Devil's Fruit (21+)

Saran dari Sang Kakek



Saran dari Sang Kakek

0Fruit 1539: Saran dari Sang Kakek     
0

Di tempat dan ruang dimensi lainnya ….     

"Sialan! Brengsek! Mereka semua brengsek!" Ucapan itu keluar dari mulut seorang wanita berpenampilan molek meski berkaki singa ketika menyadari bahwa bola kristal yang diserahkan Serafima padanya ternyata palsu.     

Dia adalah Melith, cicit buyut dari ratu Neraka, Lilith.     

Pyaarr!     

Bola kristal itu dibanting keras-keras di lantai oleh Melith. Wajah cantiknya menjadi terkesan ganas dan mengerikan ketika mengamuk.     

Matanya menatap ke Serafima yang lunglai dengan pandangan hampa. "Kau! Kau payah! Kau pecundang payah!"      

Segera saja dia mengubah tangannya menjadi sebuah cambuk duri dan melecut tubuh Serafima berulang kali.     

"Argh! Maafkan aku, Tuan Putri! Maafkan aku!" Serafima mengaduh kesakitan sambil terjatuh duduk di lantai dan melindungi kepalanya dari lecutan cambuk duri Melith.     

"Bisa-bisanya kau tak tahu kalau itu palsu! Dasar budak bodoh!" jerit Melith keras-keras pada Serafima sambil makin ganas mencambuki istri pertama Jovano itu.     

"Tuan Putri cantikku, alangkah tidak baiknya marah-marah begitu." Suara Horial mengalun merayu di samping Lilith ketika memunculkan dirinya. Segera saja, dua lengannya melingkari pinggang ramping Melith.     

"Dia sangat bodoh! Budak bodoh tak berguna!" teriak Melith sambil menatap ganas ke Serafima.     

"Jangan korbankan kecantikan Tuan Putri untuk marah-marah padanya," rayu Horial dengan cakapnya sambil mengusap perut Melith yang memiliki liang nikmat di sana.     

"Annghh … Horial, rupanya kau sebrengsek Dazmaroth …." Melith menoleh ke raja iblis ras Pride di belakangnya dengan pandangan binal.     

"Hamba hanya ingin mengabdi dengan baik untuk kesenangan Tuan Putri." Horial masih bermulut manis. Sebagai raja iblis biasa, dia masih harus menjilat pada Melith yang merupakan keturunan dari Lilith, sang Ibu Iblis.     

Senyum Melith pun muncul atas kepandaian rayuan Horial membuat hatinya senang. "Kau memang pintar menjilat, Horial." Tangan halusnya mengusap pelan dagu Horial.     

"Hamba juga pintar menjilat tempat spesial jika Tuan Putri berkenan mencobanya." Horial semakin berani dan memainkan lubang nikmat di perut Melith.     

"Annghh! Horial! Kau sialan! Terkutuk kau dan tanganmu! Hrrghh … ayo, tunjukkan kehebatan jilatanmu! Jangan hanya omong kosong saja!" seru Melith sambil dia rebahkan dirinya dan menarik Horial serta untuk menindihnya.     

"Sebelumnya, biarkan dulu budakmu itu kembali ke tabungnya dan menerima hukuman di sana, Tuan Putri. Bagaimana?"     

"Aku setuju!" Melith tersenyum lebar dan memanggil salah satu pelayannya dari bangsa Leviathan. "Kirim dia ke tabung untuk dihukum Zambada!"     

Mendengar itu, Serafima seketika takut dan memohon, "Tolong jangan dengan Zambada, Tuanku! Jangan dia!"     

Tetapi, meski sekeras apapun Serafima memohon dan menggelengkan kepala untuk menolak, tetap saja perintah Melith adalah absolut di dimensi itu.     

Serafima terus melolong memohon ketika diseret keluar dari ruang pribadi Melith.     

Zambada adalah monster gurita iblis paling keji di dimensi tersebut. Serafima lebih baik mati langsung saja ketimbang diserahkan ke Zambada.     

Benar saja, begitu Serafima diceburkan ke kolam berisi Zambada, gurita iblis itu langsung menggunakan tentakelnya untuk menenggelamkan Serafima dan melakukan kekerasan pada tubuh wanita nephilim itu.     

Sebenarnya, Zambada bukan iblis yang digunakan untuk menyiksa, melainkan iblis untuk mencuci otak dan menyuntikkan sperma iblisnya ke makhluk lain.     

Hal ini sangat menyakitkan bagi makhluk non-iblis seperti Serafima. Dia seperti diperkosa dengan sangat buruk jika berada di cengkeraman Zambada.     

Maka, tak heran terdengar jeritan melengking penuh rasa sakit dari Serafima memenuhi ruangan itu.     

-0—00—0-     

"Kalian ingat raja iblis Dazmaroth yang pernah aku katakan waktu lalu?" tanya King Zardakh sambil menatap semua tim Jovano di depannya.     

Mereka mengangguk.     

"Aku yakin dia bertanggung jawab mengenai penculikan istri pertamamu, Jo." King Zardakh menoleh ke cucu kebanggaannya. "Kau ingat kakinya berubah menjadi seperti kaki gurita, kan?"     

"Iya, Opa." Jovano jadi sedih. Rupanya sang istri diculik iblis ras Leviathan.      

"Sepertinya mereka sudah merubah tubuh istrimu, Jo." King Zardakh hanya bisa menyampaikan ini meski terdengar sangat buruk di telinga Jovano.     

Istrinya diubah menjadi makhluk setengah gurita, bukankah itu hal yang sangat menyakitkan?     

"Opa, apakah aku bisa menemukan tempat Dazmaroth berada?" tanya Jovano sambil menahan air matanya agar tidak jatuh di depan timnya.     

"Aku akan mengutus jaringan intelijenku untuk mencari keberadaan Dazmaroth di wilayah iblis Envy." Demikian janji King Zardakh sebelum Beliau akhirnya pergi menghilang dari hadapan mereka.     

"Sepertinya aku butuh ke kamar dulu, maaf." Jovano pamit pada semuanya dan naik ke lantai atas.     

Mereka semua mengangguk dan paham hati Jovano sedang sedih dan juga hancur.     

"Kak." Zivena menoleh ke Shona.     

"Umh!" Shona mengangguk paham apa yang sekiranya diinginkan adik iparnya.     

Tiba di kamarnya, Jovano segera menumpahkan tangisnya yang tadi tertahan. Namun, isakannya kecil karena malu bila terdengar yang lainnya. Dia terlalu malas memasang array penghalang jika hanya untuk meredam suara tangisnya saja.     

Shona muncul di kamar Jovano dan melihat punggung suaminya di depan. Dia juga sama sedihnya dengan Jovano ketika menyadari bahwa sepertinya Serafima memang sudah diubah menjadi makhluk setengah gurita oleh iblis ras Leviathan.     

Perlahan, Shona mendekat dan memeluk Jovano yang duduk.      

Jovano menerima belitan lengan Shona dan tangisnya lebih keras dan lepas sambil memeluk lengan sang istri kedua.     

Tanpa kata, mereka hanya menggunakan bahasa tubuh untuk menuangkan kesedihan.     

-0—00—0-     

Di hari ke-23, setelah penantian yang sangat amat lama bagi Jovano, akhirnya King Zardakh memberikan informasi pada Jovano.     

"Jo, menurut intelijen Opa, Dazmaroth sudah meninggalkan kerajaannya untuk menetap di sebuah ruang dimensi yang belum diketahui." King Zardakh menyampaikan seperti apa yang dilaporkan pasukan intelijen dia sebelum ini.     

Wajah Jovano suram seketika. Penantian lama dan ternyata hanya mendapatkan kabar yang sama sekali tidak memberikan titik terang mengenai keberadaan Serafima.     

"Ternyata masih saja gelap gulita keberadaannya." Jovano terlihat muram dan pandangan matanya jadi hampa. Dia terus memikirkan Serafima sejak kemarin-kemarin. Dia bersedih dan terus menangis setiap sendirian. Dia banyak mengurung diri di kamarnya dan enggan keluar.     

Meski adik dan timnya berusaha menghibur Jovano dan mengingatkan dia mengenai misi pentingnya untuk menghidupkan Andrea, Jovano masih saja berkubang dengan kesedihannya.     

Kini, setelah mereka mengetahui iblis mana yang harus bertanggung jawab atas penculikan Serafima, keberadaan iblis itu justru tidak diketahui karena berada di ruang dimensi ciptaan iblis lain.     

King Zardakh sudah mengatakan bahwa iblis level atas bisa menciptakan dimensi sendiri untuk ditinggali atau sebagai markas. itu mirip alam pribadi, namun lebih kompleks dan lebih susah dijangkau apabila tidak memiliki akses ke sana.     

"Jo."     

"Ya, Opa?"     

"Opamu ini ada saran, semoga kau mengerti dan menerimanya."     

"Katakan saja, Opa."     

"Bagaimana kalau kau lupakan saja dia, Serafima. Lebih baik kau fokus pada apa yang ada sekarang dan kudengar kau menjalani misi untuk ibumu. Selesaikan saja itu terlebih dahulu."     

Jovano termangu mendengar saran dari kakeknya.      

Melupakan Serafima?!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.