Devil's Fruit (21+)

Asumsi Mengenai Kaum Leviathan



Asumsi Mengenai Kaum Leviathan

0Fruit 1538: Asumsi Mengenai Kaum Leviathan     
0

Menyaksikan perubahan tubuh bawah Serafima menjadi seperti gurita dan kulitnya menjadi merah keunguan, siapa yang tidak terkejut. Tim Jovano tercengang melihat itu semua.     

Ketika mereka sedang bingung, Serafima membawa pergi bola kristal yang dia dapatkan dari Jovano.     

"Tidak semudah itu! Dasar pencuri!" teriak Zivena, bersiap mengejar kakak iparnya.     

"Zizi, biarkan saja!" bentak Jovano sambil keluarkan cambuk dari Ring-Go untuk melilitkannya di pinggang sang adik yang sudah melesat maju.     

"Ha ha ha!" Terdengar tawa keras dari Serafima yang masuk ke ruang dimensi yang dia ciptakan dari pusaran tentakel dia.     

"Kak!" Zivena menoleh ke Jovano dengan pandangan marah. Dia tidak bisa melepaskan lilitan cambuk di pinggangnya. Jika dia menggunakan kekuatan besarnya, dia bisa melukai Jovano.     

Kalaupun Zivena melemparkan kekuatannya ke Serafima, dikhawatirkan nantinya bola kristal ikut meledak dan kebajikan yang dikumpulkan kakaknya akan turut musnah. Ini sungguh dilematis bagi gadis itu.     

Oleh karenanya, yang paling tepat menurut Zivena adalah memburu ke Serafima dan merebut bola kristal tersebut. Dia tak rela jerih payah sang kakak selama ini dibawa kabur begitu saja.     

Namun, si kakak malah menahan dia. Apakah itu karena Jovano mengkhawatirkan keselamatannya sehingga dia dicegah sampai seperti ini? Apakah kakaknya tidak merasa sayang melihat apa yang sudah dia upayakan selama ini direnggut begitu saja di depan mata?     

Banyak sekali pertanyaan di benak Zivena hingga akhirnya Serafima sudah menghilang dari hadapan mereka semua.     

Tubuh Zivena lemas seketika, bukan kehilangan tenaga melainkan karena kecewa dengan kakaknya yang tidak membiarkan dia merebut kembali bola kristal. "Ufhh … Kak Jo ini …." Dia antara marah, kecewa, dan sedih.     

"Sudah, biarkan saja dia membawa barang palsu." Demikian Jovano berkata.     

Seketika, kepala  terangkat cepat dan memandang kakaknya. "Kakak tadi bilang apa? Barang palsu?"     

"He he he … apa kau meragukan kakakmu yang cerdas ini, hm?" Jovano menyeringai nakal ke adiknya.     

Ingin sekali Zivena mencubiti kakaknya karena kesal tapi sekaligus lega, ternyata bola kristal yang dibawa pergi Serafima adalah barang palsu.     

"Aku sudah menyangka, pasti Kak Jo telah mempersiapkan segala sesuatunya." Gavin ikut menyeringai sambil menaruh kedua lengannya di bahu Voindra dan Louv.      

Segera saja kedua gadis astral itu menepis lengan Gavin secara bersama-sama sambil mereka memutar bola mata karena jengah dengan sikap gaya Gavin, membuat senyum pemuda itu berubah kecut karena malu.     

Kini ganti Zivena yang menyeringai meledek Gavin.     

"Ya, aku memang sudah mengantisipasi ini sejak Sera kembali ke kita." Jovano mengumpulkan mereka di ruang tengah dan membuat array pelindung melingkupi rumah tersebut agar tidak ada makhluk astral manapun bisa mencuri dengar apa yang sedang mereka bicarakan.     

"Jadi, apa yang membuatmu curiga ke sis Sera, Jo?" Shona bertanya sambil merasa kagum atas suaminya yang selalu waspada dalam situasi apapun.     

Selama Serafima kembali ke mereka, Shona dan yang lainnya sama sekali tidak menduga akan perubahan Serafima. Hanya Jovano yang terus waspada dan memiliki antisipasi.     

"Sebenarnya aku tidak mencurigai dia dari awal dia datang kembali ke kita," jelas Jovano mengawali penjabarannya. "Aku hanya bersikap waspada saja karena dia diculik selama beberapa hari tapi mendadak saja dilepaskan oleh penculiknya. Kalau begitu, bukankah itu sangat mencurigakan?"     

"Hm, Kak Jo benar juga. Salut akan pemikiran kritismu itu, Kak!" Gavin mengacungkan dua ibu jarinya ke Jovano.      

"Lalu, sembari aku terus waspada, mendadak saja hari ini dia menyinggung mengenai bola kristalku. Aku sempat memperlihatkan padanya tapi tidak aku biarkan dia memegangnya.     

"Aku masukkan lagi bola kristal itu ke cincin ruangku. Ketika Sera merengek ingin melihat lagi bola kristal itu, aku segera menduplikasi benda itu sama persis dan memunculkannya di depan Sera.     

"Ternyata, setelah Sera memegangnya, dia berubah dan kalian sudah tahu apa yang terjadi selanjutnya." Jovano kemudian tersenyum kecut.     

Shona bergegas meraih bahu Jovano untuk dia rengkuh sambil berkata, "Tak apa, kamu sudah melakukan yang terbaik, Jo. Hanya saja, sebenarnya itu benar sis Sera atau bukan?"     

"Kupikir, itu benar tubuh Sera, tapi tidak dengan pikirannya." Jovano memiringkan kepalanya sambil menganalisis apa yang sekiranya terjadi.     

"Tapi tubuhnya berubah." Voindra kini ikut bicara.     

"Ya, dia … sepertinya … sepertinya penculik dia melakukan sesuatu pada tubuhnya." Meski teramat sangat berat, tapi Jovano tetap harus mengatakan itu. Dia tertunduk sedih mengingat seperti apa wujud Serafima tadi.      

"Sepertinya aku mencurigai sesuatu. Atau mungkin bisa dikatakan, aku memiliki kecurigaan mengenai pelakunya." Shona mengerutkan dahinya ketika berpikir.     

"Apa itu, Kak Sho? Katakan saja!" Zivena tak sabar mendengar.     

"Bentuk tubuh bawah sis Sera tadi, kalian melihat, kan? Itu bentuk kaki gurita. Entah yang menculik dia adalah siluman gurita, atau … iblis ras Leviathan." Shona sedikit lirih mengucapkannya karena dia masih ragu akan apa yang dia katakan.     

"Leviathan!" Zivena menampar pahanya sendiri dan berkata, "Pantas saja dia memiliki kaki gurita! Ya, aku jadi ingat kalau iblis Leviathan memiliki tentakel di tubuhnya!"     

Jovano dan yang lainnya manggut-manggutkan kepala.     

"Jadi … bisa disimpulkan bahwa pelaku penculikan Sera adalah golongan Leviathan." Voindra berbicara.     

"Ini baru dugaanku saja, Voi." Shona tidak ingin teman timnya menaruh dugaan 100 persen pada apa yang dia ucapkan.     

"Aku akan panggil opa." Jovano memutuskan dan dia menghubungi King Zardakh.     

Booff!     

Muncul King Zardakh seketika dari ledakan kabut yang mendadak muncul. "Halo, kalian sudah merindukanku?"     

Zivena segera memutar bola matanya dan berkata, "Jangan terlalu memandang tinggi dirimu, Kakek."     

King Zardakh berlagak sedih mendengar penuturan cucunya yang sama galaknya seperti Andrea dan Myren jika berbicara padanya.     

"Opa, Sera sudah kembali berapa hari lalu."     

"Ohh! Istri pertamamu yang diculik itu, Jo?"     

"Ya. Tapi tadi, dia …." Lalu, Jovano menceritakan semua yang terjadi, termasuk ketika Serafima melukai Wei Long dan memusnahkan ruang dimensi ilusi milik si naga putih.     

King Zardakh mendengarkan dengan seksama semua cerita Jovano dan ketika Jovano memberikan asumsi Shona sebelumnya, sang raja terkejut. "Wah! Ras Leviathan! Hm …."     

"Bagaimana menurutmu, Opa? Apakah itu memungkinkan, bahwa pelakunya adalah golongan Leviathan?" Jovano meminta pertimbangan kakeknya yang jauh lebih paham mengenai lingkungan para iblis di Underworld.     

"Aku tak bisa menjanjikan padamu informasi sempurna mengenai itu, Jo, tapi Opa merasa ada kemungkinan memang istri pertamamu itu menjadi korban penculikan kaum Leviathan jika benar dia memiliki tentakel di tubuhnya." King Zardakh mengusap dagunya sambil berbicara.     

"Apa yang harus aku lakukan, Opa?" Jovano terlihat putus asa.     

"Biarkan aku membaui aroma dia. Di mana terakhir dia berada di rumah ini?" King Zardakh tak tega melihat cucunya sedih.     

"Di kamarku, Opa. Ayo." Jovano memimpin jalan ke lantai atas.     

Semua orang beralih ke kamar pribadi Jovano di lantai atas dan King Zardakh segera mengendus aroma yang tersisa di ruangan itu.     

"Hm!" pekik King Zardakh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.