Devil's Fruit (21+)

Nona Hantu Penyelamat



Nona Hantu Penyelamat

0Fruit 1524: Nona Hantu Penyelamat     
0

Zivena geram bukan main ketika dia masuk ke bilik yang dipakai 5 lelaki untuk membawa 2 wanita muda. Ternyata kelima lelaki itu memang hendak berbuat tak pantas pada kedua wanita tadi.     

Tanpa ragu, Zivena menghardik dan mengusir kelima lelaki tadi. Tapi, dia justru ditarik oleh salah satu dari mereka.     

"Wah, wah, ada bule! Ayo, sini gabung saja dengan kami, cantik!"      

Zivena tidak mengira akan diperlakukan begini ketika dia sudah semarah ini. Ingin sekali dia memukulkan energi dia ke 5 lelaki, tapi bila mereka sampai terluka dan mati, bukankah itu akan mengurangi poin yang dia dapatkan nantinya?     

Berpikir cepat, Zivena mendapatkan ide. Dia pernah melakukan ide ini dulu di negara lain, dan sepertinya bisa dia coba di sini.     

Karena bilik itu tertutup, maka Zivena sepertinya bisa melakukan trik itu.     

Ketika dia berlagak ingin pergi dan memunggungi mereka, tangannya terus ditarik.     

Mendadak saja, tangan yang dipegangi salah satu lelaki itu terlepas begitu saja.     

Ya, tangan Zivena terlepas dari tubuhnya.     

Para lelaki itu memekik kaget. Tapi suara mereka tentu tertimbun hiruk-pikuk suasana kelab malam.     

Saat kelima lelaki masih syok akan putusnya tangan Zivena, gadis itu menoleh ke arah para lelaki dan mereka tambah menjerit kaget sekaligus ketakutan.     

Bagaimana tidak? Zivena sudah mengubah wajahnya menjadi seseram hantu yang bisa dia bayangkan. Wajahnya dibuat hancur berdarah-darah dengan mata putih seluruhnya dan senyumnya lebar dari satu telinga ke telinga lainnya dengan gigi bertaring berlumuran darah.     

"Huwaaa!"     

"Mama! Dia hantu!"     

"Setaannn!"     

Zivena tertawa santai sambil mengambil tangannya lalu memasang kembali tangan itu. "Kenapa? Kalian ingin bersenang-senang denganku, kan?" Dia memberikan mimik senyum yang mengerikan.     

"Tidak! Tidak!"      

Akhirnya, kelima lelaki itu sudah tidak sanggup lagi dan bergegas lari keluar dari bilik itu, pontang-panting melajukan kaki secepat mungkin meninggalkan bilik.     

"Ada setan! Setaaann!"     

Salah satu dari mereka berteriak demikian saat di luar.     

Tentu saja teriakan kelima lelaki itu membuat orang di selasar jadi kaget dan penasaran.     

Segera saja, bilik tempat Zivena berada di buka oleh orang-orang.      

"Ada apa?" tanya Zivena yang telah kembali normal sebagai gadis remaja cantik berambut pirang keperakan. Dia menoleh bingung ke orang-orang yang berdiri berdesakan di ambang pintu.     

"Setan apanya? Jelas-jelas tak ada setan! Dasar mereka goblok!" Orang-orang bersungut-sungut seperti kena prank kelima lelaki tadi.     

"Ada apa, sih Kak? Aku sedang menemani teman-temanku ini." Zivena memberikan wajah polos keheranan.     

"Tak ada apa, Dik cantik!" Kemudian, orang-orang keluar dan menutup pintu bilik sambil mengomel mengenai kelima lelaki.     

Setelah mereka semua pergi, Zivena cukup menempelkan tangannya ke kedua wanita muda yang dibuat tak sadar, maka dalam beberapa detik saja, mereka sudah terbangun.     

"Ini? Ini di mana?" tanya wanita 1.     

"Kalian hendak dicabuli 5 lelaki, apakah kalian tahu?" Zivena menjawab.     

"Ahh! Ya! Mereka sialan! Padahal kami sudah menolak ajakan mereka ke hotel!" Wanita 1 kesal bukan main.     

"Erngghh … ini … ahh!" Wanita 2 terbangun. Dia lekas memeriksa pakaiannya dan menghela napas lega. "Aku pikir aku jadi korban pelecehan."     

"Tidak, hanya nyaris saja." Zivena menyahut wanita 2.     

"Tadi aku sudah curiga kenapa kepalaku mendadak saja pusing setelah minum jus yang mereka pesankan. Ternyata … dasar lelaki-lelaki brengsek! Padahal aku datang ke kelab hanya untuk menikmati suasana saja, tak ingin macam-macam!" Wanita 2 merutuk kesal.     

"Lain kali, kalau ingin menghindari lelaki pemangsa seperti mereka, jangan mau diajak bicara dan yang terpenting, jangan mau menerima minuman dari mereka." Zivena menasehati. "Ya sudah, aku pergi dulu. Lekas pulang saja kalian ke rumah masing-masing. Aku tidak bisa selamanya menjaga kalian."     

Setelah itu, Zivena benar-benar keluar dari bilik itu dan berjalan di selasar.     

Dia mencari Voindra di lantai disko, tapi tak ada. Mencari jejak menggunakan aura Voindra, tapi sepertinya itu di lantai atas. Apakah masih ada lantai atas?     

Zivena bertanya-tanya.     

Baiklah, dia akan—     

"Arghh! Tidak mau! Tidak mau! Aku tidak mau!" Telinga Zivena seperti mendengar sebuah suara wanita yang menolak dan menjerit.     

Segera, Zivena mengikuti arah suara itu berasal. Ternyata dari bilik paling pojok dari lantai 2.      

Brakk!     

Zivena membuka bilik itu dan melihat seorang wanita sudah ditelanjangi 3 lelaki yang ingin mencabulinya.     

Menarik napas dalam-dalam, Zivena harus sabar karena menjumpai kasus serupa hanya dalam waktu singkat. Apakah tempat semacam ini selalu menciptakan insiden itu dan itu saja? Pelecehan?     

"Halo, Nona bule cantik! Mari, mari bergabung dengan kami!" Salah satu dari ketiga lelaki muda melambaikan tangan ke Zivena.     

Zivena memperluas lautan kesabaran dia dan menutup pintu bilik sambil memunggungi mereka semua.     

Ketika Zivena berbalik badan, dia sudah berubah menjadi sosok menyeramkan.     

Seperti kasus kelima lelaki sebelumnya, ketiga lelaki ini juga berteriak-teriak panik melihat perubahan Zivena yang terlalu drastis, dari wanita cantik, mendadak mirip setan perempuan mengerikan.     

Tak pelak, ketiga lelaki itu kabur ketika Zivena sengaja berjalan ke arah mereka dan memberikan akses ke pintu bila mereka ingin kabur.     

"Mengajakku bergabung? Hi hi hi! Ayo saja kalau begitu!" Zivena terkikik mengerikan.     

Ketiga lelaki itu melihat akses ke pintu sudah ada, maka mereka bergegas lari keluar bilik sambil berteriak-teriak histeris seperti kelima lelaki tadi.     

Karena letak biliknya di pojok, tak ada banyak orang yang berdiri di depannya sehingga segelintir orang di luar bilik hanya menatap heran dan mengabaikan saja teriakan ketiganya.     

"Argh! Jangan! Jangan makan aku, nona hantu!" Wanita itu meraih pakaiannya untuk menutupi tubuh telanjangnya.     

Zivena mendesah dan berlagak dia melepas topeng yang menempel di mukanya, "Aku hanya memakai topeng saja, lihatlah!" Dia memperlihatkan topeng kulit sintetis ke wanita itu.     

Karena memang begitu adanya, si wanita pun mendesah lega. "Ya ampun, aku sampai nyaris jantungan, Miss!" Wanita itu bergegas memakai bajunya kembali. "Topeng Miss keren sekali!"     

"Ha ha! Tentu saja! Aku ini paling suka menghukum lelaki mesum dengan topengku ini." Zivena berlagak memasukkan topeng yang dia lipat ke kantong celananya, padahal itu masuk ke cincin ruang dia.      

Ilmu sihir jika digunakan untuk hal kebaikan, ternyata keren juga, demikian batin Zivena.     

"Kenapa kau sampai bersama mereka?" tanya Zivena sambil menunggu wanita itu selesai memakai bajunya.     

"Mereka itu hendak beli rokok yang aku tawarkan. Aku SPG di sini, tapi ternyata mereka sejahat itu, menarik dan melecehkan aku seperti tadi." Wanita itu muram seketika.     

"Carilah pekerjaan lain di tempat yang aman untuk wanita." Zivena menasehati.     

"Sudah begitu banyak pekerjaan yang aku coba, tapi banyak gagal dan SPG ini adalah pekerjaan terakhir yang bisa aku pertahankan. Sungguh tidak mudah mencari pekerjaan bagi wanita muda sepertiku." Wanita itu berkeluh-kesah.     

"Hm, ya sudah, berhati-hatilah dan jangan asal masuk ke bilik seperti ini sendirian saja, ajak teman lelaki atau apa." Setelah itu, Zivena keluar dari bilik tersebut.     

Dia hendak mencari keberadaan Voindra.     

Lantai 3.      

Zivena naik ke lantai paling atas dan di atas hanya ada beberapa ruangan tertutup, benar-benar tertutup.      

Di salah satu ruangan, Zivena mengendus bau aura Voindra. Dia membuka pintu itu dan pemandangan luar biasa yang dia dapatkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.