Devil's Fruit (21+)

Cari Mangsa Masing-Masing! [21+]



Cari Mangsa Masing-Masing! [21+]

0Fruit 1525: Cari Mangsa Masing-Masing!     
0

Zivena naik ke lantai paling atas dan di atas hanya ada beberapa ruangan tertutup, benar-benar tertutup.      

Di salah satu ruangan, Zivena mengendus bau aura Voindra. Dia membuka pintu itu dan pemandangan luar biasa yang dia dapatkan.     

Mata Zivena melotot kaget melihat Voindra ada di atas meja dan 6 lelaki mengelilingi dia sembari dia telanjang dan para lelaki itu bebas melakukan apapun padanya.     

Bahkan, ada 1 lelaki yang sudah berada di selatan Voindra, mengentak-entak tubuh molek Voindra sambil lelaki lain menggerayangi Voindra dan ada juga yang memasukkan batang jantannya ke mulut Voindra.     

Dada dan paha Voindra sudah dijamah beramai-ramai sambil kedua tangan gadis itu memijat seduktif batang jantan yang disodorkan padanya dalam posisi rebah.     

"Kak Voi!" seru Zivena karena kehadiran dia ternyata tidak digubris orang-orang di ruangan itu, bahkan Voindra juga!     

Voindra menengadah ke Zivena setelah mengeluarkan batang jantan yang sedang dia kulum, berkata, "Zizi! Kau sudah selesai dengan misimu?"     

Ingin sekali Zivena berubah menjadi monster menakutkan agar bisa mengusir para lelaki cabul itu, tapi karena kakak sepupunya menikmati perlakuan cabul mereka, dia mengurungkan niat.     

Zivena harus ingat, bahwa bagaimanapun juga, mereka adalah iblis lust, iblis kecabulan. Maka, bukankah yang dilakukan oleh Voindra itu sudah sesuai dengan kodrat alaminya?      

Bahkan Zivena ingat bahwa iblis lust mendapatkan 'asupan makanan' dari hasil berbuat cabul dengan manusia.     

Maka, menghela napas dalam-dalam, Zivena berkata, "Silahkan Kak Voi lanjutkan saja di sini! Aku pergi!" Lalu dia berbalik pergi.     

Namun, sebelum mencapai pintu, Voindra sudah menyeru memanggil adik sepupunya, "Zizi! Ei, Zizi! Tunggu!"     

"Kakak teruskan saja di sini, aku akan cari 'mangsaku' sendiri dan tentunya itu berbeda jauh dengan mangsa Kak Voi." Setelah itu, Zivena berjalan cepat ke pintu dan menutupnya keras sehingga pintu berdebam keras.     

Voindra jadi tak enak hati sendiri. Dia khawatir jika nanti terjadi sesuatu pada adik sepupunya, oleh karena itu, diapun memaksakan dirinya menyudahi kegiatan menyenangkan itu.     

Tapi, sepertinya para lelaki itu belum ingin usai. Voindra terpaksa meniupkan asap merah muda dari mulutnya dan para lelaki di sana mendadak pingsan, tak sadarkan diri.      

Dengan begitu, Voindra bisa pergi dari mereka secara wajar. Yah, meski tidak sepenuhnya wajar karena dia masih menggunakan sihirnya untuk membersihkan diri dan berpakaian hanya dengan jentikan jarinya saja, lalu dia menghilang dari sana dalam hitungan 1 detik saja.      

"Zizi!" panggil Voindra ketika dia sudah berhasil mengejar Zivena yang terbang menggunakan fisik transparan ke arah rumah sakit.      

Zivena menoleh ke belakang sedikit dan kembali menatap ke depan dan berkata tanpa menghentikan terbangnya, "Kenapa Kakak malah menyusulku? Kakak sebaiknya di tempat yang memang merupakan makanan Kakak saja."     

"Zizi, astaga, apakah kau sedang menyindirku?" Voindra lalu menjejeri Zivena menggunakan tubuh transparannya juga.     

"Tidak. Aku sudah mengatakan tadi bahwa mangsa kita berbeda." Zivena mengedikkan kedua bahunya, cepat.     

"Memangnya mangsamu …." Voindra belum paham mengenai istilah yang dipakai Zivena. Bukankah mereka sama-sama keturunan iblis lust? Zivena juga memiliki darah iblis lust di tubuhnya juga, kan?     

"Mangsaku adalah orang-orang sakit dan sekarat. Itu adalah mangsa terbaikku, asupan terbaik untuk menuntaskan misiku, agar aku bisa bertemu lagi dengan ibuku." Zivena memberikan penjelasan kepada kakak sepupunya.     

Mendengar ucapan Zivena, entah kenapa, Voindra jadi tak enak hati. Harusnya dia ingat bahwa adik Jovano yang satu ini begitu penuh akan moral, tak akan cocok jika dibawa ke sebuah tempat seperti kelab malam.     

"Baiklah, baiklah, aku minta maaf apabila telah salah mengajakmu ke kelab malam." Voindra mengalah meski dia lebih tua. Kalau memang dia salah, tak peduli seberapa umur dia, tetap harus meminta maaf, bukan?     

Meminta maaf bukan hanya kewajiban bagi para junior, tapi senior pun demikian.     

"Tak apa, Kak. Aku saja yang terlalu kaget tadi, karena jarang melihat adegan semacam itu." Zivena memaksakan senyumnya. "Nah, aku sudah melihat rumah sakitnya. Kak Voi kalau ingin kembali ke kelab, tak apa, kok! Aku bisa melakukan ini sendiri."     

Voindra menggelengkan kepalanya. "Aku ingin melihat aksimu dengan mangsamu saja." Lalu dia terkekeh.     

Maka, Zivena dan Voindra mulai masuk ke dalam rumah sakit, masih menggunakan tubuh transparan mereka.     

Di dalam rumah sakit, berseliweran banyak grim reaper. Ada yang berwarna putih, hitam, bahkan kelabu dan cokelat.     

Zivena harus bernegosiasi dulu dengan para grim reaper yang hendak mencabut nyawa pasien yang sudah harus meninggal malam itu. Dengan membawa nama malaikat agung seperti Nafael dan Sang Sumber sebagai pemberi misi, maka negosiasi dimenangkan Zivena dengan mulus.     

Oleh karena itu, Zivena bisa menyelamatkan 2 pasien sekarat yang dijadwalkan meninggal malam itu.      

Kemudian, Zivena juga menyembuhkan 6 pasien koma di ruang ICU. Dia berhasil mengembalikan jiwa para pasien itu ke tubuh masing-masing dengan bujukan dan ucapan positif mengenai hidup, sehingga tak lama berselang, satu demi satu pasien di sana mulai sadar dari koma mereka.     

Voindra menyaksikan kinerja Zivena dengan raut takjub. "Zizi, kau keren sekali! Ya ampun, aku merasa diriku sangat receh saat ini. Duhai, aku malu!"      

Zivena hanya tersenyum kecil menanggapi pujian kakak sepupunya dan dia mengajak Voindra keluar dari tempat itu karena sudah tak ada pasien yang perlu dia selamatkan.     

Gadis remaja itu teringat akan Voindra yang dulu sangat tertutup dan tak banyak bicara. Sekarang, Voindra banyak berubah. Yah, semua makhluk tentunya memiliki perubahannya masing-masing. Mungkin nanti dia juga berubah, hanya saja, dia harap itu adalah perubahan yang menyenangkan dan baik.     

Setelah itu, Zivena dan Voindra mengunjungi 2 rumah sakit berikutnya. Usai melakukan misi kemanusiaan di rumah sakit terakhir, Zivena memiliki keputusan.     

"Kak Voi, ayo kita ke kelab malam lagi!" Zivena ternyata menyampaikan ini.     

Tentu saja Voindra terkejut. "Hah? Kok ke kelab malam lagi? Bukankah …."     

"Ini hadiah dariku karena Kakak sangat kooperatif sebagai pendampingku di 3 rumah sakit tadi. Yuk! Kita cari mangsa masing-masing di sana! Aku tadi di kelab malam, menemukan …." Lalu, Zivena menggunakan waktu perjalanan terbang santai dia untuk bercerita mengenai misi penyelamatan dia terhadap beberapa wanita yang hendak dijadikan korban pelecehan.     

Voindra tersenyum. Adik keponakannya ini memang sungguh seperti malaikat yang baik dan murni meski memiliki darah iblis lust.      

Tiba di kelab malam lainnya yang cukup besar dan ramai juga, mereka hanya cukup masuk begitu saja menggunakan tubuh transparan dan muncul dari WC dengan tubuh solid dengan pakaian selera masing-masing. Zivena masih dengan celana jins dan kaos lengan panjang pas tubuh, sedangkan Voindra tentu saja gaun mini yang menggoda mata.     

"Ayo, kita cari mangsa masing-masing!" seru Voindra sebelum dia dan Zivena berpisah di koridor.     

"Hu-um!" Zivena mengangguk tegas sambil mengulum senyumnya.      

Malam itu, mereka bisa bersenang-senang dengan cara masing-masing yang memang sesuai dengan gaya mereka.     

Tapi, benarkah begitu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.