Devil's Fruit (21+)

Menyandera Malaikat



Menyandera Malaikat

0Fruit 1543: Menyandera Malaikat     
0

Jovano mungkin terlihat tenang dan tidak seemosional adiknya, Zivena, namun dia tidak bisa membiarkan ketidakadilan terjadi padanya, terlebih jika itu menyangkut orang tua dia.     

Maka, tak menahan diri lagi, Jovano mengarahkan Cahaya Surgawi pada rombongan malaikat tinggi pimpinan Moshafiel. Segera saja mereka berlarian kocar-kacir ke berbagai arah sambil menghardik Jovano dengan kalimat pedas.     

"Dasar anak jahanam!"     

"Kau keturunan terkutuk!"     

"Sungguh memalukan!"     

"Jangan arahkan ke aku atau Tuanku akan membinasakanmu!"     

Namun, Jovano tidak memedulikan teriakan mereka dan tetap saja dia menargetkan mereka.      

Zivena tidak mau kalah, dia menggunakan kekuatan cahaya yang hampir setara milik kakaknya untuk diarahkan ke rombongan malaikat itu.     

Terjadilah adegan kejar-mengejar antara mereka hingga para penjaga di sana segera terbang kabur masuk ke dalam dan melaporkan insiden itu kepada malaikat lainnya.     

"Ada nephilim mengamuk dan bertindak anarkis!"     

"Dua nephilim mengacau dan membahayakan banyak malaikat tinggi!"     

Dari teriakan para penjaga itu, segera saja malaikat lainnya berduyun-duyun keluar untuk melihat.     

Mereka menyaksikan Jovano terus mengarahkan tapak tangan kanannya ke rombongan Moshafiel dan yagn dikejar terus saja berteriak kalut dan ketakutan.     

Mereka paham dengan kemampuan kekuatan cahaya itu bagi eksistensi mereka.     

"Hei! Hentikan! Hentikan!" teriak salah satu malaikat agung yang datang.     

Tapi, masih saja pihak Jovano dan Moshafiel terus berkejaran. Meski Jovano gesit dan cepat, namun lawannya adalah malaikat yang tentunya tidak kalah dari dia.     

Zivena juga tidak bisa mengimbangi kecepatan malaikat yang dikejar. Meski kekuatan cahaya dia masih lebih lemah dari Jovano dan tidak akan mematikan malaikat, namun masih tetap menyakitkan ketika itu mengenai tubuh mereka.     

Tapp!     

Akhirnya ada 1 malaikat tertangkap oleh Jovano dan segera saja Zivena membuat tali cahaya pada sekeliling badan malaikat tadi.     

"Kalian!" seru Zarkhomel ketika dia akhirnya tertangkap Jovano.     

"Jangan banyak cakap jika tidak ingin tubuhmu berlubang karena ini." Jovano menunjukkan Cahaya Surgawi di tapak kanannya di depan mata Zarkhomel.     

"Jangan! Jangan sembrono! Jauhkan itu dariku!" Zarkhomel menjerit-jerit ketakutan sekaligus kesakitan dari cambuk cahaya Zivena yang melingkari tubuhnya.     

"Kau! Kau putra Mikhael! Berani-beraninya kau berbuat onar di sini!" Malaikat Agung Senafiel menghardik Jovano dengan keras.     

"Aku tidak akan berbuat onar apabila aku tidak diprovokasi." Jovano menjawab dengan menegakkan tubuhnya menandakan dia berani dan tidak gentar. Meski dia harus menghancurkan Nirwana sekalipun, jika itu untuk mengambil kembali kristal jiwa ibunya, dia rela.     

"Lancang! Mana mungkin ada dari kami yang hendak memprovokasi makhluk sepertimu?" Malaikat Agung Senafiel masih teguh dengan pendapatnya. "Yang ada, justru makhluk rasmu lah yang biasanya memprovokasi kesabaran kami!"     

"Yah, anggap saja kali ini berbeda, anti-mainstream!" Jovano sembari terkekeh dan menyeringai, menyebabkan banyak malaikat di depannya geram.     

Sementara itu, rombongan Moshafiel sudah berkumpul dengan malaikat lainnya dan terlihat mencari aman di antara kawanannya.     

"Kau! Apa urusanmu datang ke sini?" tanya Malaikat Agung Senafiel sambil menaikkan dagunya dengan pandangan tajam ke Jovano.     

Jovano masih memegangi tali cahaya adiknya yang memerangkap Zarkhomel dan berkata, "Aku di sini atas ajakan kak Nafael. Kalian pastinya kenal kak Nafael, kan? Nah, dia menahan kristal jiwa milik ibuku dan menyuruh aku serta adikku ini untuk melakukan 10.000 kebajikan di bumi.     

"Kami sudah menyanggupinya dan bersusah-payah mendapatkan kebajikan itu dan sudah menyerahkan semua ke kak Nafael, tapi ketika kami diajak ke sini dan diminta menunggu di sini, ternyata dia malah menghilang begitu saja dan muncul gerombolan dia ini." Jovano sambil menggerakkan tali yang mengekang Zarkhomel.     

"Arghh!" Zarkhomel berteriak kesakitan. "Kau sungguh pendosa! Berani membuat onar di Nirwana! Bahkan berani bertindak anarkis kepada kami, malaikat!"     

"Kalau tak mau mulutmu berlubang, lebih baik tutup mulutmu, kau setuju?" Jovano menyeringai sambil menepuk-nepuk pipi Zarkhomel. Lalu, kembali menatap para malaikat di depannya. "Nah, sekarang, aku hanya ingin kalian memunculkan kak Nafael, biarkan dia bertanggung jawab atas janjinya padaku, dan aku akan meminta maaf atas kejadian di sini."     

"Sembarangan! Nafael tidak mungkin berbuat seperti itu! Dia malaikat tinggi yang memiliki banyak perkara dan tugas dari Tuanku. Mana mungkin dia memiliki waktu luang untuk bermain denganmu? Misi 10.000 kebajikan? Lelucon macam apa itu?" Malaikat Agung Senafiel mencemooh Jovano.     

Jovano menarik napas dalam-dalam, memperluas lautan kesabarannya. Dia mengguncang sedikit tubuh tak berdaya Zarkhomel dan bertanya, "Hei, kau, tuan malaikat, bukankah tadi kau ikut kak Nafael turun ke bumi menemuiku? Kau pastinya menyaksikan sendiri waktu aku dan adikku menyerahkan bola kristal berisi cairan kebajikan, ya kan?"     

"Ma—mana ada?" Zarkhomel ternyata malah berkata tidak seperti kenyataan.     

Zivena murka dan mengetatkan tali cahaya dia sehingga Zarkhomel berteriak-teriak kesakitan sambil menuding kakak dan adik sebagai pendosa. "Kau malaikat tapi berani mengucap kebohongan? Apa gunanya status malaikatmu kalau begitu!" geramnya, emosi.     

"Kita tidak perlu banyak berdebat, tuan-tuan malaikat yang terhormat." Jovano tidak mau berlama-lama di tempat itu. "Lebih baik hadirkan saja Nafael di antara kita dan minta dia mengatakan yang sebenarnya. Aku yakin Nafael bukan orang pendusta dan ingkar janji." Sambil dia menoleh ke Zarkhomel, seolah sedang menyindir malaikat yang dia tawan.     

"Nafael … dia tidak ada! Dia … entah di mana." Malaikat Agung Senafiel berkata.      

"Pastinya kalian sesama malaikat memiliki suatu koneksi yang bisa menghubungkan kalian di manapun kalian berada, bukan, bahkan jika kalian sedang di galaksi lain sekalipun. Iblis saja bisa begitu, mana mungkin malaikat tidak bisa?" Jovano menyelipkan sindirannya.     

"Dia sungguh lancang, Kak Senafiel! Usir saja dia daripada membuat onar terus di sini!" Malaikat agung lainnya sudah geram.     

"Kalian ingin mengusirku? Lalu ini bagaimana? Boleh kubawa untuk oleh-oleh?" tanya Jovano sambil mengguncangkan sedikit tubuh Zarkhomel.     

"Kak Senafiel! Tolong aku!" Zarkhomel lekas menjerit memohon dirinya segera dibebaskan dari kuasa Jovano.     

"Kami akan berunding dan mencari Nafael terlebih dahulu. Kalian bisa kembali ke alam kalian, dan bebaskan dulu rekan kami, Zarkhomel." Malaikat Agung Senafiel memulai negosiasi dengan suara lebih lembut.     

"Ha ha! Kenapa aku mencium bau-bau konspirasi tak sehat di sini? Apakah ini merupakan sisi lain dari malaikat? Dengan mudahnya berjanji semudah mengingkari?" Rupanya Jovano melihat ketidaktulusan dari ucapan Malaikat Agung Senafiel.     

Mata Malaikat Agung Senafiel berkobar karena marah. "Sepertinya kau menolak kebaikan dan mengharapkan kesengsaraan!" Dia sudah tidak lagi memedulikan Zarkhomel dan hendak menyerang Jovano.     

Namun, baru saja Malaikat Agung Senafiel setengah jalan ke arah Jovano, mendadak saja muncul cahaya putih begitu terang di antara dia dan Jovano sehingga Zarkhomel terpental ke belakang dan ditangkap rekan-rekannya.     

Segera, usai cahaya itu meredup, semua malaikat segera menundukkan kepala sembari menekuk satu lutut mereka dengan sikap hormat.     

Jovano sudah mengetahui siapa yang datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.