Devil's Fruit (21+)

Aksi Bule Zivena di Kelab Malam



Aksi Bule Zivena di Kelab Malam

0Fruit 1526: Aksi Bule Zivena di Kelab Malam     
0

Zivena dan Voindra mencapai kesepakatan agar mereka sama-sama senang dan nyaman dalam menjalankan misinya masing-masing meski berada di tempat yang sama malam itu.     

Bahkan, Zivena sudah tidak lagi kesal ketika diajak Voindra masuk ke kelab malam, karena dia sudah bisa lebih bertoleransi akan ras Voindra yang tentunya memiliki darah iblis lebih kuat ketimbang dirinya.     

Karena telah mampu memahami dan memiliki toleransi itulah, makanya Zivena sudi mengulang kembali kegiatan itu pada keesokan malamnya.     

Ternyata, di tempat seperti kelab malampun Zivena tetap dapat melakukan kebajikan, yaitu menolong orang-orang yang hendak dilecehkan pihak lain, entah itu lelaki atau perempuan.     

Seperti malam ini, ketika Zivena sedang berada di kelab malam, dia cukup terkejut karena yang hendak dilecehkan adalah seorang lelaki remaja oleh sekelompok lelaki dewasa.     

Menggunakan cara seperti yang biasa, yaitu menyamar sebagai hantu menyeramkan, Zivena mempermainkan para pelaku yang akan kalang-kabut pergi sambil berteriak panik keluar dari ruangan.     

Terkadang, Zivena ingin menjajal hal baru dengan mengumpankan dirinya sendiri untuk dilirik para predator. Meski sikapnya terkesan dingin, namun jangan lupakan daya tarik dia sebagai bule.     

Itu saja sudah cukup membuat banyak mata predator mengarah kepadanya. Tak pelak, sudah ada beberapa pria mendekati Zivena.     

Meski mencoba bersikap genit, nyatanya Zivena tak bisa dan tetap saja ketus dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan standar para lelaki predator yang mendekatinya. Mereka ada 3 orang.     

"Beauty, are you lonely?" tanya lelaki 1.     

Zivena melirik dan menjawab, "Maybe!" Padahal mulutnya hampir saja mengatakan 'no', tapi dia teringat akan misinya. Saat ini dia sedang cukup bosan karena belum ada 'mangsa' baru.     

Tak apalah jika melakukan sedikit keisengan pada manusia yang pantas mendapatkannya.      

"Let's have fun, baby!" Lelaki 2 sudah bernapsu menatap Zivena.     

"How? I guess you are poor, not good enough to make me satisfied." Zivena malah menggunakan kalimat ketus pada mereka.     

Namun, anehnya, sikap ketus Zivena seperti sebuah daya tarik tersendiri yang menaikkan jiwa dominan yang ada di masing-masing lelaki, dimana mereka makin terpacu ingin menaklukkan Zivena.     

"Us can go there! To bilik there!" Lelaki 2 menunjuk ke lantai 2, karena saat ini Zivena sedang duduk di salah satu kursi bar, memesan jus jeruk.     

Zivena memutar kedua bola matanya dan berkata, "Tak usah repot-repot memakai bahasa Inggris kalau masih belepotan dan tidak bisa. Bahasa Indonesia juga tak masalah."     

Mendengar itu, ketiga lelaki itu makin bersemangat.     

"Ayo! Ayo kita bersenang-senang sejenak di lantai 2, baby!" ajak lelaki 3 penuh antusias, mungkin sudah membayangkan apa saja yang hendak dilakukan ke Zivena di salah satu bilik tertutup itu.     

Zivena tak menolak dan naik bersama ketiga lelaki itu dan patuh masuk ke dalam bilik.     

Setelah pintu bilik ditutup salah satunya, ketiga lelaki itu ingin menyerbu ke Zivena, namun gadis itu lekas menghindar saat dirinya hendak diterjang.     

"Kalian ini kenapa tidak sabar? Sungguh ingin bersenang-senang atau tidak?" tanya Zivena dengan wajah ketusnya.     

Ini menaikkan hormon kejantanan mereka, membumbungkan hormon penaklukan yang ada pada mereka.     

"Baiklah! Baiklah!" Lelaki 3 berkata sambil meneguk ludah, membayangkan tubuh telanjang Zivena seperti apa. "Bagaimana kalau kau melepas bajumu satu demi satu agar permainannya jadi menarik?"     

"Ya! Ya! Ya! Ya!" Temannya yang lain segera menyahut penuh semangat mesum.     

"Duh, kalian ini mesum tak kira-kira." Zivena memutar bola matanya, jengah sesungguhnya, tak dibuat-buat.     

Para predator itu terkekeh dan tidak keberatan disebut apapun oleh Zivena, yang penting mereka bisa bersenang-senang dengan bule malam ini.     

"Baiklah!" Zivena memutar badan, memunggunginya. Dia berlagak hendak membuka kemejanya.      

Tentu saja ketiga lelaki sudah mengeluarkan air liur mereka ketika melihat Zivena selesai mengurai semua manik kemejanya dan tinggal diturunkan saja.     

Sesuai dengan bayangan mereka, Zivena masih memunggungi mereka sambil menurunkan kemejanya, memamerkan pundak putih mulusnya. "Tak boleh ada yang menyentuhku sebelum kemejaku ini sepenuhnya lepas dariku!"     

"Iya! Iya!" Ketiga predator patuh dan mengangguk-angguk seperti orang idiot.     

Ketika kemeja Zivena mencapai punggung, ternyata mendadak punggung itu memiliki lubang berdarah yang mengeluarkan bau busuk. Rambut pirang Zivena juga sudah berangsur berubah menjadi hitam dan mengembang berantakan.     

Ketiga predator itu membeku di tempat mereka ketika menyaksikan perubahan Zivena.      

Mereka baru bergerak ketika Zivena menolehkan kepalanya ke ketiga lelaki itu.     

"Huwa!"     

"Hantu!"     

"Sundel bolong!"     

Mereka semua kalang-kabut ingin keluar dari bilik. Namun, tentu saja Zivena merasa akan sangat membosankan jika ketiganya keluar begitu saja seperti pelaku pelecehan lainnya yang dia temui.     

Dia ingin kali ini berbeda. Dia membuat ketiganya tak bisa bergerak dan bicara tapi tak bisa pingsan dan mata tetap terpaku menatap dia.     

Ini pastinya sebuah siksaan luar biasa bagi para predator itu. Sungguh apes nasib mereka.     

Maka, dengan wajah menyeramkan seperti nama hantu yang disebut oleh salah satu dari mereka, Zivena mendekat ke 3 predator yang membeku tanpa bisa berkutik dari tempatnya.     

"Kalian tadi katanya ingin bersenang-senang denganku, kan?" Zivena sudah mengubah pakaiannya menjadi gaun putih panjang dengan lubang mengerikan di area dada sampai perut tembus sampai belakang, pastinya itu pemandangan luar biasa menakutkan bagi yang melihat.     

"Arkh! Krrhh! Hrlh!" Ketiga predator kesulitan bersuara karena lidah mereka mendadak saja seolah kelu dan bertulang.     

"Wi hi hi!" Zivena mengikik seram, kemudian memiringkan kepalanya sambil mata hitam besar dia melotot ngeri, berkata, "Ayo! Katanya kalian ingin bersenang-senang denganku, sekarang kenapa kalian jadi diam dan jadi patung? Ngoaha ha ha!"      

Tetap saja, ketiga predator itu tak bisa apa-apa, ada yang sudah menangis deras, ada pula yang sudah mengompol menimbulkan bau tak sedap seketika.     

"Heh! Siapa yang kencing di celana! Ingin aku potong kejantananmu, heh!" Zivena berubah galak dan melotot ganas.      

Orang yang mengompol tadi langsung menangis saking takutnya.     

"Kalian … kalian memandang perempuan hanya sebagai objek saja, ya kan? Objek pemuas napsu bejat kalian. Kalian hanya mementingkan napsu kalian tanpa kalian memikirkan hal kemanusiaan lainnya. Apakah otak kalian sudah berpindah ke selangkangan? Perlu aku periksa dan mungkin saja bisa aku makan kalau memang benar begitu, wa ha ha ha!"     

Tawanya melengking. Tapi karena suara musik di luar sangat keras, tentu saja tawa Zivena tak ada apa-apanya untuk orang di luar bilik.     

"Kalian, ingat-ingat mukaku! Ingat-ingat wujudku ini jika kalian hendak mencabuli perempuan. Ingat itu, atau aku akan mengejar kalian, ha ha ha!" Zivena mengganti suaranya lebih berat dan menyeramkan.     

Dengan sekali kibasan tangan, Zivena menormalkan kembali panca indera dan otot gerak mereka.     

Mengetahui mereka sudah bisa bergerak, tak perlu menunggu menit berganti, mereka berlomba mencapai pintu bilik dan keluar dengan panik dan trauma yang mungkin akan berlangsung sangat lama.     

Segera, Zivena mengganti penyamarannya dan kembali ke bentuk asal. Dia menutup hidung dengan kedua jari saat melewati area tempat lelaki tadi mengompol.     

Ketika dia baru saja hendak turun ke bawah, telinga peka dia mendengar tawa seorang wanita yang berkata, "Sekarang kau akan menjadi milikku dan kau akan dibuang istrimu!"     

Sekali lagi, Zivena mendapatkan mangsanya. Dia tersenyum senang. Waktunya beraksi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.