Devil's Fruit (21+)

Cara Zivena Menghukum Orang Cabul



Cara Zivena Menghukum Orang Cabul

0Fruit 1528: Cara Zivena Menghukum Orang Cabul     
0

Zivena mendengar suara meminta tolong seorang lelaki dari arah lantai 3 kelab malam. Bukankah itu tempat ruangan VIP?     

Penasaran, Zivena segera naik ke sana dan mencari sumber suara, ingin tahu apa yang terjadi di ruangan itu.      

Setelah yakin dia menemukan sumber suara, dia bergegas menyelinap masuk ke ruangan itu menggunakan tubuh transparan dia.     

Ketika dia sudah di dalam salah satu ruangan VIP, Zivena sedikit melongo akibat terkejut karena menyaksikan pemandangan aneh yang jarang dia temui.     

Ada seorang lelaki muda yang sepertinya berusia remaja sedang diikat tangan serta kakinya di atas meja besar, dia sudah hampir ditelanjangi bulat-bulat dan sedang dilecehkan 6 lelaki dewasa di sana.     

"Mereka doyan sesama lelaki? Aku pikir lelaki hanya brengsek pada para wanita, tapi spesies ini sepertinya berbeda. Hm!" Zivena bergumam kecil menyaksikan adegan di depannya.     

"Tolong! Jangan! Jangan! Mppghh!" Mulut remaja itu sudah disumpal bibir lelaki dewasa di dekatnya sedangkan yang lainnya sudah menggerayangi tubuh nyaris telanjang dia. Memberontak seperti apapun, dia tak akan bisa lepas begitu saja.     

Keenam lelaki dewasa tertawa-tawa dengan tubuh telanjang mereka. Ini menyebabkan jijik dan murka Zivena. Tega sekali 6 lelaki dewasa itu! Harus diberi pelajaran!     

Ketika Zivena hendak melakukan sesuatu, mendadak saja dia melihat di sekitar mereka beberapa makhluk astral bermunculan. Rata-rata dari mereka adalah hantu wanita epik bergaun putih. Mereka ada 2.      

"Hei, kalian!" ujar Zivena pada kedua makhluk astral itu. "Sini!" panggilnya tegas.     

Menyadari Zivena bukanlah makhluk sebangsa jin seperti mereka, apalagi Zivena menunjukkan sedikit energi iblisnya, mereka lekas patuh dan mendekat.     

"Kalian sedang apa di sini?" tanya Zivena.     

Salah satu dari mereka berkata, "Kami hanya menonton."     

"Betul begitu? Kalian hanya menonton dan tidak mempengaruhi manusia bejat itu?" Dahi Zivena berkerut, seakan sedang menyangsikan ucapan jin itu.     

"Sungguh! Kami hanya menonton apa yang tadi diperbuat iblis napsu ke mereka." Jin 1 berkata dengan wajah serius dan diliputi takut karena Zivena membawa aura iblis.     

"Mana iblis napsu itu?" tanya Zivena.     

"Mereka … mereka sudah pergi." Jin 1 menjawab.     

Kening Zivena jadi berkerut lagi. "Mereka? Hn, ternyata lebih dari 1. Memangnya siapa remaja yang diikat itu?"     

"Dia pekerja di kelab ini. Pengantar minuman," sahut jin 2.     

"Dia tadi sedang mengantar minuman ke ruangan ini ketika 6 lelaki itu dibisiki entah apa oleh beberapa iblis napsu dan kemudian bocah itu malah disekap dan diikat sambil hendak ditelanjangi." Jin 1 menjelaskan kronologinya.     

"Ya sudah, sana panggil teman kalian lainnya, suruh ke sini. Makin banyak, makin bagus!" perintah Zivena seenaknya. Tapi dia yakin, dia pasti akan dituruti para jin itu karena dia sudah mengungkapkan pada mereka mengenai hawa iblis dia.     

Benar saja, tak sampai menit berlalu, segera saja sudah ada jin sejenis mereka dan juga hantu permen putih berdatangan, jumlah totalnya ada 9 dengan rupa-rupa menyeramkan.     

"Bagus! Aku ingin, kalian menakuti 6 lelaki bejat itu." Zivena memberikan perintah terakhirnya. "Kalau kalian gagal menakuti mereka, justru kalian yang akan aku lenyapkan!"     

Segera 9 jin itu bekerja sesuai perintah Zivena. Satu demi satu dari mereka muncul di ruangan tersebut.     

Sudah tentu bisa dipastikan keenam lelaki jahat itu berteriak histeris dan mereka bergegas ke pintu, tapi ternyata pintu tidak berhasil terbuka sesuai kemauan mereka.     

Tentu saja tak bisa, karena pintu sudah 'disegel' Zivena. "He he … kalian ingin kabur begitu saja? Bahkan kalian tak tahu malu, hendak kabur dengan kondisi tak pakai baju? Sungguh menyedihkan manusia macam kalian!" ucap Zivena keras-keras sampai menggema dan bisa didengar keenam lelaki itu.     

Keenam lelaki semakin panik mendengar suara tak berwujud.     

"Ampun! Ampuni kami! Ampuni kami!" Ada yang meringkuk di sofa, ada yang meringkuk ketakutan di sudut dekat pintu. Ada pula yang menutupi wajahnya dengan bantal sofa.      

"Kalian sudah berlaku jahat pada pemuda yang hanya ingin mencari uang untuk ibu dan adiknya! Kalian hendak berbuat jahat pada pemuda yang rela putus sekolah demi meringankan beban ibunya yang janda dan ingin adiknya saja yang bersekolah! Kalian ingin mencelakai pemuda sebaik itu?!" Zivena sudah berhasil melakukan scanning pada memori pemuda itu.     

"Ampuni kami! Kami tidak tahu!" Banyak dari keenam lelaki yang berteriak memohon ampunan. Mereka mulai berlarian di ruangan karena terus diganggu dan ditakut-takuti oleh 9 jin itu.     

"Mana bisa hanya sekedar ampun saja! Kalian harus mati mengenaskan!" Suara Zivena menggelegar di ruangan tanpa dia menampilkan wujudnya. Ini menyebabkan keenam lelaki menjadi makin panik dan histeris.      

Keenam lelaki sibuk berlarian sambil berteriak kalut dkejar-kejar 9 jin yang menyeramkan.     

Yang menutupi wajah dengan bantal saja sudah diambil paksa bantalnya oleh salah satu jin dan ini menjadikan semuanya tak ada yang bisa diam begitu saja.     

Sementara itu, remaja yang diikat itu melongo, tak melihat apa-apa dan hanya mendengar suara Zivena saja, meski heran kenapa hanya ada suara tanpa wujud.     

Di benak remaja itu hanya ada satu dugaan saja, yaitu keenam lelaki yang melecehkan dia melihat sosok makhluk astral penunggu kelab malam. Yah, mungkin saja demikian.     

Namun, hal yang menjadi kelegaan dari remaja itu, dia tak melihat keberadaan makhluk-makhluk yang sedang mengganggu keenam lelaki. Dia hanya mendengar suara bergema Zivena dan bersyukur dalam hatinya, ternyata makhluk astral tidak seluruhnya jahat dan keji seperti yang sering dia dengar dari cerita orang-orang.     

Maka dari itu, remaja tadi hanya diam dan menunggu saja apa yang akan terjadi setelah ini.      

Sementara, keenam lelaki sudah berputar-putar di ruangan sambil menangis histeris, menjerit ketakutan, dan mengompol sambil berlarian mengelilingi ruangan yang pintunya tak bisa dibuka. Mereka sudah lelah fisik dan lelah mental, tapi mereka tak bisa pingsan dan tak bisa menutup mata mereka lagi seperti sebelumnya, sehingga mereka akan terus mendapatkan teror dari kesembilan jin.     

Di saat keadaan ricuh di ruangan VIP dan lantai mulai dihiasi banyak genangan air kencing dan ada beberapa lelaki yang terpeleset dan berakhir dengan tubuhnya terkena air kencing, kondisi sudah benar-benar kacau.     

Tak berapa lama, datanglah polisi atas prakarsa Zivena dengan caranya sendiri dan pintu dibuka oleh seorang petugas kelab malam. Segera, polisi meringkus keenam lelaki yang sudah kacau dan bau pesing. Mereka juga melepaskan ikatan remaja dan memberinya pakaian yang layak.     

Zivena membisikkan ke telinga polisi itu agar mereka memeriksa ponsel masing-masing lelaki cabul tadi yang kini sudah dalam kondisi sangat menyedihkan dan membuat mual dari baunya.     

Para polisi masih heran, kenapa keenam lelaki itu seperti dikejar sesuatu dan ketakutan. Bahkan para lelaki cabul itu begitu bahagia melihat kedatangan polisi dan menangis seperti bocah cilik menemukan ibunya setelah terpisah.     

Zivena sepertinya menemukan keasyikan tersendiri ketika dia bisa menyelamatkan orang dan menghukum yang bersalah di kelab malam. Apakah sekarang tempat itu menjadi ladang favorit dia untuk berburu kebajikan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.