentuk fisik astral.     

"Kak, aku sepertinya sudah mengacau." Miloz sebagai anggota baru Tim Blanche belum terbiasa dengan sistem dan tata cara di dalam tim.     

Vargana tidak memarahi Miloz setelah dia menganalisis apa yang terjadi. Dia bukan orang emosional tak sabaran pada para newbie. "Tenang saja, Miloz. Kalau kamu butuh bicara dengan rekan tim, bisa pakai bahasa benak, karena kamu kan belum punya anting komunikasi, yah! Kami pasti bisa mendengar, kok!"     

'Bahasa benak?' Miloz termangu saat bertanya dalam hati.     

'Ya, seperti yang barusan kamu lakukan,' Vargana menjawab dalam bahasa benak juga tanpa menggerakkan mulutnya.     

Miloz tersentak kaget. 'Oh! Ternyata maksudnya bicara dalam hati? Itu bahasa benak?'     

Vargana mengangguk. 'Tapi kekurangan dari bahasa benak adalah itu terkadang bisa disadap atau di hack iblis yang kuat. Nanti coba kami carikan anting komunikasi untuk kamu dan Kevon, yah!'     

'Lalu, ini bagaimana, Kak?' Miloz memandang para pemuda penindas yang masih diangkat ke langit oleh jari lentur bagaikan karet miliknya.     

'Kalau begitu, ayo kita bersenang-senang sebentar di markas bosnya! Hi hi hi!' Vargana justru bersemangat. Sedikit usil ke manusia yang pantas mendapatkannya, bukan sebuah dosa, kan? Yang terpenting dia tidak berlebihan melakukannya.     

Vargana, pertama-tama memunculkan tali biasa dan Miloz menurunkan para pemuda penindas dari langit. Tali itu langsung membebat mereka.      

Miloz memberikan tatapan mengancam sehingga para pemuda penindas itu tidak berani berteriak atau bicara satu patah kata pun. Mereka terlalu takut.     

Kemudian, Vargana memunculkan fisik solid dia yang seolah-olah datang dari belokan agar tidak disangka makhluk astral. Dia segera mendekat ke 3 pemuda yang masih meringkuk ketakutan.     

"Hai, adik-adik sekalian." Vargana menyapa ketiganya yang serempak mendongak mendengar suara manis Vargana. Telapak tangannya segera mengusap pipi salah satu dari mereka, dan dia memandang mereka bertiga sekaligus.     

Ketiga pemuda belia itu secara otomatis memandang wajah cantik Vargana, terpukau, tanpa menyadari Vargana mulai menyemburkan udara tipis berwarna putih dan pupil matanya bercahaya.     

"Kalian, lupakan saja apa yang barusan kalian lihat, yah! Jangan ingat lagi adegan orang diangkat ke langit pakai jari seperti karet, oke?" Vargana menggunakan kekuatan succubus dia untuk membujuk manusia. Tak lupa dia meniupkan asap putih tadi ke depan wajah ketiga pemuda belia.     

Ketiga pemuda belia menganggukkan kepala seperti ayam linglung, efek rayuan succubus masuk ke otak mereka dan otak segera memblokir ingatan aksi Miloz sebelumnya.     

"Kalian, mulai sekarang, jangan lagi mendekati narkoba. Jangan menyia-nyiakan hidup untuk hal tak berguna seperti narkoba, bertarung, atau hal bodoh lainnya, yah!" Vargana menambahkan.     

Tentu saja bujukan ala succubus ini merasuk ke otak mereka dan ketiga pemuda belia mengangguk-anggukkan kepala lagi dengan tatapan kosong, tertuju ke Vargana.     

Setelah mata Vargana kembali ke normal, ketiga pemuda belia mengerjap-kerjapkan mata layaknya orang tersadar dari hipnotis.     

Kemudian, mereka bertiga beserta para pemuda penindas yang telah diikat tangannya, pergi ke markas bos pengedar narkoba setelah Vargana menggunakan asap rayuan succubus ke pemimpin gerombolan penindas itu.     

Di markas bos pengedar narkoba, Vargana dan Pangeran Abvru berjalan santai memasuki tempat yang cukup besar itu di sebuah rumah pinggiran kota yang agak terisolasi dari bangunan lainnya.     

"Wah, wah …." Penjaga di sana menatap mesum saat Vargana masuk. Tidak heran, karena kecantikan Vargana melebihi manusia pada umumnya, lelaki mana pun akan ngiler melihatnya. Terlebih lagi, saat ini Vargana memakai blus ketat dipadu celana kulit ketat yang memperlihatkan lekuk molek tubuhnya.     

"Hm … aku ingin bertransaksi dengan bos kalian, bisa panggil dia?" tanya Vargana dengan sikap santai. Segera, dia menaruh koper besar yang dia bawa, membuka di meja dan ada tumpukan uang dolar diperlihatkan dari dalam koper.     

Mata para pengedar narkoba kelas rendahan itu silau seketika. Salah satu dari mereka lekas pergi ke lantai atas tempat bos mereka berada dan melaporkan tentang Vargana.     

Melihat ada anak buah yang naik ke tangga, maka Vargana segera melangkah, ingin mengikutinya.     

Namun, tentu saja anak buah lainnya tidak mengizinkan tindakan Vargana. "Nona, sebaiknya—"     

"Fuuuffhh … kau mengizinkan aku, bukan?" Vargana lekas mendekat ke orang itu untuk meniupkan asap rayuannya.     

"Boleh! Tentu saja boleh!" Orang itu langsung mengangguk.     

Vargana melakukan hal itu kepada 5 lainnya dan kini mereka semua ada dalam kendalinya dan membiarkan Vargana naik ke lantai atas.      

'Miloz, ayo ikut!' seru Vargana di benak yang segera terdengar oleh Miloz. 'Abvru, di sini saja menjaga mereka semua!'     

Pangeran Abvru seketika bermuka masam, kesal karena istrinya malah memilih Miloz si bocah baru dibandingkan dia.     

Miloz segera menyusul Vargana ke lantai atas.     

Orang yang tadi hendak memanggil si bos pengedar narkoba, heran karena mendengar detak sepatu wanita di belakangnya. Saat menoleh, dia melihat Vargana dan Miloz sedang mengikutinya.     

'Kenapa mereka mengikutiku? Apa anak-anak di bawah sana sudah gila membiarkan pelanggan naik ke lantai atas?' rutuk orang itu.     

Ketika orang itu hendak berteriak menghardik, baru saja dia membuka mulut, Vargana sudah melesat cepat ke depannya dan meniupkan asap rayuan.     

"Jangan berisik! Cepat bawa aku ke bosmu." Vargana tersenyum sambil matanya memancarkan cahaya hipnotis succubi.     

"I—iya, ayo!" Orang itu tentu tak akan bisa lolos jika succubus sudah melakukan itu. Dia berjalan ke arah ruangan tempat bos pengedar narkoba berada.     

Pintu diketuk dulu sebelum orang itu masuk ke dalam. "Bos! Ada …."     

"Wah, wah … ternyata ini singgasana bos pengedar narkoba, yah?" Vargana menginterupsi dengan kehadirannya di ambang pintu. Dia tersenyum ke bos pengedar narkoba yang sedang bersantai didampingi seorang gadis belia.     

Melihat kemolekan serta kecantikan Vargana, bos pengedar narkoba tentu saja tergiur. Dia menyingkirkan gadis di sebelahnya untuk mendekat ke Vargana. Dia bahkan mengabaikan kekesalannya karena anak buahnya membiarkan sembarang orang asing menemui dia di ruangan itu.     

"Halo, Cantik, apakah ada yang bisa aku bantu?" Bos pengedar narkoba terkekeh sambil menjilat bibirnya sendiri, pastinya membayangkan beberapa hal tak pantas mengenai Vargana.     

"Ya, aku memang butuh bantuanmu." Vargana masih menunjukkan wajah tersenyumnya. "Bisakah kau menghentikan bisnis busukmu itu?"     

Bos pengedar narkoba tertegun sejenak sebelum akhirnya dia tertawa terbahak-bahak, mengira Vargana sedang bercanda dengannya. "Kau ingin aku berhenti di bisnis ini?"     

"Ya." Vargana menjawab sembari melipat dua tangan di bawah dada, menimbulkan dada montok dia menjulang ke atas, menantang mata lawan jenis. Bahkan Miloz pun meneguk ludah dan memalingkan pandangan dari Vargana karena malu sendiri.     

"Apakah kau polisi?"     

"Tidak. Aku bukan polisi?"     

"Rekan polisi?"     

"Bukan juga."     

"Lalu kau ini siapa? Kau pikir dirimu siapa sampai ingin memberi perintah padaku begitu? Apa yang bisa kau tawarkan padaku agar aku menurutimu, hm?" Bos pengedar narkoba mengusap bibirnya dengan tatapan cabul ke Vargana. "Apakah kau akan menawarkan dirimu untuk membujukku?"     

Vargana menggelengkan kepala, masih tersenyum. "Aku siapa, kau bertanya? Aku adalah mimpi burukmu!" Senyum manisnya seketika berubah menjadi senyum sangat lebar dengan gigi hiu memenuhi mulutnya dan wujudnya mendadak berubah menjadi iblis mengerikan menjulang hingga 3 meter di depan bos pengedar narkoba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.